PENGARUH IKLAN DAN BINTANG IDOLA IKLAN (CELEBRITY ENDORSER) TERHADAP MINAT BELI EXTRA JOSS DI WILAYAH SIDOARJO.

(1)

S K R I P S I

Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur Untuk Menyusun Skripsi S-1 Jurusan Manajemen

Oleh:

Tegar Ujik Persada

0612010108/FE/EM

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”

JAWA TIMUR

2011

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


(2)

SIDOARJO

 

Yang diajukan

Tegar Ujik Persada 0612010108 / FE / EM

Disetujui untuk ujian lisan oleh

Pembimbing Utama

Sugeng Purwanto, SE, MM Tanggal . . .

Mengetahui

Wakil Dekan I Fakultas Ekonomi

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur

Drs. Ec. R. A. Suwaedi, MS NIP.196003301986031003

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


(3)

WILAYAH SIDOARJO

Disusun oleh: Tegar Ujik Persada 0612010108/ FE /EM

Telah Dipertahankan Dihadapan

Dan Diterima Oleh Tim Penguji Skripsi Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “VETERAN” Jawa Timur

pada tanggal.

Pembimbing Tim Penguji

Pembimbing Utama Ketua

Sugeng Purwanto SE, MM

Sekretaris

Anggota

Mengetahui

Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur

Dr. Dhani Ichsanudin Nur. SE,MM. NIP. 030 202 389

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


(4)

Puji syukur kehadirat ALLAH SWT atas berkat dan rahmatnya, penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan judul, “ Pengaruh Iklan dan Bintang Idola Iklan Gogon Terhadap Minat Beli Extra Joss di Wilayah Sidoarjo ”.

Penulisan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

Dengan selesainya penulisan Skripsi ini, penulis sangat berterima kasih atas segala bantuan dan fasilitas dari berbagai pihak yang diberikan kepada penulis guna mendukung penyelesaian Skripsi ini. Maka dikesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih sebesar - besarnya kepada yang terhormat :

1. Bapak Prof. DR. Ir. Teguh Soedarto, MP selaku Rektor Universitas Pembangunan Nasional“Veteran” Jawa Timur Surabaya.

2. Bapak DR. Dhani Ichsanuddin Nur, MM, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional"Veteran" Jawa Timur Surabaya.

3. Bapak Dr. Muhadjir Anwar, MM, selaku Ketua Jurusan Manajemen Fakultas Ekonmi Universitas Pembangunan Nasional"Veteran" Jawa Timur Surabaya. 4. Bapak Sugeng Purwanto, SE, MM, selaku dosen pembimbing yang dengan

sabar telah meluangkan waktu dan tenaganya dalam memberikan bimbingan,

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


(5)

Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur Surabaya.

6. Bapak, Ibu, Kak Fajar, serta sahabatku Hendra, Putu, zen, dan semua teman yang tak bisa saya sebutkan satu-persatu. Terima kasih atas dukungan yang tak henti-hentinya dari kalian sehingga penulis bisa menyelesaikan tugas akhir dengan sebaik-baiknya.

Semoga Allah Melimpahkan rahmat-Nya kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan kepada penulis dalam menyusun skripsi ini. Mengingat keterbatasan akan pengetahuan dan kemampuan yang ada, penulis menyadari bahwa masih terdapat kekurangan dalam skripsi ini. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapakan adanya kritik dan saran yang membangun guna menyempurnakan penulisan skripsi ini. Penulis berharap semoga penelitian ini bermanfaat bagi pihak-pihak yang memerlukan, terutama buat adik-adik ku di Program Studi Manajemen Amin……

Wassalam,

Surabaya, November 2011

Penulis

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


(6)

DAFTAR ISI……….. iii

DAFTAR TABEL……….. vii

DAFTAR GAMBAR ……… viii

DAFTAR LAMPIRAN ……… ix

ABSTRAKSI ………. x

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LatarBelakang Masalah ………. 1

1.2 Perumusan Masalah ……… 10

1.3 Tujuan Penelitian ……… 10

1.4 Manfaat Penelitian ………. 10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu ……… 12

2.2 Landasan Teori ……… 15

2.2.1 Iklan ……… 15

2.2.1.1Pengertian Iklan dan Fungsi iklan …… 15

2.2.1.2Tujuan Iklan ….. ………... 18

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


(7)

2.2.2.2Indikator Bintang Idola Iklan………… 22

2.2.3 Minat Beli ……… 24

2.2.3.1 Pengertian Minat Beli ………. 24

2.4.3.2Indikator Minat Beli ………. 25

2.2.4 Pengaruh Antara Iklan Dengan Minat Beli … 26 2.2.5 Pengaruh Antara Bintang Idola Iklan Dengan Minat Beli……… 27

2.2.6 Kerangka Konseptual ………. 29

2.2.7 Hipotesis ……… 30

BAB III METODOLOGI PENELITIAN………. 31

3.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel …… 31

3.1.1. Definisi Operasional ……….. 31

3.1.2. Pengukuran Variabel ………. 35

3.2. Populasi dan Penentuan Sampel………. 36

3.2.1. Populasi penelitian……….. 36

3.2.2. Sampel ……… 36

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


(8)

3.3.3. Pengumpulan Data ……….. 38

3.4. Teknik Analisis ………..………. 38

3.4.1. Analisis Statistik Diskriptif………. ….…….. 38

3.4.2. Pengujian Hipotesis………. 39

3.4.2.1Asumsi Model……….. 39

3.4.3 Pengujian Model One-Step Approach to Sem.. 43

3.4.4 Evaluasi Model……… 43

BAB IV PEMBAHASAN ……… 34

4.1. Deskriptif Hasil Penelitian ………. 34

4.1.1. Analisis KarakteristikResponden……… 46

4.1.2. Profil Responden………. 46

4.2. Deskripsi Hasil Penelitian ……….. 49

4.2.1. Deskripsi Iklan ………... 49

4.2.2. Deskripsi Bintang Idola Iklan ……… 50

4.3. Deskripsi Minat Beli ……….. 52

4.4. Uji Outliers Multivate ……… 53

4.5. Uji Reliabilitas ……… 54

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


(9)

4.8. Analisis Model One-Step Approach to SEM…... 60

4.9. Uji Kausalita……….………... 62

4.10. Pembahasan Hasil Penelitian ………….……… 64

4.10.1 Hubungan Kausalitas……… 64

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ………. 67

5.1. Kesimpulan ………. 67

5.2. Saran ……… 68

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


(10)

Tabel 4.1. : Karakteristik Responden Berdasarkan usia, jenis kelamin, pendidikan saat ini, lokasi pengambilan sampel.

Tabel 4.2. : Hasil Jawaban Responden Untuk Pertanyaan Iklan (X1)

Tabel 4.3. : Hasil Jawaban Responden Untuk Pertanyaan

Bintang Idola Iklan (X2)

Tabel 4.4. : Hasil Jawaban Responden Untuk Pertanyaan Minat Beli (Y)

Tabel 4.5. : Uji Outlier Multivariate

Tabel 4.6. : Pengujian Reliability Consistency Internal

Tabel 4.7. : Uji Validitas Standardize Factor Loading dan Construct

Tabel 4.8. : Uji Construct Reliability dan Variance Extracted

Tabel 4.9. : Uji Normalitas

Tabel 4.10. : Evaluasi Kriteria Goodness of Fit Indices

Tabel 4.11. : Hasil Uji Kausalitas

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


(11)

Gambar 4.1. : Model Pengukuran dan Struktural One Step Approach base

model ………. 61

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


(12)

Lampiran 1. : Kuesioner

Lampiran 2. : Tabulasi Jawaban Responden

Lampiran 3. : Data Uji Outlier

Lampiran 4. : Data Uji Reliabilitas

Lampiran 5. : Data Uji Normalitas

Lampiran 6. : Data Uji Hipotesis Kausalitas

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


(13)

Tegar Ujik Persada Abstraksi

Dunia pemasaran yang semakin kompetitif menuntut perusahaan untuk memiliki keunggulan daya saing. Untuk tetap bertahan dalam dunia pemasaran yang semakin cepat berubah maka perusahaan dituntut untuk semakin bekerja keras, pintar, dan kreatif. Disisi lain konsumen dihadapkan pada berbagai macam pilihan produk. Tujuan pada penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh iklan dan bintang idola iklan (celebrity endorser) terhadap minat beli extra joss di wilayah Sidoarjo.

Penelitian ini menggunakan variabel Iklan (X.1) dengan indikator

attention (X1.1), interest (X1.2), desire (x1.3), action(X1.4),dan bintang

idola iklan (X.2) dengan indikator visibility (X2.1), credibility (X2.2),

attraction (X2.3), power (X2.4), dan Variabel Minat beli (Y) dengan

indikator intensitas pencarian informasi (Y1), keinginan segera membeli

(Y2), keinginan preferensial (Y3). Skala menggunakan skala interval dan

teknik pengukuran variabel dengan menggunakan skala semantic differential scale, Tanggapan pernyataan tersebut dinyatakan dengan memberi skor yang berada pada rentang nilai 1 sampai dengan 7 pada masing-masing skala. Populasi pada penelitian ini adalah jumlah seluruh calon konsumen extra joss di wilayah Sidoarjo. Teknik pengambilan sampel ini adalah Non Probability sampling dengan teknik Sampling Aksidental dengan jumlah responden 110 calon konsumen extra joss. Data yang digunakan adalah data primer yaitu data yang diperoleh langsung dari jawaban para responden dengan menggunakan media kuesioner. Teknik pengumpulan data melalui kuesioner. Pengolahan data yang diperoleh dengan menggunakan analisis permodelan SEM (Structural Equation Modelling).

Berdasarkan hasil analisis untuk menguji apakah terdapat pengaruh positif antara iklan dan bintang idola iklan Gogon terhadap minat beli extra joss di wilayah Sidoarjo, dapat diterima.

Keywords : Iklan, Bintang idola iklan, Minat Beli.  

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


(14)

1 1.1.Latar belakang

Pemikiran yang berorientasi pada pasar merupakan kebutuhan yang penting, maka dengan munculnya fase pertumbuhan yang tidak menentu ini disebabkan karena tingginya tingkat persaingan didunia bisnis. Maka dari itu perusahaan dituntut untuk mencari, menemukan dan memanfaatkan peluang guna menjaga kelangsungan usaha perusahaan. Untuk memenuhi selera konsumen yang terus berubah, karena mereka mempunyai kesempatan sepenuhnya memilih barang yang paling sesuai dengan kebutuhan mereka, serta membandingkan produk satu dengan yang lainnya. Menurut Jefkinns (1997;5) iklan adalah ”pesan-pesan penjualan yang paling persuasif yang diarahkan kepada para calon pembeli potensial atas produk barang atau jasa tertentu dengan biaya tertentu pula”. Oleh karena itu perusahaan harus mampu merebut kesan konsumen terhadap produk yang akan dijualnya dan terus menerus menyiasati bagaimana produk ini agar laku dipasarkan. Agar suatu produk tersebut dapat berfungsi sebagai pemenuh kebutuhan dan keinginan konsumen maka keberadaan produk tersebut harus dikomunikasikan guna diperkenalkan keberadaannya kepada para konsumen.

Apalagi Tingkat pendidikan masyarakat semakin lama semakin meningkat, sehingga cara berpikir masyarakat juga semakin maju dan kritis. Masyarakat yang tinggi tingkat pendidikannya akan menyadari pola hidup sehat. Masyarakat yang tinggi tingkat pendidikannya biasanya lebih menyukai

produk-Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


(15)

produk yang mudah dikonsumsi dan menyehatkan, yang berasal dari produsen yang mempunyai tanggung jawab kepada konsumen dan masyarakat. Melihat selera masyarakat seperti itu, perusahaan minuman suplemen (multivitamin) harus dapat meningkatkan atau mendidik masyarakat tentang pola hidup sehat melalui iklan-iklannya.

Gencarnya persaingan perusahaan melalui media promosi iklan tersebut mempunyai tujuan, yaitu untuk mempengaruhi masyarakat agar melakukan aktivitas beli produk, dan dapat meningkatkan nilai merek produk tersebut. Iklan bahkan merupakan salah satu media untuk memperkenalkan produk baru, selain digunakan untuk mengenalkan sebuah produk supaya lebih dikenal, juga digunakan untuk membangun kekuatan produk itu sendiri. Produk-produk yang sudah mapan dan mempunyai citra kuat, menggunakan iklan dan bintang idola iklan (celebrity endorser) untuk mempertahankan positioning dan citranya pada pelanggan.

Salah satu keuntungan dari iklan adalah menarik perhatian konsumen serta menimbulkan asosiasi yang dapat menggugah selera. Menurut medianya iklan di bagi dalam dua kategori besar, yaitu iklan above the line advertising (lini atas) dan bellow the line advertising (lini bawah). Above the line advertising adalah jenis-jenis iklan yang di sebarluaskan melalui media massa,misalnya surat kabar, majalah, radio, dan televisi. Sementara bellow the line advertising adalah kegiatan periklanan yang tidak melibatkan pemasangan iklan di media massa dan tidak memberikan komisi pada perusahaan.umumnya, kegiatan periklanan lini bawah ini bersifat penjualan promosi, yaitu kegiatan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


(16)

pemasaran yang dilakukan di tempat penjualan. Tetapi tujuanya sama yaitu untuk menarik minat beli konsumen. Akan tetapi para konsumen jarang sekali bersedia menyediakan waktu untuk memperhatikan sebuah iklan. Biasanya mereka melihat (iklan media cetak), mendengar (iklan radio), atau menyaksikan (iklan televisi) secara sambil lalu saja. Oleh karena itu pesan harus di buat sederhana mungkin, namun mampu memberikan dampak seketika.

Selain iklan, ada faktor lain yang dapat mempengaruhi minat beli konsumen salah satunya adalah penggunaan bintang idola iklan (celebrity endorser), bintang idola iklan (celebrity endorser) berperan sebagai orang yang berbicara tentang produk, yang akan mempengaruhi sikap dan perilaku konsumen yang menunjuk pada produk yang didukungnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penjualan produk meningkat akibat dari penggunaan bintang idola iklan (celebrity endorser). Sikap dan persepsi konsumen bertambah ketika bintang idola iklan mendukung produk tersebut (Shimp, 2001:288 – 290). Bujukan terjadi melalui proses yang disebut dengan identifikasi, yaitu sikap konsumen mengidentifikasi seseorang dengan seorang bintang iklan dan cenderung suka mengadopsi sikap, perilaku, minat, penampilan, atau kesenangan.

Produsen yang mengetahui psikologi konsumen mulai menerapkan cara mempengaruhi perilaku pembelian dengan cara seolah-olah tidak sengaja, namun nama dan performance dari produknya langsung mempengaruhi alam tak sadar konsumen. Cara yang ditempuh adalah dengan memanfaatkan keberadaan bintang idola iklan (celebrity endorser), yaitu orang atau karakter yang muncul dalam iklan untuk mengkomunikasikan produk perusahaan, baik itu selebritis,

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


(17)

tokoh masyarakat, publik figur lain atau bahkan orang biasa, yang dapat mempengaruhi pikiran konsumen sebagai preferensi dalam melaksanakan keputusan pembelian.

Ada tiga sasaran yang hendak dibidik lewat iklan testimonial dengan memanfaatkan selebriti, yang pertama ialah kebanggaan. Konsumen akan bangga menggunakan produk yang juga digunakan oleh selebriti. Kedua, familiaritas. Selebriti yang dipilih adalah mereka yang dinilai memiliki kedekatan emosional dengan konsumen. Kedekatan ini mempengaruhi faktor ketiga, yaitu kepercayaan (trust). Diharapkan dengan memakai “mulut” selebriti, maka konsumen semakin percaya bahwa produk yang diiklankan itu benar berkualitas (Kunto, 2004:23).

Jika model iklan yang dipilih adalah dari kalangan selebritis, artis,maupun tokoh terkenal, harus mampu mewakili karakteristik produk. Setiap artis memiliki karakter tersendiri. Mungkin karakter itu terbentuk lewat peran-peran yang dimainkannya dalam cerita sinetron. Mungkin pula karakter itu terbangun lewat kehidupan pribadinya. Ada ratusan karakter yang dimiliki orang, tetapi merek/produk harus bisa memilih karakter yang paling menonjol darinya. Apakah dependability (dapat diandalkan), trustworthiness (terpercaya), honesty (jujur), maskulin, bersahabat, mau membantu, mencintai, seksi, bebas, dominan, seenaknya, atau ratusan karakter lain yang tersedia. Dalam rangka memilih tersebut, produsen hendaknya menentukan siapa target konsumennya, lalu mengidentifikasi apa yang menjadi kebutuhan, keinginan, dan kesukaan mereka, kemudian membuat profil personalitas dari target konsumen, serta yang paling

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


(18)

krusial adalah menciptakan personalitas merek yang cocok dengan profil itu. Dalam hal ini, pemasar memang harus bisa membangun sisi menarik dari merek tersebut dan secara konsisten menyampaikannya kepada konsumen. Sebaik apapun itu, toh harus disadari, tidak semua konsumen sepakat bahkan bisa jadi justru meninggalkan merek tersebut. Namun, resiko tersebut tidak menjadi soal karena setiap kelompok konsumen pasti mempunyai konklusi yang berbeda-beda terhadap stimulus personalitas yang ditawarkan.

Salah satu produk minuman multivitamin yang dikenalkan melalui iklan adalah produk kuku bima energi, hemaviton jreng,extra jos dll. Perkembangan kategori produk minuman berenergi dari waktu ke waktu pasarnya tidak mengalami perkembangan berarti. Fenomena yang terjadi adalah peta persaingan produk-produk minuman berenergi mulai berubah sejak PT. Bintang Toedjoe Extra Joss, sebagai pemimpin pasar di kategori tersebut menyikapi pesatnya pertumbuhan dan persaingan di kategori ini, dengan menawarkan lebih banyak pilihan kepada konsumen. Untuk itu, PT Bintang Toedjoe (BT) sebagai produsen Extra Joss pada awal 2007 meluncurkan 3 varian baru Extra Joss. Berbeda dengan varian sebelumnya, Extra joss ini memiliki aneka rasa, yaitu Anggur Burst, Apple Blackcurrant, serta Krim Soda. Adanya varian rasa ini karena Extra Joss melihat tren pasar saat itu menuntut inovasi dalam hal kenikmatan dan tambahan manfaat bagi konsumen, bukan lagi sebagai penambah tenaga, ujar Hokiono, Associate Marketing Director BT.

Selain itu, edukasi yang dilakukan BT pun tergolong cukup gencar. Tak tanggung-tanggung, BT menggunakan Artis bintang film sebagai endorser

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


(19)

produknya. Tak cukup dengan hanya mengandalkan komunikasi above the line, BT menggunakan pula program below the line serta news letter (dibagikan secara gratis di berbagai tempat kebugaran) sebagai salah satu sarana edukasi. Dengan pendekatan yang berbeda itu, Extra Joss mendapat sambutan pasar yang sangat baik sepanjang tahun 2007. Dan meningkatkan Brand Value Extra Joss pada tahun 2008 sampai 2010. Walaupun Brand Value Extra Joss terus meningkat tetapi karena adanya tekanan dari pesaing utama mereka yaitu Kuku Bima Ener-G membuat TBI Extra Joss mengalami penurunan pada tahun 2010, kita bisa lihat dari tabel berikut :

Tabel 1.1

Brand Value, Brand Share dan Top Brand Indeks Kategori minuman berenergi multivitamin merek Brand Share 2008 Brand Share 2009 Brand Share 2010 Brand Value 2008 Brand value 2009 Brand value 2010 Top Brand Indeks 2009 Top Brand Indeks 2010 Extra Joss 62,9 55,3 59,5 51,9 68,6 72,0 60,7 57,3

Kuku Bima Ener-G

17,6 21,9 25,9 9,4 49,6 52,5 7,9 12,6

Sumber : Majalah SWA 18/XXIV/21 Agustus-3 September 2008, SWA 16/XXV/27 Juli-5 Agustus 2009, SWA 15/XXVI/15-28 Juli 2010. Majalah Marketing /Februari 2009, majalah Marketing /02/X Februari 2010.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


(20)

Berdasarkan table 1.1 di atas, extra Joss memang memiliki Brand value tertinggi dari pada competitor utama mereka yaitu Kuku Bima Energi, namun pada tahun 2010 Top Brand Indeks (TBI) produk extra Joss mengalami penurunan di bandingkan dengan Kuku Bima Ener-G, karena ini bisa di sebabkan oleh kurangnya minat beli konsumen minuman multivitamin Extra Joss yang juga disebabkan oleh iklannya yang hanya menjadi follower Kuku Bima Ener-G, serta bintang idola iklanya yang kurang mampu untuk dapat menarik perhatian para konsumen minuman multivitamin Extra Joss.

Hal ini di perkuat dengan fakta lain yang membuktikan bahwa menurunnya minat beli konsumen extra Joss di sebabkan oleh iklan dan bintang idola iklannya, yaitu bersumber dari majalah SWA 12-25 Mei 2011 yang menyebutkan,bahwa banyak beragam blunder atau kesalahan dilakukan oleh Extra Joss yang berkaitan erat dengan iklan dan bintang idola iklannya yang dapat pula menurunkannya minat beli konsumen Extra Joss, di dalam iklannya sendiri mereka sebagai market leader hanya menjadi follower di tahun 2007 yaitu terpancing Kuku Bima ener-G dengan mengeluarkan varian rasa serta menghilangkan DNA dan personality brand sebagai inovator pertama di pasaran dan memiliki diferensiasi yang kuat, selain itu terlalu berambisi menguasai pasar dengan meluncurkan produk Joss Kids,padahal akan mengurangi minat beli konsumen Extra Joss yang dikenal sebagai minuman energi dewasa, lalu di tambahkan dalam majalah SWA tersebut bahwa Extra joss yang selama ini menggunakan bintang-bintang iklan yang terkenal dengan macho seperti Donny kusuma (atlet softball sekaligus artis) pada tahun 1996, chris jhon (atlet tinju

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


(21)

profesional) dan Ade Rai pada tahun 2001, serta yang tak kalah fenomenalnya pemain sepak bola ternama asal Italy Alesandro Delpiero pada saat piala dunia 2002 serta puncak kejayaan Extra Joss tahun 2005 dengan mengambil Endorser pemain terbaik dunia Cristiano Ronaldo, menggantinya dengan artis pelawak Gogon pada tahun 2008 dan apa lagi Gogon tengah tersandung masalah narkoba kala itu, jadi para konsumen pun menganggap buruk citra Extra Joss. dari pernyataan tersebut jelaslah blunder yang di lakukan Extra Joss sangatlah fatal akibatnya, adalah minat beli konsumen para konsumen minuman multivitamin Extra Joss menjadi berkurang, sehingga Top Brand Indeksnya pun menurun pada tahun 2010 menjadi 57,3%.

