Latar Belakang Pengaruh perbedaan komposisi pakan ampas tahu terfermentasi Rhizopus Oryzae terhadap pertumbuhan berat ikan patin (Pangasius Djambal) pada skala laboratorium.

E. Manfaat Penelitian

1. Bagi Peneliti a. Peneliti dapat mengaplikasikan ilmu yang diperoleh dalam perkuliahan pada penelitian ini. b. Menambah pengetahuan sekaligus pengalaman peneliti terkait budidaya ikan patin. c. Sebagai kesempatan bagi peneliti untuk mengembangkan kemampuan dalam melakukan sebuah penelitian eksperimen. 2. Bagi Petani Ikan dan Masyarakat a. Memberikan alternatif pakan yang murah untuk menekan biaya produksi pakan. 3. Bagi Dunia Pendidikan a. Dimplementasikan dalam pembelajaran kelas XII tentang materi Bioteknologi dalam pemanfaaatan ampas tahu difermentasi Rhizopus oryzae . PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Ikan Patin Pangasius djambal

Ikan patin adalah salah satu ikan asli perairan Indonesia yang telah berhasil didomestikasi. Jenis-jenis ikan patin di Indonesia sangat banyak, antara lain Pangasius atau Pangasius djambal, Pangasius humeralis, Pangasius lithostoma, Pangasius nasutus, pangasius polyuranodon, Pangasius niewenhuisii. Sedangkan Pangasius sutchi dan Pangasius hypophtalmus yang dikenal sebagai jambal siam atau lele bangkok merupakan ikan introduksi dari Thailand Kordi, 2005. 1. Taksonomi dan Morfologi Ikan Patin Menurut Mahyuddin 2010 kedudukan taksonomi ikan patin adalah sebagai berikut: Kingdom : Animalia Divisi : Chordata Class : Pisces Ordo : Ostariophysi Family : Pangasidae Genus : Pangasius Spesies : Pangasius djambal Gambar 2.1. Pangasius djambal Ikan Patin mempunyai bentuk tubuh memanjang, berwarna putih perak dengan punggung berwarna kebiruan. Ikan Patin tidak memiliki sisik, kepala ikan Patin relatif kecil dengan mulut terletak di ujung kepala PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI agak ke bawah. Hal ini merupakan ciri khas golongan catfish. Panjang tubuhnya dapat mencapai 120cm. Sudut mulutnya terdapat dua pasang kumis pendek yang berfungsi sebagai peraba. Sirip punggung memiliki sebuah jari-jari keras yang berubah menjadi patil yang besar dan bergerigi pada bagian belakang, sedangkan jari-jari lunak pada sirip punggungnya terdapat 6-7 buah Kordi, 2005. 2. Sifat Biologis Penyebaran ikan patin meliputi Thailand, Burma, India Weber dan Beaufort, 1913; Smit 1945; Direktorat Jenderal Perikanan, 1977, Taiwan,Malaysia, Semenanjung Indocina Buchanan, 1983, Sumatra dan Kalimantan Schuster dan Djajadiredja, 1952. Patin dikenal sebagai hewan yang bersifat nokturnal, yakni melakukan aktivitas atau yang aktif pada malam hari. Ikan ini suka bersembunyi di liang-liang tepi sungai. Benih patin di alam biasanya bergerombol dan sesekali muncul di permukaan air untuk menghirup oksigen langsung dari udara pada menjelang fajar. Untuk budidaya ikan patin, media atau lingkungan yang dibutuhkan tidaklah rumit, karena patin termasuk golongan ikan yang mampu bertahan pada lingkungan perairan yang jelek. Walaupun patin dikenal ikan yang mampu hidup pada lingkungan perairan yang jelek, namun ikan ini lebih menyukai perairan dengan kondisi perairan baik Kordi, 2005.Kualitas air meliputi DO berkisar pada 3 – 7 mgl, pH air berkisar pada 7,5 – 8,5 mahyuddin 2010 sedangkan suhu berkisar pada 25 – 35 o C Kordi, 2005 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI