Civil Society Kerangka Teori 1. Kepentingan Politik

18

6.3. Civil Society

Civil society sering diterjemahkan dengan masyarakat kewarganegaraan atau masyarakat madani. Pengelompokannya antara lain pada organisasi sosial dan keagamaan, lembaga swadaya masyarakat, organisasi sosial dan keagamaan, paguyuban-paguyuban, dan juga kelompok- kelompok kepentingan. 25 Menurut Tocqueville Civil society dalam konsep Tocqueville dimana masyarakat hidup dalam tatanan komunal, tidak tergantung dari campur tangan negara, dapat mengorganisasikan kebutuhannya sendiri dan hanya terikat dalam aturan-aturan lokal. Negara masih dibutuhkan kekuasaannya tetapi harus diminimalisir dan dikontrol. Tatanan civil society dapat ditemukan pada asosiasi, yaitu sekelompok individu dalam masyarakat yang meyakini suatu doktrin atau kepentingan tertentu dan memutuskan untuk merealisasikan doktrin atau kepentingan tersebut. Dalam pemikirannya, civil society memiliki kapasitas politik yang cukup tinggi sehingga mampu menjadi kekuatan penyeimbang terhadap kecenderungan intervensi negara atas warga negara. Namun, civil society hanya menjadi entitas pressure group, tidak berusaha untuk mencari, mempertahankan dan merebut kekuasaan. 26 25 Hikam, Op.Cit, hlm. 3. 26 Ibid. civil society merupakan sebuah wilayah-wilayah kehidupan sosial yang terorganisasi dan bercirikan antara lain kesukarelaan voluntary, keswasembadaan self- generating, dan keswadayaan self-suporting, kemandirian tinggi berhadapan dengan negara, dan keterikatan dengan norma-norma atau nilai-nilai hukum yang diikuti oleh warganya. Sebagai sebuah ruang politik, civil society adalah suatu wilayah yang menjamin berlangsungnya prilaku, tindakan dan refleksi mandiri, tidak terkungkung oleh kondisi kehidupan material, dan tidak terserap di dalam jaringan-jaringan kelembagaan politik resmi. Di dalamnya tersirat pentingnya Universitas Sumatera Utara 19 suatu ruang publik yang bebas the free public sphere, tempat dimana transaksi komunikasi yang bebas bisa dilakukan oleh warga masyarakat. Civil society setidaknya memiliki tiga ciri utama, 27 1 Adanya kemandirian yang cukup tinggi dari dari individu-individu dan kelompok- kelompok masyarakat, utamanya ketika berhadapan dengan negara. antara lain: 2 Adanya ruang publik yang bebas sebagai wahana bagi keterlibatan politik secara aktif dari warga negara melalui wacana yang berkaitan dengan kepentingan publik. 3 Adanya kemampuan membatasi kuasa negara agar tidak intervensionis Dari pemaparan tersebut, cukup jelas bahwa civil society menyiratkan kemandirian dan kematangan politis. Civil society terwujud dalam organisasi dan asosiasi yang dibuat di luar penaruh negara. Civil society dapat diartikan sebagai pengelompokkan dari anggota-anggota masyarakat sebagai warga negara mandiri yang dengan bebas dan egaliter bertindak aktif dalam wacana mengenai segala hal yang berkaitan dengan masalah kemasyarakatan pada umumnya. Hal ini menyiratkan keharusan adanya kebebasan dan keterbukaan untuk berserikat, berkumpul, dan mengeluarkan pendapat serta kesempatan yang sama dalam mempertahankan kepentingan- kepentingan di tempat umum. 7. Metode Penelitian 7.1. Jenis Penelitian Metode penelitian yang digunakan penulis dalam penelitian ini menggunakan metode deskripstif. Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang menggambarkan berdasarkan fakta serta data yang ada yang dianggap sebagai argumentasi terhadap suatu penelitian serta dapat dipertanggungjawabkan dengan baik. Metode penelitian deskriptif dilakukan dengan 27 Ibid., hlm. 217. Universitas Sumatera Utara