63 Rerata kemampuan evaluasi pada kelompok kontrol M = 2,60, SE = 0,11
lebih tinggi daripada rerata kelompok eksperimen M = 2,58, SE = 0,10. Perbedaan skor tersebut tidak signifikan dengan t54 = 0,106, p = 0,92 p 0,05.
Maka H
null
diterima dan H
i
ditolak, ini berarti tidak ada perbedaan yang signifikan rerata skor pretest kemampuan evaluasi pada kelompok kontrol dan kelompok
eksperimen. Kelompok kontrol dan kelompok eksperimen memiliki kemampuan evaluasi
yang sama sehingga dapat dibandingkan.
4.1.3.3 Uji Signifikansi Pengaruh Perlakuan
Uji signifikansi pengaruh perlakuan dilakukan untuk untuk mengetahui pengaruh penerapan PBL terhadap kemampuan evaluasi. Hal ini dapat dilihat dari
perbedaan rerata selisih skor pretest dan prosttest I pada kedua kelompok. Pengaruh perlakuan dapat dihitung menggunakan rumus O
2
-O
1
– O
4
-O
3
, yaitu dengan mengurangkan selisih skor posttest I
– pretest pada kelompok eksperimen dengan selisih posttest I
– pretest pada kelompok kontrol Cohen, 2007: 277. Jika hasil perhitungan bernilai lebih besar dari 0, maka ada pengaruh. Hasil
perhitungan kemampuan evaluasi menunjukkan selisih skor rerata pretest dan posttest I
pada kelompok eksperimen sebesar 0,68, sedangkan selisih pretest dan posttest I
pada kelompok kontrol sebesar 0,44. Hasil perhitungan selisih dari 0,68 dan 0,44 diperoleh angka 0,24 atau positif, maka ada pengaruh penerapan model
PBL terhadap kemampuan evaluasi. Berdasarkan uji normalitas data, rerata selisih skor pretest ke posttest I pada kedua kelompok berdistribusi normal, maka analisis
statistik selanjutnya yaitu statistik parametrik dengan Indipendent samples t-test Field, 2009: 326. Hal ini dikarenakan data yang dimasukkan berasal dari
kelompok yang berbeda. Sebelum melakukan uji statistik, dilakukan uji asumsi terhadap
homogenitas varians dengan melihat harga Sig. L evene’e test. Jika harga Sig.
0,05 maka tidak terdapat homogenitas varians pada kedua data yang dibandingkan Field, 2009: 340. Jika harga Sig. 0,05, maka terdapat homogenitas pada kedua
data yang dibandingkan. Berikut ini adalah tabel hasil uji asumsi homogenitas varians lihat Lampiran 4.5.1.
64
Tabel 4.8 Hasil Uji Asumsi Homogenitas Varians
Uji Statistik F
Sig. Keputusan
Levenes Test for Equality of Variances 1,001
0,322 Homogen
Hasil Levene’s test menununjukkan harga F = 1,001 dan harga Sig. =
0,322, p 0,05, sehingga terdapat homogenitas varians data. Jika terdapat homogenitas varians, maka data uji statistik Independent samples t-test yang
digunakan yaitu data baris pertama pada output SPSS Field, 2009: 340. Analisis selanjutnya menggunakan Independent samples t-test dengan tingkat kepercayaan
95. Kriteria yang digunakan untuk menolak H
null
adalah jika Sig. 2-tailed 0,05 Field, 2009: 53. Berikut ini adalah hasil uji signifikansi pengaruh perlakuan
pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen terhadap kemampuan evaluasi lihat Lampiran 4.5.1.
Tabel 4.9 Hasil Uji Signifikansi Pengaruh Perlakuan
Uji Statistik Sig. 2-tailed
Keterangan Independent samples t-test
0,043 Ada perbedaan
Skor rerata kelompok eksperimen M = 0,68, SE = 0,07 lebih tinggi daripada rerata kelompok kontrol yaitu M = 0,44, SE = 0,09. Perbedaan skor
tersebut signifikan t54 = -2,068, p = 0,043 p 0,05. Maka H
null
ditolak dan H
i
diterima, ini berarti ada perbedaan yang signifikan antara rerata selisih skor pretest - posttest I
pada kelompok kontrol dan eksperimen, dengan kata lain penerapan model PBL berpengaruh terhadap kemampuan evaluasi. Berikut ini
adalah diagaram hasil perbandingan rerata selisih skor pretest ke posttest I kemampuan evaluasi pada kelompok kontrol dan eksperimen.
