Perbandingan Daya Analgesik Sari Buah Jeruk Lemon Dengan Parasetamol

Tabel X. Hasil uji Scheffe persen proteksi nyeri pada penetapan daya analgesik sari buah jeruk lemon Kelompok 1 2 3 4 5 6 7 8 1 - TB B B B B B B 2 TB - B B B B B B 3 B B - TB TB TB TB TB 4 B B TB - TB TB TB TB 5 B B TB TB - TB TB TB 6 B B TB TB TB - TB TB 7 B B TB TB TB TB - TB 8 B B TB TB TB TB TB - Keterangan : B = Berbeda bermakna P ≤ 0,05 TB = Berbeda tidak bermakna P 0,05 1 = kelompok kontrol negatif CMC Na 1 2 = kelompok kontrol negatif akuades dosis 0,03 mlg BB 3 = kelompok kontrol positif parasetamol dosis 91 mgkg BB 4 = kelompok perlakuan sari buah jeruk lemon dosis 26,67 mlkg BB 5 = kelompok perlakuan sari buah jeruk lemon dosis 13,33 mlkg BB 6 = kelompok perlakuan sari buah jeruk lemon dosis 6,67 mlkg BB 7 = kelompok perlakuan sari buah jeruk lemon dosis 3,33 mlkg BB 8 = kelompok perlakuan sari buah jeruk lemon dosis 2 mlkg BB

