Hubungan persepsi dan sikap siswa kelas VA pada mata pelajaran PKn di SD N Terbansari 1 Yogyakarta

(1)

i

HUBUNGAN PERSEPSI DAN SIKAP SISWA KELAS VA

PADA MATA PELAJARAN PKn DI SD N TERBANSARI 1

YOGYAKARTA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh:

Anselmus Krisayoga Pratama NIM : 131134009

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2017


(2)

(3)

(4)

iv

PERSEMBAHAN Karya ilmiah ini Penulis persembahkan kepada:

1. Tuhan Yesus Kristus yang selalu memberikan berkat, perlindungan, rahmat dan anugerah dalam hidup saya.

2. Orang tua Samsu dan Kristina Hardini. 3. Adik Juwita Rahayuningtyas.

4. Dosen pembimbingku: Drs. Paulus Wahana, M. Hum dan Elisabeth Desiana Mayasari, S. Psi., M. A.

5. Teman-teman pemberi semangat dan motivasi dalam menyelesaikan skripsi : RR. Natalia Dewanty, Adi, Arifin, Yustin, Shinta, Ardi, Gemma, Achun, Dheno, Alga, Parama, Tatit, Barto, Hendro, Regi & teman-teman sepayung.


(5)

v MOTTO

Jika manatap masa depanmu belum terarah belajarlah menatap kebawah dan liat kakimu lalu pejamkan mata sejenak kemudian buka perlahan matamu dan angkat kepalamu, tersenyum lalu melangkahlah,

buat masa depanmu pasti.

(AnselmusKP)

Urusan kita dalam kehidupan bukanlah untuk melampaui orang lain, tetapi untuk melampaui diri sendiri, untuk memecahkan rekor kita sendiri, dan

melampaui hari kemarin dengan hari ini (Stuart B. Johnson)

Tetapi berfirmanlah TUHAN kepada Samuel : “Janganlah pandang parasnya atau perwatakan yang tinggi, sebab Aku telah menolaknya. Bukan yang dilihat

manusia yang dilihat Allah; manusia melihat apa yang didepan mata, tetapi TUHAN melihat Hati.


(6)

vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar referensi sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 20 Februari 2017 Peneliti


(7)

vii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama : Anselmus Krisayoga Pratama

Nomor Mahasiswa : 131134009

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

“HUBUNGAN PERSEPSI DAN SIKAP SISWA KELAS VA PADA MATA PELAJARAN PKn DI SD N TERBANSARI 1 YOGYAKARTA”,

beserta perangkat yang diperlukan (bila ada).

Dengan demikian saya berikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikan di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal : 20 Februari 2017 Yang menyatakan


(8)

viii ABSTRAK

Hubungan Persepsi Dan Sikap Siswa Kelas VA Pada Mata Pelajaran PKn Di SD N Terbansari 1 Yogyakarta.

Anselmus Krisayoga Pratama Sanata Dharma

2017

Latar belakang penelitian ini adalah munculnya permasalahan terhadap persepsi dan sikap siswa pada pembelajaran berdasarkan hasil observasi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan persepsi dan sikap siswa pada mata pelajaran PKn di SD N Terbansari 1 Yogyakarta pada semester gasal tahun ajaran 2016/2017.

Jenis penelitian ini adalah kuantitatif, dengan menggunakan metode penelitian survei. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V di SD Negeri Terbansari 1 Yogyakarta dengan sampel penelitian kelas V A yang terdiri dari 21 siswa. Model pembelajaran yang digunakan adalah Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR). Dalam pembelajaran menggunakan Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) ada 5 langkah yaitu konteks, pengalaman, aksi, refleksi dan evaluasi.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif antara persepsi dan sikap siswa pada mata pelajaran PKn. Hal tersebut ditunjukkan dengan harga Sig (2-tailed) sebesar 0,000 (p < 0,05); Pearson correlation = 0,708. Termasuk hubungan korelasi yang kuat karena 0,708 berada pada interval 0,60 – 0,799.


(9)

ix ABSTRACT

The Perception’s correlations and Attitude of fiveth grade on Civics Education and Citizenship in SD N Terbansari 1 Yogyakarta.

Anselmus Krisayoga Pratama Sanata Dharma University

2017

The background of the research was emerged of a problem toward student’s perception and attitude to the subject based on the result of the observation. The purpose of this research was to understand the relation of the student’s perception and attitude on the Citizenship Education (PKn) subject in SD N Terbansari 1 Yogyakarta on second semester in the period of 2016/2017.

This kind of research was quantitative, with a survey research method. The population of this research was the entire student of 5th grade of SDN Negeri 1 Terbansari Yogyakarta with a research sample from A class as many as 21 students. The learning model that used was a Paradigm of Pedagogy Reflective (PPR). In this learning of PPR, there were 5 steps; context, experience, action, reflection and evaluation.

The result of the research showed there was a positive relation between student’s perception and attitude to Citizenship Education (PKn) subject. The thing showed with the Sig price (2-tailed) in the amount of 0,000 (p < 0,05); Pearson correlation = 0,708. Include relation of correlation which was strong because 0,708 located in the interval 0,60 0,799.

Keyword : student’s perseption, student’s attitude, learning model of Paradigm Pedagogy Reflection (PPR)


(10)

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan kasih-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini dengan lancar dan tepat waktu. Skripsi yang berjudul “HUBUNGAN PERSEPSI DAN SIKAP SISWA KELAS VA PADA MATA PELAJARAN PKn DI SD N TERBANSARI 1 YOGYAKARTA” disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Peneliti menyadari bahwa skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik berkat bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Karena itu, peneliti mengucapkan terimakasih kepada:

1. Rohandi, Ph.D. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

2. Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd. Ketua Program Studi Pendidikan Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

3. Apri Damai Sagita Krissandi,. S.S., M.Pd. Wakil Ketua Program Studi Pendidikan Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

4. Drs. Paulus Wahana, M. Hum. Dosen Pembimbing I yang membimbing kami dengan penuh bijaksana dan sabar.

5. Elisabeth Desiana Mayasari, S.Psi., M.A. Dosen Pembimbing II yang membimbing kami dengan penuh kesabaran.

6. Pas Hartin, S.Pd. Kepala Sekolah SD N Terbansari 1 Yogyakarta yang telah memberikan ijin melakukan penelitian.

7. Daryanti Apriani, S.Pd. Guru mitra yang telah membantu pelaksanaan penelitian, sehingga penelitian dapat berjalan dengan lancar.

8. Siswa kelas V A SD N Terbansari 1 Yogyakarta tahun ajaran 2016/2017 yang telah bersedia terlibat dalam penelitian.


(11)

xi

9. Sekretariat PGSD Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang telah membantu proses perijinan penelitian skripsi.

10. Ayahku Samsu atas segala doa dan dukungannya.

11. Ibu Kristina Hardini yang dengan sabar dan selalu setia dalam membimbingku, menyertai perjuanganku berupa doa, kasih sayang, perhatian, nasihat, dan materi.

12. RR. Natalia Dewanty yang selalu memberiku semangat, dukungan, dan doa. 13. Sahabat-sahabatku Adi, Arifin, Yustin, Shinta, Ardi, Gemma, Achun,

Dheno, Alga, Parama, Tatit, Barto, Hendro, Regi yang selalu mendukungku. 14. Semua pihak yang tidak dapat peneliti sebutkan satu per satu namun telah

banyak membantu peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini.

Peneliti menyadari bahwa skripsi ini belum sempurna karena keterbatasan kemampuan peneliti. Segala kritik dan saran yang membangun akan peneliti terima dengan senang hati. Peneliti berharap, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi dunia pendidikan dan para pembaca.

Peneliti


(12)

xii DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... Error! Bookmark not defined. HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR GRAFIK ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Batasan Masalah ... 5

1.3 Rumusan Masalah ... 5

1.4 Tujuan Penelitian ... 5

1.5 Manfaat Penelitian ... 6

1.6 Definisi Operasional ... 7

LANDASAN TEORI ... 9

2.1 Kajian Pustaka ... 9


(13)

xiii

2.1.2 Sikap ... 11

2.1.3 Pengertian Paradigma Pedagogi Reflektif ... 13

2.1.4 Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) ... 15

2.2 Hasil Penelitian yang Relevan ... 16

2.3 Kerangka Berpikir ... 19

2.4 Hipotesis Penelitian ... 20

METODE PENELITIAN ... 21

3.1 Jenis Penelitian ... 21

3.2 Setting Penelitian ... 21

3.3 Populasi dan Sampel ... 23

3.4 Variabel Penelitian ... 23

3.5 Teknik Pengumpulan Data ... 25

3.6 Instrumen Penelitian ... 25

3.7 Teknik Pengujian Instrumen... 38

3.8 Teknik Analisis Data ... 49

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 57

4.1 Hasil Implementasi penelitian ... 67

4.2 Hasil Penelitian ... 57

4.3 Pembahasan Hasil Penelitian ... 64

KESIMPULAN DAN SARAN ... 72

5.1 Kesimpulan ... 72

5.2 Keterbatasan Penelitian ... 73

5.3 Saran ... 73


(14)

xiv

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1 Waktu Penelitian ... 22

Tabel 2 Tabel Kuesioner Yang Digunakan ... 26

Tabel 3 Kisi-kisi Kuesioner Persepsi ... 27

Tabel 4 Kisi-kisi Kuesioner Sikap ... 27

Tabel 5 Kisi-kisi Pernyataan Kuesioner Persepsi Siswa ... 31

Tabel 6 Kisi-kisi Pernyataan Kuesioner Sikap Siswa Terhadap Mata Pelajaran PKn ... 34

Tabel 7 Sebaran Uji Coba Kuesioner Persepsi Siswa ... 37

Tabel 8 Sebaran Uji Coba Kuesioner Sikap siswa terhadap mata pelajaran PKn 38 Tabel 9 Experts judgement ... 40

Tabel 10 Rentang Skor ... 41

Tabel 11 Hasil Uji Validitas persepsi siswa ... 43

Tabel 12 Kisi-kisi item kuesioner persepsi ... 44

Tabel 13 Hasil Uji Validitas Sikap Siswa Pada PKn ... 45

Tabel 14 Kisi-kisi item kuesioner sikap ... 46

Tabel 15 Kriteria Koefisien Reliabilitas ... 47

Tabel 16 Tabel Kualifikasi Reliabititas... 48

Tabel 17 Tabel Reliabilitas Persepsi Siswa ... 48

Tabel 18 Tabel Reliabilitas Sikap Siswa Terhadap Mata Pelajaran PKn ... 49

Tabel 19 Kategori Koefisien Korelasi... 53

Tabel 20 Kisi-kisi Wawancara Siswa ... 54

Tabel 21 Kisi-kisi Wawancara Guru ... 55

Tabel 22 Hasil Uji Normalitas Persepsi Siswa ... 58

Tabel 23 Hasil Uji Normalitas terhadap Sikap Siswa ... 59

Tabel 24 Hasil Uji Homogenitas Terhadap Persepsi Siswa ... 60

Tabel 25 Hasil Uji Homogenitas Terhadap Sikap Siswa ... 61

Tabel 26 Hasil Linearitas ... 61

Tabel 27 Uji Korelasi ... 63


(15)

xv

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 1 Literatur dari Penelitian Sebelumnya ... 18 Gambar 2 Variabel Independen, dependen, dan moderator ... 24 Gambar 3 Rumus Uji Reliabilitas ... 47