65 Gambar 4. 1 Grafik Perbandingam Rerata Selisih Skor Pretest-Posttest I
Grafik di atas menunjukkan perbedaan selisih antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Mean kelompok kontrol sebesar 0,44, sedangkan mean
kelompok eksperimen sebesar 0,68. Data tersebut menunjukkan mean kelompok eksperimen lebih tinggi daripada mean kelompok eksperimen.
4.1.3.4 Uji Besar Pengaruh Perlakuan
Uji besar pengaruh perlakuan effect size bertujuan untuk mengetahui besar pengaruh penerapan model PBL terhadap kemampuan evaluasi. Data
terdistribusi dengan normal, sehingga menggunakan rumus koefisien korelasi Pearson
Field, 2009: 57. Independent samples t-test digunakan untuk mengambil r dalam melakukan uji besar pengaruh perlakuan. Persentase pengaruh
perlakuan didapat dengan menghitung koefisien determinasi R
2
dengan cara mengkuadratkan harga r harga koefisien korelasi Pearson yang didapat
kemudian dikalikan 100 Field, 2009: 179. Berikut adalah hasil perhitungan effect size
terhadap kemampuan evaluasi lihat Lampiran 4.6.
66
Tabel 4.10 Hasil Uji Effect Size
Variabel t
t
2
df r effect
size R
2
Kategori Efek Evaluasi
-2,07 4,28
54 0,26
0,07 7
Kecil
Berdasarkan tabel di atas, besar pengaruh penerapan model PBL terhadap kemampuan evaluasi adalah r = 0,26 atau 7. Hal ini berarti besar pengaruh
model PBL sebesar 7 atau kecil.
4.1.3.5 Analisis Lebih Lanjut 1. Perhitungan Persentase Peningkatan Rerata Pretest ke Posttest I
Perhitungan persentase peningkatan rerata prestet ke posttest I bertujuan untuk mengetahui persentase peningkatan skor rerata dari pretest ke posttest I
pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Analisis perhitungan persentase peningkatan rerata pretest ke posttest I pada uji normalitas data
menggunakan One Samples Kolmogorov-Smirnov test. Persentase peningkatan rerata pretest ke posttest I dihitung dengan membagi selisih rerata pretest -
posttest I dengan rerata pretest, kemudian dikali 100. Berikut adalah hasil
perhitungan persentase peningkatan rerata skor pretest ke posttest I lihat
Lampiran 4.7.1.
Tabel 4.11 Peningkatan Rerata Skor Pretest ke Posttest I
No Kelompok
Rerata Peningkatan
Sig. 2- tailed
Signifikansi Pretest
Posttest I 1
Kontrol 2,60
3,04 16
0,00 Signifikan
2
Eksperimen 2,58
3,27 26
0,00 Signifikan
Data tersebut menunjukkan rerata pretest kelompok kontrol sebesar 2,60 dan rerata pretest kelompok eksperimen sebesar 2,58. Sedangkan hasil skor
posttest I kelompok kontrol sebesar 3,04 dan rerata skor posttest I kelompok
eksperimen sebesar 3,27. Hasil perhitungan persentase peningkatan rerata pretest ke posttest I pada kelompok kontrol sebesar 16, sedangkan hasil perhitungan
persentase rerata pretest ke posttest I pada kelompok eksperimen sebesar 26.
67 Berdasarkan perhitungan tersebut, kedua kelompok mengalami peningkatan skor
dari pretest ke posttest I. Persentase peningkatan skor pretest ke posttest I pada kelompok
eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok kontrol yaitu sebesar 26, sedangkan kelompok kontrol sebesar 16. Berikut adalah grafik yang
menunjukkan frekuensi selisish pretest-posttest I gain score pada kedua kelompok.