Iklan cenderung mempunyai pengaruh utama pada perilaku konsumen dan perkembangan iklan yang makin kreatif tersebut menjadikan makin bervariasinya tayangan iklan dan bisa menjadi hiburan tersendiri (http://ww.pppi.or.id/pariwara/statistik)

Terdapat tiga yang mempengaruhi minat beli sebagaimana teori yang disampaikan oleh Kotler (2000;116) bahwa dalam desain pesan iklan yang terdiri dari isi pesan, format pesan dan sumber pesan sebagai komunikasi yang efektif guna meningkatkan penjualan.

Iklan mempengaruhi minat beli konsumen dalam tindakannya dan keyakinannya akan suatu produk yang ditawarkan perusahaan. Peran iklan dalam mempengaruhi penjualan memberikan image tersendiri bagi konsumen yang dikemukakan oleh Lutz (1995). Pembentukan sikap terhadap iklan di pengaruhi

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


(22)

oleh persepsi konsumen terhadap iklan. Dalam penelitian ini sikap terhadap iklan di awali cara konsumen berfikir mengenai sebuah iklan.

Definisi Menurut Kotler(2001:153) iklan adalah ”Segala biaya yang harus dikeluarkan sponsor untuk melakukan presentasi dan promosi non-pribadi dalam bentuk gagasan, barang atau jasa”.

Lebih lanjut, iklan menurut Tjiptono(1998:226) adalah ”Bentuk komunikasi langsung yang didasari pada informasi tentang keunggulan dan keuntungan suatu produk yang disusun sedemikian rupa, sehingga menimbulkan rasa menyenangkan yang akan meubah pikiran seseorang untuk melakukan pembelian.

Menurut Ohanian (1991) bahwa hanya selebrity yang di persepsikan dengan keahlian di bidangnya, yang secara signifikan yang dapat mempengaruhi responden untuk membeli suatu produk. Ohanian membagi tiga faktor yang ada pada selebrity bintang iklan yang bisa mempengaruhi responden untuk membeli, yaitu daya tarik fisik (kecantikan,ketampanan,dsb), dapat di percaya dan keahlian (expertise).

Dari uraian latar belakang tersebut, maka menarik peneliti untuk melakukan penelitian mengenai : ”Pengaruh iklan dan bintang idola iklan Gogon terhadap minat beli Extra Joss di wilayah Sidoarjo.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


(23)

1.2.Perumusan Masalah

Berdasarkan pada uraian latar belakang tersebut maka dapat dikemukakan perumusan masalah :

1. Apakah iklan berpengaruh terhadap minat beli “Extra Joss” di wilayah Sidoarjo ?

2. Apakah daya tarik bintang idola iklan ( endorser ) berpengaruh terhadap minat beli “Extra Joss” di wilayah Sidoarjo ?

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan permasalahan yang telah dikemukakan sebelumnya, maka tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah:

1. Untuk menganalisis pengaruh iklan terhadap minat beli ” Extra Joss ” diwilayah Sidoarjo.

2. Untuk menganalisis pengaruh bintang idola iklan ( celebrity endorser ) terhadap minat beli ” Extra Joss ” di wilayah Sidoarjo.

1.4. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah : 1. Bagi Perusahaan.

Hasil penelitian diharapkan berguna bagi perusahaan untuk mengevaluasi dan memperbaiki serta dapat mengukur sejauh mana iklan dan bintang

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


(24)

idola iklan Extra Joss dapat membentuk minat beli konsumen agar dapat meningkatkan penjualannya.

2. Bagi Universitas

Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk menambah kepustakaan, khususnya UPN Veteran Surabaya sehingga terdapat tambahan refrensi sebagai sarana pengembangan ilmu pengetahuan.

3. Bagi Peneliti.

Sebagai bahan pembanding serta peluang untuk menerapkan ilmu dan teori-teori yang telah penulis dapatkan selama masa perkuliahan dalam praktek dan kenyataan yang berlaku.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


(25)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penelitian Terdahulu

Penelitian-penelitian terdahulu yang terkait dengan penelitian ini

antara lain:

1. Penelitian oleh Hanif Mauludin (2007) yang meneliti tentang “

Pengaruh pesan iklan menggunakan media televisi terhadap minat

konsumen”. Tujuan penelitian untuk mempelajari atau untuk

mengetahui bagaimana pengaruh pesan iklan yang ditinjau dari isi

pesan, format pesan, dan sumber pesan terhadap minat konsumen.

Penelitian menggunakan metode survey. Obyek penelitian terdahulu

digunakan 150 responden pengguna produk kartu prabayar dari

berbagai provider digunakan sebagai sampel penelitian. Dengan

demikian objek penelitian biasa memenuhi atau senada dengan kajian

penelitian yang dilakukan. Jenis penelitian yang digunakan adalah

Riset Eksploratoris yang menganalisis hubungan antar peubah-peubah

yang telah dirumuskan untuk menguji hipotesis. Metode analisis data

dilakukan uji validitas dan uji reliabilitas. Selanjutnya untuk menguji

hipotesis dan menjaeab tujuan penalitian digunakan regresi berganda.

Hasil penelitian menyimpulkan; Iklan merupakan salah satu sarana


(26)

menawarkan suatu produk yang ditunjukkan kepada masyarakat

melalui suatu media. Selanjutnya konsumen akan

memperhatikan,memahami, menafsirkan dan merespon iklan tersebut

dan pada akhirnya menimbulkan minat untuk melakukan pembelian.

Minat konsumen ini merupakan akibat penilaian konsumen terhadap

unsure-unsur yang ada di dalam iklan (Respon kognitif). Selanjutnya

penilaian itu melibatkan emosi atau persaan dalam diri konsumen

terhadap iklan tersebut. Untuk sampai pada suatu respon pembelian

sebagai pengaruh dari iklan,konsumen mengalami beberapa proses

yaitu mengetahui isinya mengingat pesannya, mempunyai citra yang

baik pada iklan itu, mempunyai niat membeli dan akhirnya membeli

produk yang diiklankan.

Hasil penelitian ini mendukung teori-teori yang dijelaskan bahwa

pesan iklan dapat mempengaruhi minat konsumen, karena pesan ikln

dapat mengundang perhatian (Attention), mempertahankan minat (interest), membangkitkan keinginan (desire), dan memperolah tindakan (action). Dalam praktiknya beberapa pesan iklan dapat membawa konsumen dari tahap kesadaran sampai ke tahap

pembelian.Variabel beserta indikatornya diukur dalam skala interval

dengan teknik semantic defferensial scale. Persamaan penelitian ini adalah mengkaji variable iklan dalam menimbulkan aksi pembelian


(27)

2. Penelitian oleh Andriastika sukmawati dan Joko Suyono (2005) yang

meneliti tentang Analisis pengaruh karakteristik bintang idola iklan

(celebrity endorser) terhadap minat beli konsumen sebuah merek

multivitamin. Tujuan penelitian untuk mempelajari atau untuk menguji

dukungan selebriti dalam iklan dengan pendekatan baru dan celebrity

endorser di analisis pada empat ukuran yaitu fisibilitas, kredibilitasi,

atraksi, serta kekuatan terhadap minat beli. Obyek penelitian terdahulu

menggunakan 140 sampel , data analysis diperiksa menggunakan

beberapa regresi, agar dapat menunjukan yang mana dari ke empat

karakteristik tersebut yang siknifikan terhadap minat beli. Jenis

penelitian yang digunakan adalah salah satu metode non-probability

sampling yaitu convenience sampling, dimana anggota populasi dapat

dengan mudah di pilih sebagai sampel (sekaran,2000). Setiap

mahasiswa yang pernah melihat tayangan iklan multivitamin di

televisi, yang di bintangi oleh seorang bintang iklan, dapat dengan

mudah di jadikan sebagai anggota sampel. Metode analysis data

dilakukan dengan uji validitas dan reliabilitas. Selanjutnya untuk

menguji hipotesis dan menjawab tujuan penelitian di gunakan analysis

parsial ( uji t). Hasil penelitian menyimpulkan bahwa visibilitas,

kredibilitas, atraksi dan kekuatan (power) sangat berpengaruh terhadap

minat beli konsumen. Jadi 99% orang percaya bahwa karakteristik


(28)

minuman multivitamin, berarti dapat dikatakan bahwa pengaruh

karakteristik bintang idola iklan terhadap minat beli konsumen adalah

signifikan.

2.2 Landasan Teori 2.2.1 Iklan

2.2.1.1 Pengertian Iklan dan Fungsi Iklan

Iklan adalah salah satu sarana komunikasi pemasaran. Iklan

didefinisikan sebagai pesan yang menawarkan suatu produk yang

ditunjukkan kepada masyarakat melalui suatu media. Lebih dari itu iklan

juga diarahkan untuk membujuk orang supaya membeli. Pada akhirnya

iklan bias memelihara citra produk bahkan perusahaan di benak

konsumen.Hanif.Mauludin (2007:274).

Jadi peiklanan adalah salah satu kegiatan dalam marketing yang

bertujuan menarik konsumen untuk membeli produk yang

ditawarkannya. Dengan demikian kegiatan periklanan adalah sangat luas

sekali, yaitu mulai penanyangan iklan dalam televisi, surat kabar dan

sebagainya.

Dalam melaksanakan periklanan hendaknya perusahaan dapat

memilih media dan merangkai kata-kata yang menarik sehingga

konsumen mempunyai keinginan untuk membeli produk tersebut.


(29)

dimana konsumen disodori berbagai macam produk dengan segala

kelebihannya baik mengenai kegunaannya, kualitas serta harga yang

terjangkau oleh konsumen.

Menurut Frank Jefkins (1995:5) Pengertian periklanan adalah

sebagai berikut : ”periklanan merupakan pesan-pesan penjualan yang

paling persuasive yang diarahkan kepada para calon pembeli yang paling

potensial atas produk barang atau jasa tertentu dengan biaya yang

semrah-murahnya”. Definisi lain

diberikan oleh Prenada (2004:3)mengenai periklanan sebagai

berikut : “komunikasi komersil dan non personal tentang sebuah

organisasi dan produk-produknya yang ditransmisikan ke suatu khalayak

target melalui media bersifat massai seperti televise, radio, Koran,

majalah, directmail(pengeposan langsung), reklame luar ruang, atau

kendaraan umum. Selain itu menurut Prenada (2004:15) periklanan

harus dapat mempengaruhi pemilihan dan keputusan pembeli.

Peran, arti penting dalam riset periklanan menurut Erlangga

(2003:56) adalah sebagai berikut :

a. Proses Pengembangan Iklan

Semakin cepat suatu iklan yang tidak efektif ditemukan, semakin

sedikit waktu, usaha, dan sumber keuangan yang akan terbuang.


