24
bermasyarakat dapat menyesuaikan dengan pribadi Nabi Muhammad SAW.
30
Budi Utomo mengambil peran dalam proses permohonan pendirian Muhammadiyah kepada pemerintah. Setelah melalui berbagai pertemuan, pematangan rencana dan berbagai
persiapan membentuk organisasi, akhirnya pada 18 November 1912 berdiri gerakan Islam bernama Muhammadiyah.
Dengan menisbahkan diri pada keteladanan Nabi Muhammad SAW, Muhammadiyah berusaha
menghidupkan ajaran Islam yang murni dan otentik dengan tujuan memahami dan melaksanakan agjaran Islam yang telah dicontohkan Nabi.
31
3. Landasan Ideal Muhammadiyah
Setelah menerima permohonan dari Budi Utomo mengenai berdirinya Muhammadiah, Gubernur Jenderal meminta pertimbangan dan saran empat penguasa
lembaga terkait, yaitu residen Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono VII; Pepatih Dalem Sri Sultan Sri Sultan Hamengku Buwono VII; dan ketua penghulu Haji Muhammad Kholil
Kamaludiningrat. Hasil rapat tersebut memberikan izin pendirian organisasi Muhammadiyah.dengan
keluarnya izin tersebut, maka Muhammadiyah secara resmi berdiri. Organisasi ini berdiri dengan tujuan awal menyebarkan ajaran agama Islam kepada seperti yang diajarkan Nabi Muhammad
SAW kepada penduduk bumiputera, di dalam residensi Yogyakarta dan memajukan hal Islam kepada anggota-anggotanya. Tujuan ini dari waktu ke waktu mengalami perbaikan setelah
mengalami perkembangan dengan berdirinya cabang-cabang di Jawa, Sumatera, Sulawesi, Kalimantan, Nusa Tenggara dan daerah lainnya.
a. Muqaddimah Anggaran Dasar Muhammadiyah
30
Ibid, hlm. 79.
31
Ibid. hlm. 80.
Universitas Sumatera Utara
25
Muqaddimah Anggaran Dasar Muhammadiyah merupakan rumusan konsepsi yang bersumber pada Al-Quran dan Al-Sunnah tentang pengabdian manusia. Muqaddimah Anggaran
Dasar Muhammadiyah ini menjiwai dan menghembuskan semangat pengabdian dan perjuangan ke dalam tubuh dan seluruh gerak organisasi Muhammadiyah. Matan Muqaddimah Anggaran
Dasar Muhammadiyah secara lengkap antara lain sebagai berikut: “Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pemurah dan Penyayang segala puji bagi
Allah yang mengasuh semua alam; yang Maha Pemurah dan Maha Penyayang, yang memegang pengendalian pada hari kemudian. Hanya kepada Engkau, hamba menyembah dan hanya
kepada Engkau hamba mohon pertolongan. Berilah petunjuk kepada hamba akan jalan yang lempang; jalan orang-orang yang telah engkau beri kenikmatan; yang tidak dimurkai dantidak
tersesat.” Al-Qur’an Surat al-Fatihah. “Saya ridla bertuhan kepada Allah, beragama kepada Islam dan bernabi kepada
Muhammad Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam.” Amma Ba’du, bahwa sesungguhnya ketuhanan itu adalah hak Allah semata-mata,
bertuhan dan beribadah serta tunduk dan taat kepada Allah adalah satu-satunya ketentuan yang wajib atas tiap-tiap Makhluk, terutama Manusia.
Hidup bermasyarakat itu adalah sunnah hukum qudrat-iradat Allah atas kehidupan manusia di dunia ini.
Masyarakat yamh sejahtera, aman, damai, makmur dan bahagia hanya dapat diwujudkan di atas keadilan, kejujuran, persaudaraan dan gotong royong, bertolong-tolongan dengan
bersendikan hukum Allah yang sebenar-benarnya, lepas dari pengaruh syaitan dan hawa nafsu.
Universitas Sumatera Utara
26
Agama Allah yang dibawa dan diajarkan oleh sekalian Nabi yang bijaksana dan berjiwa suci, adalah satu-satunya pokok hukum dalam masyarakat yang utama dan sebaik-baiknya.
Menjunjung tinggi hukum Allah lebih dari hukum yang manapun juga, adalah kewajiban mutlak bagi tiap-tiap orang yang mengaku bertuhan kepada Allah.
Agama Islam adalah agama Allah yang dibawa oleh sekalian Nabi, sejak Nabi Adam sampai Nabi Muhammad SAW dan diajarkan kepada umatnya masing-masing untuk
mendapatkan hidup bahagia dunia dan akhirat. Syahdan, untuk menciptakan masyarakat yang bahagia dan sentosa tersebut, tiap-tiap
orang, terutama ummat Islam ummat yang yang percaya akan Allah dan hari kemudian, wajiblah mengikuti jejak sekalian Nabi yang suci; beribadah kepada Allah dan berusaha segiat-giatnya
mengumpulkan segala kekuatan dan menggunakannya untuk menjelmakan masyarakat itu di dunia, dengan niat yang murni-tulus dan ikhlas karena Allah semata-mata dan hanya
mengharapkan karunia Allah dan ridla-Nya belaka, serta mempunyai rasa tanggung jawab di hadlirat Allah atas segala perbuatannya; lagi pula harus sabar dan tawakkal bertabah hati
menghadapi segala kesukaran atau kesulitan yang menimpa dirinya, atau rintangan yang menghalangi pekerjaannya, dengan penuh pengharapan akan perlindungan dan pertolongan
Allah yang maha kuasa. Untuk melaksanakan terwujudnya masyarakat yang demikian itu, maka dengan berkat
dan rahmat Allah didorong oleh firman Allah dalam Qur’an: Adakah dari kamu sekalian, golongan yang mengajak kepada ke-Islaman, menyuruh kepada
kebaikan dan mencegah daripada keburukan. Mereka itulah golongan yang beruntung dan berbahagia QS. Ali Imran: 104.
Universitas Sumatera Utara
27
Pada tanggal Dzulhijjah 133 Hijriyah atau 18 Nopember 1912 Miladiyah, oleh Almarhum KH.A. Dahlan didirikan suatu persyarikatan sebagai “gerakan Islam” dengan nama
“MUHAMMADIYAH” yang disusun dengan Majlis-majlis Bahagian-bahagiannya, mengikuti peredaran zaman serta berdasarkan “syura yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam
permusyawaratan atau Muktamar. Kesemua itu perlu untuk menunaikan kewajiban mengamalkan perintah-perintah Allah
dan mengikuti sunnah Rasul-Nya, Nabi Muhammad SAW guna mencapai masyarakat yang sentosa dan bahagia, disertai nikmat dan rahmat Allah yang melimpah, sehingga merupakan:
Suatu negara yang indah, bersih, suci dan makmur di bawah perlindungan Tuhan yang Maha Pengampun QS. AS-Saba’ :15.
Maka dengan Muhammadiyah ini, mudah-mudahan umat Islam dapatlah diantar ke pintu gerbang syurga “Jannatun Na’im” dengan keridlaan Allah yang Rahman dan Rahim.
b. Kepribadian Muhammadiyah