Dosis karagenin = BB
kg ml
mg ml
02 ,
100 1000
05 ,
×
=
BB kg
mg 25
3. Pembuatan suspensi karagenin
Timbang 100 mg karagenin, kemudian larutkan dalam 10 ml larutan NaCl fisiologis 0,9 sehingga diperoleh konsentrasi suspensi 1. Agar bisa
digunakan kembali, suspensi karagenin disimpan dalam freezer pada suhu – 15
o
C.
4. Penetapan dosis natrium diklofenak
Dosis natrium diklofenak yang digunakan pada uji pendahuluan adalah 3,36 mgkg BB; 4,48 mgkg BB; 5,6 mgkg BB Maryanto, 1997. Perhitungan
dosis: Dosis I
dosis untuk tikus 250 g = 30 mgkg BB
dosis untuk tikus 200 g =
g BB
kg mg
g 250
30 200
×
= 24
mgkg BB
Konversi dari tikus 200 g ke mencit 20 gram = 0,14 x 24 mgkg BB =
3,36 mgkg
BB Dosis II
dosis untuk tikus 250 g = 40 mgkg BB
dosis untuk tikus 200 g =
g BB
kg mg
g 250
40 200
×
= 32
mgkg BB
Konversi dari tikus 200 g ke mencit 20 gram = 0,14 x 32 mgkg BB =
4,48 mgkg
BB PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Dosis III dosis untuk tikus 250 g
= 50 mgkg BB dosis untuk tikus 200 g
=
g BB
kg mg
g 250
50 200
×
= 40
mgkg BB
Konversi dari tikus 200 g ke mencit 20 gram = 0,14 x 40 mgkg BB =
5,6 mgkg
BB
5. Pembuatan larutan natrium diklofenak
Serbuk natrium diklofenak ditimbang seksama 9 mg lalu dilarutkan dalam aquades hingga volume 50 ml sehingga diperoleh konsentrasi larutan natrium
diklofenak sebesar 0,18 mgml.
6. Penetapan dosis beta karoten
Dosis tertinggi beta karoten yang digunakan mengacu pada penelitian Wijoyo 2001, di mana pada penelitian tersebut dinyatakan bahwa dosis sari wortel
22,5mlkg BB setara dengan 1,845 mgkg BB beta karoten. Berdasarkan dosis tersebut, ditetapkan 4 peringkat dosis yaitu 0,6523; 0,9225; 1,3046 dan 1,845
mgkg BB.
7. Orientasi rentang waktu pemotongan kaki setelah injeksi karagenin 1
subplantar
Hewan uji dibagi 4 kelompok, tiap kelompok terdiri dari 3 ekor. Diberi perlakuan pada kaki kiri bagian belakang diinjeksi 0,05 ml suspensi karagenin 1
secara subplantar sedangkan kaki kanan bagian belakang hanya disuntik dengan spuit injeksi subplantar tanpa suspensi karagenin 1. Selanjutnya tiap kelompok
hewan uji dikorbankan pada selang waktu tertentu yaitu: 1, 2, 3, dan 4 jam. Setelah injeksi karagenin subplantar, kedua kaki belakang dipotong pada sendi
torsocrural kemudian ditimbang. Waktu pemotongan kaki ditentukan pada saat kaki mengalami peningkatan udem yang berarti.
8. Orientasi dosis efektif natrium diklofenak
Hewan uji dibagi dalam 3 kelompok, tiap kelompok 3 ekor diberi perlakuan Na-diklofenak per oral dengan dosis yang berbeda-beda. Kelompok I dengan
dosis 3,36 mgkg BB. Kelompok II dengan dosis 4,48 mgkg BB, dan kelompok III dengan dosis 5,6 mgkg BB. Kemudian kaki kiri bagian belakang diinjeksi
0,05 ml suspensi karagenin 1 subplantar, sedangkan kaki kanan hanya disuntik dengan injeksi secara subplantar tanpa suspensi karagenin 1. Beberapa lama
kemudian mencit dikorbankan, kedua kaki belakangnya dipotong pada sendi torsocrural kemudian ditimbang. Dosis efektif natrium diklofenak didapat dari
penurunan udem yang berarti.
9. Orientasi waktu pemberian natrium diklofenak
Hewan uji dibagi dalam 4 kelompok. Tiap kelompok terdiri dari 3 ekor, diberi perlakuan dengan dosis efektif diklofenak secara per oral dalam rentang waktu
tertentu. Tiap kelompok diberi natrium diklofenak dengan interval waktu 15, 30, 45, dan 60 menit sebelum diinjeksi karagenin. Setelah diinjeksi natrium
diklofenak dengan dosis efektif, tiap kelompok mencit disuntik subplantar 0,05 ml karagenin 1 pada telapak kaki kiri dan telapak kaki kanan sebagai kontrol hanya
disuntik tanpa diberi karagenin. Setelah itu kedua kaki dipotong pada sendi torsocrucal lalu ditimbang. Waktu pemberian larutan natrium diklofenak yang
digunakan adalah pada saat udema kaki mencit mengalami penurunan yang berarti.