(30)

mempercepat proses perkembangan sehingga iklan-iklan dapat

menghasilkan pengembalian atas investasi secepat mungkin.

b. Efektivitas Periklanan

Pengukuran efektivitas periklanan akan menjadi kurang bernilai

apabila potensi iklan itu untuk menghasilkan volume penjualan

meleset jauh.

c. Kepercayaan

Periklanan dapat dipercaya apabila percobaan yang diulang

memberikan hasil yang sama. Ukuran itu baik untuk memprediksi

kinerja pasar yang sebenarnya.

d. Waktu

Semakin lama waktu yang dibutuhkan untuk menilai efektivitas

periklanan dan semakin mahal harganya, semakin kurang bernilai

system pengukuran itu.

- Selain itu fungsi dari periklanan adalah sebagai berikut :

a. Memberikan informasi

Periklanan dapat memberikan informasi yang lebih besar, baik

tentang harganya, baik konsumen tidak mengetahui tentang barang,

dengan demikian periklanan dapat menambah nilai jual terhadap


(31)

b. Membujuk atau mempengaruhi

Periklanan tidak berfungsi untuk memberitahukan saja, tetapi juga

mempunyai fungsi membujuk terutama pada calon-calon pembeli

potensial, misalnya dengan mengatakan bahwa suatu produk lebih

baik daripada produk lainnya.

c. Menciptakan Kesan

Dengan periklanan, maka orang akan memberikan suatu penilaian

terhadap apa yang diiklankan.

d. Sebagai alat komunikasi

Periklanan adalah salah satu alat untuk membuka komunikasi dua

arah antara penjual dan pembeli, sehingga keinginan mereka dapat

menunjukkan cara-cara untuk mengadakan pertukaran yang saling

memuaskan.

2.2.1.2 Tujuan Iklan

Menurut Frank Jefkins (1995:17) dalam kaitannya dengan tujuan periklanan secara keseluruhan adalah mengubah atau mempengaruhi

sikap-sikap khalayak, dalam hal ini tentunya adalah sikap-sikap

konsumen. Tujuan periklanan komersial adalah membujuk khalayak

untuk membeli produk A, bukannya produk B, atau mempromosikan

kelanjutan perilaku membeli produk A untuk seterusnya (diasumsikan


(32)

2.2.1.3 Materi Pesan Iklan

Dalam pendapatnya hanif Mauludin (2007:280) mengatakan bahwa

pesan iklan dapat mempengaruhi minat konsumen dan terdiri dari

beberapa indikator yaitu :

a. Attention (perhatian)

Yaitu isi, maupun penyajian iklan memiliki daya tarik sesuai target

konsumen yang dicapai sehingga memberikan rangsangan terhadap

indra konsumen untuk mengetahui isi iklan.

b. Interest (minat)

Iklan memberikan dorongan terhadap minat konsumen untuk

mengetahui tentang detail produk atau informasi yang menyangkut

produk tersebut.

c. Desire (kebutuhan/keinginan)

Iklan dapat mendorong konsumen untuk mencoba suatu produk yang

didasarkan pada informasi yang diterima sdari iklan.

d. Action (tindakan)

Informasi pada iklan dapat memberikan stimulus tindakan langsung


(33)

2.2.2 Bintang Idola Iklan ( celebrity endorser )

2.2.2.1 Pengertian Bintang Idola Iklan ( Celebrity Endorser )

Bintang televisi, aktor film, dan atlet terkenal banyak di gunakan

dalam iklan majalah, radio, maupun TV komersial unutk mendukung

suatu produk. Bintang iklan ( celebrity endorser ) berperan sebagai orang

yang berbicara tentang produk , yang akan mempengaruhi sikap dan

perilaku konsumen yang menunjuk pada produk yang di dukungnya.

Ada tiga sasaran yang hendak di bidik lewat iklan testimonial

dengan memanfaatkan selebriti, pertama ialah kebanggaan. Konsumen

akan bangga menggunakan produk yang juga di gumakan oleh selebriti.

Kedua ialah familiaritas. Selebriti yang di pilih ialah mereka yang dinilai

memiliki kedekatan emosional dengan para konsumen. Lalu kedekatan

ini mempengaruhi faktor yang ketiga, yaitu kepercayaan ( trust ).

Diharapkan dengan memakai ”mulut” selebriti, maka konsumen semakin

percaya bahwa produk yang di iklankan itu benar berkualitas ( Kunto,

2004 ).

Cohen (1980 ) mendefinisikan endorser sebagai individu yang di

percaya untuk mendukung suatu produk, menyampaikan pesan dalam

iklan, dimana ia disebut sebagai sumber yang dapat di percaya dan

berbicara atas dasar pengalamannya menggunakan produk dan bertujuan


(34)

Akan tetapi, sumber pesan (spokesperson/endorser) tidak hanya berbicara atas dasar pendapatnya, tetapi juga atas nama perusahaan yang

memproduksi produk yang didukungnya.

Penggunaan bintang idola iklan (celebrity endorser) memiliki keuntungan publisitas dan kekuatan memperoleh perhatian dari

konsumen. Celebrity endorser yang memiliki daya tarik dan nama baik biasanya dapat ditransfer pada merek produk, sehingga konsumen sadar

akan keberadaan merek suatu produk. Secara umum, pembelian produk

didasarkan pada brand awareness yang disebabkan penggunaan bintang idola dalam mengiklankan suatu produk (Mandell, 1984:406).

Respon paling kritis dari konsumen adalah penghinaan

sumber/model (source deregations) atau persepsi negatif terhadap

endorser. Hal ini akan mendorong penurunan penerimaan pesan. Umumnya ini terjadi ketika konsumen berpendapat bahwa endorser

berkata tidak jujur atau membohongi, sehingga konsumen kurang

menerima apa yang dikatakan oleh-nya (endorser) tadi (Cohen, 1980:95; McCracken, 1989:312; Mehta, 1994:62).

Persepsi terhadap endorser tidak selalu negatif. Konsumen yang bereaksi baik akan menghasilkan persepsi yang baik pula terhadap

endorser produk. Pembuat iklan dapat menyewa seorang pembicara/endorser yang disukai oleh konsumen sasaran untuk membawa efek pesan yang disampaikan.


(35)

McCracken (1989:310) mengartikan celebrity endorser sebagai seseorang yang mendapat pengakuan publik, popular, terkenal, dan

menggunakan ketenaran yang dimilikinya itu untuk mendukung suatu

produk dalam iklan, termasuk di dalamnya adalah aktor, aktris,

olahragawan, politikus, seniman, dan lain-lain. Selain itu, dua kekuatan

utama yang juga dimiliki oleh selebriti sebagai endorser produk, yaitu kredibilitas (credibility) dan daya tarik kesesuaian produk (attractiveness).

2.2.2.2 Indikator Bintang Idola Iklan ( Celebrity endorser )

Menurut Rossiter dan Percy (1998:260) dalam bukunya Advertising and Promotion Management dituliskan tentang VisCAP model yang dikembangkan oleh Kelman dan MC Guire, yaitu bahwa model iklan (the presenter) memiliki indikator yaitu :

a. Visibility

Adalah tingkat kepopuleran seseorang yaitu sejauh mana

seorang model iklan dikenal oleh publik dan dapat

menimbulkan ketertarikan publik sebagai calon konsumen

untuk memperhatikan iklan tersebut. Tingkat kepopuleran

seorang bintang idola (endorser) akan sangat mudah diingat dalam benak konsumen untuk mengingat merek tertentu


(36)

sehingga dapat menumbuhkan apa yang disebut kesadaran

merek (Brand Awareness). b. Credibility

adalah sebuah sifat yang dimiliki seseorang yang dapat

menimbulkan kepercayaan orang lain terhadap dirinya atas

kebenaran yang disampaikan melalui iklan. Faktor penting

variabel ini adalah expertise (keahlian) bintang idola (endorser) dan sebagai sumber yang dapat dipercaya dalam penyampaian

pesan iklan (trustworthiness). Expertise merujuk pada pengetahuan, pengalaman, dan keahlian tertentu dari sosok

bintang idola iklan (endorser) yang berhubungan dan sesuai dengan tema komunikasi dalam iklan. Trustworthiness merujuk pada reputasi objektif bintang idola iklan (celebrity endorser)

sebagai “sumber terpercaya” dalam penyampaian pesan iklan.

c. Attraction

adalah sifat yang dimiliki seseorang yang dapat

menimbulkan rasa ketertarikan terhadap dirinya. Attraction ini dapat dikategorikan dalam dua komponen, yaitu ketertarikan

fisik bintang idola iklan dan daya tarik kesesuaian produk yang

diiklankannya. Faktor penting variabel ini adalah Likability dan

Similarity. Likability meliputi sifat-sifat kepribadian yang menarik (keahlian intelektual, karakteristik gaya hidup, dan


(37)

kecakapan tertentu), dan dapat dipercaya dari bintang idola

iklan (celebrity endorser). Sedangkan Similarity lebih terfokus pada target pasar yaitu bagaimana konsumen berpersepsi

bahwa bintang idola mereka menggunakan produk yang

diiklankan endorser tersebut. d. Power

adalah “kekuasaan” selebriti yang menimbulkan

ketundukan. Karakteristik Power ini adalah ketika seorang bintang idola iklan (celebrity endorser) mampu menimbulkan kekaguman pada diri orang lain sehingga mempengaruhi orang

lain untuk mencontoh atau meniru perilakunya.

2.2.3 Minat Beli

2.2.3.1 Pengertian Minat Beli

Minat beli merupakan hal yang penting dalam pemahaman

terhadap perilaku konsumen karena minat beli adalah salah satu tahap

dalam perilaku membeli. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa minat

beli merupakan faktor penting untuk proses perilaku pembeli secara

keputusan konsumen untuk membeli sesuatu yang dipengaruhi oleh

banyak faktor, yaitu daya beli individu, pengaruh dari lingkungannya serta


(38)

Mehta (1994) mendefinisikan minat beli sebagai kecenderungan

konsumen untuk membeli suatu merek atau mengambil tindakan yang

berhubungan dengan pembelian yang diukur dengan tingkat kemungkinan

konsumen melakukan pembelian.

Minat beli menurut Howard 1994 (Durianto & Liana,2004) adalah

sesuatu yang berhubungan dengan rencana konsumen untuk membeli

produk tertentu serta berapa banyak unit produk yang dibutuhkan pada

periode tertentu. Dapat dikatakan bahwa minat beli merupakan pernyataan

mental dari konsumen yang merefleksikan rencana pembelian sejumlah

produk dengan merek tertentu.

2.2.3.2 Indikator Minat Beli

Menurut Ferdinand (2006:243) minat beli mempunyai beberapa indikator yaitu :

a. Intensitas pencarian informasi

Orang yang intensif mencari informasi mengenai suatu produk akan

mengakibatkan tingginya minat beli produk yang dicari informasinya.

b. Keinginan segera membeli

Orang yang berkeinginan segera membeli suatu produk akan

mengakibatkan tingginya minat untuk membeli produk yang


(39)

c. Keinginan Preferensial

Orang yang bepreferensi membeli suatu produk tertentu akan

mengakibatkan tingginya minat untuk membeli produk yang

dipreferensikannya itu.

Dengan demikian dapatlah disimpulkan bahwa ”indikator” yang

diatas sangat boleh jadi merupakan indikator sesungguhnya yang dapat

menggambarkan atau menunjukkan indikasi adanya minat beli yang

ingin diketahui.

2.2.4 Pengaruh antara iklan terhadap minat beli

Untuk mengetahui pengaruh iklan terhadap minat beli, Terdapat

tiga yang mempengaruhi minat beli sebagaimana teori yang disampaikan

oleh Kotler (2000;116) bahwa dalam desain pesan iklan yang terdiri dari isi pesan, format pesan dan sumber pesan sebagai komunikasi yang efektif

guna meningkatkan penjualan.

