Hubungan persepsi dan sikap siswa kelas II B terhadap mata pelajaran PKN di SD N Terbansari I Yogyakarta.

(1)

ABSTRAK

Hubungan Persepsi dan Sikap Siswa Kelas II Pada Mata Pelajaran PKn Di SD N Terbansari 1 Yogyakarta.

Arifin

Universitas Sanata Dharma 2017

Latar belakang penelitian ini adalah keprihatinan terhadap persepsi siswa yang cukup dimana persepsi tersebut dapat mempengaruhi sikap siswa terhadap mata pelajaran PKn. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan persepsi siswa kelas II terhadap model pembelajarn Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) dengan sikap siswa pada mata pelajaran PKn di SDN Terbansari 1 Yogyakarta pada semester gasal tahun ajaran 2016/2017.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara persepsi siswa dan sikap siswa kelas IIB pada mata pelajaran PKn di SD N Terbansari 1 Yogyakarta pada semester gasal tahun ajaran 2016/2017. Penelitian ini menggunakan desain penelitian factorial design. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IIB SDN Terbansari 1 Yogyakarta yaitu sebanyak 23 siswa Sampel penelitian ini terdiri dari 23 siswa kelas IIB sebagai kelompok siswa.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa : terdapat hubungan antara persepsi siswa dan sikap siswa kelas IIB pada mata pelajaran PKn. Hal tersebut ditunjukkan dengan harga Sig (2-tailed) sebesar 0,001 (p < 0,05); Pearson correlation= 0,458”. Termasuk hubungan korelasi yang sedang karena 0,458” berada pada rentang 0,40 -0,559.


(2)

ABSTRACT

The Perception’s correlations and Attitude of Second Gradde on Civics Education and Citizenship in SDN Terbansari 1 Yogyakarta.

Arifin

University Of Sanata Dharma 2017

The background of this study was writer’s concern over the enough of students perceptions. The perceptions can influence students behaviour towards Civics Education and Citizenship. The objective of this study was to find out about the perception’s correlation of second grade students towards Reflective Pedagogical Paradigm (Paradigma Pedagogi Reflektif) Learning Method with Attitude On Civics Education and Citizenship in SD N Terbansari 1 Yogyakarta in first semester of academic year 2016/2017.

The objective of this study was to find out about the correlation between perception and attitude of second grade students toward Civics in SD N Terbansari 1 Yogyakarta in odd semester academic year 2016/2017. This study applied a research design called as factorial design. Population of this study were all of the second grade students in SD N Terbansari 1 Yogyakarta and the sample of the research was 23 students taken from the population and later will be known as student’s group.

The result of this study showed that there was correlation between perception and attitude of second grade students toward Civics. It could be shown with the number or sig (2-tailed) of 0,001 (p<0,05); Pearson correlation = 0,458. It is included as the rage from 0,400 to 0,599


(3)

i

HUBUNGAN PERSEPSI DAN SIKAP SISWA KELAS II B PADA MATA PELAJARAN PKN DI SD N TERBANSARI 1 YOGYAKARTA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh: Arifin NIM : 131134049

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2017


(4)

ii SKRIPSI

HUBUNGAN PERSEPSI DAN SIKAP SISWA KELAS II B PADA MATA PELAJARAN PKN DI SD N TERBANSARI 1 YOGYAKARTA


(5)

iii

HUBUNGAN PERSEPSI DAN SIKAP SISWA KELAS II B PADA MATA PELAJARAN PKN DI SD N TERBANSARI 1 YOGYAKARTA


(6)

iv

PERSEMBAHAN

Skripsi ini saya persembahakan kepada:

1. Allah SWT yang telah memberi kemudahan dan kelancaran. 2. Orang tuaku, Bapak Supri dan Ibu Suratmini Dimaya. 3. Kakakku Imawati Ardhani.

4. Sahabatku dari semester satu Archangela Gemma Galgani dan Anselmus Krisayoga Pratama.

5. Teman PPL 2016 di SD N Terbansari 1 Cornelius Ardhi, Shinta Tan Lung, Yustina Wijayanti, Archangela Gemma Galgani dan Anselmus Krisayoga Pratama.

6. PGSD Universitas Sanata Dharma sebagai tempat menuntut ilmu. 7. SD Kanisius Temanggung.

8. dan SMP Kanisius Temanggung.

dan semua pihak yang terlibat dalam penulisan tugas akhir yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu.


(7)

v MOTTO

Maka sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan. Sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan.

(Q.S. Al-Insyirah: 5-6)

Bagaimanapun hidup sulit kelihatannya, selalu ada sesuatu yang dapat Anda lakukan dan berhasil padanya.

(Stephen Hawking)

Kebanyakan orang mengatakan bahwa kecerdasanlah yang melahirkan seorang ilmuwan besar. Mereka salah, karakterlah yang melahirkannya.


(8)

vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, keculai yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar referensi, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 17 Januari 2017 Peneliti


(9)

vii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

Nama : Arifin

Nomor Mahasiswa : 131134049

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Universitas Sanata Dharma karya ilmiah yang berjudul:

HUBUNGAN PERSEPSI DAN SIKAP SISWA KELAS II B PADA MATA PELAJARAN PKN DI SD N TERBANSARI 1 YOGYAKARTA”.

beserta perangkat yang diperlukan. Dengan demikian saya memberikan kepada Universitas Sanata Dharma untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, menggolahnya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media untuk keperluan akademis tanpa perlu meminta izin maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai peneliti.

Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal: 26 Januari 2017 Yang menyatakan,


(10)

viii ABSTRAK

Hubungan Persepsi dan Sikap Siswa Kelas II B Pada Mata Pelajaran PKn Di SD N Terbansari 1 Yogyakarta.

Arifin

Universitas Sanata Dharma 2017

Latar belakang penelitian ini adalah keprihatinan terhadap persepsi siswa yang cukup dimana persepsi tersebut dapat mempengaruhi sikap siswa terhadap mata pelajaran PKn. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan persepsi siswa kelas II terhadap model pembelajarn Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) dengan sikap siswa pada mata pelajaran PKn di SDN Terbansari 1 Yogyakarta pada semester gasal tahun ajaran 2016/2017.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara persepsi siswa dan sikap siswa kelas IIB pada mata pelajaran PKn di SD N Terbansari 1 Yogyakarta pada semester gasal tahun ajaran 2016/2017. Penelitian ini menggunakan desain penelitian factorial design. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IIB SDN Terbansari 1 Yogyakarta yaitu sebanyak 23 siswa Sampel penelitian ini terdiri dari 23 siswa kelas IIB sebagai kelompok siswa.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa : terdapat hubungan antara persepsi siswa dan sikap siswa kelas IIB pada mata pelajaran PKn. Hal tersebut ditunjukkan dengan harga Sig (2-tailed) sebesar 0,001 (p < 0,05); Pearson correlation= 0,458”. Termasuk hubungan korelasi yang sedang karena 0,458” berada pada rentang 0,40-0,559.


(11)

ix ABSTRACT

The Perception’s correlations and Attitude of Second Gradde on Civics Education and Citizenship in SDN Terbansari 1 Yogyakarta.

Arifin

University Of Sanata Dharma 2017

The background of this study was writer’s concern over the enough of students perceptions. The perceptions can influence students behaviour towards Civics Education and Citizenship. The objective of this study was to find out about the perception’s correlation of second grade students towards Reflective Pedagogical Paradigm (Paradigma Pedagogi Reflektif) Learning Method with Attitude On Civics Education and Citizenship in SD N Terbansari 1 Yogyakarta in first semester of academic year 2016/2017.

The objective of this study was to find out about the correlation between perception and attitude of second grade students toward Civics in SD N Terbansari 1 Yogyakarta in odd semester academic year 2016/2017. This study applied a research design called as factorial design. Population of this study were all of the second grade students in SD N Terbansari 1 Yogyakarta and the sample of the research was 23 students taken from the population and later will be known as student’s group.

The result of this study showed that there was correlation between perception and attitude of second grade students toward Civics. It could be shown with the number or sig (2-tailed) of 0,001 (p<0,05); Pearson correlation = 0,458. It is included as the rage from 0,400 to 0,599


(12)

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala berkat dan karunia-nya yang begitu melimpah sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “HUBUNGAN PERSEPSI DAN SIKAP SISWA KELAS II B PADA MATA PELAJARAN PKN DI SD N TERBANSARI 1 YOGYAKARTA”. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana pendidikan program studi PGSD Universitas Sanata Dharma.

Peneliti menyadari bahwa penulian skripsi ini tidak akan terwujud tanpa bantuan dari berbagai pihak, karena itu peneliti ingin mengucapkan terimakasih kepada:

1. Rohandi, Ph.D. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.

2. Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd. Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

3. Apri Damai Sagita Krissandi, S.S., M.Pd. Wakil Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

4. Drs. Paulus Wahana, M.Hum. Dosen Pembimbing I yang telah memberikan semangat, arahan dan sumbangan pikiran yang peneliti butuhkan untuk menyelesaikan skripsi ini.

5. Elisabeth Desiana Mayasari, S.Psi., M.A. Dosen Pembimbing II yang telah memberikan semangat, arahan dan sumbangan pikiran yang peneliti butuhkan untuk menyelesaikan skripsi ini.

6. Bapak dan Ibu Dosen serta karyawan Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan ilmu kepada peneliti.

7. Pas Hartin, S.Pd. ibu kepala SD N Terbansari 1 yang telah memberikan izin kepada peneliti dalam melaksanakan penelitian.

8. Armawati Wara Widiani, S.Sn. guru kelas II B di SD N Terbansari 1 yang telah memberikan bimbingan, waktu dan bantuan kepada peneliti sehingga dapat menyelesaikan penelitian.


(13)

xi

9. Bapak, Ibu guru serta karyawan SD N Terbansari 1 yang telah menerima kehadiran peneliti dengan ramah dan terbuka.

10. Siswa-siswi kelas II B SD N Terbansari 1 tahun ajaran 2016/2017 yang telah bersedia mengisi instrumen penelitian.

11. Orang tua tercinta Bapak Supri dan Ibu Suratmini Dimaya yang telah mendukung, mendoakan, serta meberikan semangat untuk penyelesiaian skripsi ini.

12. Kakakku Imawati Ardhani yang telah memberikan dukungan dan semangat.

13. Sahabat dekatku yang selalu mendengarkan keluh kesah dan memberikan semangat dalam menyelesaikan skripsi ini.

14. SD Kanisius Temanggung yang membantu peneliti untuk menyelesikan skripsi ini.

15. SMP Kanisius Temanggung yang membantu peneliti untuk menyelesikan skripsi ini.

16. Teman-teman PGSD angkatan 2013, yang selalu menemani, memberikan dukungan dalam penyelesaiaan skripsi ini.

17. Semua pihak yang telah memberikan dukungan baik secara langsung maupun tidak langsung dalam penyusunan skripsi ini.

Peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, kritik, saran yang membangun akan peneliti terima dengan senang hati. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca dan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.


(14)

xii DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... Error! Bookmark not defined. HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

LEMBAR PERYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xvi

DAFTAR GRAFIK ... xvii

DAFTAR LAMPIRAN ... xviii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Batasan Penelitian ... 6

1.3 Rumusan Masalah ... 7

1.4 Tujuan Penelitian ... 7

1.5 Manfaat Penelitian ... 7

1.6 Definisi Operasional ... 8

BAB II LANDASAN TEORI ... 10

2.1 Kajian Pustaka ... 10

2.1.1 Persepsi ... 10

2.1.2 Sikap ... 14

2.1.3 Paradigma Pedagogi Reflektif ... 20


(15)

xiii

2.1.5 Cinta Lingkungan ... 26

2.2 Penelitian- Penelitian yang Relevan ... 27

2.3 Kerangka Berfikir ... 31

2.4 Hipotestis Penelitian ... 32

BAB III METODE PENELITIAN... 33

3.1 Jenis Penelitian ... 33

3.2 Setting Penelitian ... 33

3.3 Populasi dan Sampel ... 35

3.4 Variabel Penelitian ... 35

3.5 Teknik Pengumpulan Data ... 37

3.6 Instrumen Penelitian ... 39

3.7 Teknik Pengujian Instrumen... 52

3.8 Teknik Analisis Data ... 63

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 71

4.1 Hasil Inplementasi Penelitian ... 71

4.2 Hasil Penelitian ... 72

4.3 Pembahasan Hasil Penelitian ... 94

BAB V KESIMPULAN, KETERBATASAN PENELITIAN, DAN SARAN... 111

5.1 Kesimpulan ... 111

5.2 Keterbatasan Penelitian ... 112

5.3 Saran ... 112


(16)

xiv

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1 Jadwal Penelitian... 34

Tabel 2 Instrumen Yang Digunakan ... 38

Tabel 3 Kisi-Kisi Dan Indikator Persepsi Dan Sikap... 40

Tabel 4 Kisi-Kisi Pertanyaan Kuesioner Persepsi Siswa ... 43

Tabel 5 Kisi-Kisi Pertanyaan Kuesioner Sikap Siswa ... 47

Tabel 6 Sebaran Uji Coba Kuesioner Persepsi Siswa ... 50

Tabel 7 Sebaran Uji Coba Kuesioner Sikap Siswa ... 52

Tabel 8 Kriteria Koefisien Reliabilitas ... 55

Tabel 9 Hasil Uji Validitas Persepsi Siswa ... 57

Tabel 10 Validasi Setiap Indikator Persepsi ... 59

Tabel 11 Hasil Uji Validitas Sikap Siswa Terhadap PKn ... 59

Tabel 12 Validasi Setiap Indikator Sikap... 61

Tabel 13 Tabel Kualifikasi Koefisien Reliabilitas ... 61

Tabel 14 Tabel Relibilitas Persepsi Siswa ... 62

Tabel 15 Tabel Reliabilitas Sikap Siswa Terhadap Mata Pelajaran PKn ... 62

Tabel 16 Koefisien Korelasi... 65

Tabel 17 Pedoman Wawancara Siswa ... 68

Tabel 18 Pedoman Wawancara Guru ... 69

Tabel 19 Uji Normalitas Persepsi ... 74

Tabel 20 Uji Normalitas Sikap ... 76

Tabel 21 Hasil Uji Homogenitas Pretest Terhadap Persepsi Siswa ... 78

Tabel 22 Hasil Uji Homogenitas Sikap ... 79

Tabel 23 Uji Lineritas ... 80

Tabel 24 Uji Korelasi ... 82

Tabel 25 Uji Perbedaan Persepsi Siswa Terhadap Model ... 84

Tabel 26 Uji Selisih Skor Pretest dan Posttest Kelompok Sikap ... 86

Tabel 27 Uji Kenaikan Skor Pretest ke Posttest Persepsi Siswa ... 89


(17)

xv

Tabel 29 Uji Kenaikan Skor Pretest ke Posttest Sikap Siswa ... 92 Tabel 30 Persentase Uji Kenaikan Skor Pretest dan Posttest Sikap Siswa ... 93


(18)

xvi

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1 Pola Pelaksanaan PPR Suparno (2015) ... 24

Gambar 2 Literatur Dari Penelitian Sebelumnya ... 30

Gambar 3 hubungan dari variabel independen, variabel dipenden, variabel moderator ... 37

Gambar 4 Rumus Uji Reliabilitas ... 55

Gambar 5 Rumus Persentase Kenaikan Skor Pretest Ke Posttest ... 67

Gambar 6 Rumus Persentase Kenaikan Skor Pretest Ke Posttest Persepsi ... 90


(19)

xvii

DAFTAR GRAFIK

Halaman

Grafik 1 Scatterplot Hasil Uji Linearitas ... 80

Grafik 2 Perbandingan Selisih Skor Pretest ke Posttest ... 85

Grafik 3 Perbandingan Selisih Skor Pretest ke Posttest Sikap ... 88

Grafik 4 Kenaikan Skor Pretest dan Posttest Persepsi Siswa ... 91


(20)

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Instrumen Penelitian ... 119

Lampiran 2 Rubrik Penilaian ... 123

Lampiran 3 Expert Judgement ... 124

Lampiran 4 Uji Validitas Instrumen Persepsi Siswa... 126

Lampiran 5 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Persepsi Siswa ... 128

Lampiran 6 Uji Validitas Instrumen Sikap Siswa ... 129

Lampiran 7 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Sikap Siswa ... 131

Lampiran 8 Silabus ... 132

Lampiran 9 RPP ... 137

Lampiran 10 Nilai Pretest Persepsi Siswa ... 167

Lampiran 11 Nilai Posttest Persepsi Siswa ... 169

Lampiran 12 Nilai Pretest Sikap Siswa Pada Mata Pelajaran PKn ... 171

Lampiran 13 Nilai Posttest Sikap Siswa Pada Mata Pelajaran PKn ... 172

Lampiran 14 Uji Normalitas Persepsi Siswa dan Sikap Siswa ... 173

Lampiran 15 Uji Homogenitas Persepsi Siswa ... 174

Lampiran 16 Uji Homogenitas Sikap Siswa ... 175

Lampiran 17 Uji Linearitas ... 176

Lampiran 18 Uji Hipotesis Korelatif (Hubungan) ... 178

Lampiran 19 Uji Perbedaan Persepsi Siswa Terhadap Model Pembelajaran ... 179

Lampiran 20 Uji Perbedaan Sikap Siswa Pada Mata Pelajaran PKn ... 180

Lampiran 21 Uji Kenaikan Skor Pretest ke Posttest Persepsi Siswa ... 181

Lampiran 22 Uji Kenaikan Skor Pretest ke Posttest Sikap Siswa ... 182

Lampiran 23 Transkirp Wawancara Siswa ... 183

Lampiran 24 Transkirp Wawancara Guru... 185

Lampiran 25 Foto-Foto Kegiatan Pembelajaran ... 188

Lampiran 26 Surat Izin Penelitian... 190

Lampiran 27 Surat Izin Telah Melakukan Penelitian ... 191


(21)

1 BAB I PENDAHULUAN

Pada bab I ini peneliti akan membahas tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan definisi oprasioanal.

1.1 Latar Belakang Masalah

Hal yang terpenting dalam suatu Negara adalah pendidikan, hal ini seperti yang tercantum pada Undang-Undang RI No. 12 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (pasal 1) merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Sekolah merupakam tempat yang disediakan pemerintah dalam menangani masalah pendidikan di Indonesia bertujuan mengembangkan ketrampilan peserta didik, tidak hanya itu tetapi juga aspek kognitif yang dikembangkan agar memiliki kemampuan kognitif yang baik. Tanpa disadari dalam dunia pendidikan juga muncul persoalan atau masalah. Permasalahan yang awal muncul adalah kemampuan individu untuk menerima rangsangan dari luar sehingga dapat mengerti keadaan lingkungan sekitar.

Kemampuan dari individu untuk menerima stimulus atau rangsangan dari luar yang kemudian diorganisasikan, diinterpresentasi, seghingga dapat mengerti


(22)

keadaan lingkungan sekitarnya kemampuan ini disebut dengan persepsi. Kemampuan menerima rangsangan ini dapat dirasakan melalui metode pembelajaran dapat membantu siswa dalam belajar. Untuk memberikan pembelajaran yang digunakan adalah model pembelajaran inovatif. Model pembelajaran adalah suatu acuan kepada suatu pendekatan pembelajaran termasuk tujuannya, sintaksnya, lingkungannya, dan sistem pengelolaanya. Model pembelajaran inovatif contohnya model scientific, Problem Basic Leraning, Paradigma Pedagogi Reflektif, dll

Salah satu mata pelajaran yang diajarkan adalah PKn. Pendidikan Kewarganegaraan berupaya untuk meningkatkan kesadaran dan kemampuan diri pribadi siswa sebagai warga negara pancasila yang mahir dalam hubungan sosial. PKn lebih banyak belajar tentang pengalaman nilai dan moral. Dalam pendidikan di SD PKn merupakan mata pelajaran pokok dalam KTSP 2006. Dari segi subsitansi, PKn memperkaya wawasan dan membentuk kepribadian sebagai warga negara yang baik. Siswa diharapkan memiliki persepsi yang baik terhadap mata pelajaran PKn. PKn bertujuan sebagai pegangan hidup setiap warga negara dalam kehidupan bermasyarakat, berbagsa dan bernegara. Sehingga pelajaran PKn dapat berlangsung optimal. Diharapkan persepsi yang baik dalam pembelajaran supaya hasilnya baik. Selain itu sikap siswa terhadap mata pelajaran PKn menjadi baik. Sehingga siswa dapat menerima dan mampu mengimplementasi pembelajaran baik.

Salah satu contoh model pembelajaran adalah PPR (Paradigma Pedagogi Reflektif) yaitu merupakan sebuah pedagogi atau pola pikir yang dapat


(23)

mengembangkan pribadi siswa yang memiliki rasa kemanusiaan dan membantu kebutuhan pendidikan yang utuh dan menyeluruh. PPR (Paradigma Pedagogi Reflektif), diharapkan dapat membantu siswa, bukan hanya menjadi lebih cerdas dalam bidang pengetahuannya, tetapi berkembang menjadi pribadi yang peka pada kebaikan, dan peka pada kebutuhan orang lain. Dalam membantu siswa untuk mengembangkan pribadi siswa dan memiliki rasa kemanusiaan yang utuh maka dalam PPR merumuskan tujuan dalam tiga unsur 3C yaitu competence, conscience dan compassion. Competence: berarti siswa sudah mampu menguasai pengetahuan atau ketrampilan sesuai dengan bidangnya. Maka dalam pengetahuan atau kognitif siswa dapat menguasai materi dan dapat menjelaskan materi tersebut dengan baik. Selain itu ada ranah afektif dan psikomotorik yang harus dikembangkan. Misalnya siswa mempelajari tentang cinta lingkungan dapat mengerti apa itu mencintai lingkungan, siswa tersebut juga dapat mencintai lingkungan sekolah misalnya dengan cara menjaga membuang sampah pada tempatnya, membersihkan lingkungan kelas dll. Conscience: berarti siswa memiliki hati nurani yaitu dapat membedakan baik dan tidak baik. Siswa yang memiliki hati nurani yang baik dapat mengerti dan memahami untuk memilih hal-hal positif dari materi yang telah dipelajari. Compassion: berarti siswa memiliki kepedulian dengan sesama. Dengan kata lain compassion adalah siswa dapat peka akan kebutuhan orang lain serta berbuat sesuatu berkaitan dengan bidangnya demi kemajuan orang lain. Persepsi siswa terhadap model pembelajaran Paradigma Pedagogi Reflektif diangap ideal apabila persepsi tentang materi, media, dan sarana pelajaran dalam pembelajaran PKn itu positif, persepsi tentang


(24)

langkah-langkah pelajaran dalam pembelajaran PKn itu positif, persepsi tentang interaksi dalam pembelajaran PKn itu positif. Hal ini membuat pembelajran dengan mengunakan model pembelajaran PPR tidak hanya di level kognitif saja. Untuk itu diperlukan sebuah evaluasi.

