BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Determinasi Tanaman
Dilakukan untuk memastikan tanaman dan bagian tanaman yang digunakan dalam penelitian memang benar dan sesuai yang dirujuk dalam
penelahaan pustaka. Determinasi dari jeruk lemon tidak bisa dilakukan dengan menggunakan buku kunci determinasi, karena tanaman ini tidak tercantum di
dalam buku kunci determinasi Flora of Java. Hal itu dikarenakan jeruk lemon merupakan bukan tanaman asli Indonesia, dan karena hal itu pula penulis
memutuskan untuk tidak memakai jeruk lemon yang berasal dari Indonesia. Determinasi dilakukan dengan membandingkan fotogambar jeruk lemon yang
digunakan dengan fotogambar jeruk lemon yang penulis dapatkan dari internet. Foto terlampir pada lampiran 2 sampai lampiran 5, sedangkan alamat website
terlampir pada daftar pustaka.
B. Uji Pendahuluan
Orientasi dilakukan untuk mempersiapkan segala sesuatu yang nantinya diperlukan dalam pengambilan data sebenarnya. Uji ini meliputi : penentuan
kriteria geliat, pemilihan dosis asam asetat, penentuan selang waktu pemberian asam asetat dan pemilihan dosis parasetamol kontrol positif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1. Pemilihan dosis asam asetat
Orientasi ini dilakukan untuk mendapatkan dosis asam asetat yang memberikan respon geliat dalam jumlah yang optimal. Asam asetat sendiri
merupakan suatu iritan yang akan merusak jaringan secara lokal yang apabila di injeksikan secara intraperitonial akan memberikan rasa nyeri pada perut. Rasa
nyeri tersebut timbul karena kenaikan ion H
+
atau penurunan pH yang mengakibatkan luka pada membran sel. Rasa nyeri ini ditanggapi oleh mencit
dengan menggeliatkan badan. Konsentrasi asam asetat yang digunakan adalah konsentrasi yang biasa
digunakan di penelitian–penelitian sebelumnya, yaitu 1. Dosis yang digunakan dalam orientasi adalah 25; 50; dan 75 mgkg BB. Hasil orientasi berupa rata–rata
geliat pada ketiga peringkat dosis adalah sebagai berikut : Tabel I. Rata–rata jumlah geliat pada orientasi dosis asam asetat
Kelompok perlakuan mgkg BB Rata – rata geliat X ± SE
25 70 ± 22,87
50 81 ± 7,23
75 92,7 ± 15,86
Keterangan : X
= Mean
rata–rata SE
= Standard Error
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70 81
92,7
20 40
60 80
100
ra ta - r
a ta
j u
m la
h
g e
lia t
1 2
3
kelompok
Grafik orientasi penetapan dosis asam asetat
Gambar 7. Grafik rata–rata geliat pada orientasi dosis asam asetat Keterangan :
1 = kelompok perlakuan asam asetat dosis 25 mgkg BB 2 = kelompok perlakuan asam asetat dosis 50 mgkg BB
3 = kelompok perlakuan asam asetat dosis 75 mgkg BB
Tabel II. Hasil analisis variansi satu arah penetapan dosis asam asetat
ANOVA
geliat Sum of
Squares df
Mean Square F
Sig. Between Groups
770,889 2
385,444 ,466
,648 Within Groups
4960,667 6
826,778 Total
5731,556 8
Dari data analisis satu arah diketahui bahwa nilai probabilitasnya 0,648 0,05, ini menunjukkan bahwa pada ketiga kelompok berbeda tidak bermakna.
