Penetapan Kurva Baku Phloroglucinol

phloroglucinol pada ketiga panjang gelombang tersebut diperoleh hasil pembacaan absorbansi yang tidak berbeda jauh. Perbedaan panjang gelombang maksimum ini dapat juga dikarenakan tidak terkontrolnya pH larutan sehingga terjadi dua bentuk reduksi dari reagen Folin Ciocalteau. Senyawa kompleks molybdenum blue yang terukur bukan merupakan satu bentuk senyawa namun berupa campuran dari dua bentuk senyawa molydenum blue dengan rumus struktur yang berbeda. Menurut penelitian Zhang et al. 2006 tentang estimasi kandungan polifenol total berdasarkan reaksi Folin Ciocalteau, panjang gelombang maksimum untuk sampel A. nodosum dan standar phloroglucinol adalah 750 nm. Sehingga dipilih panjang gelombang 750,1 nm untuk pengukuran sampel dan baku karena mendekati panjang gelombang teoritis.

E. Penetapan Kurva Baku Phloroglucinol

Pembuatan kurva baku bertujuan mendapatkan persamaan garis regresi linier yang digunakan menghitung kadar phlorotannin dalam sampel. Pembuatan kurva baku digunakan 6 seri larutan phloroglucinol dengan konsentrasi yang berbeda yakni 0,1024; 0,2048; 0,3071; 0,4095; 0,5119; dan 0,6143 mg100mL. Kemudian, seri kadar larutan baku phloroglucinol diukur serapannya pada panjang gelombang maksimum 750,1 nm dan selanjutnya dibuat kurva hubungan antara kadar dengan serapan. Replikasi kurva baku dilakukan tiga kali. Hasil pengukuran serapan larutan phloroglucinol untuk pembuatan kurva baku disajikan pada tabel di bawah ini. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Tabel II. Data untuk persamaan kurva baku Replikasi I Replikasi II Replikasi III Seri Baku Kadar mg100mL absorbansi Kadar mg100mL absorbansi Kadar mg100mL absorbansi 1 0,1024 0,138 0,1046 0,132 0,1008 0,134 2 0,2048 0,269 0,2091 0,257 0,2016 0,255 3 0,3071 0,405 0,3137 0,407 0,3025 0,41 4 0,4095 0,516 0,4182 0,514 0,4033 0,506 5 0,5119 0,648 0,5228 0,643 0,5041 0,636 6 0,6143 0,796 0,6274 0,712 0,6049 0,724 A 0,0082 A 0,0277 A 0,0253 B 1,2665 B 1,1381 B 1,1871 R 0,9994 R 0,9956 r 0,9972 Koefisien korelasi menunjukkan hubungan antara konsentrasi dengan serapan. Nilai koefisien korelasi mendekati satu artinya hubungan antara kadar dan serapan mendekati linier dan sesuai hukum Lambert-Beer. Berdasarkan nilai r hitung yang diperoleh, ketiga kurva baku tersebut kemudian dibandingkan nilai r tabel pada taraf kepercayaan 95, df 4 diperoleh nilai r hitung ketiga kurva baku lebih besar dari r tabel yakni 0,811. Intersep dari persamaan garis regresi linier hasil replikasi I kecil yakni 0,0082. Hal ini berarti ada korelasi yang baik antara konsentrasi dengan serapan, dan korelasi terbaik dihasilkan oleh kurva baku replikasi I yang dibuktikan dengan nilai r hitung kurva baku replikasi I r hitung kurva baku replikasi III r hitung kurva baku replikasi II. Maka dari ketiga persamaan kurva baku tersebut dipilih kurva baku I untuk menetapkan kadar sampel. Persamaan kurva baku yang digunakan adalah Y = 1,2665 X + 0,0082. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Hubungan antara kadar phloroglucinol dan nilai absorbansi dari persamaan baku yang dipilih replikasi I disajikan pada gambar 9 di bawah ini: Gambar 9. Kurva baku hubungan kadar dan absorbansi phloroglucinol

F. Penetapan Kadar Phlorotannin Fraksi Etil Asetat Alga Coklat