(16)

xvi

DAFTAR GRAFIK

Halaman


(17)

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Instrumen Penelitian ... 79

Lampiran 2 Rubrik Penilaian ... 81

Lampiran 3 Expert Judgement ... 82

Lampiran 4 Uji Validitas Instrumen Persepsi Siswa... 84

Lampiran 5 Hasil Uji Reliabilitas Persepsi Siswa ... 86

Lampiran 6 Hasil Uji Validitas Instrumen Sikap Siswa ... 89

Lampiran 7 Uji Reliabilitas Sikap Siswa ... 91

Lampiran 8 Silabus ... 92

Lampiran 9 RPP ... 98

Lampiran 10 Nilai Kuesioner Persepsi Siswa ... 127

Lampiran 11 Nilai Kuesioner Sikap Siswa ... 128

Lampiran 12 Uji Normalitas Kuesioner Persepsi dan Sikap ... 129

Lampiran 14 Uji Homogenitas Persepsi ... 130

Lampiran 15 Uji Homogenitas Sikap ... 131

Lampiran 16 Linearitas ... 132

Lampiran 17 Uji Korelasi ... 134

Lampiran 18 Wawancara Siswa Sebelum Perlakuan ... 135

Lampiran 19 Wawancara Siswa Sesudah Perlakuan ... 136

Lampiran 20 Wawancara Guru Sebelum Perlakuan ... 137

Lampiran 21 Wawancara Guru Sesudah Perlakuan ... 138

Lampiran 22 Foto-Foto Kegiatan Pembelajaran ... 140

Lampiran 23 Surat Izin Penelitian... 142

Lampiran 24 Surat Izin Telah Penelitian ... 143


(18)

1 BAB I PENDAHULUAN

Didalam bab ini akan dibahas oleh peneliti yaitu tentang enam bahasan dalam pendahuluan. Keenam bagian bahasan tersebut ialah latar belakang, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan definisi operasional.

1.1 Latar Belakang

Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting bagi suatu Negara, seperti yang tercantum pada Undang-Undang RI No. 12 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (pasal 1) merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Sekolah merupakan tempat yang disediakan pemerintah dalam menangani masalah pendidikan di Indonesia bertujuan mengembangkan ketrampilan peserta didik, tidak hanya itu tetapi juga aspek kognitif yang dikembangkan agar memiliki kemampuan kognitif yang baik. Tanpa disadari dalam dunia pendidikan juga muncul persoalan. Dalam masalah pembelajaran sendiri dijumpai berbagai persoalan yang dirasa cukup sulit untuk siswa khususnya siswa SD. Salah satu mata pelajaran yang dianggap menyumbang


(19)

permasalahan selain matematika adalah pendidikan kewarganegaraan atau yang biasa kita sebut dengan PKn.

Proses pembelajaran sangat penting bagi berkembangnya siswa. Pengetahuan siswa sangat berpengaruh bagi masuknya materi yang diajarkan oleh guru. Persepsi siswa yang cukup dirasa masih kurang dalam tersampaikannya materi pelajaran. Persepsi itu merupakan proses Intergrated dari individu terhadap stimulus yang diterimanya. Dapat dikemukakan bahwa persepsi itu merupakan proses pengorganisasian, penginterpretasian terhadap stimulus yang diterima oleh organisme atau individu sehingga merupakan suatu yang berarti, dan merupakan aktivitas yang intergrated, maka seluruh pribadi, seluruh apa yang ada dalam diri individu ikut aktif berperan dalam persepsi itu. Bereaksi terhadaap situasi tersebut serta menentukan apa yang dicari individu dalam kehidupan berkaitan dengan sikap siswa. Sikap selalu berkenaan dengan suatu objek, dan sikap terhadap objek ini disertai dengan perasaan positif atau negatif. Siswa mempunyai sikap positif terhadap suatu objek yang bernilai dalam pandangannya, dan ia akan bersikap negatif terhadap objek yang dianggapnya tidak bernilai dan atau juga merugikan. Sikap ini kemudian mendasari dan mendorong ke arah sejumlah perbuatan yang satu sama lainnya berhubungan. Untuk mendorong dan mendapatkan persepsi dan sikap siswa dalam proses belajar mengajar yang baik perlu ditekankan pada model pembelajaran yang tepat.

Pendidikan Kewarganegaraan atau lebih dikenal dengan singkatan PKn yang merupakan salah satu mata pelajaran wajib di sekolah dasar


(20)

dapat secara terencana diajarkan dengan tujuan untuk pendidikan anak dan pemeliharaan hubungan dengan masyarakat dan negara. Dari segi subsitansi, PKn memperkaya wawasan dan membentuk kepribadian sebagai warga negara yang baik. Menurut Darmadi (2010 : 30) Pendidikan Kewarganegaraan berupaya untuk meningkatkan kesadaran dan kemampuan diri pribadi siswa sebagai warga negara pancasila yang mahir dalam hubungan sosial. PKn lebih banyak belajar tentang pengalaman nilai dan moral. Dalam materi ajar terdapat banyak sekali pengertian yang harus dihafalkan agar dapat dimengerti oleh siswa yang tanpa disadari itu sangat membebani siswa. Semua materi tidaklah berisi pengertian namun juga mengenai sikap atau tindakan yang harus dikembangkan. Pembelajaran PKn kebanyakan menggunakan ceramah dimana dalam ceramah ini mengarah pada kognitif siswa hanya melalui satu arah yaitu dari guru ke siswa saja. Sehingga dengan demikian siswa kurang memahami nilai-nilai yang terkandung dari pembelajaran tersebut.

Berdasarkan dari hasil observasi yang dilakukan di SD N Terbansari pada tanggal 15 Oktober 2015 di kelas VA. Permasalahan pada persepsi adalah guru terlihat dalam proses pembelajaran hanya menggunakan metode ceramah di depan kelas. Kemudian sikap siswa yang terlihat ramai dan mengobrol bersama teman dan tidak memperhatikan guru.

Model pembelajaran adalah suatu acuan kepada suatu pendekatan pembelajaran termasuk tujuannya, sintaksnya, lingkungannya, dan system pengelolaanya (Slavin, 2010). Sedangkan menurut (trianto, 2009) model


(21)

pembelajaran merupakan pendekatan yang luas dan menyeluruh serta dapat diklasifikasikan berdasarkan tujuan pembelajarannya, sintaks (pola urutannya) dan sifat lingkungan belajarnya. Salah satu contoh model pembelajaran adalah PPR (Paradigma Pedagogi Reflektif) yaitu salah satu pedagogi untuk membantu kebutuhan pendidikan yang utuh dan menyeluruh itu. PPR (Paradigma Pedagogi Reflektif), diharapkan dapat membantu siswa, bukan hanya menjadi lebih cerdas dalam bidang pengetahuannya, tetapi berkembang menjadi pribadi yang peka pada kebaikan, dan peka pada kebutuhan orang lain (Suparno, 2015). Menurut Subagya (2008), menyebutkan tiga unsur utama dalam PPR adalah pengalaman, refleksi dan aksi. Dan unsur lainnya yang belum disebutkan adalah refleksi dan aksi dimana unsur-unsur tersebut tidak dapat dipisahkan antara satu dan lainnya.

Pembelajaran PPR adalah model pembelajaran pengintergrasian berbagai bidang studi dan menekankan pada pengembangan nilai. Dalam pembelajaran bidang studi disesuaikan pada konteks siswa, sedangkan pada pengembangan nilai ditekankan pada suatu pengalaman, refleksi dan aksi. Dan nanti semua proses pembelajaran ini harus diakhiri dengan evaluasi. Evaluasi yang diberikan oleh guru memiliki tujuan untuk mengetahui seberapa jauh peningkatan yang telah dialami oleh siswa. Semua langkah yang diberikan ini diharapkan siswa mampu memiliki kepribadian yang bertanggung jawab, kompeten, dan berhati nurani yang peka terhadap lingkungan sekitar.

Berdasarkan latar belakang masalah yang dipaparkan di atas peneliti membuat penelitian tentang hubungan persepsi dan sikap siswa kelas


(22)

VA pada mata pelajaran Pkn di SD N Terbansari 1 Yogyakarta pada Standar Kompetensi Memahami peraturan perundang-undangan tingkat pusat dan daerah. Kompetensi Dasar 2.1 Menjelaskan pengertian dan pentingnya peraturan perundang-undangan tingkat pusat dan daerah dan 2.2 Memberikan contoh peraturan perundang-undangan tingkat pusat dan daerah, seperti pajak, anti korupsi, lalu lintas, larangan merokok. Peneliti menganggap model pembelajaran PPR sangatlah fleksibel karena mudah diterapkan dalam kurikulum KTSP maupun Kurikulum 2013 dan mudah diaplikasikan oleh guru dalam pembelajaran serta juga mudah bagi siswa memahaminya. 1.2 Batasan Masalah

Penelitian yang dilakukan oleh peneliti hanya terbatas untuk meneliti tentang hubungan persepsi siswa kelas VA dan sikap siswa pada mata pelajaran PKn di SD Negeri Terbansari 1 Yogyakarta.

1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat dirumuskan masalah dalam penelitian ini adalah apakah ada hubungan antara persepsi siswa dan sikap siswa pada mata pelajaran PKn ?

1.4 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan penelitian ini adalah mengetahui adanya hubungan antara persepsi siswa dengan sikap siswa pada mata pelajaran PKn.


(23)

1.5 Manfaat Penelitian 1.5.1 Manfaat Teoritis

Dapat menambah wawasan pada pengetahuan dan perkembangan ilmu pendidikan di Sekolah Dasar terutama pada penerapan model pembelajaran dikelas untuk mendapatkan hasil yang baik sehingga materi dalam proses pembelajaran tersampaikan.

1.5.2 Manfaat Praktis 1. Bagi Peneliti

Dapat menambah wawasan dan pengalaman peneliti tentang penggunaan model pembelajaran PPR dalam melakukan proses pembelajaran di dalam kelas

2. Bagi siswa

Persepsi siswa pada mata pelajaran PKn menjadi baik kemudian sikap siswa menunjukkan hasil yang positif. Hal itu ditunjukkan dalam proses pembelajaran siswa terlihat aktif dan antusias.

3. Bagi Guru

Dapat menambah wawasan inspirasi guru tentang model pembelajaran PKn yang sesuai dengan karakteristik siswa untuk dijadikan alternatif pembelajaran yang bisa dikembangkan


(24)

4. Bagi Sekolah

Dapat menambah bahan bacaan penelitian yang dapat dijadikan sebagai inspirasi dalam mengajarkan mata pelajaran PKn dengan menggunakan metode pembelajaran PPR

1.6 Definisi Operasional

1.6.1 Persepsi terhadap pembelajaran adalah proses dimana individu dapat menyadari, dapat mengerti tentang keadaan lingkungan yang ada di sekitarnya, dan juga tentang keadaan individu yang bersangkutan, serta kemampuan dari individu untuk menerima stimulus atau rangsangan dari luar.

1.6.2 Sikap terhadap mata pelajaran PKn adalah suatu bentuk kesiapan seseorang untuk bereaksi tehadap perasaan mendukung (favorable) atau tidak mendukung (unfavorable) dengan cara yaitu komponen kognitif (pemikiran), afektif (perasaan), dan konaktif (tindakan) yang saling berinteraksi satu dengan yang lainnya dalam memahami, merasakan, dan berperilaku terhadap mata pelajaran PKn.

1.6.3 Paradigma Pedagogi Reflektif adalah suatu model pembelajaran yang diharapkan dapat membantu siswa, bukan hanya menjadi lebih cerdas dalam bidang pengetahuannya, tetapi berkembang menjadi pribadi yang peka pada kebaikan, dan peka pada kebutuhan orang lain.


(25)

1.6.4 PKn adalah suatu mata pelajaran bagi individu untuk memahami, menghayati, dan mewujudkan nilai-nilai dalam peraturan perundang-undangan.


(26)

9 BAB II

LANDASAN TEORI

Pada Bab II akan dibahas mengenai kajian teori, kerangka berpikir, dan hipotesis penelitan. Kajian teori membahas teori-teori yang mendukung dan beberapa kajian penelitian yang relevan. Kerangka berpikir membahas pemikiran dan hipotesis yang berisikan dugaan sementara atau jawaban sementara dari rumusan masalah dari penelitian.

2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Persepsi

2.1.1.1 Pengertian Persepsi

Menurut Walgito (2003: 45) persepsi adalah stimulus mengenai individu yang kemudian diorganisasikan, diinterpersepsikan, sehinga individu menyadari tentang apa yang di indranya. Dengan adanya persepsi individu dapat menyadari, dapat mengerti tentang keadaan lingkungan yang ada di sekitarnya, dan juga tentang keadaan diri individu yang bersangkutan.

Prinsip dasar mengenai persepsi menurut Slameto (2010: 103-105), yaitu: a) Persepsi itu relatif, manusia bukanlah seseorang yang mampu menyerap semuanya dengan sama persis seperti keadaan sebenarnya. Dampak pertama dari suatu perubahan rangsangan dirasakan berpengaruh lebih besar dibandingkan rangsangan yang datang kemudian. b) persepsi itu selektif, rangsangan yang diterima bergantung pada apa yang sudah dipelajari dan menarik perhatiannya. Ada keterbatasan seseorang terhadap kemampuan untuk menerima rangsangan. c)


(27)

persepsi itu memiliki tatanan, jika rangsangan itu dirasa belum lengkap, maka seseorang tersebut akan melengkapi sendiri dalam bentuk hubungan-hubungan yang saling terkait. Apabila hubungan yang dibentuknya kurang tepat, maka menghasilkan salah persepsi. d) Persepsi dipengaruhi oleh harapan dan kesiapan, yang menentukan pesan mana yang diterima adalah seseorang itu sendiri. Selanjutnya, pesan tersebut akan di interpretasikannya sendiri. Contohnya, hari pertama awal pembelajaran guru mengajak siswa untuk berdoa terlebih dahulu, maka hari-hari selanjutnya siswa mananti guru untuk memulai pelajaran dengan berdoa terlebih dahulu. e) Persepsi seseorang atau kelompok dapat jauh berbeda dengan persepsi orang atau kelompok lain sekalipun situasinya sama, hal ini dapat dipengaruhi oleh perbedaan tiap individu, seperti perbedaan kepribadian, sikap maupun motivasi.

Persepsi terhadap pembelajaran adalah kemampuan untuk membedakan, mengelompokan, menfokuskan kemudian diinterprasikan (Sarwono, 2009: 86). Persepsi berlangsung saat seseorang menerima stimulus dari luar yang kemudian masuk kedalam otak. Dalam proses berfikir yang akhirnya terwujud dalam sebuah pemahaman. Pemahaman ini yang disebut dengan persepsi. Sebelum terjadi persepsi pada manusia,diperlukan sebuah stimulus yang harus ditangkap melalui organ tubuh yang bisa digunakan sebagai alat bantunya untuk memahami lingkungannya.

Berdasarkan pengertian dari para ahli di atas peneliti menemukan bahwa persepsi adalah proses dimana individu dapat menyadari, dapat mengerti tentang keadaan lingkungan yang ada di sekitarnya, dan juga tentang keadaan diri


(28)

individu yang bersangkutan serta kemampuan dari individu untuk menerima stimulus atau rangsangan dari luar.

2.1.1.2 Indikator Persepsi

Menurut Hamka (2002 : 101-106), Indikator Persepsi ada dua macam, yaitu :

1. Menyerap, yaitu stimulus yang berada diluar individu diserap melalui indera, masuk kedalam otak, mendapat tempat. Disitu terjadi proses analisis, diklasifikasi, dan di organisir dengan pengalaman-pengalaman individu yang telah dimiliki sebelumnya

2. Mengerti, yaitu indikator adanya persepsi sebagai hasil dari proses klasifikasi dan organisasi. Tahapan ini terjadi dalam proses psikis. Hasil analisis berupa pengertian atau pemahaman. Pengertian atau pemahaman tersebut juga bersifat subjektif, berbeda-beda bagi setiap individu.

Berdasarkan pendapat dari beberapa ahli diatas dapat disimpulkan bahwa peneliti menggunakan indikator persepsi menurut Hamka (2002 : 101-106) dimana indikator persepsi ada dua macam yaitu menyerap dan mengerti.

2.1.2 Sikap

2.1.2.1 Pengertian Sikap

Sikap manusia memiliki definisi dan pengertian memiliki puluhan pengertian, pada umumnya dapat dimasukan ke dalam tiga kerangka pemikiran pemikiran pertama, menurut Berkowits dalam buku Azwar (2007) sikap adalah suatu bentuk evaluasi atau reaksi perasaan. Sikap orang terhadap suatu objek


(29)

adalah perasaan mendukung (favorable) maupun perasaan tidak mendukung atau tidak memihak (unfavorable) pada objek tersebut.

Menurut Secord dan Backman tahun 1964 dalam Azwar (2007) sikap adalah gabungan dari komponen-komponen kognitif (pemikiran), afektif (perasaan), dan konaktif (tindakan) yang saling berinteraksi dalam memahami, merasakan, dan berperilaku terhadap suatu objek.

Menurut Goldon Allport dalam Azwar (2007) sikap adalah suatu kesiapan untuk bereaksi terhadap suatu objek dalam suatu pemikiran tertentu. Kesiapan yang dimaksud adalah kecenderungan potensial untuk bereaksi dengan cara-cara tertentu apabila individu dihadapkan pada stimulus yang menghendaki adanya respon.

Dari ketiga pengertian dan definisi ketiga ahli di atas sikap adalah suatu bentuk kesiapan seseorang untuk bereaksi tehadap perasaan mendukung (favorable) atau tidak mendukung (unfavorable) dengan cara yaitu komponen kognitif (pemikiran), afektif (perasaan), dan konaktif (tindakan) yang saling berinteraksi satu dengan yang lainnya dalam memahami, merasakan, dan berperilaku terhadap suatu objek.

2.1.2.2 Indikator Sikap

Menurut Walgito (dalam puspasari, 2010 : 16) sikap mengandung tiga indikator yang membentuk struktur sikap, yaitu : kognitif (konseptual), afektif (emosional), dan konatif (perilaku atau action component).


(30)

1. Indikator kognitif merupakan komponen yang berkaitan dengan pengetahuan pandangan, keyakinan, yaitu akan hal-hal yang berhubungan dengan bagaimana orang mempersiapkan terhadap objek.

2. Indikator afektif merupakan komponen yang berhubungan dengan rasa seneng atau tidak senang terhadap objek sikap

3. Indikator konatif merupakan komponen yang berhubungan dengan kecenderungan bertindak terhadap objek sikap dengan perasaan yang mendukung dan tidak mendukung.

Berdasarkan pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa penelitian menggunakan indikator sikap menurut Walgito (2010) yang dapat membentuk struktur sikap dengan tiga indikator yaitu, kogniitif, afektif, dan konatif.

2.1.3 Pengertian Paradigma Pedagogi Reflektif

Menurut Subagyo (2010), Pedagogi merupakan sebuah cara guru mendampingi siswa dalam pertumbuhan dan perkembangannya meliputi pandangan hidup dan visi mengenai idealnya pribadi siswa. Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) merupakan sebuah pola pikir dalam menumbuhkan dan mengembangkan pribadi siswa menjadi pribadi yang mempunyai nilai kemanusiaan. Menumbuhkan dan mengembangkan pribadi siswa supaya mempunyai nilai kemanusiaan, haruslah diberi pengalaman dan memfasilitasinya dengan pertanyaan agar siswa dapat merefleksikan pengalaman tersebut. Selain itu siswa diberi pertanyaan atas aksi yang akan dilakukan sesuai dengan nilai tersebut.


(31)

PPR menurut Subagyo (2008: 39) pola pikir (paradigma = pola pikir) dalam menumbuhkan pribadi siswa menjadi pribadi kristiani/ kemanusiaan (pedagogi reflektif = pendidikan kristiani/ kemanusiaan). Pola pikirnya: dalam membentuk pribadi, siswa diberi pengalaman akan suatu nilai kemanusiaan, kemudian siswa difasilitasi dengan pertanyaan agar merefleksikan pengalaman tersebut, dan berikutnya difasilitasi dengan pertanyaan aksi agar siswa niat dan berbuat sesuai dengan nilai tersebut.

Sedangkan menurut Suparno (2015: 6) PPR adalah suatu pedagogi untuk membantu kebutuhan pendidikan yang utuh dan menyeluruh. PPR diharapkan dapat membantu perkembangan siswa, bukan hanya cerdas dalam bidang pengetahuannya, tetapi berkembang menjadi pribadi yang peka pada kebaikan, dan peka pada kebutuhan orang lain. Dari beberapa pendapat para ahli tersebut PPR merupakan sebuah pedagogi atau pola pikir yang menumbuhkan dan mengembangkan pribadi siswa agar memiliki rasa kemanusiaan dan memiliki niatan untuk berbuat sesuai dengan nilai tersebut.

Paradigma Pedagogi Reflektif adalah suatu model pembelajaran yang diharapkan dapat membantu siswa, bukan hanya menjadi lebih cerdas dalam bidang pengetahuannya, tetapi berkembang menjadi pribadi yang peka pada kebaikan, dan peka pada kebutuhan orang lain.


(32)

2.1.4 Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)

Pendidikan Kewarganegaraan merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan diri yang beragam dari segi agama, sosial kultur, bahasa, usia, dan suku bangsa untuk menjadi warga Negara Indonesia yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945. Fungsinya adalah sebagai wahana untuk membentuk warga negara yang cerdas, terampil, berkarakter yang setia kepada bangsa dan negara Indonesia dengan merefleksikan dirinya dalam kebiasaan berfikir dan bertindak sesuai dengan amanat Pancasila dan UUD 1945 (Balitbang, 2002: 7).