Dosis ini juga dipakai pada penelitian lain Mardiani, 2005. Penulis memutuskan untuk memakai dosis 50 mgkg BB.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2. Penentuan selang waktu pemberian asam asetat
Setelah dilakukan pemberian sari jeruk lemon secara per oral dilakukan pemberian asam asetat secara i.p. Di antara keduanya terdapat selang waktu, yang
memberikan kesempatan untuk mengabsorbsi zat aktif yang ada dalam sari buah jeruk lemon. Selang waktu ini perlu diorientasi untuk mengetahui waktu yang
paling tepat di mana zat aktif dapat diabsorbsi dengan optimal. Orientasi ini dilakukan dengan menyuntikkan parasetamol secara per oral dan kemudian selang
beberapa menit kemudian mencit disuntik dengan asam asetat secara i.p. Dosis parasetamol yang digunakan adalah dosis terapi dari parasetamol 500 mg yang
apabila dikonversikan ke mencit menjadi 91 mgkg BB. Selang waktu yang digunakan dalam orientasi ini yaitu 5, 10, dan 15 menit. Berikut merupakan hasil
geliat dari orientasi tersebut : Tabel III. Rata–Rata geliat orientasi selang waktu pemberian asam asetat
Selang waktu menit Rata – Rata geliat X ± SE
5 25,7 ± 4,63
10 25 ± 4,58
15 32,7 ± 1,20
Keterangan : X
= Mean
rata–rata SE
= Standard Error
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25,7 25
32,7
10 20
30 40
ra ta
- r a
ta
ju mla
h g
e lia
t
1 2
3
kelompok
Grafik penetapan selang waktu pemberian asam asetat
Gambar 8. Grafik penetapan selang waktu pemberian asam asetat Keterangan
1 = selang waktu 5 menit 2 = selang waktu 10 menit
3 = selang waktu 15 menit
Dari data di atas diketahui bahwa rata–rata geliat kelompok 2 lebih sedikit daripada kelompok 1 dan 3. Untuk melihat adanya perbedaan pada ketiga
kelompok tersebut maka dilakukan analisis variansi satu arah. Hasilnya dapat dilihat sebagai berikut :
Tabel IV. Hasil analisis variansi satu arah penetapan selang waktu pemberian asam asetat
ANOVA
geliat Sum of
Squares df
Mean Square F
Sig. Between Groups
97,556 2
48,778 1,111
,389 Within Groups
263,333 6
43,889 Total
360,889 8
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa nilai signifikansinya lebih besar daripada 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa pada ketiga kelompok tersebut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
berbeda tidak bermakna, sehingga tidak perlu dilakukan uji Scheffe. Pada penelitian terdahulu Widhianata, 2007 juga dipilih selang waktu 10 menit, maka
penulis memutuskan untuk memakai 10 menit sebagai selang waktu.
3. Pemilihan dosis parasetamol
Parasetamol di sini digunakan sebagai kontrol positif karena sudah terbukti mempunyai daya analgesik sehingga digunakan sebagai pembanding.
Dosis parasetamol perlu diorientasi guna mengetahui dosis mana yang menghasilkan geliat yang optimal, tidak terlalu banyak namun juga tidak terlalu
sedikit, untuk memudahkan pengamatan. Parasetamol di sini digunakan dalam bentuk suspensinya dengan menggunakan pelarut CMC Na. Dosis yang
digunakan adalah 91; 136,75; dan 182,5 mgkg BB. Ketiga dosis tersebut merupakan dosis yang sudah dikonversikan dari dosis terapi pada manusia. Data
geliat yang dihasilkan ketiga peringkat dosis dapat dilihat sebagai berikut : Tabel V. Rata–rata jumlah geliat pada penetapan dosis parasetamol
Dosis Parasetamol mgkg BB Rata – Rata geliat X ± SE
91 25 ± 4,58
136,5 14,3 ± 1,45
182 13,7 ± 2,67
Keterangan : X
= Mean
rata–rata SE
= Standard Error
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25 14,3
13,7
5 10
15 20
25
ra ta - r
a ta
j u
m la
h
g e
lia t
1 2
3
kelompok
Grafik penetapan dosis parasetamol
Gambar 9. Grafik rata-rata jumlah geliat pada orientasi penetapan dosis parasetamol
Keterangan : 1 = kelompok dosis parasetamol 91 mgkg BB
2 = kelompok dosis parasetamol 136.5 mgkg BB 3 = kelompok dosis parasetamol 182 mgkg BB
Dari data di atas dapat dilihat bahwa kelompok dosis parasetamol 91 mgkg BB mempunyai rata–rata geliat yang paling banyak dibandingkan dua
kelompok yang lainnya. Untuk mengetahui perbedaan tersebut maka dilakukan analisis variansi satu arah. Hasilnya dapat dilihat sebagai berikut :
Tabel VI. Hasil analisis variansi satu arah penetapan dosis parasetamol
ANOVA
geliat Sum of
Squares df
Mean Square F
Sig. Between Groups
242,667 2
121,333 4,015
,078 Within Groups
181,333 6
30,222 Total
424,000 8
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa nilai signifikansinya lebih besar daripada 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa berbeda tidak bermakna pada ketiga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
kelompok tersebut. Dosis 91 mgkg BB juga dipakai pada penelitian terdahulu Mardiani, 2005. Penulis memutuskan untuk memakai dosis 91 mgkg BB.