Iklan mempengaruhi minat beli konsumen dalam tindakannya dan

keyakinannya akan merek produk yang ditawarkan perusahaan. Peran

iklan dalam mempengaruhi penjualan seperti iklan memberikan image

tersendiri bagi konsumen yang dikemukakan oleh Lutz (1995).

Definisi Menurut Kotler(2001:153) iklan adalah ”Segala biaya

yang harus dikeluarkan sponsor untuk melakukan presentasi dan promosi


(40)

Lebih lanjut, iklan menurut Tjiptono(1998:226) adalah ”Bentuk

komunikasi langsung yang didasari pada informasi tentang keunggulan

dan keuntungan suatu produk yang disusun sedemikian rupa, sehingga

menimbulkan rasa menyenangkan yang akan merubah pikiran seseorang

untuk melakukan pembelian.

2.2.5 Pengaruh antara Bintang Idola Iklan ( Celebrity Endorser ) dengan minat beli

Mehta (1990:199) mengemukakan bahwa selebriti mempunyai

kekuatan yang dijadikan sebagai alat untuk membujuk, merayu, dan

mempengaruhi konsumen sasaran, yaitu ketenaran. Meskipun tidak selalu,

ketenaran yang dimiliki selebriti lebih efektif daya bujuknya daripada

sebuah produk yang didukung dari kalangan non-selebritis. Dalam banyak

pengamatan, sikap ke arah pembelian produk lebih baik ketika produk

dihubungkan dengan ketenaran celebrity endorser. Skor dan hasilnya pun positif terhadap minat konsumen untuk melakukan pembelian. Faktor

pendukung lain adalah bahwa ketenaran/kepopuleran selebriti tersebut

juga harus disesuaikan dengan kategori produk yang di-endorse-nya.

Sedangkan David A. Aaker, mahaguru merek dalam bukunya

Building Strong Brand, membenarkan kemudahan yang diterima jika melakukan personifikasi dengan tokoh atau selebritis (Palupi, 2002:8).


(41)

menyebutnya sebagai makna budaya adalah yang paling diharapkan dapat

mendekati target konsumen dengan baik. Sebaliknya, konsumen pun lebih

mudah menerjemahkan aspirasi, impian, dan harapan kepada tokoh

maupun selebritis yang dikenalnya.

Dari uraian di atas dan teori-teori yang ada dapat di simpulkan

bahwa iklan dan bintang idola iklan ( celebrity endorser ) berpengaruh


(42)

2.2.6 Kerangka Konseptual

Gambar 2.1:

Minat Beli (Y)

Bintang Idola Iklan (X2) Iklan (X1)


(43)

2.2.7 Hipotesis

Dari kerangka pikir diatas selanjutnya dapat diajukan hipotesis

penelitian yaitu:

a. Ada pengaruh positif yang signifikan iklan terhadap minat beli Extra

Joss.

b. Ada pengaruh positif yang signifikan bintang idola iklan terhadap


(44)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Definisi Operasional dan pengukuran variable 3.1.1 Definisi Operasional

Secara operasional variable penelitian ini terdiri dari :

1. Iklan (X1)

Upaya perusahaan untuk mempengaruhi konsumen dalam bentuk

tulisan, gambar, suara, atau kombinasi dari semua itu diarahkan pada

masyarakat secara luas dan tidak langsung. Dalam pendapatnya

Hanif Mauludin (2007:280) mengatakan bahwa iklan di dasarkan

pada indicator :

X11Attention

Yaitu isi, maupun penyajian iklan memiliki daya tarik sesuai target

konsumen yang dicapai sehingga memberikan rangsangan terhadap

indra konsumen untuk mengetahui isi iklan.

X12interest

Iklan memberikan dorongan terhadap minat konsumen untuk

mengetahui tentang detail produk atau informasi yang menyangkut


(45)

X13desire

Iklan dapat mendorong konsumen untuk mencoba suatu produk yang

didasarkan pada informasi yang diterima sdari iklan.

X14. Action

Informasi pada iklan dapat memberikan stimulus tindakan langsung

untuk melakkukan pembelian terhadap suatu produk.

2. Bintang Idola Iklan ( X2 )

Bintang televisi, aktor film, dan atlet terkenal banyak di gunakan

dalam iklan majalah, radio, maupun TV komersial unutk mendukung

suatu produk. Bintang iklan ( celebrity endorser ) berperan sebagai orang

yang berbicara tentang produk , yang akan mempengaruhi sikap dan

perilaku konsumen yang menunjuk pada produk yang di dukungnya.

Menurut Rossiter dan Percy (1998:260) dalam bukunya Advertising and Promotion Management dituliskan tentang VisCAP model yang dikembangkan oleh Kelman dan MC Guire, yaitu bahwa model iklan (the presenter) memiliki indikator yaitu :

X2.1 Visibility

Adalah tingkat kepopuleran seseorang yaitu sejauh mana seorang

model iklan dikenal oleh publik dan dapat menimbulkan

ketertarikan publik sebagai calon konsumen untuk memperhatikan


(46)

(endorser) akan sangat mudah diingat dalam benak konsumen untuk mengingat merek tertentu sehingga dapat menumbuhkan apa

yang disebut kesadaran merek (Brand Awareness). X2.2 Credibility

adalah sebuah sifat yang dimiliki seseorang yang dapat

menimbulkan kepercayaan orang lain terhadap dirinya atas

kebenaran yang disampaikan melalui iklan. Faktor penting variabel

ini adalah expertise (keahlian) bintang idola (endorser) dan sebagai sumber yang dapat dipercaya dalam penyampaian pesan iklan

(trustworthiness). Expertise merujuk pada pengetahuan, pengalaman, dan keahlian tertentu dari sosok bintang idola iklan

(endorser) yang berhubungan dan sesuai dengan tema komunikasi dalam iklan. Trustworthiness merujuk pada reputasi objektif bintang idola iklan (celebrity endorser) sebagai “sumber terpercaya” dalam penyampaian pesan iklan.

X2.3 Attraction

adalah sifat yang dimiliki seseorang yang dapat menimbulkan rasa

ketertarikan terhadap dirinya. Attraction ini dapat dikategorikan dalam dua komponen, yaitu ketertarikan fisik bintang idola iklan

dan daya tarik kesesuaian produk yang diiklankannya. Faktor

penting variabel ini adalah Likability dan Similarity. Likability


(47)

karakteristik gaya hidup, dan kecakapan tertentu), dan dapat

dipercaya dari bintang idola iklan (celebrity endorser). Sedangkan

Similarity lebih terfokus pada target pasar yaitu bagaimana konsumen berpersepsi bahwa bintang idola mereka menggunakan

produk yang diiklankan endorser tersebut. X2.4 Power

adalah “kekuasaan” selebriti yang menimbulkan ketundukan.

Karakteristik Power ini adalah ketika seorang bintang idola iklan (celebrity endorser) mampu menimbulkan kekaguman pada diri orang lain sehingga mempengaruhi orang lain untuk mencontoh

atau meniru perilakunya.

3. minat beli (Y)

Merupakan perintah dari dalam diri pembeli untuk membeli produk

dengan merek yang sedang di informasikan atau kemungkinan

melakukan tindakan lain yang ada hubungannya dengan pembelian

(Kotler,2000:8) terdiri dari :

Y1 Intesitas Pencarian Informasi

Orang yang intesif mencari informasi mengenai suatu produk akan


(48)

Y2 Keinginan segara membeli

Orang yang berkeinginan segera membeli suatu produk akan

mengakibatkan tingginya minat untuk membeli produk yang

diingininya.

Y3 Keinginan Preferensial

Orang yang bepreferensi membeli suatu produk tertentu akan

mengakibatkan tingginya minat untuk membeli produk yang

dipreferensikannya itu.

3.1.2 Pengukuran Variabel

Skala yang digunakan adalah skala interval, yaitu skala jenjang

selisih semantik( semantic differential scale) analisis ini dilakukan dengan meminta responden untuk menyatakan pendapat tentang serangkaian

pernyataan yang berkaitan dengan obyek yang diteliti dalam bentuk nilai

yang berada dalam rentang dua sisi.

Dalam penelitian setiap pertanyaan masing-masing diukur dalam 7

skala dan ujung-ujung ditetapkan dengan kata sifat yang tidak secara

kontras berlawanan. Ketujuh skala yang dipakai dalam penelitian ini


(49)

1 7 Sangat jarang Sangat sering

 Jawaban dengan nilai 1 berarti sangat kurang membenarkan pernyataan yang diberikan.

 Jawaban dengan nilai 7 berarti sangat membenarkan pernyataan yang diberikan.

3.2 Populasi dan Penentuan Sampel 3.2.1 Populasi Penelitian

Populasi menurut Ferdinand (2006:223) adalah gabungan dari

seluruh elemen yang berbentuk peristiwa. Sesuai dengan judul penelitian

ini, maka populasi penelitian ini adalah jumlah seluruh konsumen yang

mengerti dan melihat iklan tentang produk Extra Joss di wilayah Sidoarjo.

3.2.2 Teknik Penentuan Sampel

Sampel menurut Ferdinand (2006:223) adalah subset dari populasi,

terdiri dari beberapa anggota populasi. Teknik pengambilan sample dalam

penelitian ini menggunakan teknik Non Probability Sampling dengan metode Accidental sampling ialah penentuan sampel berdasarkan faktor


(50)

spontanitas, artinya siapa saja yang secara tidak sengaja bertemu dengan

peneliti dan sesuai dengan karakteristik (ciri-cirinya), maka orang tersebut

dapat digunakan sebagai sampel ( responden ). maka sampel penelitian ini

adalah jumlah seluruh calon responden yang belum pernah

mengkonsumsi, tetapi yang ingin membeli Extra Joss di berbagai daerah

yaitu warung, kios, swalayan, cafe di wilayah Sidoarjo.

Menurut Riduwan (2004:62) sampling accidental ialah teknik

penentuan sampel berdasarkan faktor spontanitas. Selain itu menurut

Ferdinand (2005) pedoman ukuran sampel adalah sebagai berikut :100-200

sampel untuk teknik maximum likelihood estimation, Tergantung pada

jumlah parameter yang diestimasi.Pedomannya adalah 5-10 kali jumlah

parameter yang diestimasi, Tergantung pada jumlah indikator yang

digunakan dalam seluruh variable laten. Jumlah sampel adalah jumlah

indikator dikali 5-10. Jadi jumlah sampel yang digunakan adalah jumlah

indikator sebanyak 11 dikalikan dengan 10 yang hasilnya adalah 110

sampel.

3.3 Jenis, sumber dan teknik Pengumpulan data 3.3.1 Jenis Data

Jenis data penelitian ini adalah data primer, yaitu data yang digali,


(51)

3.3.2 Sumber data

Sumber data berasal dari data kuisioner, yaitu data yang dikumpulkan dari

angket pertanyaan yang disebarkan kepada responden penelitian.

3.3.3 Teknik Pengumpulan Data

Dalam upaya pengumpulan data penulis menggunakan beberapa metode

kuisioner. Yaitu teknik pengumpulan data dengan menyusun dan membagi

daftar pertanyaan yang sudah di siapkan alternatif jawaban untuk di

bagikan kepada responden dengan harapan akan memperolah informasi

yang diinginkan.