Menurut Aryani, dan Susatim (2010: 116) PKn dimaknai sebagai wahana untuk membentuk warga negara cerdas, trampil, berkarakter, yang setia kepada bangsa dan negara Indonesia dengan merefleksikan dirinya dalam kebiasaan berfikir dan bertindak sesuai amanat Pancasila dan UUD 1945. PKn dapat membantu mengembangkan kualitas peserta didik dan mengembangkan sikap peserta didik sebagai warga negara untuk mencintai tanah air Indonesia.

Menurut Syarbani (2014: 3) PKn bertujuan untuk memperluas wawasan peserta didik memperoleh wawasan kebangsaan yang luas, sehingga mampu memahami dan menyikapi dinamika persoalan kebangsaan yang terus berkembang, serta menumbuhkan jiwa kemandirian dan rasa cinta pada tanah air


(33)

Berdasarkan ungkapan para ahli di atas PKn adalah suatu mata pelajaran bagi individu sebagai acuan untuk pembentukan untuk cerdas, terampil, berkarakter, yang setia kepada bangsa dan negara Indonesia yang berpijak pada nilai-nilai budaya sesuai dengan amanat Pancasila dan UUD 1995.

2.2 Hasil Penelitian yang Relevan

Triatmaja (2015) dengan judul Hubungan Persepsi Siswa Tentang Penggunaan Media Pembelajran Dan Partisipasi Siswa Di Kelas Dengan Prestasi Belajar Siswa. Jenis penelitian yang digunakan studi kasus. Hasil penelitian menunjukan) tidak ada hubungan positif dan signifikan persepsi siswa tentang pengunaan media pembelajaran di kelas dengan presentasi belajar (r hitung = 0,086; p = 0,515); 2) tidak ada hubungan positif dan signifikan partisipasi siswa dengan prestasi belajar siswa (r hitung = 0,057; p = 0,666).

Astrid (2016) dengan judul Peningkatan Sikap Kedisiplinan Dalam Pembelajaran PKN Menggunakan Model Pembelajaran Paradigma Pedagogi Reflektif Bagi Siswa kelas III Di SD Kanisius Kintelan. Penelitian ini merupakan jenis penelitian tindakan kelas (classroom action reseacrh). Hasil presentase menunjukkan bahwa ada peningkatan sikap kedisiplinan siswa dengan menggunakan penerapan Paradigma Pedagogi Reflektif bagi siswa kelas III. Hal tersebut dapat ditunjukkan dari kenaikkan presentase jumlah siswa yang mencapai sikap kedisiplinan di lingkungan. Pada kondisi awal peningkatan rata-rata nilai kedisiplinan secara keseluruhan mencapai 69,33


(34)

termasuk kriteria cukup, siklus 1 72,6 termasuk kriteria cukup, dan siklus 2 mencapai 85,06 termasuk kriteria tinggi. Pada kondisi awal presentase siswa yang cukup memenuhi nilai kedisiplinan mencapai 53,33 % siklus 1 86,66 % dan siklus 2 100%.

Mahendra (2016) melakukan penelitian mengenai hubungan antara persepsi terhadap hubungan organisasi dan sikap resistensi pegawai dalam menghadapi perubahan organisasi. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara persepsi terhadap dukungan organisasi (Perceived Organizattion Support) dan resistensi pegawai dalam menghadapi perubahan organisasi. Oleh karena itu, hipotesis pada penelitian ini adalah terdapat hubungan yang negatif antara persepsi terhadap dukungan organisasi dan resistensi pegawai terhadap perubahan organisasi. Subjek pada penelitian ini berjumlah 209 orang pegawai dari 3 instansi yang terdapat di beberapa wilayah di Indonesia dengan kriteria sudah bekerja minimal 1 tahun instansinya. Reliabilitas skala yang digunakan dalam penelitian ini diuji menggunakan teknik Alpha Cronbach. Hasil reliabilitasnya adalah sebesar 0.898 untuk skala persepsi terhadap dukungan organisasi dengan jumlah item sebanyak 22 item. Pada skala resistensi pegawai menghadapi perubahan organisasi, reliabilitas skalanya sebesar 0.917 dengan total item sebanyak 27 item. Hasil uji asumsi penelitian ini menunjukkan bahwa data tidak normal tetapi linear sehingga uji hipotesis yang digunakan adalah teknik kolerasi Spearman rho. Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa data penelitian memiliki nilai signifikasi sebesar 0.007 (p>0.05) dengan koefisien kolerasi


(35)

sebesar -0.168. Hasil tersebut menunjukkan bahwa terdapat hubungan negatif yang sangat rendah dan signifikan antara persepsi terhadap dukungan organisasi dan resistensi pegawai dalam menghadapi perubahan organisasi.

2.2.1 Literatur Map

Gambar 1 Literatur dari Penelitian Sebelumnya

Berdasarkan penelitian terdahulu, menurut Triatmaja (2015) Hasil penelitian menunjukan) tidak ada hubungan positif dan signifikan persepsi siswa tentang pengunaan media pembelajaran di kelas dengan presentasi belajar. Astrid (2016) menyatakan bahwa hasil presentase menunjukkan

Triatmaja (2015) Hubungan Persepsi Siswa

Tentang Penggunaan Media Pembelajran Dan

Partisipasi Siswa Di Kelas Dengan Prestasi

Belajar Siswa. Peningkatan Sikap Kedisiplinan Dalam Pembelajaran PKN Menggunakan Model Pembelajaran PPR Pada Siswa Kelas III SD Kanisius Kintelan.

Hera, Astrid Rosiana. (2016).

Hubungan antara persepsi terhadap hubungan organisasi

dan sikap resistensi pegawai dalam menghadapi perubahan

organisasi Mahendra (2016)

Yang akan diteliti : HUBUNGAN PERSEPSI SISWA DAN SIKAP SISWA PADA MATA PELAJARAN

PKN di SD NEGERI TERBANSARI 1 YOGYAKARTA

Persepsi


(36)

bahwa ada peningkatan sikap kedisiplinan siswa dengan menggunakan penerapan Paradigma Pedagogi Reflektif bagi siswa kelas III. Mahendra (2016) hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan negatif yang sangat rendah dan signifikan antara persepsi terhadap dukungan organisasi dan resistensi pegawai dalam menghadapi perubahan organisasi. Dari penelitian yang sebelumnya peneliti ingin melakukan penelitian baru dengan menambahkan model pembelajaran Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) sebagai variabel moderator. Penelitiaan tersebut berjudul Hubungan persepsi siswa dan sikap siswa pada mata pelajaran PKn di SD Negeri Terbansari 1 Yogyakarta. Penelitian yang dilakukan peneliti ini akan berkaitan dengan persepsi dan sikap siswa, seperti sudah di contohkan dalam penelitian yang relevan juga membahas tentang persepsi dan sikap dengan menambahkan model pembelajaran Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) sebagai variabel moderator.

2.3 Kerangka Berpikir

PKn adalah suatu mata pelajaran bagi individu untuk memahami, menghayati, dan mewujudkan nilai-nilai dalam peraturan perundang-undangan. Persepsi adalah suatu proses aktivasi seseorang dalam memberikan kesan penilaian, merasakan dan menginterprestasikan sesuatu berdasarkan informasi yang ditampilkan dari sumber lain. Sedangkan Sikap siswa adalah kesiapan merespon yang bersifat positif atau negatif terhadap objek atau situasi secara konsisten. Menurut Subagya (2010) Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) merupakan sebuah pola pikir dalam


(37)

menumbuhkan dan mengembangkan pribadi siswa menjadi pribadi yang mempunyai nilai kemanusiaan. Menumbuhkan dan mengembangkan pribadi siswa supaya mempunyai nilai kemanusiaan, haruslah diberi pengalaman dan memfasilitasinya dengan pertanyaan agar siswa dapat merefleksikan pengalaman tersebut

Berdasarkan hal ini peneliti akan meneliti tentang hubungan persepsi dan sikap siswa kelas VA pada mata pelajaran PKn di SD Negeri Terbansari 1 Yogyakarta. Standar kompetensi yang dipilih oleh peneliti yaitu standar kompetensi : Memahami peraturan perundang-undangan tingkat pusat dan daerah. Kompetensi Dasar 2.1 Menjelaskan pengertian dan pentingnya peraturan perundang-undangan tingkat pusat dan daerah dan 2.2 Memberikan contoh peraturan perundang-undangan tingkat pusat dan daerah, seperti pajak, anti korupsi, lalu lintas, larangan merokok.

2.4 Hipotesis Penelitian

2.4.1 Adanya hubungan antara persepsi siswa dan sikap siswa pada mata pelajaran PKn kelas V di SD Negeri Terbansari 1 Yogyakarta.


(38)

21 BAB III

METODE PENELITIAN

BAB III ini akan membahas tentang metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini. Pembahasan pada metode penelitian ini adalah jenis penelitian, setting penelitian, populasi dan sampel, variabel penelitian, instrumen peneliitian, teknik pengujian instrumen, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian yang dilakukan ini merupakan jenis penelitian Kuantitatif dengan metode penelitian adalah survei. Menurut Creswell (2014 : 109) Survei adalah mendeskripsikan secara kuantitatif (angka-angka) kecenderungan-kecenderungan, perilaku-perilaku, atau opini-opini dari suatu populasi dengan meneliti sampel populasi tersebut. Dalam penelitian ini kriteria sifat pertanyaan yang digunakan adalah menghubungkan antar variabel dengan distribusi skor normal maka tes statistik yang digunakan adalah Correlation person product moment.

3.2 Setting Penelitian

Setting penelitian ini berisi tempat penelitian dan waktu penelitian sebagai berikut :


(39)

3.2.1 Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SD N Terbansari 1 pada semester ganjil tahun pelajaran 2016/2017. SD N Terbansari 1 terletak di Jl. Prof. Dr. Sardjito, Terban GK V/117 Yogyakarta.

3.2.2 Waktu Penelitian

Pengambilan data dalam penelitian ini dilakukan selama bulan September – Oktober 2016, ketika materi peraturan perundang-undangan diajarkan di kelas VA. Berikut adalah jadwal pengambilan data Kuesioner persepsi dan sikap.

Tabel 1 Waktu Penelitian

Hari/ Tanggal Kegiatan Alokasi waktu

Sabtu, 22 September 2016 Pertemuan pertama

Materi: Peraturan perundang-undangan tingkat pusat dengan menggunakan PPR

09.35 – 10.10

Sabtu, 29 September 2016 Pertemuan kedua

Materi: Peraturan perundang-undangan tingkat daerah dengan menggunakan PPR

09.35 – 10.10

Sabtu, 6 Oktober 2016 Pertemuan ketiga

Materi: Contoh peraturan perundang-undangan tingkat pusat dan daerah dengan menggunakan PPR

09.35 – 10.10

Senin, 8 Oktober 2016 Kuesioner pada akhir pembelajaran PPR


(40)

3.3 Populasi dan Sampel

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/ subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk mempelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2010 : 117). Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas V SD N Terbansari 1 Yogyakarta.

