pellet miselium sangat penting untuk pertumbuhan karena pada saatnya akan
mempengaruhi lingkungan fisikokimia individual sel-sel tersebut. Rhizopus oryzae
adalah kelompok mikroba yang tergolong dalam fungi.
E. Akuarium
Pemeliharaan ikan di akuarium paling baik karena ikan dan kualitas air dapat dikontrol secara teliti, tetapi daya tampung akuarium tidak sebanyak
kolam atau bak. Penggunaan akuarium paling baik untuk pemeliharaan benih,disebabkan akuarium mudah dibersihkan tanpa takut ikan akan ikut
terbuang atau terganggu walaupun masih kecil. Akuarium yang transparan menyebabkan ikan di dalamnya bisa kelihatan. Ikan mati dapat segera
kelihatan sehingga tindakan dini bisa segera dilakukan dan adanya hama bisa secepatnya diketahui. Ukuran akuarium sangat bervariasi,ukuran yang umum
dipakai adalah 100cm x 40cm x 40cm atau 90cm x 40cm x 35cm. Ketebalan kaca akuarium sekitar 5mm. Penyusunan akuarium ini dilakukan pada rak
besi atau kayu agar tidak mudah pecah, alas akuarium diberi styrofoam atau gabus putih. Kebersihan akuarium sangat perlu dijaga. Membersihkan
akuarium cukup dengan menyedot atau menyifon air dalam akuarium hingga habis, kemudian dinding dan dasarnya dilap atau digosok dengan spons
sampai bersih. Setelah itu, cuci sekali lagi dengan air bersih sebelum digunakan.
Kepadatan ikan sangat penting untuk kenyamanan hidup. Ikan yang terlalu padat dapat menimbulkan stress karena kualitas air cepat menjadi jelek
dan oksigen terlarut cepat habis. Selain itu, pada ikan tertentu dapat terjadi gesekan antar ikan sehingga menimbulkan luka. Akibatnya, penampilan ikan
menjadi jelek atau bahkan dapat menimbulkan kematian Lesmana, 2001.
F. Penelitian Relevan
Melati, I. Azwar, Z. I., dan Kurniasih, T. 2010 Pemanfaatan ampas tahu terfermentasi sebagai subtitusi tepung kedelai untuk pakan ikan patin di
dalam 12 unit akuarium selama 46 hari dengan formulasi pakan A 100 ampas tahu, 0 tapioka, pakan B 75 ampas tahu, 25 tapioka, pakan C
50 ampas tahu , 50 tapioka, pakan D 25 ampas tahu, 75 tapioka dan selanjutnya difermentasi A.niger menunjukkan hasil bahwa perbandingan
75 ampas tahu dan 25 tapioka memberikan hasil kenaikan protein yang lebih baik 129,58 dari 15,40 menjadi 35,36 dibandingkan perlakuan
lain dan subtitusi protein ampas tahu terfermentasi terhadap protein tepung kedelai sebesar 4,03 Pakan C memberikan hasil yang tidak berbeda
nyata dengan tepung bungkil kedelai. Artinya ampas tahu terfermentasi berpeluang untuk mengganti tepung bungkil kedelai.
Mulia, D., S., Yulyanti, E., Maryanto, H., Purbomartono, C. 2015 Peningkatan kualitas ampas tahu sebagai bahan baku pakan ikan dengan
fermentasi Rhizopus oligosporus menggunakan 4 perlakuan dan 3 kali ulangan yaitu P0 = ampas tahu non fermentasi, P1 = ampas tahu
dengan 1,5 mL suspensi Rhizopus oligosporus, P2 = 2,5 mL dan P3 = 3,5 mL, untuk masing-masing ampas tahu sebanyak 50 g.
B
erdasarkan hasil PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
penelitian maka fermentasi ampas tahu dengan Rhizopus oligosporus dapat meningkatkan kualitas ampas tahu sebagai bahan baku pakan ikan, dan
perlakuan P2 adalah perlakuan yang paling baik karena menghasilkan kualitas protein dan kadar abu tinggi, dan menurunkan kadar lemak paling
banyak.
G. Kerangka Berpikir
Ampas tahu merupakan salah satu limbah padat hasil dari pembuatan tahu yang mengandung protein 17,4 gr, lemak 5,9 gr dan karbohidrat 67,5 gr
sehingga memungkinkan ampas tahu dapat diolah menjadi bahan pakan ikan patin yang dapat menunjang pertumbuhan serta kelangsungan hidup ikan
patin. Salah satu cara mengolah ampas tahu sebagai pakan ikan patin adalah
dengan proses fermentasi dengan memanfaatkan kapang berupa Rhizopus oryzae