Rumusan Masalah Pengaruh perbedaan komposisi pakan ampas tahu terfermentasi Rhizopus Oryzae terhadap pertumbuhan berat ikan patin (Pangasius Djambal) pada skala laboratorium.

agak ke bawah. Hal ini merupakan ciri khas golongan catfish. Panjang tubuhnya dapat mencapai 120cm. Sudut mulutnya terdapat dua pasang kumis pendek yang berfungsi sebagai peraba. Sirip punggung memiliki sebuah jari-jari keras yang berubah menjadi patil yang besar dan bergerigi pada bagian belakang, sedangkan jari-jari lunak pada sirip punggungnya terdapat 6-7 buah Kordi, 2005. 2. Sifat Biologis Penyebaran ikan patin meliputi Thailand, Burma, India Weber dan Beaufort, 1913; Smit 1945; Direktorat Jenderal Perikanan, 1977, Taiwan,Malaysia, Semenanjung Indocina Buchanan, 1983, Sumatra dan Kalimantan Schuster dan Djajadiredja, 1952. Patin dikenal sebagai hewan yang bersifat nokturnal, yakni melakukan aktivitas atau yang aktif pada malam hari. Ikan ini suka bersembunyi di liang-liang tepi sungai. Benih patin di alam biasanya bergerombol dan sesekali muncul di permukaan air untuk menghirup oksigen langsung dari udara pada menjelang fajar. Untuk budidaya ikan patin, media atau lingkungan yang dibutuhkan tidaklah rumit, karena patin termasuk golongan ikan yang mampu bertahan pada lingkungan perairan yang jelek. Walaupun patin dikenal ikan yang mampu hidup pada lingkungan perairan yang jelek, namun ikan ini lebih menyukai perairan dengan kondisi perairan baik Kordi, 2005.Kualitas air meliputi DO berkisar pada 3 – 7 mgl, pH air berkisar pada 7,5 – 8,5 mahyuddin 2010 sedangkan suhu berkisar pada 25 – 35 o C Kordi, 2005 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Ikan patin berbeda dengan ikan catfish pada umumnya yaitu sifat patin yang termasuk omnivora atau golongan ikan pemakan segala. Makanan ikan patin di alam berupa ikan kecil, cacing, detritus, serangga, biji-bijian, udang kecil dan moluska. Ikan patin termasuk ikan yang hidup di dasar perairan. Hal ini dapat dilihat dari bentuk mulutnya yang sedikit ke bawah. Habitatnya di tepi sungai-sungai besar dan muara- muara sungai Susanto dan Amri, 2002. 3. Pertumbuhan Ikan Patin Pertumbuhan merupakan pertambahan ukuran panjang, berat maupun volume dalam waktu tertentu. Pertumbuhan ikan biasanya diikuti dengan perkembangan, yaitu perubahan dalam kenampakan dan kemampuannya yang mengarah pada pendewasaan. Pada pertumbuhan normal terjadi rangkaian perubahan pematangan yaitu pertumbuhan yang mengikutsertakan penambahan protein serta peningkatan panjang dan ukuran Ganong, 2008. Pertumbuhan dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Faktor internal meliputi faktor genetik, hormon, umur, kemampuan dalam memanfaatkan makanan atau efisiensi penggunaan ransum dan ketahanan terhadap suatu penyakit. Sedangkan faktor eksternal meliputi lingkungan sekitar seperti ruang gerak, kepadatan penebaran, kuantitas dan kualitas makanan Anggorodi, 1994. Ikan patin perkembangan gametnya dipengaruhi oleh suhu lingkungan. Ikan patin jantan mencapai dewasa lebih cepat dari pada ikan betina, karena proses kematangan kelamin relatif lama. Namun, ikan