Bentuk evaluasi perasaan tehadap perasaan mendukung (favorable) atau tidak mendukung (unfarvorable), yang bereaksi dengan cara-cara tertentu yaitu komponen kognitif (pemikiran), afektif (perasaan), dan konaktif (tindakan) yang saling berinteraksi dalam memahami, merasakan, dan berperilaku terhadap suatu objek disebut sebagai sikap. Sikap ini perlu dimasukan kedalam seluruh mata pelajaran yang diajarkan di SD. Mata pelajaran yang terdapat di SD adalah PKn, Bahasa Indonesia, Matematika, IPA, IPS, Pendidikan Agama dan muatan lokal.

Sikap siswa terhadap model pembelajaran PKn diangap ideal apabila sikap sebelum mengikuti pelajaran itu positif, sikap saat mengikuti pelajaran itu positif, sikap setelah mengikuti pelajaran itu positif.

Tetapi dalam proses pembelajaran PKn di SD lebih banyak mengunakan metode ceramah dan banyaknya materi yang harus dihafalkan siswa merasa terlalu berat. Pembelajaran PKn kebanyakan menggunakan ceramah dimana dalam ceramah ini mengarah pada kognitif siswa hanya melalui satu arah yaitu dari guru ke siswa saja. Sehingga dengan demikian siswa memiliki persepsi yang cukup pada pembelajaran. Hal ini juga memberikan pengaruh pada sikap siswa yang cukup pada mata pelajaran PKn.

Berdasarkan dari hasil observasi yang dilakukan di SD N Terbansari 1 pada tanggal 10 September 2016, permasalahan pada persepsi yang dialami adalah


(25)

ketika guru menggunakan model pembelajaran konvensional, dimana guru lebih mendominasi pembelajaran dengan ceramah sedangkan siswa hanya duduk dan mendengarkan. Hal ini diperkuat dengan hasil kuesioner persepsi siswa bahwa persepsi siswa cukup terhadap model pembelajaran guru. Hasil ini terlihat dari rata-rata skor persepsi pada indikator menyerap dan mengerti yang didapat oleh siswa adalah 71. Hal itu menjadikan siswa mempunyai persepsi cukup tentang materi, media, dan sarana pembelajaran terhadap mata pelajaran PKn, persepsi cukup tentang langkah-langkah pembelajaran terhadap mata pelajaran PKn, dan persepsi cukup tentang interaksi terhadap mata pelajaran PKn. Permasalahan yang berikutnya adalah sikap siswa cukup terhadap mata pelajaran PKn. Hal ini terlihat dari rata-rata skor sikap pada kognitif, afektif dan konatif yang didapat oleh siswa adalah 57. Siswa memiliki sikap yang cukup sebelum mengikuti pelajaran PKn, sikap yang cukup saat mengikuti pelajaran PKn, dan sikap yang cukup setelah pelajaran PKn.

Peneliti tertarik untuk mengunakan model Pembelajaran Paradigma Pedagogi Reflektif. Pembelajaran ini mengembangkan sikap yang positif tentang mata pelajaran PKn. Mengembangkan sikap siswa haruslah diberikan pengalaman dan memfasilitasi agar siswa dapat merefleksikan pengalaman tersebut. Pengalaman ini diberikan agar siswa menemukan sendiri sikap yang positif terhadap mata pelajaran PKn. Kemudian guru memberikan refleksi agar siswa memahami sikap yang positif dalam pelajaran PKn. Setelah itu siswa diberikan aksi agar sikap yang dilakukan dapat terlihat. Pemahaman akan sikap tentang PKn itu selanjutnya diberikan evalusi. Diharapkan dengan engunakan model pembelajaran Paradigma


(26)

Pedagogi Reflektif siswa memiliki persepsi yang baik terhadap model pembelajaran tersebut sehingga juga meningkatkan sikap yang positif terhadap mata pelajaran PKn.

Berdasarkan latar belakang masalah yang dipaparkan di atas peneliti ingin membuat penelitian tentang hubungan persepsi siswa terhadap model pembelajaran Paradigma Pedagogi Reflektif dengan sikap siswa pada mata pelajaran PKn pada Standar Kompetensi 2. Menampilkan sikap cinta lingkungan. Kompetensi Dasar 2.1 Mengenal pentingnya lingkungan alam, seperti dunia tumbuhan dan dunia hewan 2.2 Melaksanakan pemeliharaan lingkungan alam. Peneliti menganggap model pembelajaran Paradigma Pedagogi Reflektif sangatlah fleksibel karena mudah diterapkan dalam kurikulum manapun. Kurikulum yang peneliti gunakan adalah kurikulum KTSP 2006.

1.2 Batasan Penelitian

Penelitian ini dibatasi pada hubungan persepsi terhadap pembelajaran dan sikap siswa kelas II pada mata pelajaran PKn di SD N Terbansari 1 Yogyakarta. Dalam hal ini hubungan yang dimaksud adalah mengenai adanya hubungan persepsi siswa dengan sikap siswa dengan mengunakan model pembelajaran Paradigma Pedagogi Reflektif. Pelajaran PKn kelas II semester 1 dibatasi pada Standar Kompetensi : Cinta Lingkungan.


(27)

1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang dituliskan di atas maka, rumusan masalah dituliskan sebagai berikut:

1.3.1 Apakah ada hubungan persepsi siswa terhadap pembelajaran dan sikap siswa kelas II pada mata pelajaran PKn di SD N Terbansari 1 Yogyakarta?

1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah:

1.4.1 Mendeskripsikan hubungan antara persepsi siswa terhadap pembelajaran dengan sikap siswa pada mata pelajaran PKn, baik yang mengunakan model pembelajaran konvensional maupun PPR.

1.5 Manfaat Penelitian 1.5.1 Manfaat Praktis

1.5.1.1 Bagi Peneliti

Dapat menambah wawasan dan pengalaman peneliti tentang penggunaan model pembelajaran PPR dalam melakukan proses pembelajaran di dalam kelas

1.5.1.2 Bagi Siswa

Dapat memperoleh pengalaman dalam mempelajari KD. Memberikan contoh cinta lingkungan melalui model pembelajaran Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR)


(28)

1.5.1.3 Bagi Guru

Dapat menambah wawasan dan inspirasi guru tentang model pembelajaran PKn yang sesuai dengan karakteristik siswa untuk dijadikan alternatif pembelajaran yang bisa dikembangkan. 1.5.1.4 Bagi Kepala Sekolah

Dapat menambah bahan bacaan penelitian yang dapat dijadikan sebagai inspirasi dalam mengajarkan mata pelajaran PKn dengan menggunakan metode pembelajaran PPR

1.5.2 Manfaat Teoritis

Penelitian ini merupakan sarana untuk mengetahui keefektifan model pembelajaran Paradigma Pedagogi Reflektif dalam proses pembelajaran yang dirancang dan disesuaikan dengan karakter siswa serta kondisi sekolah. Referensi untuk penelitian selanjutnya dan sumbangan untuk dunia pendidikan.

1.6 Definisi Operasional

1.6.1 Persepsi terhadap pembelajaran PKn

Persepsi terhadap pembelajaran PKn adalah kemampuan dari individu untuk menerima pelajaran PKn yang kemudian diinterpresikan seghingga individu dapat berinteraksi.


(29)

1.6.2 Sikap pada mata pelajaran PKn

Sikap adalah kesiapan seseorang untuk bereaksi terhadap mata pelajaran PKn dengan cara-cara tertentu. Dengan komponen kognitif (pemikiran), afektif (perasaan), dan konaktif (tindakan).

1.6.3 Paradigma Pedagogi Reflektif

Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) merupakan sebuah pedagogi atau pola pikir yang dapat mengembangkan pribadi siswa yang memiliki rasa kemanusiaan dan membantu kebutuhan pendidikan yang utuh dan menyeluruh.

1.6.4 PKn

PKn adalah suatu wahana bagi peserta didik untuk cerdas, terampil, berkarakter, yang setia kepada bangsa dan negara Indonesia yang berpijak pada nilai-nilai budaya serta dasar filosofi bangsa sehingga mampu memahami dan menyikapi dinamika persoalan kebangsaan yang terus berkembang, serta menumbuhkan jiwa kemandirian dan rasa cinta pada tanah air.

1.6.5 Cinta Lingkungan

Lingkungan adalah pemberian dari Tuhan Yang Maha Esa kepada manusia seperti sungai, gunung, lautan, pohon, hewan dan lainya yang harus dijaga dan dipelihara. Lingkungan yang kotor akan merugikan manusia karena dapat menyebabkan timbulnya penyakit.


(30)

10 BAB II

LANDASAN TEORI

Bab II merupakan landasan teori ini, berisi kajian pustaka serta teori-teori yang relevan dari hasil penelitian sebelumnya dan dirumuskan dalam kerangka berfikir dan hipotestis berupa dugaan sementara dari rumusan masalah penelitian.

2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Persepsi

2.1.1.1 Pengertian Persepsi

Menurut Walgito (2003: 45) persepsi adalah stimulus mengenai individu yang kemudian diorganisasikan, diinterpersepsikan, sehinga individu menyadari tentang apa yang di indranya. Dengan adanya persepsi individu dapat menyadari, dapat mengerti tentang keadaan lingkungan yang ada di sekitarnya, dan juga tentang keadaan diri individu yang bersangkutan. Sedangkan menurut Winkel (1991: 153) persepsi merupakan kemampuan untuk mengadakan diskriminasi yang tepat antara dua perangsang atau lebih, berdasarkan pembedaan antara ciri-ciri fisik khas pada masing-masing rangsangan. Adanya kemampuan ini dinyatakan dalam suatu reaksi rangsangan-rangsangan yang ada.

Persepsi adalah kemampuan untuk membedakan, mengelompokan, menfokuskan kemudian diinterprasikan (Sarwono, 2009: 86). Persepsi berlangsung saat seseorang menerima stimulus dari luar yang kemudian


(31)

masuk kedalam otak. Dalam proses berfikir yang akhirnya terwujud dalam sebuah pemahaman. Pemahaman ini yang disebut dengan persepsi. Sebelum terjadi persepsi pada manusia,diperlukan sebuah stimulus yang harus ditangkap melalui organ tubuh yang bisa digunakan sebagai alat bantunya untuk memahami lingkungannya.