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2010 : 118) Sampel penelitian ini adalah siswa kelas VA SD N Terbansari 1 Yogyakarta. Siswa ini berjumlah 21 siswa dengan 10 putra dan 11 putri. Pada penelitian ini dilakukan langsung oleh peneliti dalam mengajarkan model pembelajaran Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR).

3.4 Variabel Penelitian

Variabel adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2014: 60). Secara teoritis variable dapat didefiniskan sebagai atribut

seseorang, atau obyek, yang mempunyai “variasi” antara satu orang

dengan yang lain atau satu obyek dengan obyek yang lain, teori ini dijelaskan dalam buku yang ditulis Hatch dan Farhady (1981).

3.4.1 Variabel Independen (variabel Bebas)

Variabel Independen disebut juga stimulus, prediktor, antetecedent. Dalam bahasa Indonesia disebut juga variabel bebas.


(41)

Variabel bebas adalah merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbul variabel dependen (terikat) (Sugiyono,2014: 61). Variabel independent dalam penelitian ini adalah persepsi siswa.

3.4.2 Variabel Dependent (variabel Terikat)

Variabel Dependen disebut juga output, skriteria, konsekuen. Dalam bahasa Indonesia disebut juga variabel terikat. Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2014 : 61). Variabel dependent dalam penelitian ini adalah sikap siswa.

3.4.3 Variabel Moderator

Variabel yang mempengaruhi perlakuan (memperkuat dan memperlemah) hubungan antara variable independent dengan dependent (Sugiyono, 2012 : 62). Variabel moderator dalam penelitian ini adalah Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR)

Berikut ini adalah gambar hubungan antara setiap variable :

Variabel Independen Variabel Dependen

Variabel Moderator

Gambar 2 Variabel Independen, dependen, dan moderator

Persepsi siswa Sikap siswa terhadap mata

pelajaran PKn

Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR)


(42)

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner. Kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono, 2014 : 199). Cara pertama adalah menyebar kuesioner ke sekolah yang tidak digunakan untuk penelitian. SD yang digunakan untuk menyebar kuesioner adalah sebagai berikut : SD N 2 Sedayu, SD N Deresan, SD N Karangmloko 2, SD Sambikerep. Kuesioner yang disebarkan di kelas V. Kemudian diuji validasi dan reliabilitasnya.

Setelah peneliti menguji validasi dan reliabilitas. Untuk langkah selanjutnya peneliti menggunakan satu kelas yang digunakan untuk penelitian. Kelas yang digunakan dalam penelitian ini adalah kelas V A SD N Terbansari 1. Pada langkah pertama siswa diberikan kuesioner persepsi dan sikap, kuesioner diberikan sebelum adanya perlakuan atau treatment. Kemudian kuesioner diberikan setelah diberikan adanya perlakuan atau treatment. Hasil kuesioner persepsi dan sikap dianalisis dengan uji normalitas data dan uji statistik. Kemudian, pada pertemuan terahir diberikan kuesioner terakhir untuk mengetahui hubungan persepsi siswa terhadap model pembelajaran Paradigma Pedagogi Reflektif dengan Sikap siswa terhadap mata pelajaran PKn.

3.6 Instrumen Penelitian

Instrumen adalah alat ukur yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati. Secara spesifik semua fenomena


(43)

ini disebut variabel penelitian . Untuk memudahkan penyusunan instrumen,

maka diperlukan “matrik pengembangan instrumen” atau “kisi-kisi

instrumen” (Sugiyono, 2014 : 148-149),. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner tentang persepsi siswa akan model pembelajaran Paradigma Pedagogi Reflektif dan kuesioner tentang sikap siswa terhadap mata pelajaran PKn.

Kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pernyataan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono, 2014: 199). Indikator tentang presepsi siswa terhadap model pembelajaran Paradigma Pedagogi Reflektif diambil dari Hamka (2002), sedangkan indikator tentang sikap siswa terhadap mata pelajaran PKn terdapat 3 diambil dari Walgito (2010).

Berikut ini adalah tabel kuesioner yang digunakan untuk mengetahui kuisioner yang akan disebarkan kepada responden

Tabel 2 Tabel Kuesioner Yang Digunakan

No Intrumen Instrumen yang

digunakan 1. Persepsi siswa terhadap model pembelajaran

Paradigma Pedagogi Reflektif

11, 14, 16, 19, 31 11, 14, 16, 19, 31 2 Sikap siswa terhadap mata pelajaran PKn 3, 5, 8, 10, 11, 13, 16,

17, 31, 32

3, 5, 8, 10, 11, 13, 16, 17, 31, 32

Berikut adalah tabel persepsi siswa terhadap model pembelajaran Paradigma Pedagogi Reflektif pada terhadap mata pelajaran PKn.


(44)

Berdasarkan indikator menurut Hamka (2002 : 101-106) dimana indikator persepsi ada dua macam yaitu menyerap dan mengerti.

Tabel 3 Kisi-kisi Kuesioner Persepsi

No Variabel Indikator Indikator Ahli

1 Persepsi siswa terhadap model pembelajaran Paradigma Pedagogi Reflektif

Persepsi tentang materi, media, dan sarana pelajaran dalam pembelajaran PKn

Menyerap Mengerti

Persepsi tentang langkah-langkah pelajaran dalam pembelajaran PKn

Menyerap Mengerti

Persepsi tentang interaksi dalam pembelajaran PKn

Menyerap Mengerti

Berikut adalah tabel sikap siswa terhadap model pembelajaran Paradigma Pedagogi Reflektif pada mata pelajaran PKn. Berdasarkan Walgito (2010) yang dapat membentuk struktur sikap dengan tiga indikator yaitu, kogniitif, afektif, dan konatif.

Tabel 4 Kisi-kisi Kuesioner Sikap 1 Sikap siswa terhadap

mata pelajaran PKn

Sikap sebelum mengikuti pelajaran

Kognitif Afektif Konatif Sikap saat mengikuti

pelajaran

Kognitif Afektif Konatif Sikap setelah mengikuti

pelajaran

Kognitif Afektif Konatif


(45)

Dari keenam indikator (persepsi siswa terhadap model pembelajaran Paradigma Pedagogi Reflektif dan sikap siswa terhadap mata pelajaran PKn) kemudian dirinci kedalam beberapa pernyataan atau diskriptor yang disusun oleh peneliti dan peneliti lain yang melakukan penelitian payung yang dibimbing oleh dosen pembimbing. Deskriptor diambil dari buku-buku PKn kelas V dengan materi Peraturan Perundang-undangan. Indikator dalam kuesioner ini dijabarkan kedalam 66 deskriptor. Deskriptor ini terdiri dari pernyataan favorable dan unfavorable.

Kuesioner ini disusun menggunakan skala Likert. Menurut (Sugiyono, 2014: 134-135) digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang terhadap fenomena sosial. Dengan skala Likert, maka variable yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan.

Dalam menciptakan alat ukur mengunakan pertanyaan-pertanyaan, dengan menggunakan lima alternatif jawaban atau tanggapan atas pernyataan-peryataan tersebut. Subjek yang diteliti disuruh memilih salah satu dari lima alternatif jawaban yang disediakan.


(46)

Lima alternatif jawaban yang dikemukakan oleh Likert adalah, Sangat Setuju, Setuju, Tidak Mempunyai Pendapat, Tidak Setuju, Sangat Tidak Setuju (Walgito, 2003).

Pernyataan farvorable, dengan pilihan jawaban dan skor: - Sangat Setuju (SS) : Skor 5

- Setuju (S) : Skor 4

- Tidak Mempunyai Pendapat : Skor 3 - Tidak Setuju (TS) : Skor 2 - Sangat Tidak Setuju(STS) : Skor 1

Pernyataan unfavorable, dengan pilihan jawaban dan skor: - Sangat Setuju (SS) : Skor 1

- Setuju (S) : Skor 2

- Tidak Mempunyai Pendapat : Skor 3 - Tidak Setuju (TS) : Skor 4 - Sangat Tidak Setuju(STS) : Skor 5

Kemudian skala Likert ini di modifikasi oleh peneliti. Peneliti membuat empat skor dalam tiap-tiap alternatif jawaban. Hal ini dilakukan karena untuk menghindari jawaban dari responden memilih jawaban yang tidak mempunyai pendapat. Jadi kuesioner yang digunakan adalah kuesioner berstruktur atau tertutup. Pertanyaan tertutup akan membantu responden untuk menjawab dengan cepat, dan juga memudahkan peneliti dalam melakukan analisis data yang telah terkumpul (Sugiyono, 2010 : 201).


(47)

Cara mengisi kuesioner ini yaitu responden hanya perlu memeberikan tanda centang (√) pada kolom sesuai dengan pilihannya. Pernyataan farvorable, dengan pilihan jawaban dan skor:

- Sangat Setuju (SS) : Skor 4

- Setuju (S) : Skor 3

- Tidak Setuju (TS) : Skor 2 - Sangat Tidak Setuju(STS) : Skor 1

Pernyataan unfavorable, dengan pilihan jawaban dan skor: - Sangat Setuju (SS) : Skor 1

- Setuju (S) : Skor 2

- Tidak Setuju (TS) : Skor 3 - Sangat Tidak Setuju(STS) : Skor 4


(48)

Berikut ini adalah kisi-kisi dari kuesioner yang akan disebarkan kepada responden:

Tabel 5 Kisi-kisi Pernyataan Kuesioner Persepsi Siswa

1. Persepsi tentang materi dan sarana pelajaran dalam pembelajaran PKn No Indikator Pernyataan Favorabel Pernyataan Unfavorabel 1

Menyerap

Saya menerima penjelasan tentang materi yang akan dipelajari dalam mata pelajaran PKn

Saya mengabaikan

penjelasan tentang materi yang akan dipelajari dalam mata pelajaran PKn

2 Setelah mengamati

gambar yang digunakan saya bertanya jika ada informasi yang belum jelas

Saya tidak mengamati gambar yang digunakan dalam mata pelajaran PKn

3 Materi dalam mata

pelajaran PKn mudah dipahami

Materi dalam mata pelajaran PKn sukar dipahami

4

Mengerti

Saya menggunakan media pembelajaran yang telah disediakan untuk mencari informasi yang dibutuhkan

Penggunaan media

pembelajaran menghambat saya untuk mencari informasi yang dibutuhkan

5 Media pembelajaran dapat

membuat tugas saya cepat selesai

Media pembelajaran membuat tugas saya selesai dalam waktu yang lama


(49)

2. Persepsi tentang langkah-langkah pelajaran dalam pembelajaran PKn No Indikator Pernyataan Favorabel Pernyataan Unfavorabel 1

Menyerap

Saya mendengarkan tujuan pembelajaran yang akan dipelajari dalam mata pelajaran PKn

Saya lupa dengan tujuan pembelajaran yang akan dipelajari dalam mata pelajaran PKn

2 Saya mampu membuat

kesimpulan dari

pembelajaran PKn

Saya kesulitan membuat

kesimpulan dari

pembelajaran PKn

3 Saya menyampaikan hasil

pembelajaran yang didapatkan di depan kelas

Saya menolak untuk menyampaikan hasil pembelajaran yang didapatkan di depan kelas 4