C. Pengujian Daya Analgesik
Dari hasil orientasi diperoleh bahwa zat perangsang nyeri yang digunakan adalah asam asetat konsentrasi 1 dengan dosis 50 mgkg BB, kontrol positif
adalah suspensi parasetamol dosis 91 mgkg BB. Dengan menggunakan hasil orientasi tersebut, diperoleh data kumulatif pada kelompok perlakuan dengan sari
buah jeruk lemon beserta kelompok kontrol negatif dan kontrol positif. Dosis sari buah jeruk lemon yang diuji adalah 26,67; 13,33; 6,67; 3,33; dan 2 mlkg BB.
Hasilnya dapat dilihat sebagai berikut : Tabel VII. Rata–rata kumulatif geliat pada penetapan
daya analgesik sari buah jeruk lemon SBJL Kelompok uji
Jumlah subyek uji
Rata- rata jumlah geliat X ± SE
Kontrol negatif CMC Na 1 3
32,7 ± 1,67 Kontrol negatif akuades 0,03 mlg BB
6 32,8 ± 3,93
Kontrol positif parasetamol 91 mgkg BB 6
18 ± 0.73 SBJL dosis 2 mlkg BB
6 12,8 ± 2,90
SBJL dosis 3,33 mlkg BB 6
15,8 ± 2,21 SBJL dosis 6,67 mlkg BB
6 9,7 ± 1,17
SBJL dosis 13,33 mlkg BB 6
10,1 ± 0,83 SBJL dosis 26,667 mlkg BB
6 8,5 ± 0,62
Keterangan : X
= Mean
rata–rata SE
= Standard Error
SBJL = sari buah jeruk lemon
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32,7 32,8 18
12,8 15,8
9,7 10,1 8,5
5 10
15 20
25 30
35
rata - rata geliat
1 2
3 4
5 6
7 8
kelompok
Grafik penetapan daya analgesik sari buah jeruk lemon
Gambar 10. rata–rata kumulatif jumlah geliat penetapan daya analgesik sari buah jeruk lemon
Keterangan : 1 = kelompok kontrol negatif CMC Na 1
2 = kelompok kontrol negatif akuades dosis 0,03 mlg BB 3 = kelompok kontrol positif parasetamol dosis 91 mgkg BB
4 = kelompok perlakuan sari buah jeruk lemon dosis 2 mlkg BB 5 = kelompok perlakuan sari buah jeruk lemon dosis 3,33 mlkg BB
6 = kelompok perlakuan sari buah jeruk lemon dosis 6,67 mlkg BB 7 = kelompok perlakuan sari buah jeruk lemon dosis 13,33 mlkg BB
8 = kelompok perlakuan sari buah jeruk lemon dosis 26,67 mlkg BB
Setelah didapatkan jumlah kumulatif geliat tiap–tiap kelompok perlakuan, maka data tersebut diolah secara statistik, dan didapatkan persen proteksi terhadap
nyeri yang dibandingkan dengan kontrol negatif, dan perubahan persen daya analgesik terhadap kontrol positif. Hasilnya dapat dilihat sebagai berikut :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel VIII. Persen proteksi nyeri pada penetapan daya analgesik sari buah jeruk lemon
Kelompok uji Jumlah subyek
uji Persen proteksi
nyeri X ± SE
Kontrol negatif akuades 0,03 mlg BB 6
-0,01 ± 11,963 Kontrol negatif CMC Na 1
3 0,10 ± 5,097
Kontrol positif parasetamol 91 mgkg BB 6
45,18 ± 2,224 SBJL dosis 26,67 mlkg BB
6 74,11 ± 1,885
SBJL dosis 13,33 mlkg BB 6
69,03 ± 2,538 SBJL dosis 6,67 mlkg BB
6 70,56 ± 3,575
SBJL dosis 3,33 mlkg BB 6
51,77 ± 6,738 SBJL dosis 2 mlkg BB
6 60,91 ± 8,842
Keterangan : X
= Mean
rata–rata SE
= Standard Error
SBJL = sari buah jeruk lemon
0,1 -0,01 45,18
74,11 69,03 70,56
51,77 60,91
-10 10
20 30
40 50
60 70
80
