10
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Penelitian yang Relevan
Penelitian mengenai daya bahasa telah dilakukan oleh Sudaryanto 1988 dan ditulis dalam bukunya yang berjudul “Potensi Bahasa”. Dalam bukunya tersebut,
Sudaryanto menjelaskan daya bahasa dari segi linguistik.Dari hasil penelitiannya, ditemukan bahwa hampir semua tataran bahasa ternyata mampu memunculkan daya
bahasa. Daya bahasa terdapat dalam tataran bunyi, bentuk, kata, struktur, leksikon terutama pilihan kata, dan wacana.
Penelitian mengenai daya bahasa masih sedikit dilakukan oleh mahasiswa Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah. Peneliti menemukan satu
penelitian mengenai daya bahasa dalam pidato politik yang dilakukan oleh Qonita Fitra Yuni. Peneliti lain melakukan penelitian pada iklan dengan meneliti gaya bahasa
yang terkadung di dalamnya. Penelitian mengenai daya bahasa pada pidato politik dan gaya bahasa pada iklan di media cetak tersebut dapat membantu peneliti mencari
tambahan informasi guna menyusun penelitian ini. Penelitian yang pertama mengenai daya bahasa, sebelumnya telah ditulis oleh
Qonita Fitra Yuni dalam skripsinya yang berjudul “Pemanfaatan Daya Bahasa pada
Diksi Pidato Politik”. Tujuan penelitian tersebut adalah memaparkan 1 jenis-jenis daya bahasa yang terdapat pada diksi dalam pidato politik ketiga politisi, 2 manfaat
daya bahasa pada diksi sebagai alat untuk menyampaikan ide tau gagasan dalam berpidato politik, dan 3 ciri-ciri diksi jenis daya bahasa dalam pidato politik ketiga
politisi. Adapun hasil penelitian tersebut adalah 1 daya bahasa dapat ditemukan dalam pidato politik bahasa Indonesia ketiga politisi, 2 jenis daya bahasa yang
ditemukan oleh peneliti adalah daya bujuk, daya kritik yang meliputi daya kritik destruktif, konstruktif, dan kritik gempur daya egosentrisme yang meliputi
egosentrisme membela diri dan menon jolkan diri, daya “jelas informatif” daya
bangkit bagi diri sendiri dan orang lain, daya perintah meliputi perintah larangan, bersyarat, permintaan, dan ajakan, dan daya provokasi secara eksplisit maupun
implisit, 3 memanfaatkan daya bahasa dapat membantu mengungkapkan maksud yang terkadang tidak dapat dikatakan, 4 ungkapan-ungkapan kiasan yang ternyata
lebih mampu daya bahasa daripada ungkapan dan kata yang dipakai secara denotatif, 5 pernyataan yang diungkapkan secara implisit lebih berdaya bahasa daripada yang
diungkapkan secara eksplisit, 6 pernyataan yang disampaikan secara berlebihan justru dapat memunculkan daya bahasa yang efek komunikatifnya tidak terkontrol,
dan hasil yang terakhir adalah daya bahasa biasanya muncul pada ilokusi yang berbeda dengan lokusinya.
Penelitian selanjutnya adalah penelitian pada iklan yang ditulis oleh Hesti Nugraheni dalam skripsinya yang berjudul “Struktur Kalimat dan Gaya Bahasa pada
Iklan Kecantikan dan Perawatan Tubuh di Tabloid Nova Edisi Oktober sampai Desem
ber 2010.” Dalam penelitian ini, penulis merumuskan tujuan 1
medeskripsikan struktur kalimat yang dilihat dari kelengkapan unsur-unsur fungsionalnya dalam iklan kecantikan dan perawatan tubuh di tabloid NOVA edisi
Oktober sampai Desember 2010 dan 2 mendeskipsikan jenis-jenis gaya bahasa yang digunakan dalam iklan kecantikan dan perawatan tubuh di Tabloid NOVA edisi
Oktober sampai Desember 2010. Hasil dari penelitian ini adalah adanya empat macam kalimat menurut
strukturnya, yaitu kalimat tunggal, kalimat majemuk setara, kalimat majemuk bertingkat, dan kalimat yang tidak memilliki kejelasan unsurnya. Dilihat dari
kelengkapan unsurnya terdapat kalimat tanpa subjek, kalimat majemuk setara semua memiliki unsur subjek S, kalimat majemuk bertingkat tanpa subjek. Gaya bahasa
yang ditemukan adalah gaya bahasa personifikasi, gaya bahasa hiperbola, gaya bahasa oksimoron, gaya bahasa periphrasis, gaya bahasa epizeukis, gaya bahasa
epinom, gaya bahasa mesodiplosis, gaya bahasa dipersinifikasi, gaya bahasa anaphora, gaya bahasa asonasi, dan gaya bahasa polisindenton.
B. Kajian Teori