BAB III GAMBARAN UMUM OBSERVATORIUM BOSSCHA
3.1 Sejarah Observatorium
Bosscha
Observatorium Bosscha yang dikelola oleh Institut Teknologi Bandung ITB adalah Observatorium canggih yang diresmikan pada 1 Januari 1923 oleh Gubernur Jenderal D.
Fock dengan Dr. Joan George Erardus Gijsbertus Voute 7 Juni 1879-20 Agustus 1963. Pembangunan observatorium ini sendiri menghabiskan waktu kurang lebih 5 tahun sejak
tahun 1923 sampai dengan tahun 1928. Observatorium Bosscha juga merupakan sebuah lembaga penelitian dengan program-progran spesifik yang dilengkapi dengan berbagai
fasilitas pendukung yang tidak kalah canggih dengan yang dimiliki negara-negara lain. Publikasi internasional pertama Observatorium Bosscha dilakukan pada tahun 1933. Namun
kemudian observasi terpaksa dihentikan dikarenakan sedang berkecamuknya Perang Dunia II. Setelah perang usai, dilakukan renovasi besar-besaran pada observatorium ini karena
kerusakan akibat perang hingga akhirnya observatorium dapat beroperasi dengan normal kembali.
Bosscha adalah penggagas dan sekaligus donator utama pendirian obsevatorium tersebut. Ia dilahirkan di s’Gravenhage, Belanda, pada tanggal 15 Mei 1865. Sebagai raja teh
di Priangan yang ulet dan sukses, Bosscha menyisihkan keuntungannya untuk kemajuan ilmu pengetahuan dan kemanusiaan di negeri jajahan. Ia meninggal pada tanggal 26 November
1928, dimakamkan di tengah hutan kecil yang terletak di tengah perkebunan teh Malabar, sebuah daerah yang terletak di kecamatan Pangalengan, dan fasilitas nya seperti pabrik, pusat
Universitas Sumatera Utara
listrik tenaga mikrohidro, perumahan karyawan, serta rumah tempat tinggalnya hingga kini masih dipelihara baikk oleh PT Perkebunan Nusantara VIII.
Gagasan mendirikan observatorium bergulir dengan berdirinya Nederlandch Indische Strrenkundige Vereenigingl NISV perhimpunan Ilmu Astronomi Hindia Belanda. Gagasan
itu terwujud, ketika akhirnya tepat pada tanggal 7 Juni 1928 teleskop besar dan teleskop Banberg 37 cm yangdidatangkan dari Askania Werk Meridian Circle di Jerman dan Carl
Zeiss Jena double Refraktor diserahkan oleh Bosscha kepada NISVdengan disaksikan Gubernur Jenderal Jhr. Mr. A.C.D. De Graeff. Nrsamaan dengan itu, Departemen Angkatan
Laut Hindia Belanda member subsidi tahunan sebesar Nf 18.000. sayang, beberapa saat setelah instalasi teleskop double refraktor zeiss selesai dipasang, KAR Bosscha meninggal.
Gajah mati meninggalkan gading, harimau mati meninggalkan belang, dan manusia mati meninggalkan nama. Demikianlah atas jasa-jasanya dalam ilmu pengetahuan, nama
sang pionir obsevatorium tersebut diabadikan menjadi “Obsevatorium Bosscha”. Keponakannya, Rudolf A. Kerkhoven, yang lahir di Arjasari pada tanggal 27 Agustus 1879
diangkat menjadi ketua NISV berikutnya. Tidak sedikit sumbangan pemikiran dan dana yang diberikannya. Namun, pada akhir tahun 1934, Kerkhoven mengundurkan diri Karen alasan
kesehatan. Setelah berobat di negeri Belanda, ia meninggal pada tanggal 6 februari 1940. Pada pertengahan desember 2007, namanya diabadikan pada ruang pertemuan Obsevatorium
Bosscha. Melalui artefak di ruang ini. Pengunjung diajak menyusuri awal perkembangan astronomi sejak awal era Hindia Belanda. Salah satu diantarnya adalah teleskop kuno yang
merupakan peralatan astronomi saat itu. Beberapa nama berikut pernah menjabat sebagai direkturkepala :
Universitas Sumatera Utara
1. 1923 - 1940: Dr. Joan Voûte
2. 1940 - 1942: Dr. Aernout de Sitter
3. 1942 - 1946: Prof. Dr. Masashi Miyaji
4. 1946 - 1949: Prof. Dr. J. Hins
5. 1949 - 1958: Prof. Dr. Gale Bruno van Albada
6. 1958 - 1959: Prof. Dr. O. P. Hok dan Santoso Nitisastro pejabat sementara
7. 1959 - 1968: Prof. Dr. The Pik Sin
8. 1968 - 1999: Prof. Dr. Bambang Hidayat
9. 1999 - 2004: Dr. Moedji Raharto
10. 2004 - 2006: Dr. Dhani Herdiwijaya
11. 2006 - 2010: Dr. Taufiq Hidayat
12. 2010 - sekarang: Dr. Hakim Luthfi Malasan
3.2 Gambaran umum