Berdasarkan pengertian dari para ahli di atas peneliti menemukan bahwa Persepsi terhadap pembelajaran PKn adalah kemampuan dari individu untuk menerima pelajaran PKn yang kemudian diinterpresikan seghingga individu dapat berinteraksi. Sehinga siswa dapat menyerap dan memahami pembelajaran PKn.

2.1.1.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi Persepsi

Faktor- faktor yang mempengaruhi persepsi ada dua yaitu faktor internal dan faktor eksternal.

a. Faktor Internal

Dalam persepsi apa yang ada dalam diri individu akan mempengaruhi persepsi individu tersebut, hal itu yang disebut dalam faktor internal. b. Faktor Eksternal

Selain dari faktor internal masih ada faktor lain yang dapat mempengaruhi dari persepsi yaitu faktor eksternal. Faktor eksternal terdiri dari faktor stimulus dan faktor ligkungan. Dalam mengadakan persepsi maka faktor internal atau dari individu berinteraksi dengan faktor eksternal yaitu faktor stimulus dan faktor lingkungan Walgito (2003: 46-47). Faktor stimulus (rangsangan) dapat dipersepsi maka stimulus harus cukup kuat,


(32)

yaitu stimulus haru sudah dapat menimbulkan kesadaran. Jika persepsi kurang jelas akan berpengaruh akan berpengaruh pada ketepatan arti.

Mengenai keadaan individu yang dapat mempengaruhi dari hasil persepsi datang dari dua sumber yaitu behubungan dengan segi kejasmanian , dan yang berhubungan dengan segi psikologis. Bila dari segi kejasmanian tergangu maka akan berpengaruh dalam persepsi seseorang. Dari segi psikologis yaitu mengenai pengalaman, perasaan, kemampuan berfikir, motivasi akan berpengaruh pada seseorang dalam mengadakan persepsi.

Lingkungan atau situasi khususnya dapat melatar belakangi stimulus juga dapat berpengaruh dalam persepsi, terlebih lagi jika objek persepsi adalah manusia. Objek dan lingkungan yang melatar belakangi objek merupaka kebulatan atau kesatuan yang tidak dapat dipisahkan objek yang sama dengan situasi sosial yang berbeda, dapat menghasilkan persepsi yang berbeda Walgito (2003: 47).

Berdasarkan penjelasan di atas peneliti menyimpulkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi ada dua yaitu faktor internal dan faktor eksternal.

2.1.1.3 Indikator Persepsi

Menurut Walgito (2003) persepsi memiliki indikator-indikator sebagai berikut:

a. Penyerapan terhadap rangsang atau objek dari luar individu. Rangsang atau objek tersebut diserap atau diterima oleh panca indra, baik


(33)

penglihatan, pendengaran, peraba, pencium, dan pengecap secara sendiri-sendiri maupun bersama-sama. Dari hasil penyerapan atau penerimaan oleh alat-alat indra tersebut akan mendapatkan gambaran, tanggapan, atau kesan di dalam otak. Gambaran tersebut dapat tunggal maupun jamak, tergantung objek persepsi yang diamati. Di dalam otak terkumpul gambaran-gambaran atau kesan-kesan, baik yang lama maupun yang baru saja terbentuk. Jelas tidaknya gambaran tersebut tergantung dari jelas tidaknya rangsang, normalitas alat indra dan waktu, baru saja atau sudah lama.

b. Pengertian atau pemahaman setelah terjadi gambaran-gambaran atau kesan-kesan di dalam otak, maka gambaran tersebut diorganisir, digolong-golongkan (diklasifikasi), dibandingkan, diinterpretasi, sehingga terbentuk pengertian atau pemahaman. Proses terjadinya pengertian atau pemahaman tersebut sangat unik dan cepat. Pengertian yang terbentuk 13 tergantung juga pada gambaran -gambaran lama yang telah dimiliki individu sebelumnya (disebut apersepsi).

c. Penilaian atau evaluasi Setelah terbentuk pengertian atau pemahaman, terjadilah penilaian dari individu. Individu membandingkan pengertian atau pemahaman yang baru diperoleh tersebut dengan kriteria atau norma yang dimiliki individu secara subjektif. Penilaian individu berbeda -beda meskipun objeknya sama. Oleh karena itu persepsi bersifat individual.


(34)

Menurut Hamka (2002: 101-106), indikator persepsi ada dua macam yaitu: a. Menyerap, yaitu stimulus yang berbeda di luar individu diserap melalui indra, masuk ke dalam otak, mendapat tempat. Di situ terjadi proses analisis, diklasifikasi, dan diorganisir dengan pengalaman-pengalaman individu yang telah dimiliki sebelumnya.

b. Mengerti, yaitu indikator adanya persepsi sebagai hasil dari klasifikasi dan organisasi. Tahapan ini terjadi dalam proses psikis. Hasil analisis berupa pengertian atau pemahaman. Pengertian dan pemahaman tersebut juga bersifat subjektif, berbeda-beda setiap individu.

Berdasarkan indikator yang telah dipaparkan di atas dapat disimpulkan bahwa peneliti menggunakan indikator persepsi untuk kuesioner penilitian menurut Hamka (2002: 101-106) dimana indikator persepsi ada dua macam yaitu menyerap dan mengerti.

2.1.2 Sikap

2.1.2.1 Pengertian Sikap

Sikap manusia memiliki definisi dan pengertian memiliki puluhan pengertian, pada umumnya dapat dimasukan ke dalam tiga kerangka pemikiran pemikiran pertama, menurut Berkowits dalam buku Azwar (2007) sikap adalah suatu bentuk evaluasi atau reaksi perasaan. Sikap orang terhadap suatu objek adalah perasaan mendukung (favorable) maupun perasaan tidak mendukung atau tidak memihak (unfarvorable) pada objek tersebut.


(35)

Pemikiran kedua menurut Goldon Allport dalam Azwar (2007) sikap adalah suatu kesiapan untuk bereaksi terhadap suatu objek dalam suatu pemikiran tertentu. Kesiapan yang dimaksud adalah kecenderungan potensial untuk bereaksi dengan cara-cara tertentu apabila individu dihadapkan pada stimulus yang menghendaki adanya respon.

Pemikiran ketiga menurut Secord dan Backman tahun 1964 dalam Azwar (2007) sikap adalah gabungan dari komponen-komponen kognitif (pemikiran), afektif (perasaan), dan konaktif (tindakan) yang saling berinteraksi dalam memahami, merasakan, dan berperilaku terhadap suatu objek.

Dari ketiga pengertian dan definisi ketiga ahli di atas sikap adalah kesiapan seseorang untuk bereaksi terhadap mata pelajaran PKn dengan cara-cara tertentu. Sehingga siswa dapat memiliki sikap yang positif maupun sikap yang negatif. Yang mencakup komponen kognitif (pemikiran), afektif (perasaan), dan konaktif (tindakan).

2.1.2.2 Struktur Sikap

Menurut Azwar (2007) struktur sikap dapat terdiri dari tiga yaitu komponen kognitif (cognitive), komponen afektif (affective), dan komponen konatif (conative). Komponen kognitif berupa apa yang dipercayai subjek pemilik sikap. Komponen kognitif berisi kepercayaan seseorang mengenai objek sikap. Kepercayan datang dari apa yang telah kita lihat apa yang telah kita temui. Berdasarkan apa yang telah kita lihat itu kemudian terbentuk suatu ide atau gagasan mengenai sifat dan gagasan


(36)

suatu objek. Tentu saja kepercayaan sebagai kognitif tidak selalu akurat. Kadang-kadang kepercayaan itu terbentuk karena tidak adanya informasi yang tepat terhadap suatu objek yang dihadapi.

Kompenen afektif adalah menyangkut masalah emosional subjektif seseorang terhadap sesuatu objek sikap. Pada umumnya, reaksi emosional yang merupakan komponen afektif ini banyak ditentukan oleh kepercayaan atau apa yang kita percayai sebagai objek termaksud. Komponen konagtif atau komponen perilaku dalam sikap menunjukan bagaimana perilaku atau kecenderungan berperilaku yang ada dalam diri seseorang berkaitan dnegan objek sikap yang dihadapinya.

Berdasarkan penjelasan di atas peneliti menyimpulkan bahwa komponen dari sikap adalah kognitif (cognitive), komponen afektif (affective), dan komponen konatif (conative).

2.1.2.3 Faktor yang Mempengaruhi Sikap

Azwar (2003) mengemukakan faktor yang mempengaruhi pembentukan sikap adalah pengalaman pribadi, kebudayaan, orang lain yang dianggap penting, media massa, institusi atau lembaga pendidikan dan lembaga agama, serta faktor emosi dari dalam diri individu.

a. Pengalaman pribadi dapat menjadi dasar pembentukan sikap namun pengalaman pribadi tersebut harus melalui kesan yang kuat. Karena itu sikap akan lebih mudah terbentuk apabila pengalaman pribadi tersebut terjadi dalam situasi yang melibatkan faktor emosional.


(37)

Dalam situasi yang melibatkan emosi, penghayatan akan pengalaman akan lebih mendalam dan lebih lama berbekas.

b. Pengaruh orang lain yang dianggap penting, pada umumnya, individu cenderung untuk memiliki sikap yang konformis atau searah dengan sikap orang yang dianggapnya penting. Kecenderungan ini antara lain dimotivasi oleh keinginan untuk menghindari konflik dan untuk berafiliasi dengan orang yang dianggap penting tersebut.

c. Pengaruh kebudayaan memiliki pengaruh besar terhadap pembentukan sikap kita. Kebudayaan telah menanamkan garis pengarah sikap kita terhadap berbagai masalah. Kebudayaan telah mewarnai sikap anggota masyarakatnya karena kebudayaan pulalah yang memberi corak pengalaman individu-individu yang menjadi keompok masyarakat asuhannya.

d. Media massa, dalam penyampaian informasi dalam media massa membawa pesan-pesan yang dapat mengarahkan opini seseorang. Adanya informasi baru mengenai sesuatu hal memberikan landasan kognitif bagi terbentuknya sikap terhadap hal tersebut. Pesan-pesan sugestif yang dibawa oleh informasi tersebut, apabila cukup kuat, akan memberi dasar afektif dalam menilai sesuatu hal sehingga terbentuklah arah sikap tertentu.

e. Lembaga pendidikan dan lembaga agama memiliki pengaruh dalam pembentukan sikap dikarenakan keduanya meletakkan dasar pengertian dan konsep moral dalam diri individu. Pemahaman akan


(38)

baik dan buruk, garis pemisah antara sesuatu yang boleh dan yang tidak boleh dilakukan, diperoleh dari pendidikan dan dari pusat keagamaan serta ajaran-ajarannya.

f. Pengaruh faktor emosional, tidak semua bentuk sikap ditentukan oleh situasi lingkungan dan pengalaman pribadi seseorang. Terkadang suatu bentuk sikap merupakan pernyataan yang didasari oleh emosi, yang berfungsi sebagai semacam penyaluran frustasi atau penglihatan bentuk mekanisme pertahanan ego. Sikap demikian dapat merupakan sikap yang sementara dan segera berlalu begitu frustasi telah hilang, akan tetapi dapat pula merupakan sikap yang lebih persisten dan bertahan lama.

