Intensitas suatu serapan dapat dinyatakan sebagai transmitans T yang didefinisikan sebagai berikut :
....1 Rumusan yang lebih tepat untuk intensitas serapan diturunkan dari hukum
Lambert-Beer. Hukum ini menyatakan hubungan antara serapan dengan tebalnya cuplikan dan konsentrasi bahan penyerap.
Hubungan tersebut dinyatakan sebagai berikut :
....2 Keterangan :
T = persen transmitan
Io = intensitas radiasi yang datang
I =
intensitas radiasi yang diteruskan e =
daya serap molar L.mol
-1
.cm
-1
c = konsentrasi larutan mol.L
-1
b = panjang sel cm
A = serapan
Silverstein et al., 1991
E. Kolorimetri
Kolorimetri adalah suatu teknik pengukuran cahaya yang diabsorbsi oleh zat berwarna, baik yang terbent uk dari asalnya maupun yang bereaksi dengan zat
lain Khopkar, 1990. Metode kolorimetri didasarkan pada gugus amin aromatik, amin alifatik, atau gugus yang bereaksi membentuk kompleks serta memiliki
rantai panjang. Metode ini lebih banyak digunakan karena lebih sederhana dan lebih sensitif. Yang ditentukan pada kolorimetri adalah serapan cahaya oleh
A =
I Io
log
= e b c T =
Io I
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
larutan yang berwarna. Kadar larutan dibuat dengan konsentrasi menaik dan membandingkan dengan senyawa yang dianalisis. Kolorimetri juga mencakup
pengubahan senyawa tidak berwarna menjadi berwarna dan penentuan fotometrinya dilakukan dalam daerah sinar tampak Roth dan Blaschke, 1994.
Kriteria analisis kolorimetri yang baik adalah : a. menghasilkan reaksi warna yang khusus dan intensif
Untuk mendapatkan hasil yang akurat maka warna yang dihasilkan harus sama dan waktu untuk mencapai warna yang maksimal harus cukup lama.
b. keterulangan Kolorimetri harus memberikan hasil reprodusibel pada kondisi spesifik.
c. kejernihan larutan larutan harus bebas dari pengo tor jika pembanding yang dibuat dengan
standar. Kekeruhan akan menyerap cahaya. d. kepekaan yang tinggi
hal ini baik bila waktunya sudah ditentukan, maka reaksi warnanya memiliki kepekaan yang tinggi. Hal ini juga akan menarik bila hasil reaksi menyerap
secara kuat dalam visibel daripada dalam UV Vogel,1978
F. Metode Folin Ciocalteau
Menurut Van Alstyne 1995, total senyawa fenolik dapat ditentukan dengan metode Folin Ciocalteau yang dimodifikasi cit., Hammerstrom, Dethier,
dan Duggins, 1998 dan diband ingkan dengan standar phloroglucinol. Metode Folin Ciocalteau direkomendasikan karena lebih memberikan warna pada sampel
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dan sedikit kecenderungan untuk berinterferensi dengan komponen non-fenolik daripada metode yang lain Waterman dan Mole, 1994.
Reagen Folin Ciocalteau merupakan larutan kompleks ion polimerik dari asam fosfomolibdat dan asam heteropolifosfotungstat Jansoon, 2005. Reagen
ini dibuat dengan mencampur sodium tungstat dan asam fosfomolibdat dalam asam fosfat, dididihkan selama 2 jam, kemudian didinginkan, dipekatkan, dan
disaring. Modifikasi dari metode ini terdiri dari penambahan lithium sulfat dan bromin ke dalam reagen fosfotungstat–fosfomolibdat pada akhir fase pendidihan,
dilanjutkan dengan pendinginan dan pemekatan. Penambahan lithium mencegah pembentukan endapan yang dapat berinterferensi dengan pembentukan intensitas
warna Folin dan Ciocalteau, 1944. Reaksi ini berdasar pada reduksi campuran dari reagen fosfotungstat
WO
4 -
– fosfomolibdat MoO
4 2-
oleh gugus hidroksil fenolik Box, 1983. Reagen Folin Ciocalteau merupakan rangkaian polimerik yang memiliki bentukan
umum dengan pusat unit tetrahedral fosfat PO4
3-
yang dikelilingi beberapa unit oktahedral asam-oksi molibdenum. Sehingga kompleks oktahedral yang
terbentuk merupakan kompleks MoO
3
-fosfat dengan fosfor P sebagai pusatnya. Molibdat pada kompleks tersebut dapat disubstitusi oleh tungsten W. Reaksi
tersebut menghasilkan warna biru ungu yang dapat diukur absorbansinya dengan spektrofotometer Jansoon, 2005.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
G. Keterangan empiris