14
2.1.3.5 Aturan yang Berlaku di keluarga
Lingkungan yang pertama kali kita kenal adalah keluarga , dalam sebuah keluarga terdapat norma atau aturan yang harus diaati oleh setiap anggota
keluarga, norma tersebut sudah dikenalkan sejak kecil oleh orang tua. Norma dalam keluarga mengatur agar kehidupan dalam keluarga berjalan dengan tertib
dan teratur. 1.
Aturan tertulis Contoh : setiap bangun tidur harus merapikan tempat tidur
2. Aturan tidak tertulis
Contoh : jika orang tua sedang sibuk bekerja, anak-anak wajib membantu
2.1.3.6 Aturan yang Berlaku di sekolah
Di setiap sekolah ada tata tertib. Tata tertib itu dibuat oleh pihaksekolah. Selain tata tertib sekolah, ada juga tata tertib di kelas tata tertib di kelas biasanya
dibuat oleh wali kelas. Namun,sebenarnya aturan yang berlaku di sekolah maupun di kelas bisajuga dibuat bersama-sama oleh semua warga sekolah.Aturan
yangdibuat bersama-sama pada umumnya akan lebih baik. Hal inidisebabkan
setiap warga sekolah merasa ikut bertanggungjawabuntuk menaati aturan tersebut.
1. Aturan tertulis
Contoh aturan tertulis yang berlaku di sekolah adalah sebagai berikut: a.
Setiap murid menempati tempat duduk sesuai urutan. b.
setiap murid wajib memakai seragam lengkap 2.
Aturan tidak tertulis Contoh aturan tidaktertulis yang berlaku di sekolah adalah sebagai berikut:
a. Menjaga ketertiban
15 b.
Bersikap sopan dengan siapa saja.
2.1.3.7 Aturan yang Berlaku di masyarakat
Di lingkungan masyarakat ada aturan-aturan. Ada aturan tertulis dan ada juga aturan tidak tertulis. Aturan itu dibuat untukmengatur agar kehidupan warga
masyarakat dapat berjalan dengan tertib dan lancar. Jika kehidupan berjalan
dengan tertib, warga masyarakat akan merasakan hidup tenang dan nyaman.
Contoh-contoh aturan yang berlaku di masyakat antara lain: a.
Setiap warga masyarakat wajib menjaga kebersihan dan keindahan lingkungan b.
Setiap warga masyarakat wajib menjaga keamanan lingkungan c.
Setiap warga masyarakat wajib menjaga ketenangan di lingkungan d.
Setiap tamu yang bermalam wajib lapor pada Ketua RT e.
Dilarang membuat gaduh di lingkungan masyarakat
2.1.4
Problem Based Learning
PBL 2.1.4.1 Pengertian
Pembelajaran berbasis masalah adalah salah satu bentuk pembelajaran yang berlandaskan pada paradigma konstruktivesme, yang berorientasi pada
pembelajaran siswa
student-centred learning
eviline siregar dan hartini nara dalam bimo walgito 2003. Menurut Tan dalam Walgito 2003
Problem Based Learning
merupakan inovasi dalam pembelajaran karena dalam kemampuan berpikir siswa betul-betul dioptimalisasikan melalui proses kerja kelompok atau
tim yang sitematis, sehingga siswa dapat memberdayakan, mengasah, menguji, dan mengembangkan kemampuan berpikirnya secara berkesinambungan.
Ngalimun 2014 mengungkapkan pembelajaran berbasis masalah merupakan model pembelajaran yang melatih dan mengembangkan kemampaun untuk
16 menyelesaikan masalah yang berorientasi pada masalah otentikdari kehidupan
aktual siswa untuk merangsang kemampuan tingkat tinggi. Pembelajaran
problem based learning
yang diterapkan melalui lima tahap sebagai berikut : 1 orientasi siswa kepada masalah, 2 mengorganisai siswa untuk
belajar, 3 membimbing penyelidikan, 4 mengembangkan dan menyajikan hasil karya, 5menganalisis dan mengevaluasi pemecahan masalah. Penerapan model
pembelajaran problem based learning pada penelitian, yaitu dapat meningkatkan siswa dalam memecahkan suatu masalah terutama pada mata pelajaran pkn.
Pendidikan kewarganegaraan yaitu untuk mengembangkan dan mendidik, watak, perilaku dalam keluarga, sekolah dan lingkungan masyarakat.
2.1.4.2 Tujuan