Berdasarkan penjelasan di atas peneliti menyimpulkan bahwa faktor yang mempengaruhi sikap siswa pada mata pejaran PKn adalah pengalaman pribadi dalam mengikuti mata pejaran PKn, pengaruh orang lain dalam mengikuti mata pejaran PKn, pengaruh kebudayaan dalam mengikuti mata pejaran PKn, guru dalam melaksanakan pejaran PKn mata pejaran PKn, dan faktor emosional dalam mengikuti mata pejaran PKn.


(39)

2.1.2.4 Indikator Sikap

Walgito (2003) menyebutkan bahwa memiliki tiga indikator yang penting. Berikut ini adalah indikator dalam membentuk sikap siswa: a. Indikator Kognitif

Kognitif adalah komponen sikap dalam membentuk sikap dalam pengetahuan, pandangan, keyakinan, yaitu hal-hal yang berhubungan dengan bagaimana orang mempersepsikan terhadap objek.

b. Indikator Afektif

Afektif adalah komponen dalam membentuk sikap yang berhubungan dengan rasa senang atau tidak senang terhadap objek sikap.

c. Indikator Konatif

Indikator Konatif adalah komponen dalam membentuk sikap yang berhubungan dengan kecenderungan seseorang untuk bertindak terhadap objek sikap.

Berdasarkan indikator yang telah dipaparkan di atas dapat disimpulkan bahwa peneliti menggunakan indikator sikap untuk kuesioner penilitian menurut Walgito (2003) dimana indikator sikap ada tiga macam yaitu kognitif, afektif, dan konatif.


(40)

2.1.3 Paradigma Pedagogi Reflektif

2.1.3.1 Pengertian Paradigma Pedagogi Reflektif

Paradigma pedagogi reflektif (PPR) adalah suatu paradigma pendidikan yang sudah sejak lama dilakukan dalam pendidikan Jesuit, yaitu sejak tahun 1586. Praktik pendidikan yang sudah lama itu selalu diperbaharui dan sekarang ini dipraktekan di seluruh dunia. Menurut Subagyo (2010:23-24) PPR merupakan sebuah pola pikir dalam menumbuhkan dan mengembangkan pribadi siswa sepenuhnya, sehingga membawa mereka melaksanakan perbuatan-perbuatan. Tujuannya menuntut pembentukan pribadi manusia secara penuh dan lebih mendalam, yaitu suatu proses pembentukan yang menuntut keungulan, untuk mencapai terwujudnya semua bakat dan kemampuannya, yang meliputi bidang intelektual, akademik, dan yang lain. PPR menurut Subagyo (2008: 39) pola pikir (paradigma = pola pikir) dalam menumbuhkan pribadi siswa menjadi pribadi kristiani/ kemanusiaan (pedagogi reflektif = pendidikan kristiani/ kemanusiaan). Pola pikirnya: dalam membentuk pribadi, siswa diberi pengalaman akan suatu nilai kemanusiaan, kemudian siswa difasilitasi dengan pertanyaan agar merefleksikan pengalaman tersebut, dan berikutnya difasilitasi dengan pertanyaan aksi agar siswa niat dan berbuat sesuai dengan nilai tersebut.

Sedangkan menurut Suparno (2015: 6) PPR adalah suatu pedagogi untuk membantu kebutuhan pendidikan yang utuh dan menyeluruh. PPR diharapkan dapat membantu perkembangan siswa, bukan hanya cerdas


(41)

dalam bidang pengetahuannya, tetapi berkembang menjadi pribadi yang peka pada kebaikan, dan peka pada kebutuhan orang lain. Dari beberapa pendapat para ahli tersebut PPR merupakan sebuah pedagogi atau pola pikir yang dapat mengembangkan pribadi siswa yang memiliki rasa kemanusiaan dan membantu kebutuhan pendidikan yang utuh dan menyeluruh.

Dalam membantu siswa untuk mengembangkan pribadi siswa dan memiliki rasa kemanusiaan yang utuh maka dalam PPR merumuskan tujuan dalam tiga unsur 3C yaitu competence, conscience dan compassion. Competence: berarti siswa sudah mampu menguasai pengetahuan/ ketrampilan sesuai dengan bidangnya. Maka dalam pengetahuan atau kognitif siswa dapat menguasai materi dan dapat menjelaskan materi tersebut dengan baik. Selain itu ada ranah afektif dan psikomotorik yang harus dikembangkan. Misalnya siswa mempelajari tentang cinta lingkungan dapat mengerti apa itu mencintai lingkungan, siswa tersebut juga dapat mencintai lingkungan sekolah misalnya dengan cara menjaga membuang sampah pada tempatnya, membersihkan lingkungan kelas dll.

Conscience: berarti siswa memiliki hati nurani yaitu dapat membedakan baik dan tidak baik. Siswa yang memiliki hati nurani yang baik dapat mengerti dan memahami untuk memilih hal-hal positif dari materi yang telah dipelajari. Compassion: berarti siswa memiliki kepedulian dengan sesama. Dengan kata lain compassion adalah siswa


(42)

dapat peka akan kebutuhan orang lain serta berbuat sesuatu berkaitan dengan bidangnya demi kemajuan orang lain.

2.1.2.2 Pola Pelaksanaan PPR

Unsur utama dalam pola pelaksanaan PPR ada tiga yaitu pengalaman, refleksi, dan aksi. Ketiga unsur utama tersebut dibantu oleh unsur sebelum pelajaran yaitu melihat konteks, dan dibantu oleh unsur setelah pelajaran dengan evaluasi. (Tim Redaksi Kanisius: 2008:21). Maka dapat pola pelaksanaan PPR mencakup (1) konteks, (2) pengalaman,(3) refleksi, (4) aksi, (5) evaluasi.

Konteks dapat menumbuhkan pendidikan antara lain sebagai berikut. Pertama tentang nilai- nilai yang harus dikembangkan oleh guru (fasilitator) perlu menyemangati agar siswa memiliki nilai: persaudaraan, cinta lingkungan tanggung jawab, kerja keras dan nilai- nilai lain semacam itu. Kedua contoh-contoh penghayatan mengenai nilai- nilai yang diperjuangkan, misalnya seorang guru. Kalau itu ada maka siswa akan cenderung melihat, bersikap, dan berperilaku sesuai dengan lingkungan. Ketiga hubungan akrab, saling percaya, agar terjadi hubungan yang baik Antara guru dan siswa. Subagyo (2008: 41)

Pengalaman menurut Suparno (2015: 28) adalah suatu kejadian yang sungguh terjadi, dilakukan, dialami, dihidupi, yang dapat menyentuh pikiran, hati kehendak, perasaan atau perasaan siswa. Pengalaman merupakan proses yang penting dalam PPR. Tanpa pengalaman maka siswa tidak dapat mendalami bahan dan memetik makna yang mendalam


(43)

dari pelajaran. Guru tidak hanya memberikan ceramah tetapi dapat melibatkan siswa dalam mencari pengetahuan agar siswa dapat pengalaman dalam belajar.

Refleksi menurut Suparno (2015: 33) adalah siswa dibantu untuk menggali pengalaman mereka sedalam- dalamnya dan seluas-luasnya, dan mengambil makna bagi hidup pribadi, hidup bersama, dan hidup kemasyarakatan. Refleksi merupakan hal yang sangat penting untuk tahapan berikutnya dalam PPR untuk menentukan aksi.

Aksi menurut Suparno (2015: 37) merupakan tindakan entah masih batin atau sudah tindakan psikomotorik, yang dilakukan siswa setelah mereka merefleksikan pengalaman belajar. Siswa dengan melakukan aksi akan terdorong untuk melakukan yang berguna bagi dirinya. Secara nyata aksi dapat berupa dua hal yaitu: sikap diri yang berupa lebih baik dan tindakan nyata yang dapat dilihat dan dirasakan orang lain.

Evaluasi menurut Suparno (2015: 40) yang dimaksutkan untuk melihat secara keseluruhan proses PPR itu terjadi sudah berkembang. Dalam proses ini perlu dilakukan apakah proses pengalaman, refleksi, dan aksi memang berjalan dengan baik dan mengembangkan pribadi siswa menjadi kompeten di bidang pengetahuan (competence), suara hati (conscience), dan kepekaan pada kebutuhan orang lain (compassion) atau 3C.


(44)

EVALUASI

COMPETENCE CONSCIENCE COMPASSION

PENGALA-MAN KONTEKS

REFLEKSI AKSI

Berikut ini adalah pola pelaksanaan model pembelajaran Paradigma Pedagogi Reflektif:

Gambar 1 Pola Pelaksanaan PPR Suparno (2015)

2.1.3.3 Kelebihan dari PPR

Kelebihan PPR menurut Subagyo (2008: 57) ada tiga yaitu murah meriah, dapat digunakan disegala kurikulum, dan cepat kelihatan hasilnya. a. Murah meriah yang dimaksud adalah saat implementasi PPR

diintegrasikan dengan bidang studi yang diajarkan.

b. Dapat digunakan di segala kurikulum artinya PPR dapat diterapkan pada semua kurikulum termasuk KTSP 2006 dan kurikulum 2013. c. Cepat terlihat hasilnya adalah saat sekolah menerapkan PPR dalam

jangka waktu satu tahun guru dan siswa sudah terlihat akrab satu sama lain, saling membantu dalam belajar, dan mau menghargai satu dengan yang lain. Sehingga memudahkan guru dalam pengelolaan kelas.


(45)

Berdasarkan penjelasan mengenai kelebihan Paradigma Pedagogi Reflektif peneliti menyimpulkan bahwa kelebihan dari Paradigma Pedagogi Reflektif adalah murah meriah, dapat digunakan di segala kurikulum, dan cepat terlihat hasilnya.

2.1.4 Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) 2.1.4.1 Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)

Setiap warga Negara dituntut untuk dapat berguna dan bermakna bagi Negara dan bangsanya, serta mampu mengantisipasi perkembangan dan perubahan masa depanya. Untuk itu diperlukan penguasaan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni (iptek) yang berdasarkan nilai-nilai keagamaan, nilai-nilai moral, nilai kemanusiaan, dan nilai-nilai budaya bangsa. Nilai-nilai tersebut berperan sebagai panduan dan pegangan hidup setiap warga negara dalam kehidupan bermasyarakat, berbagsa dan bernegara Kaelan (2007: 3).

Menurut Aryani, dan Susatim (2010: 116) PKn dimaknai sebagai wahana untuk membentuk warga negara cerdas, trampil, berkarakter, yang setia kepada bangsa dan negara Indonesia dengan merefleksikan dirinya dalam kebiasaan berfikir dan bertindak sesuai amanat Pancasila dan UUD 1945. PKn dapat membantu mengembangkan kualitas peserta didik dan mengembangkan sikap peserta didik sebagai warga negara untuk mencintai tanah air Indonesia.


