Tanggungjawab Kurator dalam Pengurusan dan Pemberesan Harta

kreditur-kreditur ini masih mempunyai hak untuk menuntut pemenuhan kembali sisa piutangnya tersebut.

D. Tanggungjawab Kurator dalam Pengurusan dan Pemberesan Harta

Pailit Kurator menurut kamus besar bahasa Indonesia adalah pengurus dan pengawasan atas harta benda orang lain. 38 Menurut UUK dan PKPU, yang dimaksud dengan Kurator adalah Balai Harta Peninggalan atau orang perseorangan yang diangkat oleh Pengadilan Niaga untuk mengurus dan membereskan harta Debitur Pailit di bawah pengawasan Hakim Pengawas Pasal 1 angka 5. Dalam menjalankan tugasnya kurator tidak sekedar bagaimana menyelamatkan harta pailit yang berhasil dikumpulkan untuk kemudian dibagikan kepada para kreditur, tetapi sedapat mungkin bisa meningkatkan nilai harta pailit tersebut. Lebih jauh lagi kurator dituntut untuk memiliki integritas yang berpedoman pada kebenaran dan keadilan serta keharusan untuk menaati standar profesi dan etika. Hal ini untuk menghindari adanya benturan kepentingan dengan debitur maupun kreditur. Namun pada praktiknya kinerja kurator menjadi terhambat oleh permasalahan, seperti debitur pailit tidak mengacuhkan putusan pengadilan atau bahkan menolak untuk dieksekusi. Oleh sebab itu, mengenai kewenangan dan tanggung jawab kurator dalam melaksanakan tugas pengurusan 38 Departemen P K, Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2012, hlm. 479. Universitas Sumatera Utara dan pemberesan harta pailit, tapi juga upaya-upaya yang dapat dilakukan oleh kurator terhadap Debitur yang tidak kooperatif. 39 Tanggung jawab Kurator terhadap kesalahan atau kelalaian dalam melaksanakan tugas pengurusan dan atau pemberesan yang menyebabkan kerugian terhadap harta pailit diatur dalam Pasal 72. Tanggung jawab itu tidak terlepas dari kesalahan atau kelalaian meliputi keperdataan maupun tindakan kriminal lainnya 40 Tugas dan kewenangan Kurator meliputi tugas pengurusan dan atau pemberesan harta pailit, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 69 ayat 1 UUK dan PKPU. Tugas dan kewenangan Kurator dalam pengurusan dan atau pemberesan harta pailit meliputi : 1. Tugas dan Kewenangan Pengurusan Harta Pailit a. Mengumumkan putusan pailit dalam Berita Negara RI dan dua surat kabar harian yang ditunjuk oleh Hakim Pengawas dalam jangka waktu 5 hari setelah putusan ditetapkan. Isi pengumuman sebagaimana diatur dalam Pasal 15 4 adalah : 1 Nama, alamat, dan pekerjaan debitur ; 2 Nama Hakim Pengawas ; 3 Nama, alamat dan pekerjaan kurator ; 4 Nama, alamat dan pekerjaan Panitia Kreditur sementara apabila telah ditunjuk ; 5 Tempat dan waktu penyelenggaraan rapat pertama kreditur. 39 Adrian Sutedi, Hukum Perbankan Suatu Tinjauan Pencucian Uang, Merger, Likuidasi, dan Kepailitan, Jakarta: Sinar Grafika, 2010, hlm. 66. 40 Syamsudin M.Sinaga, Hukum Kepailitan Indonesia, Jakarta: Tatanusa, 2012, hlm. 67. Universitas Sumatera Utara b. Memberitahukan kepada kreditur dengan surat tercatat atau kurir paling lambat 5 hari sejak putusan pernyataan pailit ditetapkan tentang rencana rapat kreditur pertama yang diatur dalam Pasal 86 ayat 3. c. Mengamankan harta pailit dan penyimpanan semua surat, uang, perhiasan, dan surat berharga lainnya dengan memberikan tanda terimanya sebagaimana diatur Pasal 98 ; d. Meminta penyegelan harta pailit kepada Pengadilan Niaga melalui hakim pengawas Pasal 99 ; e. Melakukan pencatatan atas harta pailit selekas-lekasnya Pasal 100; f. Membuat suatu pertelaan yang berisi nama dan tempat tinggal kreditur, sifat dan jumlah piutang-piutang dan utang-utang harta pailit beserta jumlah piutang masing-masing kreditur Pasal 101 jo. Pasal 118 ; g. Menyediakan catatan dan pertelaan di kantornya untuk dapat dilihat oleh setiap orang tanpa dipungut biaya Pasal 103 ; h. Melanjutkan usaha debitur atas persetujuan Panitia Kreditur jika ada, dan apabila tidak ada atas persetujuan Hakim Pengawas Pasal 104 ; i. Menyampaikan laporan kepada Hakim Pengawas setiap tiga bulan mengenai keadaan harta pailit dan pelaksanaan tugasnya sebagaimana Pasal 74; j. Membuka surat dan telegram yang dialamatkan kepada debitur sebagaimana diatur Pasal 105 ; 11 Atas persetujuan Hakim Pengawas, mengalihkan harta pailit sepanjang diperlukan untuk menutup biaya Universitas Sumatera Utara kepailitan atau apabila penahanannya akan mengakibatkan kerugian pada harta pailit Pasal 107 ; k. Wajib memberikan salinan surat yang disediakan di kantornya atas permintaan dan biaya kreditur Pasal 112 ; l. Mencocokkan perhitungan piutang yang diserahkan kreditur dengan catatan yang telah dibuat sebelumnya dan keterangan debitur pailit atau berunding dengan kreditur jika terdapat keberatan terhadap penagihan yang diterima Pasal 116 ; m. Wajib memasukkan piutang yang disetujuinya kedalam suatu daftar piutang yang sementara diakui, sedangkan piutang yang dibantah termasuk alasannya dimasukkan ke dalam daftar tersendiri. Pasal 117; n. Wajib menyediakan di Kepaniteraan Pengadilan salinan dari masing- masing daftar sebagaimana dimaksud dalam Pasal 117, selama 7 tujuh hari sebelum hari pencocokan piutang, dan setiap orang dapat melihatnya secara cuma-cuma, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 119; o. Wajib memberitahukan dengan surat tentang adanya daftar sebagaimana dimaksud dalam Pasal 119 kepada kreditur yang dikenal, disertai panggilan untuk menghadiri rapat pencocokan piutang dengan menyebutkan rencana perdamaian jika telah diserahkan oleh debitur pailit, sebagaimana diatur dalam Pasal 120. p. Memberikan nasehat tertulis tentang rencana perdamaian yang diajukan debitur Pasal 146 ; Universitas Sumatera Utara q. Melanjutkan usaha debitur atas persetujuan Panitia Kreditur jika ada, dan apabila tidak ada atas persetujuan Hakim Pengawas Pasal 104 ; r. Menyampaikan laporan kepada Hakim Pengawas setiap tiga bulan mengenai keadaan harta pailit dan pelaksanaan tugasnya sebagaimana Pasal 74; Adapun dalam UUK dan PKPU yang menjadi tugas dan kewenangan kreditur adalah sebagai berikut: 1. Menjual semua benda debitur pailit secara lelang atau di bawah tangan dengan ijin Hakim Pengawas Pasal 185; 2. Menyusun daftar pembagian untuk dimintakan persetujuan Hakim Pengawas dan mengumumkan daftar pembagian tersebut dalam surat kabar Pasal 189 jo Pasal 192 ayat 2 ; 3. Melaksanakan pembagian sesuai daftar pembagian yaitu dengan melakukan pembayaran sesuai daftar pembagian, setelah tenggang waktu sebagaimana dimaksud Pasal 192 atau setelah diajukan perlawanan dan ada keputusan untuk itu Pasal 201 ; 4. Setelah dilakukan pembayaran maka Kurator melakukan pengumuman berakhirnya kepailitan dalam Berita Negara Republik Indonesia dan surat kabar sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 ayat 4 jo Pasal 202 ayat 2; 5. Memberikan pertanggungjawaban mengenai pengurusan dan pemberesan harta pailit yang telah dilakukannya kepada Hakim Pengawas paling lama 30 tiga puluh hari setelah berakhirnya kepailitan. Universitas Sumatera Utara

