Hambatan-Hambatan Penyelesaian Utang Debitur Melalui Pembebanan

C. Hambatan-Hambatan Penyelesaian Utang Debitur Melalui Pembebanan

Harta Pailit dengan Gadai Hambatan-hambatan penyelesaian utang debitur melalui pembebanan harta pailit dengan gadai antara lain: 1. Belum ada dana untuk biaya pengurusan dan pemberesan harta pailit. Penyelesaian suatu kepailitan membutuhkan dana yang tidak sedikit, begitu kurator menerima putusan pernyataan pailit dari Pengadilan Niaga dalam waktu yang relatif pendek harus mempersiapkan dana untuk pengumuman ikhtisar putusan pernyataan pailit dan batas akhir pengajuan tagihan krediturpenyelenggaraan rapat pencocokan piutang. Pengumuman diatur dalam Pasal 15 ayat 4 dan Pasal 114 tersebut memerlukan dana lebih dari Rp.10.000.000,- sepuluh juta rupiah dan dalam anggaran rutin Balai Harta Peninggalan tidak ada posnya. UUK dan PKPU sebenarnya sudah mengantisipasi kemungkinan adanya kesulitanhambatan bagi Kurator dalam pembiayaan untuk melaksanakan tugas pengurusan dan pemberesan harta pailit dengan adanya Pasal 107 ayat 1 tersebut di atas. Pelaksanaan dilapangan menjual harta pailit memerlukan waktu karena dituntut menjual dengan harga maksimal agar tidak merugikan harta pailit, selain itu harus ada izin Hakim Pengawas yang berarti untuk mendapatkan izin tersebut juga memerlukan waktu sedangkan dana tersebut harus segera dipenuhi. 2. Debitur pailit tidak kooperatif. Kurator membutuhkan data tentang aset debitur untuk membuat pencatatan harta pailit sebagaimana diatur dalam Pasal 100 ayat 1 UUK dan Universitas Sumatera Utara PKPU yang menyatakan: “Kurator harus membuat pencatatan harta pailit paling lambat 2 dua hari setelah menerima putusan pengangkatannya sebagai kurator.” Debitur pailit yang tidak kooperatif memberikan data asetnya akan mempersulit kurator dalam pembuatan pencatatan harta pailit. Debitur pailit yang tidak hadir dalam rapat pencocokan piutang yang telah ditetapkan penyelenggaraannya akan berakibat ditundanya rapat pencocokan piutang. Berdasarkan Pasal 121 ayat 1 kehadiran debitur pailit adalah wajib, sehingga jika Debitur pailit tidak hadir pada rapat pencocokan piutang, maka rapat tidak dapat diteruskan dan Hakim Pengawas akan menundanya. Tertundanya rapat pencocokan piutang akan menambah lama penyelesaian kepailitan. 3. Debitur Pailit menjualmenyembunyikan asetnya sebelum dinyatakan pailit. Tugas kurator adalah melakukan pengurusan danatau pemberesan harta pailit, sehingga apabila terdapat aset debitur Pailit yang telah dijual sebelum kepailitan, kurator harus mengurus kapan penjualannya dan kepada siapa aset tersebut dijual. Penelusuran aset debitur yang telah dijualdisembunyikan dan proses pembatalannya memerlukan waktu yang lama dan biaya yang banyak, hal ini jelas menjadi hambatan dalam penyelesaian utang debitur terhadap kreditur melalui kepailitan. Universitas Sumatera Utara 103

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Dokumen yang terkait

Kewenangan Kurator Dalam Meningkatkan Harta Pailit Debitur Dalam Hukum Kepailitan Indonesia

18 131 111

Analisis Yuridis Permohonan Pernyataan Pailit Terhadap Bank Oleh Bank Indonesia Dalam Undang-Undang No. 37 Tahun 2004 Tentang Kepailitan Dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang

3 72 165

Akibat Hukum Kepailitan Terhadap Harta Warisan Ditinjau Dari Undang-Undang No. 37 Tahun 2004 Tentang Kepailitan Dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang

24 183 81

Tanggung Jawab Balai Harta Peninggalan dalam Pengurusan dan Pemberesan Harta Pailit Menurut Undang-undang Nomor 4 Tahun 1998.

0 4 6

Perlindungan Hukum Terhadap Kurator Dalam Melaksanakan Tugas Mengamankan Harta Pailit Dalam Praktik Berdasarkan Kajian Undang-undang Nomor 37 Tahun 2004 Tentang Kepailitan Dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang.

1 3 18

Pertanggungjawaban Kurator atas Kesalahan atau Kelalaiannya dalam Pengurusan dan Pemberesan Harta Pailit ditinjau dari Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004 tentang Kepailitan dan PKPU.

0 1 2

Pembebanan Harta Pailit Dengan Gadai Dalam Pengurusan Harta Pailit Menurut Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004 Tentang Kepailitan Dan Penundaankewajiban Pembayaran Utang

0 10 50

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Pembebanan Harta Pailit Dengan Gadai Dalam Pengurusan Harta Pailit Menurut Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004 Tentang Kepailitan Dan Penundaankewajiban Pembayaran Utang

0 0 15

BAB II PUTUSAN PAILIT MENURUT UNDANG-UNDANG NO. 37 TAHUN 2004 TENTANG KEPAILITAN DAN PENUNDAAN KEWAJIBAN PEMBAYARAN UTANG A. Pengertian Pailit - Analisis Yuridis Putusan Pailit Terhadap PT. Telkomsel Tbk.

0 1 31

JURNAL ILMIAH RENVOI DALAM KEPAILITAN MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 37 TAHUN 2004 TENTANG KEPAILITAN DAN PENUNDAAN KEWAJIBAN PEMBAYARAN UTANG

0 0 16