Obat Antiinflamasi PENELAAHAN PUSTAKA
diambil manfaatnya dalam praktek pengobatan. Interaksi dapat membawa dampak yang merugikan kalau terjadinya interaksi tersebut sampai tidak dikenali sehingga
tidak dapat dilakukan upaya optimalisasi. Secara ringkas, dampak negatif dari interaksi ini kemungkinan akan timbul sebagai terjadinya efek sampingtoksik
dari obat, dan tidak tercapainya efek terapeutik yang diinginkan Suryawati, 1995.
Terdapat beberapa mekanisme bagaimana interaksi obat terjadi. Menurut Suryawati 1995, berdasarkan mekanismenya, interaksi dapat dibagi menjadi 3
golongan besar, yakni interaksi farmasetik, interaksi farmakokinetik, dan interaksi farmakodinamik.
1. Interaksi farmasetik
Interaksi ini merupakan interaksi fisiko-kimiawi antar obat sehingga mengubah efek farmakologiknya. Yang sering terjadi misalnya reaksi antara
obat-obat yang dicampur dalam cairan secara bersamaan, misalnya dalam infus atau suntikan Suryawati,1995.
2. Interaksi farmakokinetik
Interaksi farmakokinetik terjadi bila salah satu obat mempengaruhi atau mengubah absorpsi, distribusi ikatan protein, metabolisme dan ekskresi obat
kedua Suryawati,1995. 3.
Interaksi farmakodinamik Interaksi farmakodinamik berbeda dengan interaksi famakokinetik. Kalau
pada interaksi farmakokinetik terjadi perubahan kadar obat objek oleh karena perubahan pada proses absorpsi, distribusi, metabolisme dan ekskresi obat,
maka pada interaksi farmakodinamik terjadi perubahan efek obat objek karena pengaruh obat lain pada tempat kerja obat Suryawati, 1995.
Ketika obat-obat dengan efek farmakologis yang serupa diberikan secara bersamaan, biasanya tampak suatu respons aditif atau sinergis. Kedua obat
tidak atau dapat bekerja pada reseptor yang sama untuk menimbulkan efek. Sebaliknya, obat-obat dengan efek farmakologis berlawanan dapat
menurunkan respons dari satu atau kedua obat tersebut. Interaksi farmakodinamik obat relatif umum dalam praktek klinis, tetapi efek-efek yang
tidak diinginkan biasanya dapat diminimalisasi jika interaksi diantisipasi dan upaya penanggulangannya tepat Katzung, 2001.
Selain itu, terdapat pula beberapa istilah yang dapat dipakai untuk menjelaskan efek obat. Yakni: homoergi sepasang obat menimbulkan efek yang
benar-benar sama, heteroergi sepasang obat hanya salah satu yang menimbulkan efek tertentu, homodinami sepasang obat homoergi dengan mekanisme kerja
yang sama, dan heterodinami sepasang obat homoergi dengan mekanisme yang berbeda Fingl and Woodbury, 1970; Martin, 1971 cit Donatus, 1995.
Berdasarkan sifat efek pasangan obat di atas, pada hakikatnya antaraksi obat dapat digolongkan menjadi antaraksi: homoergi-homodinami dengan luaran
efek penambahan infra, sederhana, atau supra; serta homoergi-heterodinami dan heteroergi dengan luaran efek penghambatan atau penguatan Fingl dan
Woodbury, 1970; Martin, 1971 cit Donatus, 1995. Skema penggolongan antaraksi obat berdasarkan perubahan efek oleh Donatus 1995 dapat dilihat pada
gambar 5. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Obat A dan B
EFEK A = B
homoergi A atau B
heteroergi
Antaraksi EFEK
Penghambatan inhibisi Penguatan potensiasi
sama homodinami
beda heterodinami
Antaraksi
Antaraksi
EFEK EFEK
Penambahan adisi
Penghambatan inhibisi Penguatan potensiasi
• Penambahan infra
penambahan sederhana •
Penambahan sederhana = penambahan sederhana
• Penambahan supra
penambahan sederhana Antagonisme
Sinergisme MEKANISME ?
Gambar 6. Rangkuman penggolongan antaraksi obat berdasarkan perubahan efek Donatus, 1995