Gambar 4.2 Grafik Gain Score
Gambar 4.2 menunjukkan bahwa gain score terendah pada kelompok kontrol adalah -0,67, sedangkan gain score terendah pada kelompok eksperimen
adalah 0,00. Gain score tertinggi kelompok kontrol adalah 1,71, sedangkan gain score
tertinggi kelompok eksperimen adalah 1,33. Namun frekuensi siswa yang mendapat nilai ≥ 0,52 pada kelompok kontrol berjumlah 11 anak, sedangkan
kelompok eksperimen berjumlah 17 anak. Nilai 0,52 merupakan nilai tengah gain score
yang didapat dengan menghitung 50 dari nilai tertinggi. Persentase gain score
≥ 0,52 pada kelompok kontrol sebesar 36, sedangkan pada kelompok eksperimen sebesar 65 lihat Lampiran 4.7.2. Ini berarti 36 siswa pada
kelompok kontrol diuntungkan dengan penerapan metode ceramah, sedangkan 65 siswa pada kelompok eksperimen diuntungkan dengan model PBL.
2 4
6 8
10 12
-1 -0.5
0.5 1
1.5 2
Fr e
ku e
n si
Gain Score
Kontrol Eksperimen
68 Berdasarkan perhitungan tersebut, penerapan model PBL memiliki persentase
lebih besar daripada metode ceramah.
2. Uji Besar Efek Peningkatan Rerata Pretest ke Posttest I
Uji besar efek peningkatan rerata pretest ke posttest I dilakukan untuk mengetahui peningkatan skor yang signifikan dari pretest ke posttest I pada
kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Menggunakan uji statistik parametrik Paired samples t-test karena data yang diuji data normal dan berasal
dari kelompok yang sama Field, 2009: 325. Tingkat kepercayaan yang digunakan adalah 95. Kriteria yang digunakan untuk menolak H
null
adalah jika harga Sig. 2-tailed 0,05 Field, 2009: 53. Berikut adalah hasil uji peningkatan
rerata skor pretest ke posttest I lihat Lampiran 4.8.1.
Tabel 4.12 Hasil Uji Besar Pengaruh Peningkatan Rerata Skor Pretest ke Posttest I
No Kelompok
t t
2
df r
R
2
Kategori 1
Kontrol 4,86
23,61 29
0,67 0,45
45 Besar
2 Eksperimen
9,34 87,23
25 0,88
0,77 77
Besar
Skor rerata kelompok eksperimen M = 0,44, SE = 0,09 lebih tinggi daripada rerata kelompok kontrol yaitu M = 0,68, SE = 0,07. Hasil uji
peningkatan rerata skor pretest ke posttest I pada kelompok kontrol menunjukkan harga Sig. 2-tailed sebesar 0,000 p 0,05. Sedangkan hasil uji peningkatan
rerata skor pretest ke posttest I pada kelompok eksperimen menunjukkan harga Sig. 2-tailed
sebesar 0,000 p 0,05. Kedua kelompok memiliki harga Sig. 2- tailed
0,05, maka H
null
ditolak dan H
i
diterima
,
ini berarti ada perbedaan peningkatan skor yang signifikan pada kelompok kontrol dan kelompok
eksperimen. Persentase besar pengaruh penerapan model PBL pada kelompok
eksperimen lebih besar daripada kelompok kontrol. Besar pengaruh penerapan model pembelajaran pada kelompok eksperimen sebesar 0,88 atau 77 yang
setara dengan efek besar. Sedangkan besar pengaruh pada kelompok kontrol adalah 0,67 atau 45 yang setara dengan efek besar.
69
3. Uji Korelasi antara Rerata Pretest dan Posttest I
Uji korelasi dilakukan untuk mengetahui korelasi antara rerata pretest dan posttest I
positif atau negatif. Hasil positif berarti semakin tinggi skor pretest maka semakin tinggi pula skor posttest I, signifikan berarti hasil skor korelasi
tersebut dapat digeneralisasikan pada populasi. Selain itu, uji korelasi untuk memastikan kontrol terhadap anacaman validitas internal penelitian regresi
statistik. Regresi statistik terjadi jika siswa yang mendapat skor pretest tinggi juga mendapat skor posttest yang lebih rendah, sedangkan siswa yang mendapat skor
pretest rendah akan mendapat skor posttest lebih tinggi. Data yang digunakan
adalah skor rerata pretest dan skor rerata posttest I pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Data yang digunakan terdistribusi normal, sehingga
menggunakan rumus Pearson Correlation. Tingkat kepercayaan yang digunakan adalah 95. Kriteria yang digunakan untuk menolak H
null
adalah jika harga Sig. 2-tailed
0,05 Field, 2009: 53. Berikut adalah hasil uji korelasi antara rerata pretest
dan posttest I pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen lihat Lampiran 4.9.1.
