12
2.2. Landasan Teori
2.2.1. Modal
2.2.1.1. Pengertian Modal
Setiap perusahaan dalam menjalankan kegiatan operasionalnya tentu memerlukan modal. Tersedianya modal yang memadai bagi
perusahaan akan mendorong kelancaran usahanya. Hal ini berarti bahwa kebutuhan modal setiap perusahaan adalah sangat vital, karena modal
merupakan salah satu faktor produksi. Dan apabila suatu perusahaan tidak didukung oleh tersedianya faktor produksi modal tersebut, maka
perusahaan tidak dapat berjalan dengan lancar. Menurut Munawir 2002 : 19, modal diartikan sebagai hak atau
bagian yang dimiliki oleh pemilik perusahaan yang ditunjukkan dalam pos modal atau modal saham, surplus dan laba yang ditahan atau
kelebihan nilai aktiva yang dimiliki oleh perusahaan terhadap seluruh hutang-hutangnya.
Sedangkan Riyanto 2001 : 17, mengemukakan bahwa pengertian modal menurut pandangan klasik diartikan secara fisik, yaitu
hasil produksi yang digunakan untuk memproduksi lebih lanjut, dan dalam perkembangan selanjutnya ternyata pengertian modal mulai
bersifat non fisik, dimana antara lain pengertian modal ditekankan pada nilai, daya beli, atau kekuasaan memakaimenggunakan yang terkandung
dalam barang-barang modal.
13
Dari beberapa pengertian modal diatas, maka dapat disimpulkan bahwa modal adalah suatu kekayaan yang ditekankan pada nilai, daya
beli, atau kekuasaan memakaimenggunakan, berada di neraca sebelah kredit dan diinvestasikan dalam barang-barang modal yang berada di
neraca sebelah debet serta digunakan untuk menghasilkan kekayaan selanjutnya.
2.2.1.2. Pemenuhan Kebutuhan Modal
Menurut Riyanto 2001 : 187, pemenuhan kebutuhan dana pada dasarnya dapat dibedakan antara cara pemenuhan kebutuhan dana secara
sendiri-sendiri sesuai dengan kebutuhan masing-masing aktiva yang akan dibiayai, dan cara pemenuhan kebutuhan dana secara keseluruhan
dengan memandang semua kebutuhan sebagai satu kesatuan atau satu kelompok.
Sistem pembelanjaan total adalah sistem pemenuhan kebutuhan dana yang mendasarkan pada perputaran dana yang ditanamkan dalam
kelompok aktiva atau keseluruhan aktiva sebagai suatu kesatuan. Dalam hal yang demikian akan nampak bahwa ada sebagian dana yang sifatnya
permanen, tertanam dalam aktiva dan ada sebagian dana lainnya yang bersifat variabel, yang berubah-ubah jumlahnya dari waktu ke waktu
Riyanto, 2001 : 188. Dari pengertian diatas dapat disimpulkan, bahwa modal
permanen adalah sejumlah dana yang minimal harus tersedia selama
14
perusahaan melaksanakan operasinya dalam satu periode, dan modal variabel adalah sejumlah dana yang diperlukan sesuai dengan kebutuhan.
2.2.1.3. Biaya Penggunaan Modal