dalam jumlah yang lebih banyak. Fraksi etil asetat dikumpulkan dan diuapkan pelarutnya untuk selanjutnya ditetapkan kadarnya secara kolorimetri dengan
reagen Folin Ciocalteau.
D. Optimasi Metode Kolorimetri dengan Reagen Folin Ciocalteau
1. Pembuatan larutan standar phloroglucinol
Standar yang digunakan adalah phloroglucinol yang merupakan monomer dari phlorotannin. Standar phloroglucinol dilarutkan dalam aseton 75
. Tidak digunakan pelarut metanol karena masih memiliki gugus hidroksil yang dapat mereduksi kompleks asam dalam reagen Folin Ciocalteau sehingga
meningkatkan resiko kesalahan saat pembacaan absorbansi. Untuk itu diganti menggunakan pelarut aseton 75 untuk menghilangkan intervensi absorbansi
warna dari pelarut metanol. Selanjutnya larutan direaksikan dengan reagen Folin Ciocalteau, dibiarkan selama 2 menit, lalu ditambahkan Na
2
CO
3
1,9 M untuk memberikan suasana basa. Setelah penambahan basa larutan menjadi berwarna
biru. Kemudian campuran divortex agar homogen dan disentrifus dengan kecepatan 4000 rpm selama 5 menit untuk mengendapkan senyawa-senyawa yang
tidak larut dalam aseton maupun air. Supernatan yang berupa larutan jernih hasil sentrifugasi berwarna biru sedangkan endapan berwarna putih. Supernatan
tersebut yang kemudian dibaca absorbansinya menggunakan spektrofotometer visibel.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2. Penentuan operating time OT
Operating time merupakan tahap pertama yang harus dilakukan dalam
optimasi metode kolorimetri. Penentuan OT bertujuan untuk mengetahui waktu pengukuran dimana pada rentang waktu tersebut senyawa memberikan serapan
yang stabil. Hal itu berarti semua senyawa fenolat telah mereduksi reagen Folin Ciocalteau dengan sempurna.
Pada penelitian ini pengukuran OT dilakukan setelah penambahan Na
2
CO
3
atau sejak terbentuknya warna. Pengukuran operating time kompleks molybdenum blue
dihasilkan dari larutan baku phloroglucinol dengan konsentrasi 4,0 ppm dilakukan pada panjang gelombang teoritis yaitu 750 nm. Hasil
penetapan operating time berupa kurva hubungan serapan vs waktu menunjukkan serapan stabil pada menit ke 50 hingga menit ke 90 dengan absorbansi 0,454.
Pengukuran serapan untuk kurva baku dan sampel dilakukan menit ke-60 agar semua pengukuran dilakukan pada rentang waktu operasi yang sama sehingga
semua mendapat perlakuan yang sama. Berikut ini adalah hasil pengukuran operating time
yang disajikan dalam bentuk kurva waktu vs serapan :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
absorbansi 0,100
0,200 0,600
0,400 0,300
0,500
0,00 10,00
20,00 30,00
40,00 50,00
60,00 70,00
80,00 90,00
Waktu menit
Gambar 7. Kurva waktu vs serapan hasil penetapan operating time
3. Penentuan panjang gelombang maksimum