Uji Kualitatif Senyawa Fenolik Isolasi Crude Phlorotannin

B. Uji Kualitatif Senyawa Fenolik

Salah satu kandungan mikronutrien dari tumbuhan alga coklat adalah polifenol yang dikenal sebagai phlorotannin yang berbeda dari polifenol pada tumbuhan terestrial Burtin, 2003 Tujuan dilakukannya uji polifenol adalah untuk memperkuat bukti adanya kandungan polifenol dalam alga coklat Sargassum cymosum C. Agardh. Adanya polifenol ditunjukkan dengan warna hijau-biru yang terjadi pada filtrat alga setelah ditetesi pereaksi FeCl 3. Hasil pengamatan sampel serbuk alga coklat Sargassum cymosum C. Agardh menunjukkan hasil positif mengandung senyawa polifenol. Sebelum penambahan FeCl 3 filtrat ekstrak alga coklat berwarna kuning pucat. Warna biru yang terjadi setelah penambahan FeCl 3 dikarenakan terbentuknya kompleks ion Fe 3+ dengan gugus- gugus fenol. Hasil uji polifenol ditunjukkan pada tabel I berikut: Tabel I. Hasil uji kandungan senyawa polifenol serbuk alga Sargassum cymosum C. Agardh Warna sebelum reaksi Warna sesudah reaksi Kuning pucat biru gelap di bagian tengah + PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI HO OH OH FeCl 3 Fe 3+ HO O H O O OH O OH HO 3 + + 3HCl OH phloroglucinol kompleks berwarna biru-ungu Gambar 6. Reaksi pembentukan kompleks gugus fenolik dan FeCl 3 Adanya senyawa fenol berupa tannin juga ditunjukkan dengan terbentuknya endapan setelah penambahan gelatin maupun setelah penambahan gelatin dan NaCl. Penambahan NaCl dapat meningkatkan kepekaan reaksi sehingga akan dihasilkan endapan dalam jumlah lebih banyak dibandingkan dengan penambahan gelatin saja. Endapan terjadi karena kemampuan tannin menyamak kulit. Selain itu tanin memiliki afinitas yang kuat terhadap gelatin sehingga gelatin mengalami presipitasi. Ikatan yang terjadi antara tannin dan gelatin merupakan ikatan hidrogen dan terdapat interaksi hidrofobik sehingga endapan yang terbentuk bersifat reversible.

C. Isolasi Crude Phlorotannin

Serbuk alga ditimbang lebih kurang 80 g kemudian diekstraksi dengan metode soxhletasi dengan cairan penyari metanol. Dipilih metode soxhletasi untuk efisiensi penyari dan phlorotannin masih dapat dipertahankan hingga suhu 170°C dilihat dari sifat fisika-kimia monomernya yaitu phloroglucinol. Metanol PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI digunakan untuk menarik senyawa-senyawa yang bersifat polar. Metanol memiliki gugus hidroksil sehingga mampu membentuk ikatan hidrogen intramolekular dengan gugus hidroksil pada senyawa fenolik sehingga polifenol cenderung larut dalam metanol. Ekstraksi dihentikan sampai cairan penyari benar-benar jernih untuk memastikan semua senyawa polar telah larut dalam metanol. Akan tetapi hal tersebut tidak menjamin bahwa seluruh kandungan phlorotannin telah larut dalam metanol dengan sempurna. Untuk itu sebenarnya perlu dilakukan optimasi terhadap lama waktu soxhletasi. Namun dalam penelitian ini hal tersebut tidak dilakukan dan soxhletasi berlangsung selama 56 jam. Kemudian hasil soxhletasi diuapkan pelarutnya menggunakan vacuum rotary evaporator agar diperoleh ekstrak kental. Selanjutnya dilakukan fraksinasi terhadap ekstrak metanol kental dengan menggunakan pelarut kloroform dan air sehingga terjadi pemisahan menjadi 2 lapisan. Hal ini dikarenakan adanya perbedaan berat molekul BM dimana fraksi metanol-air lebih ringan daripada fraksi kloroform. Kloroform merupakan pelarut yang cenderung non polar dibanding dengan metanol-air, sehingga memiliki kecenderungan menarik kandungan non polar seperti lipid Padda, 2006. Sedangkan metanol-air cenderung menarik kandungan polar karena sifatnya yang lebih polar dibandingkan kloroform. Lapisan bawah fraksi kloroform dibuang dan lapisan atas fraksi metanol-air difraksinasi kembali dengan etil asetat sebanyak 2 kali. Fraksinasi dilakukan secara berulang dengan jumlah pelarut sedikit dimaksudkan untuk mengefektifkan permurnian artinya senyawa yang diinginkan akan didapatkan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI dalam jumlah yang lebih banyak. Fraksi etil asetat dikumpulkan dan diuapkan pelarutnya untuk selanjutnya ditetapkan kadarnya secara kolorimetri dengan reagen Folin Ciocalteau.

D. Optimasi Metode Kolorimetri dengan Reagen Folin Ciocalteau