3.4 Teknik Analisis

3.4.1 Analisis Statistik Diskriptif

Rangkuman deskriptif yang disusun berdasarkan data dari suatu

sampel survey yang mempunyai peranan yang penting, bahkan dapat

dinyatakan merupakan salah satu bagian yang terpenting dalam laporan

hasil penelitian. Kovarian dari model yang dispesifikasikan atau

dihipotesiskan. Jika pada statistik biasanya yang dipentingkan adalah

signifikansi atau penolakan Ho seperti pada regresi berganda, maka pada

SEM yang diusahakan adalah Ho tidak ditolak.

Spesifikasi model dalam SEM secara garis besar dikelompokkan

dalam tiga hal utama. Pertama: spesifikasi model pengukuran yang terdiri

dari langkah-langkah definisikan variable laten, definisikan variable


(52)

teramati. Kedua: spesifikasi model structural dengan mendefinisikan

hubungan antara variable laten. Ketiga: gambarkan diagram lintasan yang

merupakan kombinasi model pengukuran dan model struktural.

Estimasi parameter yang dilakukan dalam SEM adalah untuk

memperoleh nilai dugan parameter dalam model yang dispesifikasikan dan

membentuk matriks ∑(0), sedemikian hingga nilai parameter sedekat mungkin dengan nilai yang ada dalam matriks S (matriks ko dalam

Wijanto, varian dari variable teramati). Estimasi terhadap model dapat

dilakukan dengan beberapa metode, namun lebih umum digunakan metode

Maximum Likelihood (ML) dan Weighted Least Square (WLS).

3.4.2 pengujian Hipotesis 3.4.2.1 Asumsi model

Pada permodelan SEM terdapat asumsi-asumsi yang harus

dipenuhi dalam prosedur pengumpulan data dan pengolahan data yang di

analisis adalah sebagai berikut :

1. Ukuran sampel

Ukuran sampel yang harus di penuhi dalam permodelan SEM adalah

minimum berjumlah 100 atau dengan 5 perbandingan observasi untuk


(53)

2. Uji Normalitas Sebaran

1) Normalitas dapat diuji dengan melihat gambar histogram data atau

dapat diuji dengan metode-metode statistic.

2) Uji normalitas sebaran dilakukan dengan Kurtosis Value dari data yang digunakan biasanya disajikan dalam statistik deskriptif. Nilai

statistik untuk menguji normalitas itu disebut Z-Value. Bila nilai – Z lebih besar dari nilai kritis maka dapat diduga bahwa distribusi

data adalah tidak normal. Nilai kritis dapat ditentukan berdasarkan

tingkat signifikansi 0,01 [ 1% ].

3. Evaluasi atas Outlier A. Outliers

Outliers adalah observasi yang muncul dengan nilai –

nilai ekstrim baik secara univariate. Pada dasarnya outlier dapat

muncul dalam empat kemungkinan, adalah sebagai berikut :

a. Kesalahan prosedur

b. Keadaan yang benar – benar khusus

c. Adanya suatu alasan tetapi peneliti tidak tahu apa

penyebabnya

d. Outlier dapat muncul dalam range nilai yang ada, yang disebut dengan multivariate outliers


(54)

B. Mengamati nilai Z-score : kriterianya diantara ±3,0 non outlier. C. Multivariate outlier diuji dengan kriteria jarak Mahalonobis pada

timgkat p < 0,001. Jarak diuji dengan Chi-square [x] pada df

sebesar jumlah variabel bebasnya. Ketentuan : bila Mahalonobis

> dan nilai x adalah multivariate outlier.

4. Uji Validitas dan Reabilitas

Validitas menyangkut tingkat akurasi yang dicapai oleh sebuah

indikator dalam menilai sesuatu atau akuratnya pengukuran atas apa

yang seharusnya diukur. Sedangkan reabilitas adalah ukuran mengenai

konsistensi internal dari indikator sebuah konstruk yang menunjukkan

derajat sampai dimana masing-masing indikator itu mengindikasikan

sebuah konstruk yang umum.

karena indikator multidimensi, maka uji validitas dari setiap latent variable / construct akan diuji dengan melihat loading factor dari hubungan antara setiap observed variable dan latent variable. Selain melakukan pengujian konistensi internal Cronbach’s Alpha, perlu juga dilakukan pengujian construct reliability dan variance extracted. Kedua pengujian tersebut masih termasuk uji konsistensi internal yang

akan memberikan peneliti kepercayaan diri yang lebih besar bahwa

indikator-indikator individual mengukur suatu pengukuran yang sama.


(55)

* Construct Reliability =

std

Loading

j

Loading std 2 ) . ( 2 .

* Variance Extraced =

std

Loading

j

Loading std 2 ) . ( 2 . Dimana :

- Std.Loading diperoleh langsung dari standardized loading

untuk tiap-tiap indikator (diambil dari perhitungan komputer,

AMOS misalnya)

-

j

adalah measurement error dari tiap-tiap indicator

Sementara  j dapat di hitung dengan formula uj = 1 – [standardize loading]. Secara umum, nilai construct reliability

yang dapat diterima adalah 0,7 dan variance extracted 0,5.

* Teknik Alpha Cronbach dengan rumus sebagai berikut:

                  

 1 22

1 t

t k

k

rtt

(Arikunto, 1996:190 – 191)

Keterangan:

rtt =reliabilitas instrumen t

 2


(56)

 t2 = variabel butir

K = banyaknya butir pertanyaan atau  soal

3.4.3 Pengujian Model One – Step Approach to SEM

Dalam model SEM, model pengukuran dan model struktural

parameter-parameternya diestimasi secara bersama-sama. Cara ini agak

mengalami kesulitan dalam memenuhi tuntutan fit model. Kemungkinan

terbesar oleh terjadinya interkasi antara measurement model dan structural model yang diestimasi secara bersama-sama (one step approach to SEM).

One step approach to SEM digunakan apabila model diyakini bahwa dilandasi teori yang kuat serta validitas dan reliabilitas data sangat

baik (Hair et al,1998).

3.4.5 Evaluasi model

Uji kecocokan dalam SEM dilakukan untuk mengevaluasi derajat

kecocokan atau Goodness of Fit (GOF) antara data dan model. Langkah uji kecocokan ini merupakan langkah yang banyak mengundang

perdebatan dan kontroversi (Bollen dan Long, 1993 dalam Wijanto, 2003).

Menurut hair et,al. (1995) evaluasi terhadap GOF dilakukan melalui

beberapa tingkatan, yaitu: kecocokan keseluruhan model, kecocokan

model pengukuran, dan kecocokan model structural. Ukuran GOF serta


(57)

a. Statistik Chi-square (χ2) makin kecil makin baik (p>0,05) artinya model makin baik: alat ini merupakan alat uji yang paling fundamental

untuk mengukur overall fit, dan sangat sensitive terhadap jumlah sampel, sehingga penggunaan chi-Square (χ2) hanya sesuai jika sampel berukuran 100 sampai dengan 200, (Hair, et. Al. 1995).

b. RMSEA (The Root Mean Square Error of Approximation): adalah

sebuah indeks yang dapat digunakan untuk mengkonpensasi statistic

Chi-square (χ2), nilai makin kecil makin baik (≤ 0.08) merupakan indeks untuk dapat diterimanya model yang menunjukkan sebagai

sebuah close fit dari model berdasarkan derajat kebebasan, (Brounce dan Cudeck, 1993).

c. GFI (Goodness of Fit Index); merupakan indeks kesesuaian yang akan menghitung proporsi tertimbang dari varian dalam matriks kovarian

sampel yang dijelaskan oleh matriks kovarian populasi yang

terestimasikan, (Bentler, 1993; Tanaka dan Hube, 1989). Nilai GFI

berada antara 0,00-1,00;dengan nilai ≥ 0,90 merupakan model yang baik (better fit).

d. AGFI (Adjusted Goodness of Fit), analog dengan koefisien

determinasi (R2) pada analisis regresi berganda. Indeks ini dapat

disesuaikan terhadap derajat bebas yang tersedia untuk menguji


(58)

direkomendasi adalah bila AGFI ≥ 0,90 (Hair, et, al. 1995). Indeks ini di peroleh dengan rumus sebagai berikut.

AGFI = 1- (1- GFI ) db/d

e. CMIN/DF (The Minimum Sample Discrepancy Function), umumnya dilaporkan oleh peneliti sebagai salah satu indicator mengukur tingkat

fitnya sebuah model. CMIN/DF tidak lain adalah satistik χ² relative. Nilai χ² relatif ≤ 2,0 bahkan ≤ 3,0 adalah indikasi dari model fit dengan data, (Arbuckle, 1997)


(59)

BAB IV PEMBAHASAN

4.1. Deskriptif Hasil Penelitian 4.1.1. Analisis Karakteristik Responden

Data mengenai keadaan responden dapat diketahui melalui

jawaban responden dari pertanyaan-pertanyaan yang diajukan kedalam

kuesioner yang telah diberikan. Responden dalam penelitian ini adalah

konsumen yang berminat mencoba produk Extra Joss di wilayah Sidoarjo

yang berjumlah 110 orang responden. Serta bersedia mengisi kuesioner

yang diberikan oleh peneliti.

Merek Extra Joss yang sudah dikenal masyarakat dengan

pengembangan usaha minuman teknologi variasi cita rasa, target, segmen,

benefit, dan kemasan. Selain itu Extra Joss mempunyai pesaing utama

yaitu Kuku Bima Ener-G oleh karena itu pasar minuman energi adalah

pasar yang sangat menarik. Pada tahun 2010 Top Brand Index Extra Joss

mengalami penurunan dari 60,7% menjadi 57,3%, sedangkan Kuku Bima

Ener-G mengalami kenaikan dari 7,9% menjadi 12,6%.

4.1.2. Profil Responden

Profil Responden digunakan untuk mengidentifikasi sebaran


(60)

kelamian, pendidikan, lokasi maupun perilaku pembelian produk

Hemaviton Jreng dilihat dari sisi intensitas pembelian.

Tabel 4.1 : Karakteristik responden berdasarkan Usia, jenis kelamin, pendidikan saat ini, lokasi pengambilan sampel, dan frekuensi pembelian Extra Joss.

profil  kriteria  n  % 

Usia  15‐20 tahun 

20‐30 tahun 

>30 tahun 

16  73  21  14,5%  66,3%  19,1% 

  Jumlah  110  100% 

Jenis  kelamin  Laki‐laki  perempuan  85  25  77,3%  22,7 

  Jumlah  110  100% 

Pendidikan  SMP  SMA/SMK  Diploma/S1  Lainnya  10  43  25  32  9,1%  39,1%  22,7%  29,1% 

  Jumlah  110  100% 

Lokasi  Rumah Makan  Café  Warung  Swalayan  11  46  45  8  10%  41,8%  41%  7,2% 

         Jumlah  110         100% 


(61)

Dilihat dari sebaran responden menurut usia, maka sampel yang diambil adalah:

a. Antara usia 15 tahun sampai maksimal 30 tahun keatas. Usia maksimal

digunakan sebagai batasan agar pemilihan sampel sesuai dengan target

pasar dari Extra Joss.

b. Dari sisi usia mayoritas responden berusia 15 – 30 tahun, dengan

jumlah sampel mencapai 80,8%. Sisanya merupakan sampel dengan

sebaran usia 30 tahun keatas dengan jumlah proporsi 19,1%.