Tabel 4.13 Hasil Uji Korelasi antara Rerata Pretest dan Posttest I
No Kelompok
Pearson Correlation
Sig. 2- tailed
Keterangan 1
Kontrol 0,64
0,000 Positif dan Signifikan
2
Eksperimen 0,73
0,000 Positif dan Signifikan
Berdasarkan hasil uji korelasi antara pretest dan posttest I, harga Sig. 2- tailed
pada kelompok kontrol sebesar 0,000 p 0,05 dan kelompok eksperimen sebesar 0,000 p 0,05, ini berarti H
null
ditolak dan H
i
diterima. Maka ada korelasi yang signifikan antara hasil rerata pretest dan hasil rerata posttest I pada
kedua kelompok. Hasil Pearson Correlation pada kelompok kontrol sebesar 0,64, sedangkan pada kelompok eksperimen sebesar 0,73. Angka ini menunjukkan
bahwa kedua kelompok memiliki korelasi yang sangat besar. Harga Pearson Correlation
kedua kelompok menunjukkan nilai positif, ini berarti siswa yang mendapat rerata skor pretest rendah, pada posttest I juga mendapat rerata skor
rendah. Sedangkan siswa yang mendapat rerata skor pretest tinggi, pada posttest I
70 juga mendapat rerata skor tinggi. Kondisi ini ideal sehingga ancaman pada regresi
statistik tidak terjadi.
4. Uji Retensi Pengaruh Perlakuan
Uji retensi pengaruh perlakuan untuk mengetahui efek perlakuan yang diberikan setelah beberapa waktu. Uji retensi pengaruh perlakuan dilakukan
dengan menggunakan hasil pekerjaan siswa pada soal posttest II. Jarak waktu mengerjakan posttest I dan posttest II kurang lebih dua minggu. Data yang diuji
berasal dari kelompok yang sama dan normal, sehingga diuji menggunakan statistik parametrik Paired samples t-test Field, 2009: 325. Tingkat kepercayaan
yang digunakan adalah 95. Kriteria yang digunakan untuk menolak H
null
adalah Sig. 2-tailed
0,05 Field, 2009: 53. Jika harga Sig. 2-tailed 0,05 maka H
null
ditolak dan H
i
diterima, atau dapat dikatakan ada perbedaan skor yang signifikan. Berikut adalah hasil uji retensi pengaruh perlakuan pada kelompok kontrol dan
eksperimen lihat Lampiran 4.10.1.
Tabel 4.14 Hasil Uji Retensi Pengaruh Perlakuan
No Kelompok
Rerata Peningkatan
Sig. 2- tailed
Keterangan Posttest I
Posttest II
1 Kontrol
3,04 2,55
-16 0,000
Signifikan
2 Eksperimen
3,26 2,80
-14 0,001
Signifikan
Berdasarkan data di atas menjukkan menunjukkan harga Sig. 2-tailed sebesar 0,000 p 0,05, maka H
null
ditolak dan H
i
diterima. Ini berarti ada perbedaan skor yang signifikan dari skor posttest I ke posttest II pada kelompok
kontrol. Sedangkan harga Sig. 2-tailed pada kelompok eksperimen sebesar 0,001 p 0,05, maka H
null
ditolak dan H
i
diterima. Ini berarti ada perbedaan yang signifikan pada hasil posttest I ke hasil posttest II. Jadi, terdapat penurunan yang
signifikan dari hasil posttest I ke hasil posttest II pada kemampuan evaluasi kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.