Mengerti

Saya mencoba menemukan manfaat pembelajaran PKN

Saya merasa kesulitan menemukan manfaat pembelajaran PKN

5 Saya memiliki rasa

tanggung jawab dalam

melakukan tugas

kelompok

Saya menolak untuk melakukan tugas kelompok

6 Saya bisa menemukan inti

pembelajaran sendiri

Saya merasa sukar

menemukan inti


(50)

3. Persepsi tentang interaksi dalam pembelajaran PKn

No Indikator Pernyataan Favorabel Pernyataan Unfavorabel 1

Menyerap

Saya dapat

mengembangkan

pengetahuan yang didapatkan kepada teman

Saya mengalami

hambatan dalam

mengembangkan

pengetahuan yang didapat

2 Saya menyadari

pentingnya bekerja sama dalam mencari pengetahuan

Saya memilih bekerja sendiri daripada bekerja sama dengan teman saat berdiskusi

3 Saya dapat membantu

teman dengan cara mengajarkan tentang penggunaan media pembelajaran

Saya mengajarkan kepada

teman tanpa

menggunakan media pembelajaran

4 Saya dapat bekerjasama

dengan kelompok untuk memecahkan

permasalahan dalam belajar

Saya malas bekerjasama dengan kelompok untuk memecahkan

permasalahan dalam belajar

5

Mengerti

Saya dapat membantu teman yang kesulitan dalam belajar

Saya menjauhi teman yang kesulitan dalam belajar

6 Saya dapat bekerja

kelompok bersama teman

Saya mengalami

kesulitan dalam bekerja kelompok bersama teman

7 Saya ikut terlibat dalam

diskusi saat

Saya hanya mengikuti pendapat teman dalam


(51)

pembelajaran diskusi saat pembelajaran

8 Saya senang dapat

berinteraksi dengan teman sekelompok

Saya sungkan

berinteraksi dengan teman sekelompok

Tabel 6 Kisi-kisi Pernyataan Kuesioner Sikap Siswa Terhadap Mata Pelajaran PKn

1. Sikap sebelum mengikuti pelajaran

No Indikator Pernyataan Favorabel Pernyataan Unfavorabel 1

Kognitif

Saya memperhatikan terhadap mata pelajaran PKn

Saya malas

memperhatikan mata pelajaran PKn

2 Saya segera

memberikan perhatian terhadap mata pelajaran PKn

Saya kurang memberikan perhatian terhadap mata pelajaran PKn

3

Afektif

Saya tertarik mengikuti pelajaran PKn

Saya malas mengikuti pelajaran PKn

4 Saya rajin masuk

sekolah saat akan belajar PKn

Saya bolos sekolah saat akan belajar PKn

5 Saya senang saat akan

belajar PKn

Saya tidak senang saat akan belajar PKn

6

Konatif

Saya perlu persiapan dalam mengikuti pelajaran PKn

Saya tidak perlu persiapan dalam mengikuti pelajaran PKn

7 Saya aktif menyiapkan

buku PKn

Saya tidak menyiapkan buku PKn


(52)

2. Sikap saat mengikuti pelajaran

No Indikator Pernyataan

Favorabel

Pernyataan Unfavorabel 1

Kognitif

Saya mendapatkan manfaat

pembelajaran yang akan dipelajari dalam mata pelajaran PKn

Saya tidak mendapatkan manfaat pembelajaran yang akan dipelajari dalam mata pelajaran PKn

2 Mata Pelajaran PKn

membuat ilmu

pengetahuan saya berkembang

Mata pelajaran PKn tidak berpengaruh bagi kehidupan saya

3

Afektif

Saya bersemangat dalam mengikuti pembelajaran PKn

Saya kesulitan dalam mengikuti pembelajaran PKn

4 Bagi saya

pembelajaran PKn itu menyenangkan

Bagi saya pembelajaran PKn itu sulit

5

Konatif

Saya mendengarkan dengan sungguh-sungguh saat belajar mata pelajaran PKn

Saya mendengarkan dengan tidak sungguh-sungguh saat belajar mata pelajaran PKn


(53)

3. Sikap setelah mengikuti pelajaran

No Indikator Pernyataan

Favorabel

Pernyataan Unfavorabel 1

Kognitif

Saya dapat

menggunakan

pengetahuan yang didapatkan dalam kegiatan sehari-hari

Saya dapat

menggunakan

pengetahuan yang didapatkan terbatas di lingkungan rumah 2

Afektif

Saya memberikan

contoh sikap

tindakan setelah mempelajari ilmu pengetahuan

Saya kesulitan memberikan contoh sikap tindakan setelah mempelajari ilmu pengetahuan

3 Saya mengetahui

sikap apa yang ingin saya kembangkan setelah mengikuti pembelajaran

Saya tidak mengetahui sikap yang ingin dikembangkan setelah mengikuti

pembelajaran 4

Konatif

Setelah mendapatkan pengetahuan, saya menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari

Setelah mendapatkan pengetahuan, saya tidak menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari

5 Saya berperilaku

baik setelah

mempelajari pembelajaran Pkn

Saya mengalami hambatan

mengembangkan perilaku setelah mempelajari Pkn


(54)

Kisi-kisi penyusunan kuesioner persepsi siswa tentang model pembelajaran Paradigma Pedagogi Reflektif dan Sikap siswa terhadap mata pelajaran PKn.

Tabel 7 Sebaran Uji Coba Kuesioner Persepsi Siswa

Indikator Indiaktor Ahli Pernyataan farvorable Pernyataan unfavorable Jumlah pernyataan farvorable Jumlah pernyataan unfavorable Total Persepsi tentang materi, media, dan sarana pelajaran dalam pembelajaran PKn

Menyerap 1, 2, 3 8, 9, 10,

7 7 14

Mengerti 4, 5, 6, 7 11, 12, 13, 14 Persepsi tentang langkah-langkah pelajaran dalam pembelajaran PKn

Menyerap 15, 16 20, 21

5 5 10

Mengerti 17, 18,

19 22, 23,24

Persepsi tentang interaksi dalam pembelajaran PKn

Menyerap 25, 26 30, 31, 32

5 5 10

Mengerti 27, 28,


(55)

Tabel 8 Sebaran Uji Coba Kuesioner Sikap siswa terhadap mata pelajaran PKn

Indikator Indikator Ahli Pernyataan farvorable Pernyataan unfavorable Jumlah pernyataan farvorable Jumlah pernyataan unfavorable Total Sikap siswa sebelum pembelajaran

Kognitif 1, 2 7, 8

6 6 12

afektif 3 ,4 9, 10 konatif 5, 6 11, 12 Sikap siswa

saat

pembelajaran

Kognitif 13, 14 19, 20,

6 6 12

afektif 15, 16 21,22 konatif 17, 18 23, 24 Sikap siswa

setelah pembelajaran

Kognitif 25, 26 31, 32

6 8 14

afektif 27, 28 33, 34, 35 konatif 29, 30 36, 37, 38

3.7 Teknik Pengujian Instrumen

Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas dan reliabilitas. Validitas dan reliabilitas instrumen dilakukan untuk menguji kevalidan dan kereliabilitasan suatu instrumen. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur (Sugiyono, 2014 : 173). Pada dasarnya ada dua macam instrumen. Instrumen yang berbentuk test dan instrumen non test. Instrumen test digunakan untuk mengukur prestasi belajar. Instrumen non test digunakan untuk mengukur

sikap. Instrumen yang berupa tes jawabannya adalah “salah atau benar”,

sedangkan instrumen sikap adalah “positif atau negatif” (Sugiyono, 2014 : 174).


(56)

3.7.1 Validitas

Validitas dibagi menjadi dua validitas internal / rasional dan validitas eksternal / empiris. Validitas internal terbagi menjadi dua yaitu validitas konstruk dan validitas isi (Sugiyono, 2014:175).

Penelitian yang mempunyai validasi internal, bila ada data dihasilkan merupakan fungsi dari rancangan dan instrumen yang digunakan. Validitas internal instrumen yang berupa test harus memenuhi construck validity (validasi konstrak) dan content validity (validasi isi). Untuk instrumen nontes yang digunakan untuk mengukur sikap cukup memenuhi validitas konstuks (construck) (Sugiyono, 2014: 176). Pada penelitian ini peneliti akan menliti tentang hubungan presepsi siswa kelas V A terhadap model pembelajaran Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) dengan sikap siswa terhadap mata pelajaran PKn di SD Terbansari 1 maka, peneliti akan menggunaka validasi internal yaitu validasi konstrak (construck validity).

3.7.1.1 Validasi Isi

(Sugiyono, 2010 : 182) Validitas isi adalah yang alat dilakukan dengan membandingkan antara isi instrumen dengan materi pelajaran yang telah diajarkan. Pada penelitian ini validasi yang digunakan adalah experts judgement.


(57)

Berikut ini adalah tabel experts judgement yang digunakan dalam penelitian.

Tabel 9 Experts judgement

No Komponen Penelitian Expert Judgement Rerata Skor Dosen I Dosen II Guru SD Total

1 Kejelasan rumusan 3 4 3 10

2 Kelengkapan cakupan rumusan indicator

4 4 3 11

3 Kesesuaian dengan buku yang digunakan

4 3 3 10

4 Kesesuaian dengan indikator yang ingin dicapai

4 3 3 10

5 Kesesuaian dengan karakter peserta didik

3 3 3 9

6 Keruntutan dan sistematika isi instrument

3 4 3 10

7 Kesesuaian isi instrumen dengan buku yang digunakan

4 4 4 12

8 Mencantummkan referensi buku dalam instrument

3 3 4 10

9 Ketepatan ejaan 4 4 3 11

10 Ketepatan pilihan kata 3 4 3 10

11 Kebakuan struktur kalimat 3 3 4 10

12 Kebakuan bentuk huruf 4 3 4 11

Total Skor 124

Rata-rata 87,5

Berdasarkan hasil validitas isi tabel 9 yang berupa expertsjudgement dapat disimpulkan rerata skor yang diperoleh sebesar 87,5 menunjukkan bahwa instrumen penelitian tersebut layak digunakan dengan perbaikan. Untuk menguji experts judgement lebih lanjut, maka dikonsultasikan dengan ahli. Penelitian ini menggunakan tiga ahli dalam pengujian. Kemudian setelah dikonsultasikan, selanjutnya dapat diujicobakan.


(58)

Berikut ini adalah tabel rentang skor yang digunakan untuk menentukkan kategori yang dapat dipakai dalam pengujian expertsjudgement

Tabel 10 Rentang Skor

Kategori Rentang Nilai

Layak tidak perlu perbaikan 100

Layak dengan perbaikan 99 – 41

Tidak layak 40 – 1

3.7.1.2 Validasi Konstrak

Untuk menguji validasi konstrak (construck validity) dapat digunakan pendapat ahli (experts judgement). Dalam hal ini setelah instrumen dikonstruksi tentang aspek-aspek yang diukur dengan berdasarkan teori tertentu, maka dikonsultasikan dengan ahli (Sugiyono, 2014:177).