Sedangkan menurut profil jenis kelamin diperoleh data sebagai

berikut :

jumlah responden laki-laki mencapai 77,3% dari 110 orang sampel yang

diambil. Sisanya merupakan responden perempuan.

Menurut pendidikan maka responden dengan pendidikan SMA

lebih mendominasi yaitu 39,1%. Hal ini wajar karena target pasar produk

Extra Joss merupakan remaja sehingga sebaran responden menurut

kategori pendidikan SMA terbesar.

Dilihat dari tempat lokasi, sampel di ambil di daerah Sidoarjo

Timur. Sampel diklasifikasikan menjadi empat lokasi pengambilan yaitu

rumah makan, Cafe, warung, swalayan. Jumlah sampel terbesar diambil di

lokasi Cafe, dengan jumlah sampel mencapai 41,8%, disusul lokasi


(62)

4.2 Deskripsi Hasil Penelitian 4.2.1 Deskripsi Iklan (X1)

Berdasar hasil penyebaran kuesioner yang dilakukan kepada

responden yang berjumlah 110 orang diperoleh jawaban sebagai berikut :

Tabel 4.2 : Hasil Jawaban Responden Untuk Pertanyaan Variabel Iklan(X1)

Skor Jawaban Item Pernyataan

1 2 3 4 5 6 7

X1.1 Attention 0 0% 0 0% 2 1.82 % 23 20.91 % 40 36.36 % 33 30% 12 10.9 1% X1.2 Interest 0

0% 0 0% 1 0.91 % 25 22.72 % 45 40.91 % 33 30% 6 5.45 %

X1.3 Desire 0 0% 0 0% 4 3.63 % 27 24.54 % 35 31.81 % 38 34.54 % 6 6.25 % X1.4 Action 0

0% 1 0.91 % 1 0.91 % 26 23.63 % 30 27.27 % 42 38.18 % 10 9.1%


(63)

Berdasarkan tabel diatas diketahui sebagai berikut :

a. Bahwa pada item pernyataan X1.1 persentase jawaban responden

tertinggi adalah lengkap (skor 5 ) dengan persentase sebesar 36.36%, hal

ini mengindikasikan bahwa attention atau daya tarik iklan kepada

responden cukup tinggi.

b. Sedangkan Pada item X1.2 persentase jawaban responden tertinggi

adalah (skor 5) dengan persentase sebesar 40.91%, hal ini menunjukan

bahwa item interest kepada responden sangat tinggi.

c. Pada Desire (X1.3) dan action (X1.4) mayoritas tanggapan responden

sangat baik, hal itu dapat dilihat dari nilai presentase dan frekuensi interval

jawaban terbesar berada pada skala interval 4, 5, dan 6.

4.2.2 Deskripsi Bintang Idola Iklan (X2)

Berdasar hasil penyebaran kuesioner yang dilakukan kepada

responden yang berjumlah 110 responden, diperoleh jawaban sebagai


(64)

Tabel 4.3 Hasil Jawaban Untuk Responden Pertanyaan Variabel Bintang Idola Iklan ( X2 )

Skor Jawaban Item Pernyataan

1 2 3 4 5 6 7

X2.1 Visibility 0 0% 0 0% 4 3.63 % 24 21.82 % 41 37.27 % 31 28.2 % 10 9.1%

X2.2 Credibility 0 0% 0 0% 0 0% 23 20.91 % 41 37.27 % 42 38.2 % 4 3.63 %

X2.3 Attraction 0 0% 0 0% 3 2.72 % 24 21.82 % 40 36.36 % 33 30% 10 9.1%

X2.4 Power 0 0% 1 1% 4 3.63 % 24 21.82 % 48 43.63 % 29 26.36 % 4 3.63 %

Sumber: Data kuisioner diolah

Berdasar tabel diatas diketahui jawaban responden tampak bahwa

frekuensi jawaban 5 dan 6 memiliki prosentase distribusi yang sangat

besar. Hal ini memberikan gambaran awal bahwa responden yang dipilih


(65)

4.3 Deskripsi Minat Beli (Y)

Berdasar hasil penyebaran kuesioner yang dilakukan kepada para

responden yang berjumlah 110 orang diperoleh jawaban sebagai berikut:

Tabel 4.4 Hasil Jawaban Responden Untuk Pernyataan Variabel Minat Beli (Y)

Skor Jawaban Item Pernyataan

1 2 3 4 5 6 7 Y1 Intesitas

Pencarian Informasi 0 0% 1 1% 1 1% 22 20% 33 30% 44 40% 9 8.2%

Y2 Keinginan segera membeli 0 0% 0 0% 1 1% 21 19.1% 40 36.36% 40 36.36% 8 7.27%

Y3 Keinginan preferensial 0 0% 1 1% 3 2.72% 20 18.2% 41 37.27% 40 36.36% 5 4.54%

Sumber : Data kuisioner diolah

Berdasar tabel diatas diketahui bahwa intensitas pencarian

informasi, keinginan segera membeli dan keinginan preferensial atau daya

tarik minat beli kepada responden sangat baik, hal ini dapat dilihat dari

nilai presentase dan frekuensi interval jawaban terbesar berada pada skala


(66)

4.4 Uji Outliers Multivariate

Outlier adalah observasi atau data yang memiliki karakteristik unik yang terlihat sangat berbeda jauh dari obervasi-observasi lainnya dan

muncul dalam bentuk nilai ekstrim untuk sebuah variabel tunggal atau

variabel kombinasi ( Hair, 1998 ).

Uji outliers multivariate dilakukan dengan menggunakan kriteria jarak Mahalanobis pada tingkat p < 1%. Jarak Mahalanobis itu dievaluasi

dengan menggunakan χ² (chi kuadrat) pada derajat bebas sebesar jumlah variabel yang digunakan dalam penelitian ini. Hasil uji outlier tampak

pada table berikut :

Tabel 4.5 Uji Outliers Multivariate

Uji Outlier Multivariate

Residuals Statistics (a)

Minimum Maximum Mean

Std.

Deviation N Predicted Value 30.448 78.102 55.500 9.062 110 Std. Predicted Value -2.764 2.494 0.000 1.000 110 Standard Error of Predicted

Value 6.179 15.688 10.506 1.771 110 Adjusted Predicted Value 24.042 80.676 55.224 10.167 110 Residual -56.057 64.610 0.000 30.584 110 Std. Residual -1.738 2.003 0.000 0.948 110 Stud. Residual -1.791 2.082 0.004 1.007 110 Deleted Residual -60.676 69.785 0.256 34.550 110 Stud. Deleted Residual -1.812 2.119 0.004 1.012 110 Mahalanobis Distance [MD] 3.009 24.793 10.900 4.061 110 Cook's Distance 0.000 0.087 0.011 0.013 110 Centered Leverage Value 0.028 0.227 0.100 0.037 110 (a) Dependent Variable : RESP


(67)

Deteksi terhadap multivariat outliers dilakukan dengan menggunakan kriteria Jarak Mahalanobis pada tingkat p < 0,001. Jarak Mahalanobis itu dievaluasi dengan menggunakan 2 pada derajat bebas sebesar jumlah variabel yang digunakan dalam penelitian. Bila kasus yang

mempunyai Jarak Mahalanobis lebih besar dari nilai chi-square pada tingkat signifikansi 0,001 maka terjadi multivariate outliers. Nilai 20.001 dengan

jumlah indikator 11 adalah sebesar 31.264

Hasil analisis Mahalanobis diperoleh nilai 24.793 yang berarti

lebih kecil dari 2 tabel 31.264 tersebut. Dengan demikian, tidak terdapat

multivariate outliers.

4.5 Uji Reliabilitas

Cronbach’s Alpha digunakan untuk mengestimasi reliabilitas setiap skala (variable atau observasi indikator). Hasil selengkapnya dapat dilihat


(68)

Hasil pengujian reliability consistency internal dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 4.6 : Uji Reliability Consistency Internal

Konstrak Indikator Item to Total Correlation

Koefisien Cronbach's Alpha X11 0.524

X12 0.475 X13 0.452 Advertising

X14 0.565

0.024

X21 0.559 X22 0.475 X23 0.535 X24 0.471 Celebrity

Endorser

-0.011

Y1 0.507

Y2 0.459

Purchase Intention

Y3 0.470

-0.940

: tereliminasi

Sumber : Lampiran

Proses eliminasi diperlakukan pada item to total correlation pada indikator yang nilainya <0,5 [ Purwanto, 2003 ]. Tidak terjadi eliminasi

karena nilai item to total correlation indikator seluruhnya ≥0,5. Indikator yang tereliminasi tidak disertakan dalam perhitungan cronbach’s alpha.

Perhitungan cronbach’ dilakukan setelah proses eliminasi.

Hasil pengujian reliabilitas konsistensi internal untuk setiap


(69)

Cronbach’s Alpha yang diperoleh belum seluruhnya memenuhi rules of tumbs yang disyaratkan yaitu ≥ 0,7 ( Hair et al, 1998 ).

Tabel 4.7 : Uji Validitas

Sumber : Lampiran

Berdasar hasil confirmatory analysis terlihat bahwa factor loadings masing-masing butir pernyataan yang membentuk setiap

construct belum seluruhnya 0,5 sehingga butir-butir instrumentasi setiap konstruk tersebut dapat dikatakan validitasnya kurang baik.

4.6 Uji Construct Reliability dan Variance Extrated

Selain melakukan pengujian konistensi internal Cronbach’s Alpha,

perlu juga dilakukan pengujian Construct Reliability dan Variance Extracted. Kedua pengujian tersebut masih termasuk uji konsistensi

Standardize Faktor Loading dan Construct dengan Confirmatory Factor Analysis

Faktor Loading Konstrak Indikator

1 2 3 4

X11 0.083

X12 -0.071

X13

0.160 Advertisement

X14 0.804

Celebrity Endorser X21 X22 X23 X24 -0.135 -0.188 0.116 0.394 Purchase Intention Y1 Y2 Y3 0.997 -0.142 -0.127


(70)

internal yang akan memberikan peneliti kepercayaan diri yang lebih besar

bahwa indikator-indikator individual mengukur uatu pengukuran yang

sama. Adapun hasil dari pengujian construct reliability dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 4.8: Uji Construct Reliabilty dan Variance Extracted

Konstrak Indikator

Standardize Factor Loading

SFL

Kuadrat Error [εj]

Construct Reliability

Variance Extrated X11

0.083 0.007 0.993 X12

-0.0071 0.005 0.995 X13

0.160 0.026 0.974 Advertising

X14

0.804 0.646 0.354

0.223 0.171 Brand X21 X22 X23 -0.135 -0.188 0.116 0.394 0.018 0.035 0.013 0.115

0.009 0.996 0.056

Purchase Intention Y1 Y2 Y3 0.997 -0.142 -0.217 0.994 0.020 0.047 0.006 0.980 0.953 0.174 0.354

Batas Dapat Diterima ≥ 0,7 ≥ 0,5

Sumber : Lampiran

Selain melakukan pengujian konistensi internal Cronbach’s Alpha,

perlu juga dilakukan pengujian construct reliability dan variance extracted. Kedua pengujian tersebut masih termasuk uji konsistensi internal yang akan memberikan peneliti kepercayaan diri yang lebih besar

bahwa indikator-indikator individual mengukur suatu pengukuran yang


(71)

Hasil pengujian reliabilitas instrument dengan construct reliability

dan variance extracted menunjukan instrument kurang reliable, yang ditunjukan dengan nilai construct reliability belum seluruhnya ≥ 0,70 . Meskipun demikian angka tersebut bukanlah sebuah ukuran “mati” artinya

bila penelitian yang dilakukan bersifat explatory, maka nilai dibawah 0,70

pun masih dapat diterima sepanjang disertai alasan-alasan empirik yang

terlihat dalam proses eksplorasi, dan variance extracted direkomendasikan pada tingkat 0,50.

