3.6 Meningkatkan Kecerdasan Emosional EQ Pada Sekretaris
Goleman mengatakan bahwa dalam meningkatkan kecerdasan emosional EQ sangat berbeda dengan IQ yang pada umumnya tidak berubah selama kita
hidup. Bila kemampuan kognitif relatif tidak berubah, kecakapan emosi dapat dipelajari kapan saja. Tidak peduli orang yang tidak peka, pemalu, pemarah,
kikuk atau sulit bergaul dengan orang lain, dengan motivasi dan usaha yang benar kita dapat mempelajari dan menguasai kecakapan emosi Goleman, 2001:20.
Melalui kecerdasan emosi yang terasah, seorang sekretaris bisa menjalankan tugasnya sebagai ujung tombak pimpinan dengan lebih baik atau
secara profesional, dapat menjaga rahasia, melakukan tugasnya sehari-hari, serta memimpin rekan kerja tanpa selalu mengikuti suasana hatinya, walaupun dirinya
sedang dalam keadaan marah, benci, sedih, putus asa ataupun bahagia. Seorang sekretaris harus dapat mempertahankan harga dirinya ataupun citra dirinya agar
tidak dinilai sebagai sekretaris yang pemarah, tidak sabar dalam menghadapi masalah di lingkungan kerja. Dalam dunia usaha, sangat penting bagi seorang
sekretaris untuk dapat meningkatkan kecerdasan emosinya terutama dalam segi interpersonal relationship, mendeteksi konflik, dan sensivitas kerja A.B.
Susanto, 2001: 22 Seorang sekretaris juga perlu memperhatikan kecerdasan emosional,
diantaranya yaitu : a.
Meningkatkan profesionalisme kerja dan lingkungan kerja yang nyaman . b.
Mampu menggunakan emosi secara efektif untuk mencapai tujuan pengendalian emosi.
c. Memahami emosi orang lain.
Universitas Sumatera Utara
3.7 Manfaat Kecerdasan Emosional Dalam Aktivitas Kerja Sekretaris
Pada Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sumatera Utara
Manfaat dari kecerdasan emosional sangat banyak sekali, karena ketika sekretaris merasa bahagia dan merasa bahwa hidup sekretaris sudah sukses,
kecerdasan emosional yang membantu sekretaris dalam melaksanakan pekerjaan, karena kecerdasan emosional ini memiliki peran penting dalam kehidupan
sekretaris yaitu untuk memberikan motivasi, kesadaran diri, kebahagian, rasa, empati, simpati dan yang lainnya. Sekretaris yang cerdas emosinya akan mampu
mengenali keadaan emosional sendiri dan keadaan emosional orang lain. Oleh karena itu, jika sekretaris memiliki kecerdasan emosional yang baik,
sekretaris bisa memiliki kemampuan berkomunikasi lebih baik, membentuk hubungan yang lebih kuat dengan orang disekitar, bisa lebih mudah mencapai
sukses, saat kerja sekretaris akan mampu untuk mengatasi persoalan dengan baik, tanggap dalam segala sesuatu, dan tentunya dalam menjalani aktivitas kerja
sekretaris akan merasa lebih baik dan semakin baik lagi. Kecerdasan emosional sangat penting bagi kehidupan sekretaris karena itu
adalah salah satu kunci sukses dalam hidupnya. Cara terbaik untuk mengembangkan keterampilan emosional sekretaris adalah melalui praktek dalam
kehidupan sehari-hari sehingga sekretaris kemudian dapat menjadi lebih efisien
dalam mengenali dan mengelola emosi sekretaris serta emosi orang lain.
Aktivitas kerja Sekretaris pada Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sumatera Utara adalah keseluruhan kegiatan kerja yang dilaksanakan pada kantor
tersebut. Kepala kantor wilayah Kakanwil dalam menjalankan tugasnya Pemimpin Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sumatera Utara dibantu
oleh seorang Sekretaris dan seorang Kepala Bagian Tata Usaha yang mengkoordinir bagian-bagian yang ada pada kantor Wilayah Kementerian Agama
provini sumatera utara seperti Sub Bagian Perencanaa Dan Keuangan, Subbag Organisasi, Tata Laksana Ortala dan Kepegawaian, Sub Bagian Hukum dan
Universitas Sumatera Utara
Kerukunan Umat Beragama KUB, Sub Bagian Informai dan Humas, dan Sub
Bagian Umum.