Pada penelitian ini yang digunakan untuk validasi kuesioner persepsi siswa terhadap metode pembelajaran Paradigma Pedagogi Reflektif dan sikap siswa terhadap mata pelajaran PKn. Penentuan validitas kuesioner presepsi siswa terhadap metode Paradigma Pedagogi Reflektif dan Sikap siswa terhadap mata pelajaran PKn dilakukan melalui expert judgement dengan mengkonsultasikan instrumen pada dosen pembimbing. Kuesioner disebarkan pada siswa kelas V A di enam Sekolah Dasar. Ke-lima Sekolah dasar itu adalah SD Negeri Terbansari 1, SD N 2 Sedayu, SD N Deresan, SD N Karangmloko 2, SD Sambikerep. Jumlah seluruh sisiwa yang mengisi kuesioner ini adalah 95 siswa. Target penelitian ini adalah masing-masing indikator minimal satu item yang valid dan reliabel.


(59)

3.7.2 Uji Validitas

Instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner persepsi siswa terhadap model pembelajaran Paradigma Pedagogi Reflektif dan sikap siswa terhadap mata pelajaran PKn. Peneliti melakukan face validity kepada dosen ahli berupa instrumen yang akan digunakan.

Uji validitas expertsjudgement yang dilakukan oleh dosen ahli setelah merumuskan 3 indikator untuk presepsi siswa terhadap model pembelajaran Paradigma Pedagogi Reflektif (no 1 sampai 3), dan 3 indikator untuk sikap siswa terhadap mata pelajaran PKn (no 4 sampai 6). Indikator tersebut harus dikonsultasikan dengan dosen ahli kemudian memperoleh hasil yang ternyata beberapa harus direvisi atau diperbaiki lagi.

Pada uji validitas kedua, kami berdiskusi untuk membahas pernyataan atau diskriptor yang telah dipebaharui. Hasil penelitian sudah di-acc atau disetujui oleh dosen ahli dan peneliti selalu mengikutu saran yang diutarakan oleh dosen ahli dapat dilihat di tabel 3.2.

Peneliti melakukan validasi empiris kepada siswa kelas V di empat Sekolah Dasar yaitu SD N 2 Sedayu, SD N Deresan, SD N Karangmloko 2, SD Sambikerep dengan alasan apakah kuesioner cocok dan mudah dipahami dan sesuai dengan materi yang diajarkan di Sekolah Dasar.

Untuk mempermudah perhitungan validasi isi, peneliti menggunakan program SPSS 16 dengan nilai yang dilihat dari Pearson Correlation , dengan


(60)

kriteria suatu instrumen dikatakan valid jika harga probabilitas dalam Sig.(2-taled) di bawah 0,05 (p < 0,05).

Berdasarkan susunan sebaran item uji coba kuesioner persepsi siswa terhadap model pembelajaran Paradigma Pedagogi Reflektif dan sikap siswa terhadap mata pelajaran PKn, maka didapatkan sebagai berikut:

Tabel 11 Hasil Uji Validitas persepsi siswa

No Pernyataan R hitung R tabel Keputusan

1 Item 1 1 0.1680 Tidak valid

2 Item 2 .145 0.1680 Tidak valid

3 Item 3 .118 0.1680 Tidak valid

4 Item 4 .155 0.1680 Tidak valid

5 Item 5 -.072 0.1680 Tidak valid

6 Item 6 -.189 0.1680 Tidak valid

7 Item 7 .196 0.1680 Tidak valid

8 Item 8 .118 0.1680 Tidak valid

9 Item 9 -.048 0.1680 Tidak valid

10 Item 10 -.024 0.1680 Tidak valid

11 Item 11 .263” 0.1680 Valid

12 Item 12 .143 0.1680 Tidak valid

13 Item 13 .015 0.1680 Tidak valid

14 Item 14 .267” 0.1680 Valid

15 Item 15 .142 0.1680 Tidak valid

16 Item 16 .243’ 0.1680 Valid

17 Item 17 .194 0.1680 Tidak valid

18 Item 18 .190 0.1680 Tidak valid

19 Item 19 .272” 0.1680 Valid

20 Item 20 .198 0.1680 Tidak valid

21 Item 21 .113 0.1680 Tidak valid

22 Item 22 .117 0.1680 Tidak valid

23 Item 23 .000 0.1680 Tidak valid

24 Item 24 .059 0.1680 Tidak valid

25 Item 25 .092 0.1680 Tidak valid

26 Item 26 .028 0.1680 Tidak valid

27 Item 27 -.081 0.1680 Tidak valid

28 Item 28 .079 0.1680 Tidak valid

29 Item 29 -.030 0.1680 Tidak valid

30 Item 30 .078 0.1680 Tidak valid

31 Item 31 .238’ 0.1680 Valid

32 Item 32 -.021 0.1680 Tidak valid

33 Item 33 .058 0.1680 Tidak valid

34 Item 34 -.007 0.1680 Tidak valid


(61)

36 Item 36 -.015 0.1680 Tidak valid

37 Item 37 .155 0.1680 Tidak valid

38 Item 38 .077 0.1680 Tidak valid

Dari table 11 di atas, diperoleh hasil penyataan yang valid sebanyak 5 dari 38 item. Setiap indikator sudah terwakili minimal satu pernyataan untuk memenuhi validitas.

Berikut ini adalah tabel validasi yang dikatakan valid dan dapat digunakan dalam kuesioner persepsi dan sikap

Tabel 12 Kisi-kisi item kuesioner persepsi

No Indikator No Item yang

Valid

Jumlah

1 Presepsi tentang materi, media, dan sarana pelajaran dalam pembelajaran PKn

3 ,4, 5, 6, 7, 10 6

2 Presepsi tentang langkah-langkah pelajaran dalam pembelajaran PKn

11, 15, 18, 20, 21

5

3 Presepsi tentang interaksi dalam pembelajaran PKn

23, 26, 28, 31, 32, 34, 35, 36, 37, 38


(62)

Berikut ini adalah tabel Uji Validitas Sikap siswa pada pelajaran PKn :

Tabel 13 Hasil Uji Validitas Sikap Siswa Pada PKn

No Pernyataan R hitung R tabel Keputusan

1 item 1 1 0.1680 Tidak valid

2 item 2 -.027 0.1680 Tidak valid

3 item 3 .286” 0.1680 Valid

4 item 4 .063 0.1680 Tidak valid

5 item 5 .274” 0.1680 Valid

6 item 6 .173 0.1680 Tidak valid

7 item 7 .067 0.1680 Tidak valid

8 item 8 .408” 0.1680 Valid

9 item 9 .072 0.1680 Tidak valid

10 item 10 .247’ 0.1680 Valid

11 item 11 .340” 0.1680 Valid

12 item 12 .131 0.1680 Tidak valid

13 item 13 .220’ 0.1680 Valid

14 item 14 .126 0.1680 Tidak valid

15 item 15 .139 0.1680 Tidak valid

16 item 16 .217’ 0.1680 Valid

17 item 17 .220’ 0.1680 Valid

18 item 18 .119 0.1680 Tidak valid

19 item 19 .007 0.1680 Tidak valid

20 item 20 -.059 0.1680 Tidak valid

21 item 21 .197 0.1680 Tidak valid

22 item 22 .146 0.1680 Tidak valid

23 item 23 .163 0.1680 Tidak valid

24 item 24 .055 0.1680 Tidak valid

25 item 25 .127 0.1680 Tidak valid

26 item 26 -.064 0.1680 Tidak valid

27 item 27 -.056 0.1680 Tidak valid

28 item 28 .151 0.1680 Tidak valid

29 item 29 .039 0.1680 Tidak valid

30 item 30 -.048 0.1680 Tidak valid

31 item 31 .261’ 0.1680 Valid

32 item 32 .231’ 0.1680 Valid

33 item 33 -.037 0.1680 Tidak valid


(63)

Dari tabel 13 di atas, diperoleh hasil penyataan yang valid sebanyak 10 dari 34 item. Setiap indikator sudah terwakili minimal satu pernyataan untuk memenuhi validitas.

Berikut adalah tabel indikator dan pernyataan yang mewakili indikator.

Tabel 14 Kisi-kisi item kuesioner sikap

No Indikator Indikator

ahli

No Item yang Valid

Jumlah 1 Sikap siswa sebelum

mengikuti pelajaran

Kognitif 3, 5, 8, 10, 11

5 Afektif

Konatif

2 Sikap siswa saat

mengikuti pelajaran

Kognitif 13, 16, 17 3 Afektif

Konatif 3 Sikap siswa setelah

mengikuti pelajaran

Kognitif 31, 32 2

Afektif Konatif

3.7.3 Reliabilitas

Reliabilitas adalah tingkat kepercayaan hasil suatu pengukuran. Pengukuran yang memiliki reliabilitas tinggi, yaitu yang mampu memberikan hasil ukur yang terpercaya, disebut sebagai reliabel (Azwar, 2008:176).

Reliabilitas adalah sejauh mana mana hasil pengukuran dapat dipercaya. Menurut Reliable adalah instrumen yang bila digunakan bebrapa kali untuk mengukur objek yang sama, akan menghasilkan data yang sama. Data yang yang reliabel belum tentu valid. Contohnya meteran yang putus ujungnya akan menghasilkan data yang sama (reliabel) tapi tidak selalu valid. Hal ini disebabkan karena instrumen (meteran) rusak (Sugiyono, 2014, 174).


(64)

Metode pengukuran reliabilitas yang digunakan adalah metode Apha Cronbach. Rumusnya adalah (Azwar, 2006)

Gambar 3 Rumus Uji Reliabilitas

Hasil perhitungan reliabilitas seluruh instrumen dikategorikan berdasarkan tabel kriteria koefisien. Menurut (Sugiyono, 2014: 257) Pedoman untuk memberikan interpretasi koefisien korelasi sebagai berikut:

Tabel 15 Kriteria Koefisien Reliabilitas

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,00 – 1,199 Sangat rendah

0,20 – 0,399 Rendah

0,40 – 0,599 Sedang

0,60 – 0,799 Kuat

0,80 – 1,000 Sangat Kuat

Berdasarkan tabel 10 menunjukkan interval koefisien reliabilitas yang digunakan untuk mengetahui reliabilitas kuesioner pada penelitia ini. Pada interval 0,00 – 1,199 menunjukkan kualifikasi sangat rendah. Pada interval 0,20 – 0,399 menunjukkan kualifikasi rendah. Pada interval 0,40 – 0,599 menunjukan kualifikasi sedang. Pada interval 0,60 – 0,799 menunjukkan

rxx≥ α (1- s2 + s2)

Keterangan

MKs = mean kuadrad antara subjek

Mke = mean kuadrad kelasahan ri = reliabilitas instrumen


(65)

kualifikasi Kuat. Pada interval 0,80 – 1,000 menunjukkan kualifikasi Sangat Kuat.

3.7.4 Reliabilitas Instrumen

Selain uji coba validasi dilakukan uji reliabilitas instrumen untuk mengetahui taraf keajegan instrumen. Berikut tabel kualifikasi realibilitas.

