Akibat dari respon imun bagi tuan rumah mungkin menguntungkan, seperti bilamana ia menyebabkan organisme penyerang di-fagositosis atau dinetralisir.
Sebaliknya, akibat tersebut juga dapat bersifat merusak bila menjurus pada inflamasi kronis tanpa penguraian dari proses yang mendasarinya. Inflamasi
kronis melibatkan keluarnya sejumlah mediator yang tidak menonjol dalam respons akut Katzung, 2001.
2. Mekanisme
Bila membran sel mengalami kerusakan oleh suatu rangsangan kimiawi, fisik, atau mekanis maka enzim fosfolipase diaktifkan untuk mengubah
fosfolipida yang terdapat disitu menjadi asam arakhidonat Tjay Rahardja, 2002. Enzim siklooksigenase mengubah asam arakidonat menjadi prostaglandin
dan tromboksan. Lipoksigenase ialah enzim yang mengubah asam arakidonat menjadi leukotrien. Leukotrien mempunyai efek kemotaktik yang kuat pada
eosinofil, neutrofil, dan makrofag dan mendorong terjadinya bronkokonstriksi dan perubahan permeabilitas vaskuler. Kinin dan histamin juga dikeluarkan di tempat
kerusakan jaringan, sebagai unsur komplemen dan produk leukosit dan platelet lain. Stimulasi membran neutrofil menghasilkan oxygen free radicals. Anion
superoksid dibentuk oleh reduksi oksigen molekuler yang dapat memacu produksi molekul lain yang reaktif, seperti hidrogen peroksid dan hydroxyl radicals.
Interaksi substansi-substansi ini dengan asam arakidonat menyebabkan munculnya substansi kemotaktik, oleh karena itu melestarikan proses inflamasi
Wibowo dan Gofir, 2001. Skema dari mediator-mediator yang berasal dari asam arakidonat dan titik tangkap kerja obat dapat dilihat pada gambar 3.
PGE
2
vasodilator; hyperalgesic
PGD
2
inhibits platelet aggregation;
vasodilator
PGF
2
α
bronchoconstricto myometrial
contraction
Phospholipid
Glucocorticoids induce lipocortin
Arachidonate Lyso-glyceril-
phosphorylcholine
Cyclic endoperoxides
Phospholipase A
PAF Antagonists
Cyclo-oxygenas
NSAIDs
PAF
vasodilator; increases vascular
permeability; bronchoconstrictor;
chemotaxin
5-HPETE
LTA
4
5-Lipoxygenas
5-Lipoxygenas inhibitors
e.g. zileutin TXA
2
Antagonists TXA
2
12-Lipoxygenas
Gambar 3. Diagram mediator-mediator inflamasi yang berasal dari fosfolipida beserta aksinya, serta titik tangkap kerja obat anti-inflamasi Rang, Dale, Ritter
and Moore, 2003
Keterangan: PG
= prostaglandin PGI
2
, prostaglandin I
2
prostasiklin; PGF
2 α
, prostaglandin F
2 α
; PGD
2
, prostaglandin D
2
; PGE
2
, prostaglandin E
2
TXA
2
= tromboksan A
2
LT = leukotrien LTA
4
, leukotrien A
4
; LTB
4
, leukotrien B
B
4
; LTC
4
, leukotrien C
4
; LTD
4
, leukotrien D
4
; LTE
4
, leukotrien E
4
HETE = hydroxyeicosatetraenoic acid
HPETE = hydroperoxyeicosatetraenoic acid
PAF =
platelet-activating factor NSAIDs
= Non-Steroidal Anti-inflammatory Drugs
thrombotic; asoconstrictor
TXA
2
synthase nhibitor
PGI
2
vasodilator; hyperalgesic;
stops platelet aggregation
LTB
4
Glucocorticoids inhibit
induction
15-Lipoxygenas
12-HETE Lipoxins
A and B
chemotaxin
Leukotriene receptor
antagonists, e.g.
LTC
4
LTD
4
LTE
4
bronchoconstrictors increase vascular
permeability
zafirukast, montelukast
PG antagonists
3. Gejala
Gejala proses inflamasi akut yang sudah dikenal, meliputi: rubor, kalor, dolor
, tumor, dan function laesa Wilmana, 1995. Kemerahan rubor, biasanya merupakan hal pertama yang terlihat di daerah yang mengalami peradangan.
Waktu reaksi peradangan mulai timbul, maka arteriola yang mensuplai daerah tersebut melebar, sehingga lebih banyak darah yang mengalir ke dalam
mikrosirkulasi lokal. Keadaan inilah yang bertanggung jawab atas warna merah lokal karena peradangan akut. Panas kalor, berjalan sejajar dengan kemerahan
reaksi radang akut. Sebenarnya, panas hanyalah suatu sifat reaksi peradangan pada permukaan badan, yang dalam keadaan normal lebih dingin dari 37
o
C, yaitu suhu di dalam tubuh. Rasa sakit dolor dalam reaksi peradangan dapat
ditimbulkan melalui berbagai cara. Perubahan pH lokal atau konsentrasi lokal ion- ion tertentu dapat merangsang ujung-ujung saraf. Hal yang sama, pengeluaran zat
kimia tertentu seperti histamin atau zat kimia bioaktif lainnya dapat merangsang saraf. Selain itu pembengkakan jaringan yang meradang mengakibatkan
peningkatan tekanan lokal, yang tanpa diragukan lagi dapat menimbulkan rasa sakit. Segi paling mencolok dari peradangan akut mungkin adalah pembengkakan
lokal tumor. Pembengkakan timbul akibat pengiriman cairan dan sel-sel dari sirkulasi darah ke jaringan-jaringan interstitial. Campuran cairan dan sel yang
tertimbun di daerah peradangan disebut eksudat. Kenyataan adanya perubahan fungsi function laesa telah diketahui Price and Wilson, 1995.