E. Berakhirnya Kepailitan

Dokumen yang terkait

Kewenangan Kurator Dalam Meningkatkan Harta Pailit Debitur Dalam Hukum Kepailitan Indonesia

18 131 111

Analisis Yuridis Permohonan Pernyataan Pailit Terhadap Bank Oleh Bank Indonesia Dalam Undang-Undang No. 37 Tahun 2004 Tentang Kepailitan Dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang

3 72 165

Akibat Hukum Kepailitan Terhadap Harta Warisan Ditinjau Dari Undang-Undang No. 37 Tahun 2004 Tentang Kepailitan Dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang

24 183 81

Tanggung Jawab Balai Harta Peninggalan dalam Pengurusan dan Pemberesan Harta Pailit Menurut Undang-undang Nomor 4 Tahun 1998.

0 4 6

Perlindungan Hukum Terhadap Kurator Dalam Melaksanakan Tugas Mengamankan Harta Pailit Dalam Praktik Berdasarkan Kajian Undang-undang Nomor 37 Tahun 2004 Tentang Kepailitan Dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang.

1 3 18

Pertanggungjawaban Kurator atas Kesalahan atau Kelalaiannya dalam Pengurusan dan Pemberesan Harta Pailit ditinjau dari Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004 tentang Kepailitan dan PKPU.

0 1 2

Pembebanan Harta Pailit Dengan Gadai Dalam Pengurusan Harta Pailit Menurut Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004 Tentang Kepailitan Dan Penundaankewajiban Pembayaran Utang

0 10 50

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Pembebanan Harta Pailit Dengan Gadai Dalam Pengurusan Harta Pailit Menurut Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004 Tentang Kepailitan Dan Penundaankewajiban Pembayaran Utang

0 0 15

BAB II PUTUSAN PAILIT MENURUT UNDANG-UNDANG NO. 37 TAHUN 2004 TENTANG KEPAILITAN DAN PENUNDAAN KEWAJIBAN PEMBAYARAN UTANG A. Pengertian Pailit - Analisis Yuridis Putusan Pailit Terhadap PT. Telkomsel Tbk.

0 1 31

JURNAL ILMIAH RENVOI DALAM KEPAILITAN MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 37 TAHUN 2004 TENTANG KEPAILITAN DAN PENUNDAAN KEWAJIBAN PEMBAYARAN UTANG

0 0 16