4.7 Uji Normalitas

Uji normalitas sebaran dilakukan dengan skewnes value dari data yang digunakan yang biasanya disajikan dalam statistik deskriptif. Nilai

statistik untuk menguji normalitas itu disebut Z-value lebih besar dari nilai

kritis maka dapat diduga bahwa distribusi data adalah tidak normal. Nilai

kritis dapat ditentukan berdasarkan tingkat signifikansi 0,01 (1%) yaitu

sebesar ± 2,58. Hasilnya diperoleh nilai c.r multivariate diantara ± 2,58

dan itu berarti asumsi normalitas terpenuhi dan data layak untuk

digunakan dalam estimasi selanjutnya. Hasil analisis tampak pada tabel


(72)

Tabel 4.9 Uji Normalitas

Variable min max kurtosis c.r.

X11 3 7 -0.653 -1.398

X12 3 7 -0.537 -1.149

X13 3 7 -0.697 -1.492

X14 2 7 -0.278 -0.596

X21 3 7 -0.530 -1.134

X22 4 7 -0.877 -1.867

X23 3 7 -0.582 -1.247

X24 2 7 0.286 0.613

Y1 2 7 0.043 0.091

Y2 3 7 -0.612 -1.310

Y3 2 7 0.318 0.681

Multivariate -2.779 -0.862

Batas Normal ± 2,58

Sumber : Lampiran

Uji normalitas sebaran dilakukan dengan Kurtosis Value dari data yang digunakan biasanya disajikan dalam statistik deskriptif. Nilai statistik

untuk menguji normalitas itu disebut Z-Value. Bila nilai –Z lebih besar dari nilai kritis maka dapat diduga bahwa distribusi data adalah tidak

normal. Nilai kritis dapat ditentukan berdasarkan tingkat signifikansi 0,01

[ 1% ] yaitu sebesar ± 2,58.

Hasil uji menunjukan bahwa nilai c.r. Multivariate di antara ±

2,58 itu berarti asumsi normalitas terpenuhi. Fenomena ini tidak menjadi masalah serius seperti dikatakan oleh Bentler & Chou (1987) bahwa jika

teknik estimasi dalam model SEM menggunakan maximum likelihood estimation (MLE) walau distribusi datanya tidak normal masih dapat


(73)

menghasilkan good estimate, sehingga data layak untuk digunakan dalam estimasi selanjutnya.

4.8 Analisis Model One – Step Approach to SEM

Dalam model SEM, model pengukuran dan model struktural

parameter-parameternya diestimasi secara bersama-sama. Cara ini agak

mengalami kesulitan dalam memenuhi tuntutan fit model. Kemungkinan

terbesar oleh terjadinya interkasi antara measurement model dan structural model yang diestimasi secara bersama-sama (one step approach to SEM).

One step approach to SEM digunakan apabila model diyakini bahwa dilandasi teori yang kuat serta validitas dan reliabilitas data sangat

baik (Hair et al,1998).

Hasil estimasi dan fit model one step approach to SEM dengan menggunakan program aplikasi AMOS 4.01 terlihat pada gambar dan


(1)

69   

probabilitasnya > 0,10. Namun karena adanya penelitian dari Kelman & Mc Guire (rositer & Percy, 1998) yang menyatakan bahwa model iklan atau di sebut sebagai endorser dapat berperan besar dalam mempengaruhi audiensi di dalam iklan suatu produk, dalam buku tersebut di tuliskan tentang Viscap model yang di kembangkan yaitu model iklan (endorser) memiliki karakteristik antara lain visibility, credibility, attraction, dan power. Penelitian tersebut juga menyatakan bahwa penggunaan bintang idola iklan yang berpengaruh besar terhadap keputusan pembelian konsumen. Maka variabel bintang idola iklan ini masih dapat di pakai untuk meningkatkan minat beli konsumen Extra Joss di wilayah Sidoarjo.


(2)

70   


(3)

  67

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengujian untuk menguji Pengaruh Iklan dan bintang idola iklan (celebrity endorser) Terhadap Minat Beli Extra Joss di Wilayah Sidoarjo, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :

A. Menyatakan bahwa faktor yang di ukur dengan attention,

interest, desire,dan action menjadi prioritas utama konsumen untuk berminat untuk membeli minuman multivitamin Extra Joss di wliayah Sidoarjo.

B. Faktor celebrity endorser Extra Joss bukanlah prioritas

utama namun setidaknya masih dapat menimbulkan minat beli di wilayah Sidoarjo.

Iklan dan celebrity endorser merupakan aset yang terkait dari sebuah merek, nama dan juga simbol yang dapat menambah atau pun mengurangi nilai yang di berikan sebuah produk atau jasa kepada perusahaan atau pelanggan perusahaan tersebut. Karena iklan dan celebrity endorser juga merupakan bagian dari pada janji penjual untuk secara


(4)

  68

konsisten memberikan manfaat, keistimewaan serta jasa jaminan mutu kepada para konsumen karena telah memilih produk tersebut yang dapat memberikan kepuasan tinggi.

5.2 Saran

Sebagai impilikasi dari hasil penelitian ini dapat dikemukakan beberapa saran yang dapat dipertimbangkan atau dimanfaatkan sebagai

bahan dalam pengambilan keputusan, antara lain sebagai berikut :

a. Bagi Pihak Perusahaan

Agar pesan iklan dapat di terima target konsumen, maka action memberikan stimulus tindakan langsung untuk melakukan pembelian terhadap suatu produk

b. Bagi peneliti Selanjutnya

Untuk penelitian berikutnya, disarankan agar menggunakan variabel lain, penelitian ini yang mempunyai pengaruh positif terhadap minat beli.

   


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsini. 1996. Prosedur Penelitian Pendekatan Praktek. Edisi

Revisi III. Jakarta : Rineka Cipta.

Anderson, J.C. and D.W. Gerbing, 1988. Structural Equation Modeling in Practice

: A Review and Recommended Two-Step Approach, Psycological

Bulletin. 103 (3) : 411-23.

Andriastika, Suyono Joko, 2005. “Analisis Pengaruh Karakteristik Bintang Idola Iklan (Celebrity Endorser) terhadap Minat Beli Konsumen Sebuah Merek Multivitamin”, Fokus Manajerial. Vol.3, No. 1, 2005 : Hal 21-33.

Penerbit ANDI, Jogjakarta.

Bentler, P.M. and C.P. Chou, 1987. Practical Issue in Structural Modeling, Sociological Methods and Research. 16 (1) : 78-117

D. Cohen. 1980. In re Guides Concerning Endorsements and Testimonials in

Advertising. Journal of Marketing (Legal developments in marketing section), Vol. 44.

Durianto, Darmadi, dan Cecilia Liana. 2004. “Analisis Efektifitas Iklan Televisi

Softener Soft dan Fresh di Jakarta dan Sekitarnya dengan Menggunakan Consumer Decision Model”. Jurnal Penelitian Ekonomi, Bisnis, dan Pembangunan, Maret, Volume II.

Ferdinand, Augusty [2002], Structural Equation Modeling Dalam Penelitian

Manajemen. Penerbit Fakultas Ekonomi Undip.

Ferdinand, Augusty [2002], Structural Equation Modeling Dalam Penelitian

Manajemen, Penerbit BP Undip, Semarang

Ferdinand, Augusty. 2006. Metode Penelitian Manajemen, Penerbit Bp

UNDIP.

Hair, J.F. et. al. [1998], Multivariate Data Analysis, Fifth Edition, Prentice-Hall

International, Inc., New Jersey

Hanif Mauludin, 2007. “Pengaruh Pesan Iklan Menggunakan Media Televisi

terhadap Minat Konsumen ( Studi terhadap produk kartu prabayar)”, JABM. Vol 14, Nomor 3, Desember 2007, hal 274-280, Penerbit Alfabeta, Bandung.

Hartline, Michael D. and O.C. Ferrell [1996], “The Management of

Customer-Contact Service Employees : An Empirical Investigation”, Journal of

Marketing. 60 (4) : 52-70.

Jefkins Frank. 1995. Periklanan. Edisi ke III, Penerbit Erlangga.

Kotler, Philip. 2001. Manajemen Pemasaran, Edisi I, Penerbit Salemba Empat.

Kunto, AA. 2004. Endorser yang Dipercaya. Marketing No. 03/IV/Maret.

McCracken, G. 1989. Who is the Celebrity Endorser? Cultural Foundations of the


(6)

Mehta, Abilasha. 1990. Celebrity Advertising : A Cognitive Response Approach (Ann Arber : University of Michigan Dissertation Service).

Mehta, Abilasha. 1994. How Advertising Response Modelling (ARM) Can

Increase Ad Effectiveness. Journal of Advertising Research, Mei – Juni.

Monle Lee dan Carla Johnson. 2004. Prinsip-Prinsip Periklanan dalam Perspektif

Global. Edisi I, Penerbit Prenada Media. Jakarta.

Ohanian, R. 1991, 'Dampak Selebriti juru bicara' Gambar Dirasakan di 'Niat Pembelian' Konsumen, Jurnal Advertising Penelitian, Februari / Maret, pp.46-53.

Palupi, Dyah Hasto. 2001. Lebih Afdol dengan Gacoan. Marketing, No 8/II 23 Mei – 5 Juni.

Purwanto, BM, 2003. Does Gender Moderate the Effect of Role Stress on Salesperson's Internal States and Performance ? An Application of

Multigroup Structural Equation Modeling [MSEM], Jurnal Manajemen,

Akuntansi dan Ekonomi Pembangunan, Buletin Ekonomi FE UPN "Veteran" Yogyakarta. 6 (8) : 1-20

Rendra Widyatama. 2006. Bias Gender dalam Iklan Telavisi. Edisi Pertama.

Penerbit Media Pressindo.

Rossiter, John dan Larry Percy. 1998. Advertising and Promotion Management.

Mc. Graw-Hill Inc.

Sekaran, Uma. 2000. Research Moethods for Bussiness : A Skill Building

Approach.Third Edition. New York : John Wiley & Sons. Inc.

Tabachnick B.G. and Fidel, L.S., 1996, Using Multivariate Statistics, Third

Edition, Harper Collins College Publisher, New York.

Terence A, Shimp. 2003. Periklanan Promosi, Aspek Tambahan Komunikasi

Pemasaran Terpadu. Edisi ke-5, jilid I, Penerbit Erlangga.

Terence A, Shimp. 2003. Periklanan Promosi, Aspek Tambahan Komunikasi

Pemasaran Terpadu. Edisi ke-5, Jilid II, Penerbit Erlangga.

Tjiptono, fandy. 1998. Strategi Pemasaran, Edisi 2, Cetakan 1, Andi Offset, Yogyakarta.

Tjiptono, fandy. 2005. Pemasaran Jasa. Edisi ke I, Penerbit Anggota IKAPI jawa