Persentase penurunan rerata posttest I ke posttest II pada kelompok kontrol lebih tinggi daripada kelompok eksperimen. Hal ini ditunjukkan dengan
persentase penurunan kelompok kontrol sebesar 16, sedangkan pada kelompok
71 eksperimen sebesar 14. Berikut adalah grafik skor pretest, posttest I, dan
posttest II kemampuan evaluasi pada kelompok kontrol dan kelompok
eksperimen.
Gambar 4.3 Grafik Pretest, Posttest I, dan Posttest II Kemampuan Evaluasi
Untuk memastikan pencapain skor pada posttest II berbeda dengan pretest maka dilakukan analisis terhadap perbedaan skor posttest II dan pretest. Tingkat
kepercayaan yang digunakan adalah 95. Jika harga Sig. 2-tailed 0,05 maka H
null
ditolak dan H
i
diterima, atau dapat dikatakan ada perbedaan skor yang signifikan. Berikut tabel hasil uji perbandingkan skor pretest dan posttest II lihat
Lampiran 4.11.
Tabel 4.15 Hasil Uji Retensi Pengaruh Perlakuan
No Kelompok
Rerata Sig. 2-
tailed Keterangan
Pretest Posttest II
1
Kontrol 2,60
2,55 0,63
Tidak Signifikan
2
Eksperimen 2,58
2,80 0,07
Tidak Signifikan
Data di atas menunjukkan harga Sig. 2-tailed kelompok kontrol sebesar 0,63 p 0,05, sedangkan harga Sig. 2-tailed pada kelompok eksperimen
sebesar 0,07 p 0,05, maka H
null
diterima dan H
i
ditolak. Ini berarti pada kedua kelompok tidak ada perbedaan yang signifikan dari hasil pretest ke posttest II.
2.6 3.04
2.55 2.58
3.26 2.8
0.5 1
1.5 2
2.5 3
3.5
Pretest Posttest I
Posttest 2
Perbandingan Rerata Pretest, Posttest I, dan Posttest II
Kontrol Eksperimen
72
4.1.4 Hasil Uji Hipotesis Penelitian II
Hipotesis penelitian II adalah penerapan model PBL berpengaruh terhadap kemampuan inferensi pada mata pelajaran IPA dengan materi energi kelas IV
SDN Perumnas Condongcatur Yogyakarta semester gasal tahun ajaran 20162017. Variabel dependen pada hipotesis tersebut yaitu kemampuan inferensi, sedangkan
variabel independen adalah penerapan model PBL. Instrumen yang digunakan untuk mengukur kemampuan evaluasi yaitu satu soal uraian dengan aitem soal
nomor 4, soal ini menggunakan indikator membuat alternatif pemecahan masalah tentang penggunaan energi listrik, memperkirakan konsekuensi dari pemilihan
alternatif penggunaan energi listrik, dan membuat kesimpulan tentang energi listrik
Hasil analisis statistik secara keseluruhan dihitung menggunakan program statistik yaitu IBM SPSS Statistics 22 for Windows dengan tingkat kepercayan
95. Tahapan analisis data yang dilakukan yaitu; 1 uji normalitas data untuk mengetahui distribusi data normal atau tidak, dari hasil tersebut dapat ditentukan
analisis menggunakan statistik parametrik atau nonparametrik, 2 uji perbedaan kemampuan awal, untuk mengetahui kemampuan awal siswa pada kelompok
kontrol dan eksperimen, 3 uji signifikansi pengaruh perlakuan, 4 uji besar pengaruh perlakuan. Selanjutnya dilakukan analisis lebih lanjut yang terdiri dari
1 perhitungan persentase peningkatan rerata pretest ke posttest I, 2 uji signifikansi peningkatan rerata pretest ke posttest, 3 uji korelasi rerata pretest ke
posttest, 4 uji retensi pengaruh perlakuan.
4.1.4.1 Uji Normalitas Distribusi Data
Uji normalitas data dilakukan untuk mengetahui normal atau tidaknya distribusi data, sehingga dapat ditentukan jenis statistik yang digunakan untuk
menganalisis data tersebut Field, 2009:144. Data pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen diuji menggunakan One Samples Kolmogorov-Smirnov
test. Data yang diuji normalitasnya yaitu skor pretest, posttest I, posttest II, dan
selisih dari pretest ke posttest I.