D. Perbandingan Daya Analgesik Sari Buah Jeruk Lemon Dengan Parasetamol

Kelompok kontrol positif parasetamol memang mempunyai daya analgesik dengan mekanisme penghambatan sintesis prostaglandin. Dari tabel X juga dapat dilihat bahwa semua kelompok dosis sari buah jeruk lemon memiliki perbedaan yang tidak bermakna terhadap kelompok kontrol positif. Hal ini menunjukkan bahwa semua kelompok dosis sari buah jeruk lemon memiliki daya analgesik yang hampir sama dengan kontrol positif, yaitu parasetamol, atau bahkan lebih besar. Bisa dikatakan daya analgesik sari buah jeruk lemon lebih besar dibandingkan kontrol positif karena semua kelompok perlakuan sari buah jeruk lemon memiliki persen proteksi yang lebih besar dibandingkan persen PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI proteksi yang dimiliki kelompok kontrol positif, yaitu 45,177 . Persen proteksi terbesar dimiliki oleh kelompok dosis 26,67 mlkg BB 74,111 dan persen proteksi terkecil dimiliki oleh kelompok dosis 3,33 mlkg BB 51,776 . Apabila dilihat persen proteksi dari semua kelompok dosis sari buah jeruk lemon, semakin kecil dosis maka semakin kecil pula persen proteksi yang dihasilkan, kecuali pada dosis 3,33 mlkg BB yang lebih kecil persen proteksinya dibandingkan dosis 2 mlkg BB. Hal ini terjadi karena faktor kesalahan peneliti atau faktor keadaan patologis mencit, di mana dapat dilihat bahwa kedua kelompok ini dosis 3,33 dan 2 mlkg BB mempunyai SE Standard Error yang paling besar dibandingkan kelompok yang lain. Dari data yang ditunjukkan oleh tabel VIII juga dapat dilihat bahwa persen proteksi dari sari buah jeruk lemon belum mencapai dosis optimal. Persen proteksi yang paling kecil masih lebih besar daripada persen proteksi dari kontrol positif parasetamol. Peneliti tidak menggunakan dosis yang lebih kecil karena rentang dosisnya nanti akan terlalu besar. Selain itu dipakai dosis maksimum yang bisa diinjeksikan secara per oral ke mencit dosis 26,67 mlkg BB karena sebelumnya belum pernah dilakukan penelitian mengenai daya analgesik dari jeruk lemon sehingga belum diketahui dosis terapi dari sari buah jeruk lemon sebagai analgetika. Pada penelitian ini terbukti bahwa sari buah jeruk lemon mempunyai daya analgesik, yang mungkin lebih besar daripada parasetamol. Zat aktif yang dipercaya bertanggung jawab terhadap efek farmakologis tersebut adalah vitamin C. Vitamin C diketahui memiliki aktivitas sebagai antioksidan. Dengan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI adanya antioksidan ini, maka radikal-radikal bebas, yaitu peroksida endoperoksida dan asam hidroperoksida, yang dibebaskan setelah terjadi kerusakan sel akan diikat oleh vitamin C sehingga prostaglandin dan leukotrien tidak terbentuk. Hal ini menyebabkan sari buah jeruk lemon dapat mengurangi rasa nyeri karena dapat menghambat pembentukan mediator-mediator nyeri seperti prostaglandin dan leukotrien. Selain itu dimungkinkan ada senyawa- senyawa lain yang terdapat dalam sari buah jeruk lemon yang dapat mendukung efek analgesik dari vitamin C. Perubahan persen penghambatan rangsang nyeri terhadap kontrol positif dapat dilihat sebagai berikut : Tabel XI. Perubahan persen penghambatan nyeri pada penetapan daya analgesik sari buah jeruk lemon Kelompok uji Jumlah subyek uji Perubahan persen penghambatan nyeri X ± SE Kontrol negatif CMC Na 1 3 99,7 ± 11,27 Kontrol negatif akuades 0,03 mlg BB 6 100,0 ± 25,36 Kontrol positif parasetamol 91 mgkg BB 6 3,5 ± 4,76 SBJL dosis 26,67 mlkg BB 6 -57,1 ± 3,99 SBJL dosis 13,33 mlkg BB 6 -46,3 ± 5,38 SBJL dosis 6,67 mlkg BB 6 -49,5 ± 7,58 SBJL dosis 3,33 mlkg BB 6 -9,7 ± 14,28 SBJL dosis 2 mlkg BB 6 -26,9 ± 18,14 Keterangan : X = Mean rata–rata SE = Standard Error SBJL = sari buah jeruk lemon PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 99,7 100 3,5 -57,1 -46,3 -49,5 -9,7 -26,9 -60 -40 -20 20 40 60 80 100 perubahan persen proteksi 1 2 3 4 5 6 7 8 kelompok Grafik perubahan persen proteksi nyeri pada perbandingan daya analgesik sari buah jeruk lemon dengan parasetamol Gambar 12. Grafik perubahan persen proteksi nyeri pada penetapan daya analgesik sari buah jeruk lemon Keterangan : 1 = kelompok kontrol negatif CMC Na 1 2 = kelompok kontrol negatif akuades 0,3 mlg BB 3 = kelompok kontrol positif parasetamol 91 mgkg BB 4 = kelompok perlakuan sari buah jeruk lemon dosis 26,67 mlkg BB 5 = kelompok perlakuan sari buah jeruk lemon dosis 13,33 mlkg BB 6 = kelompok perlakuan sari buah jeruk lemon dosis 6,67 mlkg BB 7 = kelompok perlakuan sari buah jeruk lemon dosis 3,33 mlkg BB 8 = kelompok perlakuan sari buah jeruk lemon dosis 2 mlkg BB Berdasarkan data di atas, kontrol negatif CMC Na dengan perubahan persen penghambatan nyeri sebesar 99,7 ± 11,27 mempunyai perbedaan 100 dengan kontrol positif parasetamol. Hal ini dikarenakan dalam kontrol negatif tidak terjadi penghambatan rangsang nyeri, sehingga bisa dikatakan kontrol negatif tidak mempunyai daya analgesik. Selain itu, bisa dilihat pada data di atas bahwa semua kelompok dosis sari buah jeruk lemon mempunyai nilai perubahan persen proteksi yang negatif. Setelah dianalisis, maka diketahui bahwa daya analgesik dari parasetamol berbeda tidak bermakna dengan semua kelompok dosis sari buah jeruk lemon. Nilai perubahan proteksi yang paling mendekati kontrol PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI positif adalah -9,746 yang dimiliki kelompok dosis 3,33 mlkg BB, sedangkan yang paling besar yaitu -57,0921 yang dimiliki kelompok dosis 26,67 mlkg BB. Berdasarkan data–data di atas, maka dosis yang dipilih oleh penulis sebagai dosis terapi adalah 6,67 mlkg BB. Penulis tidak memilih dosis 26,67 mlkg BB yang memiliki daya analgesik terkuat dibandingkan dosis sari buah jeruk lemon yang lain karena belum pernah dilakukan penelitian mengenai toksisitas dari sari buah jeruk lemon. Sebagai tambahan informasi, ketika penulis mengadakan uji di laboratorium dengan menggunakan dosis 26,67 mlkg BB, ada 2 ekor mencit yang mengalami kematian, dan kematian tersebut penulis yakin bukan karena kesalahan menyuntik. Sebelumnya penulis juga sempat mencoba dosis maksimal dari jeruk lemon, yaitu 1 ml sari buah jeruk lemon tanpa mengalami pengenceran untuk 30 gram BB mencit, dan hasilnya 5 dari 6 mencit mengalami kematian yang sama. Namun pada dosis lainnya tidak ada mencit yang mengalami kematian yang serupa. Pengalaman ini yang menyebabkan penulis tidak memilih dosis 26,67 mlkg BB sebagai dosis terapi, melainkan memilih dosis 6,67 mlkg BB yang memiliki daya analgesik yang paling mendekati daya analgesik yang dimiliki dosis 26,67 mlkg BB.

E. Perbandingan Profil Geliat Parasetamol Dengan Sari Buah Jeruk Lemon.