tersebut, dengan syarat penjualan itu dilakukan melalui dua orang broker yang ahli untuk itu.
C. Keberadaan Gadai dalam Pengurusan dan Pemberesan Harta Pailit
Gadai diatur dalam Bab XX Buku II KUHPerdata Pasal 1150 KUHPerdata sampai dengan Pasal 1160 KUHPerdata. Karena benda-benda yang digadaikan
menyangkut benda-benda bergerak, maka ketentuan pasal-pasal tersebut dinyatakan masih berlaku. Berdasarkan rumusan tersebut maka gadai pada
dasarnya adalah suatu hak jaminan kebendaan atas benda bergerak tertentu milik debitur atau seseorang lain dan bertujuan tidak untuk memberi kenikmatan atas
benda tersebut melainkan untuk memberi jaminan bagi pelunasan hutang orang yang memberikan jaminan tersebut.
Benda-benda itu khusus disediakan bagi pelunasan hutang si debitur atau pemilik benda. Bahkan gadai memberi hak untuk didahulukan dalam pelunasan
hutang bagi kreditur tertentu setelah terlebih dahulu didahulukan dari biaya untuk lelang dan biaya menyelamatkan barang-barang gadai yang diambil dari hasil
penjualan melalui pelelangan umum atas barang-barang yang digadaikan, serta memberi wewenang bagi si kreditur untuk menjual sendiri benda-benda yang
dijaminkan. Sebagai hak kebendaan, hak gadai selalu mengikuti objek atau barang-
barang yang digadaikan dalam tangan siapapun berada. Penerima gadai mempunyai hak untuk menuntut kembali barang-barang yang digadaikan yang
telah hilang atau dicuri orang dari tangannya dari tangan siapapun barang-barang yang digadaikan itu ditemukan dalam jangka waktu 3 tiga tahun. Hal ini dapat
Universitas Sumatera Utara
disimpulkan dari ketentuan dalam Pasal 1152 ayat 3 KUHPerdata, menyatakan: Apabila, namun itu barang tersebut hilang dari tangan penerima gadai ini atau
dicuri daripadanya, maka berhaklah ia menuntutnya kembali sebagaimana disebutkan dalam Pasal 1977 ayat 2 KUHPerdata, sedangkan apabila barang
gadai didapatnya kembali, hak gadai dianggap tidak pernah hilang. Pasal 1152 ayat 3 Kitab Undang-undang Hukum Perdata ini mencerminkan adanya sifat
droit de suite, karena hak gadai terus mengikuti bendanya di tangan siapapun. Demikian juga didalamnya terkandung hak menggugat karena penerima gadai
berhak menuntut kembali barang yang hilang tersebut. Sejak dinyatakan pailit kurator mempunyai kedudukan penuh terhadap
harta si pailit dalam arti kata kurator mengurus harta pailit, karena si debitur kehilangan kecakapan terhadap harta kekayaannya personal standi iudicio.
Namun kewenangan debitur sebagai pribadi sebagai person dalam bidang personenrecht tetapa ada. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa si pailit
masih diperkenankan untuk melakukan perbuatan-perbuatan hukum, walaupun tidak seluruhnya. Misalnya perbuatan perjanjian, apabila dengan perbuatan ini
akan memberikan keuntungan bagi hartaboedel pailit. Apabila perjanjian atau perbuatan ini akan merugikan boedel, maka kerugian tidak mengikat boedel.
58
58
Rahayu Hartini, Hukum Kepailitan Edisi Revisi Berdasarkan UU No 37 tahun 2004 tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang Malang: Percetakan
Universitas Muhammadiyah, 2008, hlm. 37.
Universitas Sumatera Utara
92
BAB IV PEMBEBANAN HARTA PAILIT DENGAN GADAI