(46)

Menurut Kaelan (2007: 3) PKn yaitu bahasan yang meliputi hubungan antar warga negara dan negara, serta pendidikan pendahulu bela negara yang semua ini berpijak pada nilai-nilai budaya serta dasar filosofi bangsa. Sedangkan menurut Syarbani (2014: 3) PKn bertujuan untuk memperluas wawasan peserta didik memperoleh wawasan kebangsaan yang luas, sehingga mampu memahami dan menyikapi dinamika persoalan kebangsaan yang terus berkembang, serta menumbuhkan jiwa kemandirian dan rasa cinta pada tanah air

Berdasarkan untain di atas PKn adalah suatu wahana bagi peserta didik untuk cerdas, terampil, berkarakter, yang setia kepada bangsa dan negara Indonesia yang berpijak pada nilai-nilai budaya serta dasar filosofi bangsa sehingga mampu memahami dan menyikapi dinamika persoalan kebangsaan yang terus berkembang, serta menumbuhkan jiwa kemandirian dan rasa cinta pada tanah air.

2.1.5 Cinta Lingkungan

Lingkungan menurut Sajari dan Suharto (2008: 52) adalah pemberian dari Tuhan Yang Maha Esa yang tidak ternilai harganya. Sedangkan menurut Lili (2008: 64) Tuhan Yang Maha Esa menciptakan lingkungan alam, sungai, gunung, lautan, pohon, hewan dan lainya. Semua harus dipelihara. Kita tidak boleh merusaknya. Lingkungan harus kita lestarikan. Pentingnya menjaga lingkungan sangat dibutuhkan agar lingkungan tidak kotor dan menyebabkan penyakit.


(47)

Dari pengertian di atas lingkungan adalah pemberian dari Tuhan Yang Maha Esa kepada manusia seperti sungai, gunung, lautan, pohon, hewan dan lainnya yang harus dijaga dan dipelihara. Lingkungan yang kotor akan merugikan manusia karena dapat menyebabkan timbulnnya penyakit.

2.2 Penelitian- Penelitian yang Relevan

Dalam penelitian ini, peneliti mejadikan penelitian-penelitian lain yang sudah pernah dilakaukan untuk memperkuat argument peneliti dalam penelitian ini.

2.2.1 Penelitian- Penelitian Tentang Persepsi

Triatmaja (2015) Hubungan Persepsi Siswa Tentang Penggunaan Media Pembelajran Dan Partisipasi Siswa Di Kelas Dengan Prestasi Belajar Siswa. Jenis penelitian yang digunakan studi kasus. Hasil penelitian menunjukan) tidak ada hubungan positif dan signifikan persepsi siswa tentang pengunaan media pembelajaran di kelas dengan prestasi belajar (r hitung= 0,086; p= 0,515); 2) tidak ada hubungan positif dan signifikan partisipasi siswa dengan prestasi belajar siswa (r hitung= 0,057; p= 0,666)

2.2.2 Penelitian- penelitian tentang Sikap

Rinandanto (2015) melakukan penelitian tentang Sikap siswa Terhadap Perilaku Hidup Bersih Di SDN Balangan 1 Kecamatan Minggir Kabupaten Sleman. Penelitian ini bertujuan untuk sikap siswa terhadap perilaku hidup bersih di SDN Balangan 1 Kecamatan Minggir Kabupaten Sleman.Jenis


(48)

penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Desain penelitiannya adalah penelitian deskriptif. Penelitian ini melibatkan dua kelas, yaitu: kelas IV dan V.Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu angket. Analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah: (1) Uji reliabilitas; (2) Uji uji validitas; (3) Uji asumsi yaitu uji normalitas data dan uji linear; (4) Uji regresi sederhana. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sikap siswa terhadap perilaku hidup bersih dan sehat di SD N Balangan 1 Kecamatan Minggir Kabipaten Sleman berada pada kategori “sangat kurang aktif” yaitu sebesar 12,96% (7 siswa), “kurang aktif sebesar 12,96% ( 7 siswa), “cukup aktif” sebesar 33,33% (18 siswa), “aktif” sebesar 40,74% (22 siswa), dan “sangat aktif sebesar 0% ( 0 siswa). Persamaan dengan penelitian ini adalah sama-sama mengukur variabel tentang Sikap Siswa.

2.2.3 Penelitian- penelitian tentang Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) Atmaja (2014) Pengaruh Model Pembelajaran Paradigma Pedagogi Reflektif(PPR) dalam Mata Pelajaran PKn Terhadap Kesadaran Siswa akan Nilai Demokrasi Di SD Kanisius Wirobrajan. Meneliti tentang kesadran akan nilai demokrasi mengunakan pendekatan Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR). V SD Kanisius Wirobrajan Tahun Ajaran 2013/2014. Jenis penelitian yang digunakan quaisi-siswatal tipe nonequivalent control group desain. Pada kelompok kontrol mendapat peningkatan 2,45% dengan signifikasi 0,084 yang berarti tidak ada peningkatan berarti. Pada kelompok eksperimen mendapat peningkatan sebesar 3,53 dengan signifikasi 0,005 yang artinya ada


(49)

peningkatan signifikan. Jadi, pembelajaran Paradigma Pedagogi Reflektif berpengaruh secara signifikan terhadap kesadaran siswa akan nilai demokrasi.

Penelitian kedua dilakukan oleh Saputri(2014) Pengaruh Model Pembelajaran Paradigma Pedagogi Reflektif(PPR) dalam Mata Pelajaran PKn Terhadap Kesadaran Siswa Akan Nilai Globalisasi Di SD Kanisius Sengkan. Meneliti tentang kesadran akan nilai globalisasi mengunakan pendekatan Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) di V SD Kanisius Wirobrajan Tahun Ajaran 2013/2014. Jenis penelitian yang digunakan quaisi-experimental tipe nonequivalent control group desain. Pada penelitian ini menunjukan ada pengaruh pengunaan metode pembelajaran PPR terhadap kesadaran siswa akan nilai globalisasi yang ditunjukan dengan sig2.tailed sebesar 0,023 (atau < 0,05). Kesadaran siswa yang mengunakan PPR lebih besar dibandingkan model konvensional yang ditunjukan dengan selisih rata-rata sebesar 0,53. Dari permasalahan dan penelitian di atas Paradigma Pedagogi Reflektif mempunyai pengaruh pada kesadaran siswa akan nilai globalisasi dan nilai demokrasi. Pada penelitian ini apakah terdapat hubungan persepsi dan sikap siswa yang menggunakan model pembelajaran Paradigma Pedagogi Reflektif sebagai variabel moderator. Sehingga persepsi dan sikap siswa menjadi baik.


(50)

Gambar 2 Literatur Dari Penelitian Sebelumnya

Berdasrkan gambar 2 literatur dari penelitian sebelumnya, peneliti tertarik meneliti penelitian baru dengan judul Hubungan Persepsi Siswa Dan Sikap Siswa Kelas II Pada Mata Pelajaran PKn di SD N Terbansari 1 Yogyakarta.

Hubungan Persepsi Siswa Tentang Penggunaan Media Pembelajran Dan Partisipasi

Siswa Di Kelas Dengan Prestasi Belajar Siswa

Triatmaja(2015) Persepsi

siswa

Hubungan persepsi dan sikap siswa kelas II pada mata

pelajaran PKn

Pengaruh Model Pembelajaran Paradigma Pedagogi Reflektif(PPR) dalam Mata

Pelajaran PKn Terhadap Kesadaran Siswa akan Nilai

Demokrasi Di SD Kanisius Wirobrajan Atmaja(2014) Pengaruh Model Pembelajaran

Paradigma Pedagogi Reflektif(PPR) dalam Mata

Pelajaran PKn Terhadap Kesadaran Siswa Akan Nilai

Globalisasi Di SD Kanisius Sengkan Saputri(2014), PPR

Sikap

Sikap siswa Terhadap Perilaku Hidup Bersih Di SDN Balangan

1 Kecamatan Minggir Kabupaten Sleman.Rinandanto


(51)

2.3 Kerangka Berfikir

Persepsi adalah diterimanya rangsang dari luar untuk interprestasikan sehingga siswa dapat berinteraksi dan sikap adalah kesiapan siswa bereaksi pada suatu objek dengan cara-cara tertentu siswa terhadap pembelajaran PKn. Yang memperngaruhi persepsi dan sikap salah satunya model pembelajaran. Model pembelajaran PPR adalah pembelajaran yang sangat cocok untuk meningkatkan persepsi dan sikap siswa terutama dalam pembelajaran PKn. Hal ini sesuai dengan standar kompetensi yang dipilih oleh peneliti yaitu standar kompetensi : Cinta lingkungan . Kompetensi Dasar 2.1 Mengenal pentingnya lingkungan alam, seperti dunia tumbuhan dan dunia hewan 2.2 Melaksanakan pemeliharaan lingkungan alam. Apabila model pembelajaran PPR ini diterapkan di SDN Terbansari 1 Yogyakarta maka akan mempengaruhi persespsi dan sikap siswa khususnya dalam mata pelajaran PKn.

Persepsi dan sikap ini sangat penting untuk ditingkatkan sedini mungkin tentunya agar siswa menjadi lebih berprestasi. Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) membantu siswa meningkatkan prestasi siswa melalui pengalaman yang dilanjutkan lewat refleksi kemudian diaplikasikan melalui aksi. Dalam pembelajaran PPR ini siswa diajarkan untuk terampil dalam berproses dan pada akhirnya akan melakukan aksi. Persepsi dan sikap siswa dalam Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) diharapkan dapat mengalami perubahan setelah guru menggunakan model pembelajar Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR).


(52)

2.4 Hipotestis Penelitian

Berdasarkan kajian pustaka, penelitian yang relefan, dan kerangka berfikir maka peneliti mengemukan hipotestis penelitian yaitu:

2.4.1 Ada hubugan persepsi terhadap pembelajaran PKn dan sikap siswa kelas II pada mata pelajaran PKn di SD N Terbansari 1.


(53)

33 BAB III

METODE PENELITIAN

BAB III ini akan membahas tentang metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini. Pembahasan pada metode penelitian ini adalah jenis penelitian, setting penelitian, populasi dan sampel, variabel penelitian, instrumen penelitian, teknik pengujian instrumen, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data.

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian jenis kuantitatif. Bentuk penelitian ini adalah Factorial Design. Menurut Sugiono (2012: 113) factorial design adalah penelitian yang memperhatikan adanya variabel moderator yang mempengaruhi perlakuan (varibel independen) terhadap hasil (variabel dependen).

Penelitian ini bertujuan untuk mengumpulkan informasi terkait hubungan persepsi siswa tentang model pembelajaran Paradigma Pedagogi Reflektif dengan sikap siswa pada mata pelajaran PKn di SD N Terbansari 1.

3.2 Setting Penelitian

Setting penelitian ini berisi tempat penelitian, subjek penelitian, dan waktu penelitian sebagai berikut:


(54)

3.2.1 Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SD N Terbansari 1 pada semester ganjil tahun pelajaran 2016/2017. SD N Terbansari 1 terletak di Jl. Prof. Dr. Sardjito, Terban GK V/117 Yogyakarta.

3.2.2 Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IIB SD N Terbansari 1 Yogyakarta.