Tabel 16 Tabel Kualifikasi Reliabititas

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,00 – 1,199 Sangat rendah

0,20 – 0,399 Rendah

0,40 – 0,599 Sedang

0,60 – 0,799 Kuat

0,80 – 1,000 Sangat Kuat

Berdasarkan tabel 15, hasil Reliabilitas persepsi siswa terhadap model pembelajaran Paradigma Pedagogi Reflektif diperoleh hasil:

Tabel 17 Tabel Reliabilitas Persepsi Siswa

Alpha Cronbach’s Kriteria

0.434 Sedang

Dari tabel 16 diatas menunjukan harga Alpha Cronbach’s untuk instrumen digunakan untuk persepsi siswa terhadap model Paradigma Pedagogi Reflektif sebesar 0, 434 masuk dengan kriteria sedang. Sehingga instrumen yang digunakan sudah memenuhi syarat instrumen yang valid meskipun tidak reliabel.


(66)

Berikut ini adalah tabel Reliabilitas Sikap siswa Terhadap Mata Pelajaran PKn

Tabel 18 Tabel Reliabilitas Sikap Siswa Terhadap Mata Pelajaran PKn

Alpha Cronbach’s Kriteria

0.765 Tinggi

Dari tabel 17 diatas menunjukan harga Alpha Cronbach’s untuk instrumen digunakan untuk sikap siswa terhadap mata pelajaran PKn sebesar 0, 765 masuk dengan kriteria tinggi. Sehingga instrumen yang digunakan sudah memenuhi syarat instrumen yang valid dan reliabel.

3.8 Teknik Analisis Data

Penelitian ini termasuk kedalam penelitian siswa yang termasuk kedalam jenis kuantitatif yang menggunakan statistik dalam analisis datanya. Sebelum melakukan teknik statistik untuk analisis data, harus melakukan pengujian terhadap data yang ditulis. Teknik analisis data yang digunakan merupakan teknik analisis data dengan mengunakan program IBM SPSS Statistics 16.0 for Windows.

3.8.1 Uji Asumsi

3.8.1.1 Uji normalitas data

Uji Normalitas data dilakukan setelah data-data terkumpul. Menurut Priyatno (2008: 28) uji normalitas data dilakukan untuk mengetahui apakah data-data yang didapat terdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas ini penting untuk menentukan jenis statistik yang nanti akan digunakan untuk


(67)

analisis data lebih lanjut. Uji normalitas data dilakukan dengan statistik non parametrik yaitu menggunakan teknik Kolmogorov-Smirnov test. Untuk penelitian ini kriteria yang digunakan adalah sebagai berikut (Sarwono, 2010: 25):

a. Jika harga sig. (2-tailed) > 0,05 maka distribusi data normal. b. Jika harga sig. (2-tailed) < 0,05 maka distribusi data tidak normal.

Jika data yang diperoleh terdistribusi normal, uji statistik yang digunakan selanjutnya adalah uji statistik parametric. Untuk keperluan penelitian, perhitungan uji normalitas data dilakukan dengan program komputer IBM SPSS Statistics 16.0 for Windows dengan teknik Kolmogorov-Smirnov test dengan tingkat kepercayaan 95%.

3.8.1.2 Uji Homogenitas

Uji homogenitas dilakukan untuk melihat kelas yang diuji memiliki kemampuan dasar yang sama terlebih dahulu diuji kesamaan variansnya. Uji homogenitas ini ditujukan untuk menguji apakah beberapa kelompok memiliki varians yang sama atau tidak (Sugiyono, 2009). Untuk keperluan penelitian, perhitungan uji homogenitas data dilakukan uji levene test dengan program komputer IBM SPSS Statistics 16.0 for Windows dengan tingkat kepercayaan 95%.

Kriteria pengujian sebagai berikut:

1. Jika nilai signifikansi < 0,05, maka dikatakan bahwa varian dari dua atau lebih kelompok populasi data adalah tidak sama.


(68)

2. Jika nilai signifikansi > 0,05, maka dikatakan bahwa varian dari dua atau lebih kelompok populasi data adalah sama.

3.8.1.3 Uji linearitas

Uji linearitas dilakukan untuk mengetahui apakah hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen bersifat linear atau garis lurus (Nisfiannoor, 2009). Teknik yang digunakan dalam menguji linearitas adalah Test for Linearity. Untuk penelitian ini, kriteria yang digunakan adalah sebagai berikut

1. Jika nilai signifikansi < 0,05, maka dikatakan bahwa hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen bersifat linear atau garis lurus.

2. Jika nilai signifikansi > 0,05, maka dikatakan bahwa hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen tidak bersifat linear atau garis lurus.

3.8.2 Uji Hipotesis

3.8.2.1 Hubungan persepsi dan sikap siswa pada mata pelajaran PKn

Uji hipotesis korelatif dilakukan untuk mengetahui apakah ada hubungan antara persepsi siswa dengan sikap siswa terhadap mata pelajaran PKn yang menggunakan model pembelajaran PPR (Paradigma Pedagogi Reflektif). Teknik pengujian klasik untuk mengetahui signifikansi hubungan tidak dengan sendirinya menunjukkan apakah hubungan tersebut cukup substantif atau tidak. Hubungan dua variabel tersebut dapat terjadi karena adanya hubungan sebab akibat atau dapat pula terjadi karena kebetulan saja.


(69)

Dua variabel dikatakan berkolerasi apabila perubahan pada variabel yang satu akan diikuti perubahan pada variabel yang lain secara teratur dengan arah yang sama (korelasi positif) atau berlawanan (korelasi negatif) (Sugiyono, 2015: 254). Analisis data menggunakan IBM SPSS Statistics 16.0 for Windows dengan tingkat kepercayaan 95% menggunakan correlation pearson product moment. Berikut adalah hipotesis yang digunakan dalam uji perbedaan skor (Priyatno, 2012: 51):

Hnull : tidak ada hubungan antara skor kuesioner persepsi dan sikappada

kelompok siswa.

Hi : ada hubungan antara skor kuesioner persepsi dan sikap pada

kelompok siswa.

Adapun kriteria yang digunakan untuk menarik kesimpulan yaitu (Priyatno, 2012: 51):

1. Jika harga sig. (2-tailed) > 0,05 maka Hnull diterima Hi ditolak. Hal tersebut menunjukkan tidak ada hubungan antara skor kuesioner persepsi dan sikap pada kelompok siswa, sehingga persepsi siswa tidak memiliki hubungan dengan sikap siswa terhadap mata pelajaran PKn yang menggunakan model pembelajaran PPR (Paradigma Pedagogi Reflektif). 2. Jika harga sig. (2-tailed) < 0,05 maka Hnull ditolak Hi diterima. Hal

tersebut menunjukkan adanya hubungan antara skor kuesioner persepsi dan sikap pada kelompok siswa, sehingga persepsi siswa tidak memiliki hubungan dengan sikap siswa terhadap mata pelajaran PKn yang menggunakan model pembelajaran PPR (Paradigma Pedagogi Reflektif).


(70)

Berikut ini adalah pedoman untuk memberikan interpretasi kategori koefisien korelasi dari hasil uji hipotesis menurut Sugiyono (2011):

Tabel 19 Kategori Koefisien Korelasi

Koefisien Korelasi Kategori

0,00-0,199 Sangat Rendah

0,20-0,399 Rendah

0,40-0,599 Sedang

0,60-0,799 Kuat

0,80-1,000 Sangat Kuat

3.8.3 Analisis Tindak Lanjut

3.8.3.1 Dampak perlakuan pada siswa

Setiap penelitian awal disarankan untuk memasukkan bagian-bagian penelitian kuantitatif agar lebih dapat dipahami sudut pandang subjek yang diteliti terkait perlakuan dan variabel-variabel yang diteliti antara lain dengan melakukan interview dan observasi setelah penelitian (Krathwol, 2004). Untuk itu, selain menggunakan kuesioner dalam penelitian ini peneliti juga digunakan triangulasi dalam bentuk wawancara kepada guru dan beberapa siswa dan observasi untuk melengkapi hasil penelitian. Observasi dilaksanakan ketika penelitian sedangkan wawancara dilaksanakan setelah kuesioner terakhir. Observasi di kelas dilakukan untuk mengetahui cara guru mengajar, reaksi siswa dalam dalam belajar PKn dengan model pembelajaran yang konvensional dan proses kegiatan


(71)

belajar mengajar yang dilakukan. Sedangkan untuk wawancara, beberapa siswa yang terpilih akan diberikan 4 pertanyaan sebelum dibagikan kuisioner persepsi dan sikap dan 5 pertanyaan setelah kuesioner terakhir. Sedangkan untuk guru akan diberikan 3 pertanyaan sebelum dibagikan kuesioner persepsi dan sikap dan 5 pertanyaan setelah perlakuan dan kuesioner terakhir.

Berikut adalah kisi-kisi wawancara yang dilakukan oleh peneliti pada siswa dan guru.

Tabel 20 Kisi-kisi Wawancara Siswa

No Topik Pertanyaan

Kuesioner persepsi dan sikap

1 Mata pelajaran PKn Apakah kamu senang belajar PKn?

2 Mengapa kamu senang/tidak senang dengan mata

pelajaran PKn?

3 Metode Bagaimana cara guru mengajar kan pelajaran PKn? 4 Mata pelajaran PKn

dan metode

Apa kamu dapat memahami dengan baik mata pelajaran PKn dengan cara mengajar guru yang seperti itu?

Kuesioner persepsi dan sikap terakhir

5 Evaluasi Ketika mengerjakan kuesioner, pernyataan mana yang kamu anggap sulit? Mengapa?

6 Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR)

Bagaimana perasaanmu saat pertama kali belajar dengan cara belajar yang berbeda dari sebelumnya?

7 Apakah kamu bosan dengan cara belajar yang baru

dan berbeda dari biasanya?


(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

Lampiran 24 CURRUCULUM VITAE

Anselmus Krisayoga Pratama merupakan anak pertama dari pasangan Samsu dan Kristina Hardini. Lahir di Purwokerto pada tanggal 21 April 1995. Pendidikan awal dimulai dari TK Bhayangkari Purwokerto tahun 1999-2001. Pendidikan dilanjutkan ke jenjang Sekolah Dasar Negeri 2 Purwanegara pada tahun 2001-2007. Penulis melanjutkan pendidikan di Sekolah Menengah Pertama Negeri 9 Purwokerto, pada tahun 2007-2010. Kemudian penulis melanjutkan pendidikan di Sekolah Menengah Atas Bruderan Purwoketo 2010-2013. Penulis melanjutkan pendidikan di Program Studi Guru Sekolah Dasar di Universitas Sanata Dharma pada tahun 2013 hingga sekarang. Semasa menempuh pendidikan di Universitas Sanata Dharma penulis pernah mengikuti berbagai kegiatan diantaranya: Pelatihan Pengembangan Kepribadian Mahasiswa I, Pelatihan Pengembangan Kepribadian II, English Club, Kursus Mahir Dasar, Inisiasi Mahasiswa Keguruan, Week End Moral, kepanitiaan dalam acara INFISA 2015, Parade Gamelan Anak 2015 ke 8 se-Yogyakarta dan Jawa Tengah.