Evaluasi Construct Realiability dan Variance Extracted Evaluasi Normalitas

4.3.4. Evaluasi Construct Realiability dan Variance Extracted

Selain melakukan pengujian konsistensi internal Cronbach’s Alpha, perlu juga dilakukan pengujian construct reliability dan variance extracted. Kedua pengujian tersebut masih dalam koridor uji konsistensi internal yang akan memberikan peneliti kepercayaan diri yang lebih besar bahwa indikator-indikator individual mengukur suatu pengukuran yang sama Purwanto, 2002. Dan variance extracted direkomendasikan pada tingkat 0,50. Hasil perhitungan construct reliability dan variance extracted dapat dilihat dalam tabel 4.12. Tabel 4.12. Construct Realiability dan Variance Extracted Konstrak Indikator Standardize Factor Loading SFL Kuadrat Error [εj] Construct Reliability Variance Extrated Visibility X11 0,838 0,702 0,298 0,678 0,521 X12 0,583 0,340 0,660 Credibility X21 0,579 0,335 0,665 0,579 0,410 X22 0,696 0,484 0,516 Attraction X31 0,396 0,157 0,843 0,191 0,110 X32 0,252 0,064 0,936 Purchase Intention Y1 0,496 0,246 0,754 0,256 0,122 Y2 0,138 0,019 0,981 Y3 0,318 0,101 0,899 Batas Dapat Diterima ≥ 0,7 ≥ 0,5 Sumber: Lampiran Hasil pengujian reliabilitas instrumen dengan construct reliability dan variance extracted menunjukkan instrumen cukup reliabel, yang ditunjukkan dengan nilai construct reliability belum seluruhnya ≥ 0,7. Meskipun demikian angka tersebut bukanlah sebuah ukuran “mati” artinya bila penelitian yang dilakukan bersifat exploratory, maka nilai di bawah 0,70 pun masih dapat diterima sepanjang disertai alasan–alasan empirik yang terlihat dalam proses eksplorasi. Dan variance extracted direkomendasikan pada tingkat 0,50.

4.3.5. Evaluasi Normalitas

Uji normalitas sebaran dilakukan dengan Skewness Value dari data yang digunakan yang biasanya disajikan dalam statistik deskriptif. Nilai statistik untuk menguji normalitas itu disebut z-value. Bila nilai-z lebih besar dari nilai kritis maka dapat diduga bahwa distribusi data adalah tidak normal. Nilai kritis dapat ditentukan berdasarkan tingkat signifikansi 0,01 1 yaitu sebesar ± 2,58. Hasilnya diperoleh nilai c.r. multivariat diantara ± 2,58 dan itu berarti asumsi normalitas terpenuhi dan data layak untuk digunakan dalam estimasi selanjutnya. Hasil analisis tampak pada tabel 4.13 berikut : Tabel 4.13. Normalitas data Assessment of normality Variable min max kurtosis c.r. X11 4 7 0,205 0,437 X12 3 7 0,562 1,198 X21 4 7 -0,293 -0,624 X22 4 7 -0,242 -0,516 X31 3 7 -0,297 -0,632 X32 2 7 -0,484 -1,032 Y1 3 7 0,164 0,349 Y2 3 7 0,034 0,072 Y3 3 7 -0,337 -0,718 Multivariate 10,803 4,008 Batas Normal ± 2,58 Sumber : Lampiran Hasil uji menunjukkan bahwa nilai c.r. mutivariate berada di antara ± 2,58 itu berarti asumsi normalitas terpenuhi. Fenomena ini tidak menjadi masalah serius seperti dikatakan oleh Bentler Chou [1987] bahwa jika teknik estimasi dalam model SEM menggunakan maximum likelihood estimation [MLE] walau ditribusi datanya tidak normal masih dapat menghasilkan good estimate, sehingga data layak untuk digunakan dalam estimasi selanjutnya.

4.3.6. Analisis Model One – Step Approach to SEM