3.2.3 Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret 2016 – Januari 2017. Adapun jadwal penelitian ini dapat dilihat melalui tabel di bawah ini:

Tabel 1 Jadwal Penelitian

No Kegiatan Bulan

Mar Apr Mei Juni Juli Agu Sept Okt Nov Des Jan 1 Penyusunan

proposal 2 Penyusunan

instruen 3 Uji coba

instrumen 4 Mengurus perizinan 5 Pengumpuan

data

6 Pengolahan data

7 Penyusunan laporan


(55)

8 Ujian Skripsi 9 Revisi

Skripsi

3.3 Populasi dan Sampel

Menurut Sugiyono (2014: 117) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek atau subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk mempelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SD N Terbansari 1 Yogyakarta.

Menurut Sugiyono (2014 :117) sampel adalah bagian dari populasi tertentu. Sampel penelitian ini adalah siswa kelas II B SD N Terbansari 1. Siswa ini berjumlah 23 siswa dengan 10 putra dan 13 putri. Pada penelitian ini dilakukan langsung oleh peneliti dalam mengajarkan model pembelajaran Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR).

3.4 Variabel Penelitian

Menurut Sugiyono (2014: 61) variabel adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan.

3.4.1 Variabel Independen (Variabel Bebas)

Variabel Independen menurut Sugiyono (2014: 61) disebut juga stimulus, prediktor, antetecedent. Dalam bahasa Indonesia disebut juga variabel bebas. Variabel bebas adalah merupakan variabel yang


(56)

mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbul variabel dipenden (terikat). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah persepsi siswa terhadap model pembelajaran Paradigma Pedagogi Reflektif.

3.4.2 Variabel Dipenden (Variabel Terikat)

Variabel Dipenden menurut Sugiyono (2014: 61) disebut juga output, skriteria, konsekuen. Dalam bahasa Indonesia disebut juga variabel terikat. Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Variabel dipenden dalam penelitian ini adalah persepsi siswa.

3.4.3 Variabel Moderator

Variabel Moderator menurut Sugiyono (2014: 62) adalah varibel mempengaruhi (memperkuat dan melemahkan) hubungan antara varibel independen dan dependen. Variabel moderator dalam penelitian ini adalah model pembelajaran Paradigma Pedagogi Reflektif.


(57)

Brikut adalah hubungan dari variabel independen, variabel dipenden dan moderator:

Variabel Independen Variabel Dipenden

Variabel Moderator

Gambar 3 hubungan dari variabel independen, variabel dipenden, variabel moderator

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner. Menurut Sugiyono (2014: 199) Kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Cara pertama adalah menyebar kuesioner ke sekolah yang tidak digunakan untuk penelitian. SD yang digunakan adalah SD Muhammadiyah Pepe Bantul, SD Karitas Ngaglik, SD 2 Sedayu, SD Sambikerep, SD Jetis Bantul dan SD N Plaosan 1. Kuesioner yang disebarkan di kelas II. Kemudian diuji validasi dan reliabilitasnya.

Setelah peneliti meguji validasi dan reliabilitas. Peneliti menggunakan satu kelas yang digunakan untuk penelitian. Kelas yang digunakan dalam penelitian ini adalah kelas IIB SD N Terbansari 1. Siswa diberikan pretest diberikan

Persepsi siswa Sikap siswa terhadap

mata pelajaran PKn

Paradigma Pedagogi Reflektif


(58)

sebelum diberikan perlakuan atau treatment kemudian dan posttest diberikan setelah diberikan perlakuan treatment. hasil pretest dianalisis dengan uji normalitas data, uji statistik. Kemudian, pada pertemuan terakhir diberikan posttest. Setelah itu peneliti meneliti tentang hubungan persepsi siswa terhadap meodel pembelajaran Paradigma Pedagogi Reflektif dengan sikap siswa. Berikut ini adalah instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

Tabel 2 Instrumen Yang Digunakan

No Intrumen Data yang

diperoleh Pengukuran data Instrumen yang digunakan 1.

Persepsi siswa terhadap meodel pembelajaran Paradigma Pedagogi Reflektif.

Skor pretest Pretest

3, 4, 5, 6, 7, 10, 11, 15, 18, 20, 21, 23, 26, 28, 31, 32, 34, 35,

36, 37, 38

Skor posttest Posttest

3, 4, 5, 6, 7, 10, 11, 15, 18, 20, 21, 23, 26, 28, 31, 32, 34, 35,

36, 37, 38

2 Sikap siswa terhadap mata pelajaran PKn.

Skor pretest Pretest 8, 10, 11, 12, 14, 18, 30, 31 Skor posttest Posttest 8, 10, 11, 12, 14,


(59)

3.6 Instrumen Penelitian

Menurut Sugiyono (2014.148), insrumen adalah alat ukur yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati. Secara spesifik semua fenomena ini disebut variabel penelitian. Untuk memudahkan penyusunan instrumen, maka diperlukan “matrik pengembangan instrumen” atau “kisi-kisi instrumen”. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner tentang persepsi siswa akan pembelajaran PKn dan kuesioner tentang sikap siswa terhadap mata pelajaran PKn.

Menurut Sugiyono (2014: 199) kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memeberi seperangkat pernyataan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya.

Dalam penelitian ini persepsi siswa terhadap model pembelajaran Paradigma Pedagogi Reflektif terdapat 3 indikator yaitu no 1, 2, dan 3, dan kuesioner tentang sikap siswa terhadap mata pelajaran PKn terdapat 3 indikator yaitu no 4, 5, dan 6. Indiaktor tentang persepsi siswa diambil dari Hamka (2002), sedangkan indikator tentang sikap siswa terhadap mata pelajaran PKn terdapat 3 diambil dari Walgito (2003).


(60)

Berikut adalah tabel kisi-kisi dan indikator persepsi siswa dan sikap siswa terhadap mata pelajaran PKn:

Tabel 3 Kisi-Kisi Dan Indikator Persepsi Dan Sikap

No Kisi-kisi

Indikator berdasarkan one grup discussion

Indikator Ahli

1

Persepsi siswa

Persepsi tentang materi, media, dan sarana pelajaran dalam pembelajaran PKn.

Menyerap Mengerti

2

Persepsi tentang langkah-langkah pelajaran dalam pembelajaran PKn.

Menyerap Mengerti

3

Persepsi tentang interaksi dalam pembelajaran PKn.

Menyerap Mengerti

4

Sikap siswa terhadap mata pelajaran PKn.

Sikap sebelum mengikuti pelajaran.

Kognitif Afektif Konatif

5

Sikap saat mengikuti pelajaran.

Kognitif Afektif Konatif

6

Sikap setelah mengikuti pelajaran.

Kognitif Afektif Konatif


(61)

Dari Keenam indikator (persepsi siswa dan sikap siswa terhadap mata pelajaran PKn) kemudian dirinci kedalam beberapa pernyataan atau diskriptor yang disusun oleh peneliti dan peneliti lain yang melakukan penitian payung yang dibimbing oleh dosen pembimbing. Deskriptor diambil dari buku-buku PKn kelas II dengan materi Cinta Lingkungan. Indikator dalam kuesioner ini dijabarkan kedalam 66 deskriptor. Deskriptor ini terdiri dari pernyataan farvorable dan unfarforable.

Kuesioner ini disusun menggunakan skala Likert. Menurut Sugiyono (2014: 134) digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang terhadap fenomena sosial.

Menurut Walgito (2003) dalam menciptakan alat ukur mengunakan pertanyaan-pertanyaan, dengan menggunakan lima alternatif jawaban atau tanggapan atas pernyataan-pernyataan tersebut. Subjek yang diteliti disuruh memilih salah satu dari lima alternatif jawaban yang disediakan. Lima alternatif jawaban yang dikemukakan oleh Likert adalah, Sangat Setuju (Strongly Aprove), Setuju (Aprove), Tidak Mempunyai Pendapat (Unecided), Tidak Setuju (Disapprove), Sangat Tidak Setuju (Strongly Disapprove)

Pernyataan farvorable, dengan pilihan jawaban dan skor: - Sangat Setuju (SS) : Skor 5

- Setuju (S) : Skor 4

- Tidak Mempunyai Pendapat : Skor 3 - Tidak Setuju (TS) : Skor 2


(62)

- Sangat Tidak Setuju(STS) : Skor 1

Pernyataan unfarvorable, dengan pilihan jawaban dan skor: - Sangat Setuju (SS) : Skor 1

- Setuju (S) : Skor 2

- Tidak Mempunyai Pendapat : Skor 3 - Tidak Setuju (TS) : Skor 4 - Sangat Tidak Setuju(STS) : Skor 5

Kemudian skala Likert ini di modifikasi. Peneliti membuat empat skor dalam tiap-tiap alternatif jawaban. Hal ini dilakukan karena untuk menghindari jawaban dari responden memilih jawaban netral atau memilih skor 3. Jadi kuesioner yang digunaan adalah kuesioner berstruktur atau tertutup. Menurut Farchan (2007) kuesioner berstruktur adalah kuesioner yang berisi pertanyaan-pertanyaan yang disertai dengan pilihan jawaban untuk pertanyaan-pertanyaan tersebut. Cara megisi kuesioner ini yaitu responden hanya perlu memeberikan tanda centang (√) pada kolom sesuai dengan pilihannya.

Pernyataan farvorable, dengan pilihan jawaban dan skor: - Sangat Setuju (SS) : Skor 5

- Setuju (S) : Skor 4

- Tidak Setuju (TS) : Skor 2 - Sangat Tidak Setuju(STS) : Skor 1

Pernyataan unfarvorable, dengan pilihan jawaban dan skor: - Sangat Setuju (SS) : Skor 1


(63)

- Setuju (S) : Skor 2 - Tidak Setuju (TS) : Skor 4 - Sangat Tidak Setuju(STS) : Skor 5

Berdasarkan group discussion peneliti menggunakan tiga indikator persepsi yaitu: persepsi tentang materi, media, dan sarana pelajaran terhadap pembelajarn PKn, persepsi tentang langkah-langkah pelajaran terhadap pembelajaran PKn, dan persepsi tentang interaksi dalam pembelajaran PKn, tetapi di dalamnya tetap menggunakan indikator menurut Hamka (2002) yaitu menyerap dan mengerti.

Berikut ini adalah kisi-kisi dari kuesioner yang akan disebarkan kepada responden:

Tabel 4 Kisi-Kisi Pertanyaan Kuesioner Persepsi Siswa

1. Persepsi tentang materi, media, dan sarana pelajaran terhadap mata pelajaran PKn

No Indikator Pernyataan Favorabel Pernyataan Unfavorabel

1

Menyerap

Saya menerima

penjelasan tentang materi yang akan dipelajari dalam mata pelajaran PKn.

Saya mengabaikan penjelasan tentang materi yang akan dipelajari dalam mata pelajaran PKn.


(64)

yang digunakan saya bertanya jika ada informasi yang belum jelas.

yang digunakan dalam mata pelajaran PKn.

3

Materi dalam mata pelajaran PKn mudah dipahami.

Materi dalam mata pelajaran PKn sukar dipahami.

4

Mengerti

Saya menggunakan media pembelajaran yang telah disediakan untuk mencari informasi yang

dibutuhkan.

Penggunaan media

pembelajaran menghambat saya untuk mencari

informasi yang dibutuhkan.

5

Media pembelajaran dapat membuat tugas saya cepat selesai.

Media pembelajaran

membuat tugas saya selesai dalam waktu yang lama.

2. Persepsi tentang langkah-langkah pelajaran terhadap mata pelajaran PKn No Indikator Pernyataan Favorabel Pernyataan Unfavorabel

1

Menyerap

Saya mendengarkan tujuan pembelajaran yang akan dipelajari dalam mata pelajaran PKn.

Saya lupa dengan tujuan pembelajaran yang akan dipelajari dalam mata pelajaran PKn.


(65)

kesimpulan dari pembelajaran PKn.

kesimpulan dari

pembelajaran PKn.

3

Saya menyampaikan hasil pembelajaran yang didapatkan di depan kelas.

Saya menolak untuk menyampaikan hasil

pembelajaran yang

didapatkan di depan kelas.

4

Mengerti

Saya mencoba

menemukan manfaat pembelajaran PKn.

Saya merasa kesulitan

menemukan manfaat

pembelajaran PKn.

5

Saya memiliki rasa tanggung jawab dalam

melakukan tugas

kelompok.

Saya menolak untuk melakukan tugas kelompok.

6

Saya bisa menemukan inti pembelajaran sendiri.

Saya merasa sukar

menemukan inti

pembelajaran.

3. Persepsi tentang interaksi terhadap mata pelajaran PKn

No Indikator Pernyataan Favorabel Pernyataan Unfavorabel

1 Menyerap

Saya dapat

mengembangkan

pengetahuan yang didapatkan kepada teman.

Saya mengalami hambatan dalam mengembangkan pengetahuan yang didapat.


(66)

2

Saya menyadari

pentingnya bekerja sama

dalam mencari

pengetahuan.

Saya memilih bekerja sendiri daripada bekerja sama dengan teman saat berdiskusi.

3

Saya dapat membantu teman dengan cara mengajarkan tentang penggunaan media pembelajaran.

Saya mengajarkan kepada teman tanpa menggunakan media pembelajaran.

4

Saya dapat bekerjasama dengan kelompok untuk memecahkan

permasalahan dalam belajar.

Saya malas bekerjasama dengan kelompok untuk memecahkan permasalahan dalam belajar.

5

Saya senang dapat berinteraksi dengan teman sekelompok.

Saya sungkan berinteraksi dengan teman sekelompok.

6

Mengerti

Saya dapat membantu teman yang kesulitan dalam belajar.

Saya menjauhi teman yang kesulitan dalam belajar.

7

Saya dapat bekerja kelompok bersama teman.

Saya mengalami kesulitan dalam bekerja kelompok bersama teman.


(67)

8

Saya ikut terlibat dalam diskusi saat pembelajaran.

Saya hanya mengikuti pendapat teman dalam diskusi saat pembelajaran.

Berdasarkan group discussion peneliti menggunakan tiga indikator sikap yaitu: sikap sebelum mengikuti pembelajaran, sikap saat mengikuti pembelajaran, dan sikap setelah mengikuti pembelajaran , tetapi di dalamnya tetap menggunakan indikator menurut Walgito (2003) yaitu kognitif, afektif, dan konatif. Berikut ini kisi-kisi pertanyaan kuesioner sikap siswa terhadap mata pelajaran PKn.

Tabel 5 Kisi-Kisi Pertanyaan Kuesioner Sikap Siswa Terhadap Mata Pelajaran Pkn

4. Sikap sebelum mengikuti pelajaran

No Indikator Pernyataan Favorabel Pernyataan Unfavorabel

1

Kognitif

Saya memperhatikan terhadap mata pelajaran PKn.

Saya malas memperhatikan mata pelajaran PKn.

2

Saya segera memberikan perhatian terhadap mata pelajaran PKn.

Saya kurang memberikan perhatian terhadap mata pelajaran PKn.

3 Afektif

Saya tertarik mengikuti pelajaran PKn.

Saya malas mengikuti pelajaran PKn.


(68)

4

Saya rajin masuk sekolah saat akan belajar PKn.

Saya bolos sekolah saat akan belajar PKn.

5

Saya senang saat akan belajar PKn.

Saya tidak senang saat akan belajar PKn.

6

Konatif

Saya aktif menyiapkan buku PKn

Saya tidak menyiapkan buku PKn

7

Saya perlu perisapan

dalam mengikuti

pelajaran PKn.

Saya tidak perlu perisapan dalam mengikuti pelajaran PKn.

5. Sikap saat mengikuti pelajaran

No Indikator Pernyataan Favorabel Pernyataan Unfavorabel

1

Kognitif

Mata Pelajaran PKn

membuat ilmu

pengetahuan saya berkembang.

Mata pelajaran PKn tidak berpengaruh bagi kehidupan saya.

2

Saya mendapatkan manfaat pembelajaran yang akan dipelajari dalam mata pelajaran PKn.

Saya tidak mendapatkan manfaat pembelajaran yang akan dipelajari dalam mata pelajaran PKn.

3 Afektif

Saya bersemangat dalam mengikuti pembelajaran

Saya kesulitan dalam mengikuti pembelajaran


(69)

PKn. PKn.

4

Bagi saya pembelajaran PKn itu menyenangkan.

Bagi saya pembelajaran PKn itu sulit.

5 Konatif

Saya mendengarkan dengan sungguh-sungguh saat belajar mata pelajaran PKn.

Saya mendengarkan dengan tidak sungguh-sungguh saat belajar mata pelajaran PKn.

6. Sikap setelah mengikuti pelajaran

No Indikator Pernyataan Favorabel Pernyataan Unfavorabel

1 Kognitif

Saya dapat menggunakan pengetahuan yang didapatkan dalam kegiatan sehari-hari.

Saya dapat menggunakan

pengetahuan yang

didapatkan terbatas di lingkungan rumah.

2

Afektif

Saya memberikan contoh sikap tindakan setelah mempelajari ilmu pengetahuan.

Saya kesulitan memberikan contoh sikap tindakan setelah

mempelajari ilmu

pengetahuan.

3

Saya mengetahui sikap apa yang ingin saya kembangkan setelah mengikuti pembelajaran.

Saya tidak mengetahui sikap yang ingin dikembangkan

setelah mengikuti

pembelajaran.


(70)

pengetahuan, saya menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.

pengetahuan, saya tidak menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.

5

Saya berperilaku baik setelah mempelajari pembelajaran Pkn.

Saya mengalami hambatan mengembangkan perilaku setelah mempelajari Pkn.

Langkah selanjutnya adalah dengan uji coba kuesioner Persepsi terhadap model pembelajaran Paradigma Pedagogi Reflektif.

Tabel 6 Sebaran Uji Coba Kuesioner Persepsi Siswa Indikator grup discussion Indiaktor Ahli Pernyataan farvorable Pernyataan unfarvorable Jumlah pernyataan farvorable Jumlah pernyataan unfarvorable Total Persepsi tentang materi, media, dan sarana pelajaran dalam pembelajaran PKn

Menyerap 1, 2, 3 8, 9, 10,

7 7 14

Mengerti 4, 5, 6, 7

11, 12, 13, 14


(71)

Persepsi tentang langkah-langkah pelajaran dalam

pembelajaran PKn

Menyerap 15, 16 20, 21

5 5 10

Mengerti 17, 18, 19 22, 23,24

Persepsi tentang interaksi dalam

pembelajaran PKn

Menyerap 25, 26 30, 31, 32

5 5 10


(72)

Langkah selanjutnya adalah dengan uji coba kuesioner sikap terhadap mata pelajaran PKn.

Tabel 7 Sebaran Uji Coba Kuesioner Sikap Siswa Indikator grup discussion Indikator Ahli Pernyataan farvorable Pernyataan unfarvorable Jumlah pernyataan farvorable Jumlah pernyataan unfarvorable Total Sikap siswa sebelum pembelajaran

Kognitif 1, 2 7, 8

6 6 12

Afektif 3 ,4 9, 10

Konatif 5, 6 11, 12

Sikap siswa saat

pembelajaran

Kognitif 13, 14 19, 20,

6 6 12

Afektif 15, 16 21,22

Konatif 17, 18 23, 24

Sikap siswa setelah pembelajaran

Kognitif 25, 26 31, 32

6 8 14

Afektif 27, 28 33, 34, 35 Konatif 29, 30 36, 37, 38

3.7 Teknik Pengujian Instrumen

Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas dan reliabilitas. Validitas dan reliabilitas instrumen dilakukan untuk menguji validitas dan reliabilitas suatu instrumen. Menurut Sugiyono (2014: 173) valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Sedangkan Menurut Sugiyono (2014: 173) reliabel adalah


(1)

siswa 3 P : Apakah ada perubahan ketika Ibu

menggunakan model pembelajaran PPRdalam menjelaskan materi? G : Ada! Karena anak-anak yang kurang

dalam arti malas membaca dan menulis, setelah belajar dengan model

pembelajaran problem based learning mereka nilainya naik

Ada perubahan

4 P : Bagaimana hasil belajar dengan model pembelajaran tersebut?

G : Nilai anak menajdi meningkat Nilai meningkat


(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

Lampiran 28 Curruculum Vitae

CURRUCULUM VITAE

Arifin lahir di Magelang, 17 Februari 1994. Pendidikan dasar diperoleh di SD Negeri 1 Jampiroso, Temanggung dan lulus pada tahun 2006. Pendidikan menengah pertama di SMP N 6 Temanggung, lulus pada tahun 2009. Pada tahun 2012 menyelesaikan pendidikan menengah atas di SMA N 1 Pringsurat, Temanggung. Selanjutnya tercatat sebagai mahasiswa Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pengetahuan di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Saat menjadi mahasiswa PGSD Universitas Sanata Dharma, peneliti mengembangkan diri di bidang akademik maupun di bidang non akademik dengan mengikuti kegiatan wajib dan kehiatan tidak wajib. Kegiatan wajib yang telah diikuti peneliti pada tahun 2014 adalah Kursus Mahir Dasar (KMD), Pelatihan Pengembangan Kepribadian Mahasiswa I dan II. Untuk lebih mengembangkan kepribadian peneliti juga mengikuti kegiatan Week-end Moral untuk pengembangan diri. Peneliti juga mengikuti English Club yang diselengarkan oleh PGSD Universitas Sanata Dharma selama empat semester.

Selain kegiatan wajib, peneliti mengikuti kegiatan tidak wajib yaitu dengan terlibat dalam kegiatan di dalam kampus. Peneliti menjadi kordinator seksi perlengkapan di acara Parade Gamelan Anak 2014, menjadi kordinator seksi perlengkapan di acara Pelepasan Wisudawan-wisudawati 2014 dan masih banyak kegiatan yang peneliti ikuti yang tidak bisa dituliskan satu persatu.

Masa pendidikan di Universitas Sanata Dharma diakhiri dengan menulis skripsi sebagai tugas akhir yang berjudul Hubungan Persepsi Dan Sikap Siswa Kelas II B pada Mata Pelajaran PKn di SD N Terbansari 1 Yogyakarta .