persen proteksi
1 2
3 4
5 6
7 8
kelompok perlakuan
Grafik persen proteksi nyeri
Gambar 11. Grafik persen proteksi nyeri pada penetapan daya analgesik sari buah jeruk lemon
Keterangan : 1 = kelompok kontrol negatif CMC Na 1
2 = kelompok kontrol negatif akuades 0,3 mlg BB 3 = kelompok kontrol positif parasetamol 91 mgkg BB
4 = kelompok perlakuan sari buah jeruk lemon dosis 26,67 mlkg BB 5 = kelompok perlakuan sari buah jeruk lemon dosis 13,33 mlkg BB
6 = kelompok perlakuan sari buah jeruk lemon dosis 6,67 mlkg BB 7 = kelompok perlakuan sari buah jeruk lemon dosis 3,33 mlkg BB
8 = kelompok perlakuan sari buah jeruk lemon dosis 2 mlkg BB
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Persen proteksi dari masing–masing kelompok kemudian dianalisis menggunakan analisis variansi satu arah dengan taraf kepercayaan 95 dan
dilanjutkan dengan uji Scheffe. Hasilnya dapat dilihat sebagai berikut : Tabel IX. Hasil analisis variansi satu arah persen proteksi nyeri pada penetapan
daya analgesik sari buah jeruk lemon
ANOVA
persen 31531,582
7 4504,512
18,542 ,000
8988,515 37
242,933 40520,097
44 Between Groups
Within Groups Total
Sum of Squares
df Mean Square
F Sig.
Dapat dilihat pada tabel di atas bahwa nilai signifikansinya 0,000 yang berarti lebih kecil daripada 0,05, sehingga menunjukkan bahwa terdapat
perbedaan pada kelompok uji perlakuan. Untuk melihat perbedaan tesebut bermakna atau tidak, dilakukan uji Scheffe. Hasilnya dapat dilihat pada tabel X.
Dari tabel X dapat dilihat bahwa kelompok kontrol negatif mempunyai perbedaan yang bermakna terhadap kontrol positif dan semua kelompok sari buah
jeruk lemon. Hal ini dikarenakan perbedaan jumlah geliat yang terlalu besar dengan semua kelompok perlakuan. Hal ini menunjukkan tidak adanya daya
analgesik pada kontrol negatif, dan sebaliknya, menunjukkan adanya daya analgesik pada kelompok kontrol positif dan semua kelompok sari buah jeruk
lemon.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel X. Hasil uji Scheffe persen proteksi nyeri pada penetapan daya analgesik sari buah jeruk lemon
Kelompok 1 2 3 4 5 6 7 8
1 - TB B B B B B B
2 TB - B B B B B B 3
B B - TB TB
TB TB
TB 4
B B TB - TB TB
TB TB
5 B B TB
TB - TB TB
TB 6
B B TB TB TB - TB TB 7
B B TB TB TB TB - TB 8
B B TB TB TB TB TB - Keterangan :
B = Berbeda bermakna P
≤ 0,05 TB
= Berbeda tidak bermakna P 0,05 1
= kelompok kontrol negatif CMC Na 1 2
= kelompok kontrol negatif akuades dosis 0,03 mlg BB 3
= kelompok kontrol positif parasetamol dosis 91 mgkg BB 4
= kelompok perlakuan sari buah jeruk lemon dosis 26,67 mlkg BB 5
= kelompok perlakuan sari buah jeruk lemon dosis 13,33 mlkg BB 6
= kelompok perlakuan sari buah jeruk lemon dosis 6,67 mlkg BB 7
= kelompok perlakuan sari buah jeruk lemon dosis 3,33 mlkg BB 8
= kelompok perlakuan sari buah jeruk lemon dosis 2 mlkg BB
D. Perbandingan Daya Analgesik Sari Buah Jeruk Lemon Dengan Parasetamol