Walaupun setiap bagian tidak berkaitan secara tertulis dalam menjalankan aktivitas kerja, namun harus tetap berkomunikasi satu dengan lainnya. Manfaat
kecerdasan emosional dalam aktivitas kerja sekretaris pada Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sumatera Utara dapat dijelaskan menurut aktivitas
kerja, yaitu : 1.
Aktivitas kerja yang berkaitan dengan pendelegasian tugas dari kepala bidang. Setiap aktivitas kerja yang disusun dalam rencana kegiatan pada Kantor Wilayah
Kementerian Agama Provinsi Sumatera Utara terdapat pendelegasian tugas dari kepala bidang kepada Sekretaris dan kepada setiap kepala seksi, dan dari kepala
seksi kepada para pegawai di masing-masing seksi. Dalam pendelegasian tugas tersebut terkait dengan individu-individu yang berbeda karakter yang memiliki
pemikirannya sendiri, untuk itu agar tidak menimbulkan kesalahpahaman atau konflik dalam pendelegasian tugas sekretaris harus memiliki kecerdasan
emosional kesadaran diri, pengaturan diri, dan motivasi. Kecerdasan emosional kesadaran diri bermanfaat untuk mengetahui kemampuan diri sekretaris dalam
menerima tugas yang diberikan, kecerdasan emosional pengaturan diri bermanfaat dalam mengelola diri dan mengekspresikan emosi sekretaris dalam
pelaksanaan tugas, serta kecerdasan emosional motivasi bermanfaat untuk menggerakkan dan menuntun diri sekretaris menuju sasaran dengan adanya
sikap optimis dan semangat ingin maju. Sekretaris Kantor Wilayah Kementrian Agama Provinsi Sumatera Utara memiliki kecerdasan emosional kesadaran diri,
Universitas Sumatera Utara
kecerdasan emosional pengaturan diri, ataupun kecerdasan emosional motivasi yang tercermin.
2. Aktivitas kerja yang berkaitan dengan kerja sama tim.
Dalam pelaksanaan rencana kegiatan sekretaris pada Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sumatera Utara tidak boleh ditangani oleh satu
orang saja, melainkan harus dilakukan secara bersama- sama atau dengan kata lain bekerja secara tim. Tim tersebut memang dibentuk berdasarkan rencana kegiatan
dimasing-masing bidang, namun dalam pelaksanaannya sekretaris yang terkait langsung dalam rencana kegiatan juga tetap melibatkan para pegawai lain dari
seksi yang berbeda ataupun bidang yang berbeda. Hubungan yang baik tersebut dapat terjalin apabila komunikasi lancar, untuk mencapai sebuah komunikasi
lancar tersebut dibutuhkan kecerdasan emosional dan keterampilan sosial. Dengan adanya keterampilan sosial, sekretaris dapat menangani emosi dengan baik ketika
berhubungan dengan orang lain dan dapat dengan cermat membaca situasi, berinteraksi dengan lancar, bermusyawarah dan menyelesaikan perselisihan, dan
untuk bekerja sama. Kecerdasan emosional keterampilan sosial dapat menjadikan jalinan kerjasama dan jalinan komunikasi dapat berjalan dengan baik, dan jika
dilihat dari kesuksesan setiap acara sesuai dengan rencana kegiatan, maka dapat dikatakan sekretaris Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sumatera
Utara telah memiliki kecerdasan emosional keterampilan sosial. 3.
Aktivitas kerja sekretaris yang berkaitan dengan pelayanan, bimbingan, dan pembinaan kepada masyarakat umum.
Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sumatera Utara dalam pelaksanaan aktivitas kerja sekretaris yang berhubungan dengan pelayanan, bimbingan, dan
Universitas Sumatera Utara
pembinaan kepada masyarakat umum selalu berkaitan dengan perwakilan masyarakat dari setiap kabupatenkota se- Sumatera Utara. Setiap perwakilan
masyarakat dari setiap kabupatenkota tersebut tentunya mempunyai karakter yang berbeda-beda dan mempunyai masalahnya masing-masing, untuk itu
sekretaris pada Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sumatera Utara membutuhkan kecerdasan emosional empati. Dimana Empati maksudnya adalah
kemampuan untuk menyelaraskan diri dengan bermacam-macam orang, peka terhadap orang lain, dan pengertian atas masalah orang lain. Sekretaris pada
Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sumatera Utara memiliki kecerdasan emosional empati ketika pelaksanaan rencana kegiatan yang
melibatkan perwakilan dari setiap kabupatenkota ataupun individu yang datang dengan keperluannya sendiri. Sekretaris peka dan mengerti atas masalah individu
ataupun para perwakilan tersebut.
Universitas Sumatera Utara
39
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN