PENGARUH KARAKTERISTIK BINTANG IKLAN (CELEBRITY ENDORSER) TERHADAP MINAT BELI HONDA VARIO PADA PT MEGA PERSADA MANDIRI SIDOARJO.
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Jurusan Manajemen
Diajukan oleh :
0612010047 / FE / EM Ardhi Liestya Priyatama
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR
(2)
SKRIPSI
Diajukan oleh :
0612010047 / FE / EM Ardhi Liestya Priyatama
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR
(3)
i
hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Pengaruh Karakteristik Bintang Iklan (Celebrity Endorser) Terhadap Minat Beli Honda Vario pada PT Mega Persada Mandiri Sidoarjo”. Untuk memenuhi persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
Atas bantuan dari berbagai pihak yang telah banyak berperan guna terselesaikannya penelitian ini, penulis menghaturkan rasa hormat dan terima kasih yang tulus kepada :
1. Bapak Dr. Ir. Teguh Soedarto, MP Selaku Rektor Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
2. Bapak Dr. Dhani Ichsanuddin Nur, SE, MM Selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
3. Bapak Drs. Ec. Gendut Sukarno, Msi, Selaku Ketua Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
4. Bapak Dr. H Prasetyohadi, SE, MM Selaku Dosen Pembimbing yang dengan segala perhatian, bimbingan dan kesabarannya telah memberikan pengarahan hingga selesainya penulisan skripsi ini dengan baik.
5. Ayah dan Bunda tercinta, , Achmadi Setiyanto SE, MM dan Dra Siti Andayani Lies Agustin Sulistyawati, MM. Penulis menyampaikan terima kasih atas do’a
(4)
ii
6. Semua pihak yang turut membantu dan menyediakan waktunya demi terselesainya skripsi ini yang tidak dapat disebutkan satu persatu, terima kasih semuanya.
Semoga Allah Yang Maha Agung berkenan memberikan balasan, limpahan, berkah, rahmat, dan karunia-Nya, Amin.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan dalam isi maupun penulisannya. Oleh karena itu semua kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan untuk kesempurnaan penulisan selanjutnya. Akhir kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca baik sebagai bahan kajian maupun sumber informasi, serta bermanfaat bagi semua pihak.
Surabaya, Mei 2010
(5)
iii
KATA PENGANTAR………...……….... i
DAFTAR ISI... iii
DAFTAR TABEL... vii
DAFTAR GAMBAR... ix
DAFTAR LAMPIRAN... x
ABTRAKSI... xi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang...1
1.2 Rumusan Masalah...6
1.3 Tujuan Penelitian...6
1.4 Manfaat Penelitian...6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Hasil-hasil Penelitian Terdahulu...8
2.2 Landasan teori...10
2.2.1 Pemasaran...10
2.2.1.1 Konsep Pemasaran...11
2.2.2 Promosi...13
2.2.2.1 Pengertian Promosi...13
(6)
iv
2.2.4 Endorser...17
2.2.4.1 Pengertian publik figure sebagai endorser produk...17
2.2.5 Minat Beli...25
2.2.6 Pengaruh karakteristik endorser terhadap minat beli...23
2.3 Kerangka Konseptual………...24
2.4 Hipotesis……….………...25
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Definisi Operasional Variabel dan Pengukuran Variabel...26
3.1.1 Definisi Operasional...26
3.1.2 Pengukuran Variabel...28
3.2 Tehnik Penentuan Sampel...29
3.2.1 Populasi...29
3.2.2 Sampel...30
3.3 Teknik Pengumpulan Data………....……...……...30
3.3.1 Jenis Data...…………..……...…...30
3.3.2 Sumber Data...31
3.3.3 Teknik Pengumpulan Data………...32
3.4 Teknik Analisis dan Uji Hipotesis………....32
(7)
v
3.4.5. Asumsi Model...38
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Obyek Penelitian………….………...43
4.1.1 Gambaran Umum...43
4.1.2 Visi dan Misi... ...45
4.2 Deskripsi Hasil Penelitian……….……….…...45
4.2.1 Gambaran Umum Subyek Penelitian…………...45
4.2.2 Keadaan Responden...………...46
4.2.2.1 Usia Responden…………...46
4.2.2.2 Jenis Kelamin………...…... 46
4.2.2.3 Pekerjaan Responden...47
4.2.2.4 Frekuensi Melihat Iklan...48
4.2.3 Deskripsi Variabel Visibility………..…...48
4.2.4 Deskripsi Variabel Credibility……….…...50
4.2.5 Deskripsi Variabel Attraction………….…...52
4.2.6 Deskripsi Variabel Minat Beli...53
4.3 Analisis Data...56
(8)
vi
4.3.5 Evaluasi Normalitas….………...……….………61
4.3.6. Analisis Model One – Step Approach to SEM………..…… .62
4.3.7. Uji Kausalitas………...64
4.3.8. Analisi Unidimensi First Order………...65
4.3.9. Analisis Unidimensi Second Order………...66
4.4. Pembahasan……….……...……...67
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ……….………...68
5.2 Saran……….………...68 DAFTAR PUSTAKA
(9)
vii
1. Realisasi Data Brand Value Sepeda Motor Bebek Automatic...5
2. Jumlah Penjualan Sepeda Motor Honda Vario Tahun 2009... 5
3. Goodness of Fit Indices...39
4. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia...46
5. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin...47
6. Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan...47
7. Karakteristik Responden Berdasarkan Frekuensi melihat iklan...48
8. Hasil Jawaban Responden Untuk Variabel Visibility... 49
9. Hasil Jawaban Responden Untuk Variabel Credibility... 50
10. Hasil Jawaban Responden Untuk Variabel Attraction...52
11. Hasil Jawaban Responden Untuk Variabel Minat Beli...54
12. Outlier Data...57
13. Realibilitas Data... 58
14. Validitas Data...59
15. Construct Realibility dan Variance Extracted... 60
16. Normalitas Data... 62
17. Model One-Step Approach-Base Model... 64
18. Hasil Uji Kausalitas... 65
(10)
(11)
ix
1. Kerangka Pikir………..……….………...24 2. Contoh Model Rangkuman Faktor...33 3. Model Specification One Step Approach-Base Model...63
(12)
x
LAMPIRAN
Lampiran :
1. Tabulasi Jawaban Responden 2. Hasil Data Uji Outlier
3. Hasil Data Uji Realibilitas 4. Hasil Data Uji Normalitas 5. Hasil Data Uji Hipotesis Kausal
(13)
xi Oleh :
Ardhi Liestya Priyatama ABSTRAKSI
Bintang iklan merupakan salah satu elemen penting dalam sebuah iklan guna meningkatkan minat beli konsumen suatu produk oleh sebab itu pemilihan bintang iklan harus sesuai dengan karakteristik produk yang akan di iklankan. Namun pada tahun 2009 brand value Honda Vario berada di urutan ke dua dibawah yamaha Mio sedangkan penjualan honda Vario pada PT Mega Persada Mandiri sidoarjo cenderung menurun. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh Karakteristik bintang iklan terhadap minat beli Honda Vario.
Penelitian ini dilakukan di wilayah Sidoarjo dan pengambilan sample dilakukan secara purposive sampling dengan sampel calon responden yang ingin membeli HondaVario di PT Mega Persada Mandiri sidoarjo dan pernah menyaksikan iklan Honda Vario yang dibintangi oleh Agnes Monica, data dikumpulkan melalui kuesioner yang disusun dalam bentuk sematic differential scale. Teknik analisis menggunakan Structural Equation Modelling (SEM)
Hasil dari penelitian ini dapat dilihat pada uji kausalitas yang menunjukkan bahwa variabel karakteristik bintang iklan berpengaruh signifikan positif terhadap minat beli dapat diterima.
(14)
1
1.1 Latar Belakang
Pemasaran dalam era global telah mengalami banyak perubahan, saat ini disadari bahwa pemasaran tidak hanya menjual produk yang di hasilkan oleh perusahaan, tetapi lebih jauh dari itu perusahaan harus memberikan perhatian lebih agar tercipta kepuasan pelanggan, oleh sebab itu perusahaan yang sukses adalah perusahaan yang berhasil memuaskan pelanggannya, sehingga tercipta loyalitas terhadap produk yang ditawarkan, tentu saja hal ini tidak mudah dilakukan mengingat persaingan yang begitu ketat antar para produsen untuk merebut dan menguasai pasar. Dalam hal ini perusahaan harus menciptakan strategi pemasaran yang efektif dan efisien, mulai dari mencari produk apa yang sesuai dengan kebutuhan konsumen, hingga menjalin hubungan baik dengan konsumen setelah produk tersebut terjual.
Menyadari bahwa pemasaran merupakan salah satu kegiatan pokok yang harus dilakukan oleh perusahaan untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya, guna dapat bersaing di era global perusahaan dituntut agar tidak hanya sekedar menciptakan dan mengembangkan suatu produk yang berkualitas, dengan harga yang menarik kemudian menyalurkan kepada konsumen, tetapi perusahaan juga dituntut agar
(15)
mampu berkomunikasi dengan para pelanggannya sekarang, maupun dengan para pelanggan mereka dimasa yang akan datang.
Komunikasi ini juga bertujuan untuk memberikan informasi kepada para konsumen mengenai produk yang telah dihasilkan oleh perusahaan, dan memposisikan produk tersebut secara tepat dibenak para konsumen. Pemberian informasi dapat dilakukan melalui packaging produk, brosur, peragaan, ataupun kunjungan salesman/salesgirl, namun demikian iklan masih diaanggap paling efektif. Banyak perusahaan yang memanfaatkan media iklan sebagai sarana mempengaruhi konsumen untuk melakukan pembelian terhadap produk yang diiklankan, iklan berperan penting sebagai sumber informasi yang diperlukan untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan suatu produk.
Media iklan menjadi salah satu bentuk pilihan alternative pemasaran yang menarik, selain itu adanya unsur hiburan yang mendukung pembentukan persepsi konsumen tehadap suatu produk, Pemilihan media yang tepat juga menjadi salah satu cara agar pesan yang disampaikan kepada konsumen mendapat tanggapan yang positif. Televisi dianggap sebagai salah satu media yang mempunyai pemirsa paling banyak dan jangkauan yang sangat luas, serta mampu menampilkan gambar dan suara secara bersamaan, sehingga mampu memberikan kesan yang baik pada produk yang diiklankan.
Bintang televisi, aktor film,dan atlet terkenal banyak yang digunakan dalam iklan majalah,maupun TV komersial untuk mendukung
(16)
produk. Bintang iklan (celebrity endorser) berperan sebagai orang yang berbicara tentang produk, yang akan mempengaruhi sikap dan perilaku konsumen yang menunjuk pada produk yang didukungnya. Selebriti dipandang sebagai individu yang digemari oleh masyarakat dan memiliki keunggulan atraktif yang membedakannya dari individu lain, kata-kata yang diucapkan dan karisma dari seorang selebriti mampu mempengaruhi sesorang untuk mengarhkan perhatian kepadanya. Diharapkan dengan memakai “mulut” selebriti, maka konsumen semakin percaya bahwa produk yang diiklankan itu benar-benar berkualitas (Kunto,2004) konsumen akan lebih tertarik untuk melakukan pembelian terhadap suatu barang atau jasa yang telah didukung oleh selebriti dibandingkan dengan barang atau jasa yang tidak didukung oleh selebriti (Dyson&turco,1998)
Pada umumnya masyarakat sering menghubungkan sesuatu merek dengan selebriti pendukungnya sehingga sangat penting bagi pemasar untuk dapat memilih selebrity yang tepat untuk iklannya, agar tidak berdampak buruk terhadap produk atau merek yang bersangkutan dikemudian hari. (Baker 2001:40) “In fact, it has been found that negative information about Celebrity endorser not only influence consumer’s perception of the celebrity but also the endorser product”. Jadi bila ditemukan informasi yang kurang baik dari selebrity atau perusahaan salah memilih selebrity yang akan dijadikan bintang iklan produknya maka akan sangat berdampak terhadap citra dari produk tersebut.
(17)
Astra honda motor adalah perusahaan yang dikenal agresif dalam memasarkan produknya baik melalui iklan maupun dengan cara promosi lainnya tak terkecuali dengan Honda Vario, disetiap iklannya Honda vario selalu memakai bintang-bintang papan atas. Contohnya saja Agnes monica dan VJ daniel, mereka ditunjuk sebagai bintang iklan honda Vario, seperti yang kita ketahui kedua bintang tersebut merupakan bintang terkenal yang mempunyai kemampuan dan prestasi yang tidak diragukan lagi di bidangnya, sehingga diharapkan mampu meningkatkan evektifitas iklan serta dapat mempengaruhi para konsumen untuk membeli Honda Vario. Walaupun Honda Vario adalah produk yang relatif baru, mereka berusaha untuk menunjukkan eksistensinya sebagai salah satu produsen sepeda motor yang berkualitas. Dengan selogannya “I am Vario what about you” Honda Vario berusaha menunjukkan bahwa produknya menawarkan fitur dengan teknologi yang canggih, serta dapat dinikmati disegala kondisi. Dengan konsep tersebut diharapkan dapat memberikan citra positif di benak para konsumen. Menurut data yang dilansir oleh majalah SWA no.16 / XXV terbitan Agustus 2009 mengenai brand value sepeda motor bebek automatic :
(18)
Tabel 1. Realisasi Data Brand Value sepeda motor bebek automatic pada Tahun 2006, 2008 dan 2009
Merek TOM Ad Brand TOM Brand Share Brand Value 2009 2008 2006
Mio 67,5 59,3 63,2 69,8 69,8 **
Vario 20 13,5 21,9 48,6 36,5 **
Beat 3,5 2,5 7,3 42,1 ‐ **
Spin 1,9 1,4 3,5 41,3 12,3 **
Nouvo 3,1 2,3 2,2 41 20,7 **
Sumber: MARS, Riset SWA
Berdasarkan tabel 1 dapat diuraikan bahwa pada tahun 2009 Brand value Honda Vario tidak dapat menandingi Yamaha Mio. Pada tahun 2009 brand value Yamaha Mio sebesar 69,8 sedangkan Honda Vario sebesar 48,6. Dan berikut adalah data penjualan Honda Mio yang mengalami penurunan penjualan pada PT. Mega Persada Mandiri yang merupakan salah satu dealer resmi Honda di Sidoarjo, berikut prosentase data penjualan Honda Vario dalam tri wulan:
Tabel 2. Jumlah penjualan Honda Vario pada tahun 2009 Tahun 2009 Jumlah Penjualan Prosentase (%)
Triwulan 1 34 16,19%
Triwulan 2 48 22,85%
Triwulan 3 72 34,28%
Triwulan 4 56 26,66%
TOTAL 210 100% Sumber : PT Mega Persada Mandiri Sidoarjo
Dari data penjualan diatas selama tahun 2009 hanya dapat menjual 210 unit dan tidak dapat memenuhi target penjualan yang diharapkan perusahaan tiap tahun sebesar 350 unit.
(19)
Bintang iklan (Celebrity endorser) berperan sebagai orang yang berbicara tentang produk, yang mempengaruhi sikap dan prilaku yang didukungnya, menurut beberapa penelitian menunjukkan bahwa penjualan produk meningkat akibat penggunaan akibat dari penggunaan bintang iklan, sikap dan persepsi konsumen bertambah ketika seorang bintang idola iklan mendukung produk tersebut (Shimp, 2001)
Dari fenomena diatas, peneliti tertarik melakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh karakteristik bintang iklan (selebrity endorser) terhadap minat beli konsumen Honda Vario.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut : Apakah karakteristik bintang iklan mempunyai pengaruh terhadap minat beli konsumen ?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah :Untuk mengetahui pengaruh karakteristik bintang iklan (celebrity endorser) terhadap minat beli konsumen Honda Vario.
1.4 Manfaat penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada pihak-pihak yang berkepentingan:
(20)
Penelitian ini dapat memberikan gambaran mengenai prilaku konsumen dan diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran untuk menentukan kebijakan guna pengambilan keputusan yang harus dilakukan dalam upaya mempertahankan efesiensi dan kemajuan perusahaan
2 Sebagai masukan dan bahan pertimbangan bagi penelitian selanjutnya berhubungan dengan endorser dan minat beli.
3. Sebagai bahan informasi bagi pihak lain yang berkepentingan serta menambah literature perpustakaan sehingga memberikan manfaat bagi semua pihak.
(21)
8
2.1 Hasil Penelitian Terdahulu
1 Jurnal penelitian tahun 2005 oleh Sukmawati dan Suyono dengan judul analisis pengaruh karakteristik bintang idola iklan ( celebrity endorser) terhadap minat beli konsumen sebuah multifitamin. Faktor penelitian ini adalah faktor faktor apa saja yang harus di miliki oleh seorang bintang iklan guna menimbulkan kecenderungan minat beli konsumen sebuah multifitamin. Tujuan penelitian untuk mengidentifikasi faktor-faktor atau karakteristik apa saja yang dipertimbangkan oleh konsumen untuk membeli produk multifitamin. Peneltian ini dilakukan di fakultas ekonomi UNS Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa S-1 reguler fakultas ekonomi UNS yang masih aktif dalam perkuliahan. Metode pengambilan sampel menggunakan purposive sampling, yaitu mahasiswa yang pernah melihat tayangan iklan multivitamin di televisi, data dikumpulkan melalui kuesioner sebanyak 104.
2 Penelitian yang juga dilakukan oleh Apri Susianto , 2007 skripsi FE/EM UPN “Veteran” Jawa Timur dengan judul “Pengaruh Public Figure Sebagai Product Endorser Terhadap Minat Beli Konsumen Obat Flu Mixagrip di Rungkut Tengah Surabaya”. Penelitian ini meneliti untuk mengetahui pengaruh public figure sebagai product endorser terhadap minat beli konsumen pada obat flu Mixagrip. Teknik analisis yang
(22)
digunakan adalah SEM (Structural Equation Modeling). Populasi dalam penelitian ini adalah penduduk Rungkut Tengah Surabaya sebanyak 350 orang dengan tehnik pengambilan sampel non probability sampling. Hasil penelitian ini adalah adanya pengaruh public figure sebagai product terhadap minat beli yang signifikan.
3 Penelitian yang juga dilakukan oleh Haryo Dwi Jayanto , 2009 skripsi FE/EM UPN “Veteran” Jawa Timur dengan judul “Pengaruh Citra Merek dan Endorser Terhadap Minat Beli Konsumen Pada Sepeda Motor Honda di Wilayah Surabaya”. Penelitian ini meneliti untuk mengetahui pengaruh citra merek dan endorser terhadap minat beli. Teknik analisis yang digunakan adalah SEM (Structural Equation Modeling). Populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat yang berkunjung di dealer sepeda motor Honda di Surabaya dengan tehnik pengambilan sampel accidental sampling. Hasil penelitian ini adalah adanya pengaruh citra merek terhadap minat beli yang signifikan, sedangkan endorser tidak berpengaruh terhadap minat beli.
(23)
2.2. Landasan Teori 2.2.1. Pemasaran
Banyak orang yang memiliki pengertian yang berbeda mengenai pemasaran. Sebagian mengenal pemasaran sebagai kegiatan menjual atau proses menciptakan penjualan. Sebenarnya pengertian pemasaran memilki arti yang sangat luas
Menurut Stanton (1991:7) Pemasaran adalah suatu sistem total dari kegiatan bisnis yang dirancang untuk menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang-barang yang dapat memuaskan keinginan baik kepada konsumen saat ini maupun konsumen potensial.
Dari definisi diatas, kita dapat mengetahui bahwa arti pemasaran adalah jauh lebih uas dari arti penjualan. Pemasaran mencakup usaha perusahaan yang dimulai dengan mengidentifikasikan kebutuhan konsumen yang perlu dipuaskan, produk yang sesuai, menentukan cara-cara promosi dan penyaluran atau penjualan produk tersebut. Jadi, kegiatan pemasaran merupakan kegiatan-kegiatan yang saling berhubungan sebagai suatu sistem. Hal ini terlihat dari tujuan dari konep pemasaran adalah melakukan kegiatan serta keinginan konsumen dengan mendapatkan sejumlah laba. Sedangkan konsep penjualan dilakukan, jumlah dan jenis personal yang terlibat dalam pemasaran hanya sebagian dan tenaga promosional ( termasuk salesman), lain halnya dengan konsep pemasaran yang dimana seluruh personalia dalam perusahaan ikut berusaha melayani konsumen.
(24)
Kotler (2000:9) dengan bukunya yang berjudul “ Manajemen Pemasaran” mengemukakan definisi pemasaran bahwa “is a societal proces by which individuals and groups obtain what they need and want through creating,offering and freely exchanging products and service of value with others” jadi pemasaran adalah proses social dimana individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan dan mempertukarkan produk dan nilai dengan individu dengan kelompok lainnya.
Menurut kotler (2000:9) manajemen pemasaran adalah “is the process of planing and executing the conception, pricing, promotion and distribution of ideas, goods, services to create exchanges that satisfy individual and organizational goals” jadi manajemen pemasaran adalah proses perencanaan dan pelaksanaan pemikiran, penetapan harga, promosi serta menyalurkan gagasan, barang dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang memenuhi sasaran-sasaran individu dan organisasi.
2.2.1.1. Konsep Pemasaran
Para usahawan sudah mengenal bahwa pemasran merupakan faktor penting untuk mencapai sukses bagi perusahaannya.dasar pemikiran yang terkandung didalam konsep pemasaran dapat digolongkan menjadi 3 unsur pokok yaitu:
(25)
a. Orientasi pada konsumen
Dalam upaya memasarkan hasil produksinya, produsen hendaknya mempehatikan selera konsumen, karena produk yang dihasilkan lebih banyak berhubungan dengan konsumen sebagai penggunanya.
Bagi peruasahaan yang benar-benar ingin memperhatikan konsumen, harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
1. Menentukan kebutuhan pokok dari pembeli yang akan dilayani
2. Menetukan kelompok pembeli yang akan dijadikan sasaran penjualan
3. Menentukan produk dan program-program pemasaran
4. Melakukan penelitian pada konsumen untuk mengukur, menilai dan menafsirkan keinginan, sikap serta perilaku mereka
5. Menetukan dan melaksanakan strategi yang paling baik, apakah menitik beratkan pada mutu yang tinggi, harga yang murah atau model yang menarik.
Dari pendapat diatas, dapat disimpulakan bahwa produsen harus mempelajari situasi pasar terlebih dahulu dalam upaya menempatkan produk yang dihasilkan ditengah konsumen yang membutuhkannya.
(26)
b. Penyusunan kegiatan pemasaran secara integral
Pengintergrasian kegiatan pemasaran berarti setiap orang dan setiap bagian dalam perusahaan berusaha untuk memberikan kepuasan kepada konsumen sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai dengan baik.
c. Kepuasan konsumen
Konsumen yang merasa puas terhadap suatu produk akan melakukan pembelian ulang terhadap produk tersebut dan ini merupakan jaminan bagi perusahaan untuk mendapatkan laba yang lebih besar dikemudian hari.
Jadi, yang terpenting dalam konsep pemasaran adalah kepuasan dari konsumen itu sendiri, dimana perusahaan harus dapat membaca dan mengerti keinginan dari konsumennya, dengan melakukan penawaran barang dan jasa sesuai dengan yang dibutuhkan oleh para konsumen. dengan kata lain konsumen adalah segala-galanya bagi perusahaan dalam mencapai laba dan meningkatkan penjualan.
2.2.2. Promosi
2.2.2.1. Pengertian Promosi
Salah satu kegiatan pemasaran yang dapat menunjang pemasaran adalah suatu promosi yang merupakan suatu bentuk komunikasi antara
(27)
perusahaan dan konsumen mereka. Berikut ini dikemukakan pengertian promosi menurut beberapa ahli:
Menurut Swastha dan Irawan ( 1983:349 ) Promosi adalah arus informasi atau persuasi satu arah yang dibuat untuk mengarahkan seseorang atau organisasi kepada tindakan yang menciptakan pertukaran dalam pemasaran atau yang ditujukan untuk mendorong permintaan.
Pengertian promosi menurut Subhash c (1990:550) “ Promotional strategies are concerned with the planning, implementation and control, persuasive communication with costumer. These strategies may be designed around advertising, personal selling, sales promotion or any combination of these “. Yang artinya bahwa strategi promosi berkaitan dengan perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian atas komunikasi persuasive dengan pelanggan. Strategi tersebut dapat berupa periklanan, penjualan perorangan, promosi penjualan dan masih banyak kombinasi strategi lainnya.
2.2.2.2. Bauran Promosi
Bauran promosi ( promotion mix ) ada 4 yaitu : 1. Advertising ( periklanan )
Merupakan komunikasi non individual, dengan sejumlah biaya, melalui berbagai media yang dilakukan perusahaan, lembaga non laba, serta individu-individu
(28)
2. Personal selling ( penjualan perorangan )
Merupakan interaksi antara individu, saling bertemu yang ditujukan untuk menciptakan, memperbaiki, menguasai atau mempertahankan hubungan pertukaran yang saling menguntungkan dengan pihak lain.
3. Publicity ( hubungan masyarakat )
Merupakan sejumlah informasi tentang seseorang, barang atau organisasi yang disebarluaskan kemasyarakat melalui media tanpa dipungut biaya atau tanpa pengawasan dari sponsor. 4. Sales promotion ( promosi penjualan )
Merupakan kegiatan-kegiatan pemasaran selain periklanan, personal selling dan publisitas yang mendorong efektifitas pembelian konsumen dan pedagang dengan menggunakan alat-alat seperti peragaan, pameran, demonstrasi dan sebagainya
2.2.3 Periklanan
2.2.3.1. Pengertian Periklanan
Periklanan merupakan salah satu dari empat alat utama yang digunakan oleh perusahaan untuk mengarahkan komunikasi yang meyakinkan kepada sasaran pembeli dan publik. Periklanan adalah komunikasi non-individu dengan sejumlah biaya dengan berbagai media yang dilakukan oleh perusahaan, lembaga non-laba, serta individu-individu (Swastha dan Irawan, 1983, hlm. 245).
(29)
Kotler (2001:578) “A advertising is any paid from of non personal presentation and promotion of ideas, goods,or sevices by an identificd sponsor” periklanan adalah segala bentukpenyajian non personal dan promosi ide, barang, atau jasa oleh suatu sponsor tertentu yang memerlukan pembayaran.
Periklanan dapat dipandang sebagai kegiatan penawaran kepada suatu kelompok masyarakat baik secara lisan ataupun dengan penglihatan (berupa berita), tentang suatu produk, jasa, atau ide. Berita yang disampaikan tersebut dinamakan iklan.
2.2.3.2. Tujuan dan Fungsi Perilklanan
Tujuan dilakukannya periklanan :
Menurut Philip Kotler ( 1997:237), tujuan periklanan adalah : a. Untuk menginformasikan
1. memberitahukan pasar tentang suatu produk baru 2. mengusulkan kegunaan baru suatu produk 3. memberitahukan pasar tentang perubahan harga 4. menjelaskan cara kerja suatu produk
5. mengurangi kecemasan pembeli 6. membangun citra perusahaan b. Untuk membujuk
1. menganjurkan membeli merek tertentu
2. mengubah persepsi pembeli tentang atribut produk 3. membujuk pembei untuk membeli sekarang
(30)
4. membujuk pembeli untuk menerima kunjungan penjual c. Untuk mengingatkan
1. mengingatkan pembeli bahwa produk tersebut mungkin akan dibututuhkan dalam waktu dekat
2. mengingatkan pembeli dimana dapat membeli produk tersebut
3. membuat pembeli tetap ingat produk itu walau sedang tidak musimnya
4. mempertahankan kesadaran puncak
2.2.4 Endorser
2.2.4.1 Pengertian publik figure sebagai endorser produk
Pada dasarnya sebagian pemasar sepakat adanya kecenderungan bahwa konsumen tertarik terhadap sosok tertentu sebagai publik figure sehingga dapat ditiru prilaku konsumsinya, publik figure sebagai endorser adalah publik figure yang digunakan secara luas di dalam iklan-iklan di majalah, iklan di radio, maupun ditelevisi untuk mendukung produknya.
Menurut Shimp (2000:406) selebrity atau publik figure adalah tokoh (aktor, penghibur, atau atlet) yang dikenal masyarakat karena prestasi-prestasinya di dalam bidang yang berbeda dari golongan produk yang didukung.
(31)
Kotler (2001:583) “from time immemorial,marketers have used celebrity to endorse their products” para pemasar telah menggunakan tokoh tokoh terkenal sejak dulu untuk mendukung produk mereka.
Kotler (2001:583) “The choise of the celebrity is critical. The celebrity should have hight recognition, have positive affect, and hight appropriateness to the product” memilih tokoh tang tepat sangat penting, tokoh tersebut harus dikenal luas mempunyai pengaruh yang sangat positif dan sangat sesuai dengan produk.
Menurut Engel, blackwell, dan miniard (1994) model iklan adalah seseorang atau sebuah karakter yang terdapat dalam iklan untuk menampilkan sebuah merek .model iklan dipilih sebagai pengirim pesan sebuah merek dalam iklan.orang-orang yang digunakan sebagai model iklan, orang yang secara khusus diciptakan sesuai karakteristik produk.
Kotler (2001:583) “A well chosen celebrity can draw attention to a product brand” tokoh yang dipilih dengan cermat setidaknya dapat menarik perhatian pada merek produk yang di iklankannya. Para konsumen mungkin menyukai merek hanya karena mereka menyukai selebrity uang mendukung produk tersebut, tanpa memperhatikan mekanisme khusus cara kaum selebrity meningkatkan nilai merek.
Menurut Mehta (1990) mengemukakan bahwa selebrity mempunyai kekuatan yang dijadikan sebagai alat untuk membujuk, merayu dan mempengaruhi konsumen sasaran.
(32)
Bintang iklan (Endorser) dibentuk oleh 3 (tiga) dimensi, antara lain :
• Visibility ( kepopuleran )
• Credibility ( kemampuan )
• Attarction ( ketertarikan )
1. Visibility ( kepopuleran )
Adalah tingkat kepopuleran seseorang yaitu sejauh mana seorang model iklan dikenal oleh publik dan dapat menimbulkan ketertarikan publik sebagai calon konsumen untuk memperhatikan iklan tersebut.tingkat kepopuleran seorang bintang idola akan sangant mudah diingat dalam benak konsumen untuk menumbuhkan brand awareness.
2. Credibility ( kemampuan )
Adalah sebuah sifat yang dimiliki seseorang yang dapat menimbulkan kepercayaan orang lain terhadap dirinya atas kebenaran yang disampaikan melalui iklan. Dimensi ini di bentuk oleh dua indikator yaitu :
a. Expertise (keahlian) bintang idola sebagai sumber yang dapat dipercaya dalam menyampaikan pesan iklan expertise merujuk poada pengetahuan, pengamalan dan keahlian tertentu dari sosok bintang iklan yang sesuai dengan tema dalam iklan tersebut.
(33)
b. Trustwoorthiness (kepercayaan) mengacu pada kejujuran, integrasi,dan dapat dipercaya,dan merujuk pada reputasi objektif bintang idola iklan (endorser) sebagai sumber yang terpercaya dalam penyampaian pesan.
3. Attarction ( ketertarikan )
Adalah sifat yang dimiliki seseorang yang dapat menimbulkan rasa ketertarikan terhadap dirinya, konsep umum dari dimensi ini dipengaruhi oleh dua indikator antara lain :
a. Kepesonaan (Likability) Kepesonaan adalah daya tarik penampilan fisik dan kepribadian. Kesukaan merupakan yang paling relevan untuk perubahan sikap pada merek. Hal ini karena kesukaan kepada endorser membantu sebagai pemacu positif yang menyongkong pada motivasi gambar yang positif. b. Kesamaan (Similiarity) Komponen lain dari daya tarik adalah
kesamaan. Bagaimana konsumen berpersepsi bahwa bintang idola mereka juga menggunakan produk yang diiklankan. Simons menerangkan komunikator yang dipersepsi memiliki kesamaan dengan komunikan cenderung berkomunikasi lebih efektif. Hal ini disebabkan (Rakmat, 1991, p.263-264) :
1. Kesamaan mempermudah proses penyandian balik (decoding) yakni proses menerjemahkan lambang-lambang yang diterima menjadi gagasan-gagasan.
(34)
3. Kesamaan menyebabkan komunikan tertarik pada komunikator.
4. Kesamaan menumbuhkan rasa hormat dan percaya pada komunikator
2.2.5 Minat Beli
Minat beli merupakan keinginan yang direncanakan sepenuhnya oleh konsumen untuk melakukan pembelian nyata. Secara singkat niat beli dapat diartikan sebagai rencana pembelian. Menurut Rossiter dan Percy (1987), minat pembelian konsumen adalah “ Brand Purchase the Brand (or take other relevant purchase-related action)”. Definisi tersebut mengandung pengertian bahwa minat pembelian suatu merek adalah perintah seorang pembeli kepada dirinya sendiri untuk membeli sebuah merek produk atau untuk mengambil tindakan lain yang berhubungan dengan pembelian.
Menurut Kotler ( 2000 ) penegrtian minat beli adalah pikiran seseorang yang mengandung niat untuk membeli produk tertentu. Adapun pengertian minat beli menurut ( Guilford ; 1999 ) adalah sebagai berikut: Minat beli adalah kecenderungan tingkah laku seseorang karena rasa tertarik oleh sekelompok aktivitas tertentu. Rasa tertarik ini menyebabkan
(35)
seseorang menaruh perhatian dan mencari atau berusaha mendapatkan obyek yang sesuai dengan minatnya.
Selengkapnya bahwa daya tarik sangat berperan dalam usaha seseorang untuk mencapai suatu tujuan karena didalam minat terkandung unsur dan perhatian, sehingga kemampuan yang terdapat dalam minat itu bukan kemauan yang dipaksa, akan tetapi merupakan kemauan yang disertai perasaan senang. Minat beli menurut ( Hadipranata ; 1999 ) diartikan sebagai suatu dorongan yang berasal dari dalam diri individu yang mampu membuat individu melakukan tindakan pembelian, minat beli timbul karena adanya kebutuhan pribadi, keinginan, tuntutan masyarakat, prngaruh-pengaruh dari iklan serta pikiran dan perasaannya terhadap produk tersebut.
Dari pengertian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa minat beli adalah pikiran seseorang yang merupakan dorongan yang bersifat intrinsik yang mampu membuat seseorang secara sadar menaruh perhatian terhadap suatu barang atau jasa karena dia merasa bahwa barang atau jasa tersebut mempunyai sangkut paut dengan dirinya. Dengan kata lain, minat beli ini dapat timbul dari kebutuhan-kebutuhan pribadi dan tuntutan masyarakat serta dari pikiran dan perasaan terhadap barang atau jasa yang diinginkan (timbul dari dalam diri individu tersebut atau dapat juga berasal dari luar dirinya).
Indikator dari minat beli menurut Ferdinand ( 2006 : 240 ) adalah :
(36)
1. Intensitas pencarian informasi
Adalah keinginan untuk selalu mencari informasi mengenai suatu produk.
2. Keinginan segera membeli
Adalah keinginan segera membeli/memilki suatu produk. 3. Keinginan preferensial
Adalah keinginan terhadap suatu produk dengan bersedia mengabaikan pilihan lain.
2.2.6 Pengaruh karakteristik endorser terhadap minat beli.
Konsumen cenderung meniru sesuatu hal yang dilakukan oleh orang yang dikagumi dan dihormatinya, pemakaian celebrity endorser bertujuan untuk menambah daya tarik sebuah iklan, kepopuleran, kemampuan, dan daya tarik seorang bintang iklan dapat membuat konsumen mudah mengingat dan mengidentifikasi sebuah merek.
Menurut Shimp (2003:460) bintang iklan dapat disukai dan dihormati oleh khalayak, oleh sebab itu mereka diharapkan mampu mempengaruhi sikap dan prilaku konsumen terhadap produk yang didukungnya.
Menurut Ohainan (1991) karakteristik selebriti dengan didukung keahlian dibidangnya akan secara signifikan mempengaruhi minat beli konsumen suatu produk.
(37)
Apabila seorang bintang iklan mempunyai citra positif, maka celebrity endorser akan lebih mudah mempengaruhi sikap, perilaku serta minat para konsumen untuk membeli produk yang sedang di iklankannya.
2.3. Kerangka konseptual
Gambar 1
Intensitas
Pencarian Informasi
Y1
Keinginan Segera Membeli
Y2
Keinginan Preferensial
Y3
Visibility X1.1
Credibility X1.2
Attraction X1.3
Karakteristik Endorser
X
Minat Beli Y
(38)
2.4. Hipotesis
Diduga karakteristik bintang iklan (celebrity endorser) Honda Vario berpengaruh positif terhadap minat beli.
(39)
26
3.1 Definisi Operasional Variabel dan Pengukuran Variabel 3.1.1 Definisi Operasional Variabel
Variabel beserta definisi operasional yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
A. Karakteristik Endorser (X)
Karakteristik Endorser merupakan sifat yang dimiliki publik figur yang digunakan sebagai bintang iklan suatu produk, Menurut Mehta (1990) ada beberapa dimensi yang mempengaruhi karakteristik publik figur sebagai endorser
1. Visibility (X1)
Merupakan tingkat kepopuleran seorang publik figur serta sejauh mana seorang bintang iklan dikenal dan bisa menimbulkan ketertarikan publik sebagai calon konsumen, meliputi beberapa indikator yaitu:
X1.1 = Sejauh mana Agnes monica dikenal oleh masyarakat. X1.2 = Sejauh mana Agnes monica dapat menimbulkan ketertarikan.
2. Credibility (X2)
Merupakan sifat yang dimiliki seorang publik figur yang dapat menimbulkan kepercayaan orang lain terhadap terhadap
(40)
dirinya atas kebenaran yang disampaikan melalui iklan, meliputi beberapa indikator yaitu:
X2.1 = Sejauh mana keahlian Agnes monica sebagai endorser. X2.2 = Sejauh mana Agnes monica dapat dipercaya dalam menyampaikan pesan iklan.
3. Attraction (X3)
Merupakan sifat seorang bintang iklan yang dapat menimbulkan rasa ketertarikan terhadap dirinya meliputi beberapa indikator yaitu:
X3.1 = Sejauh mana kepribadiaan Agnes monica dapat menimbulkan ketertarikan.
X3.2 = Sejauh mana Agnes monica juga menggunakan produk yang di iklankannya.
B. Minat Beli (Y)
Minat beli adalah pikiran seseorang yang mengandung niat untuk membeli produk tertentu . Ferdinand (2006 : 204 ) menyebutkan bahwa indikator dari minat beli adalah:
Y1 = Intensitas pencarian informasi
Dimana seseorang selalu mencari informasi mengenai suatu produk yang diinginkan dan dibutuhkan.
Y2 = Keinginan segera membeli
Dimana seseorang yang ingin segera membeli/memilki suatu produk.
(41)
Y3 = Keinginan preferensial
Merupakan dimana seseorang yang berminat membeli suatu produk dimana seseorang tersebut bersedia mengabaikan produk merek lain.
3.1.2 Pengukuran Variabel
Skala yang digunakan adalah skala interval, yaitu skala jenjang selisih sematik (sematic differential scale) analisis ini dilakukan dengan meminta responden untuk menyatakan pendapat tentang serangkaian pertanyaan yang berkaitan dengan obyek yang diteliti dalam bentuk nilai yang berada dalam rentang dua sisi.
Dalam penelitian setiap pertanyaan masing – masing di ukur dalam 7 skala dan ujung-ujung ditetapkan dengan kata sifat yang tidak secara kontras berlawanan. Ketujuh skala yang dipakai dalam penelitian ini mengikuti pola sebagai berikut.
1 7
Sangat tidak setuju Sangat setuju
• Jawaban dengan nilai 1 menunjukkan nilai terendah, berarti sangat tidak membenarkan pernyataan yang diberikan.
• Jawaban dengan nilai 7 menunjukkan nilai tertinggi, berarti sangat membenarkan pernyataan yang diberikan.
(42)
3.2 Teknik penentuan sampel
a. Populasi
Populasi adalah sekumpulan orang atau objek dan individu maupun kelompok yang memiliki ciri / karakteristik yang sama. Yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah calon konsumen sepeda motor Honda Vario di PT. Mega Persada Mandiri Sidoarjo.
b. Sampel
Sampel adalah bagian dari keseluruhan populasi yang menjadi obyek sesungguhnya dari suatu penelitian. Dalam penelitian ini teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling yaitu sampel yang dipilih berdasarkan atas ciri-ciri atau karakteristik yang sudah ditetapkan untuk mencapai tujuan atau maksud tertentu. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah calon responden yang ingin membeli sepeda motor Honda Vario di PT. Mega Persada Mandiri Sidoarjo dan pernah menyaksikan iklan honda Vario yang dibintangi oleh Agnes monica.
Pedoman pengukuran sampel menurut Ferdinand (2002:48):
a. 100-200 sampel untuk teknik maximum Likelihood Estimation.
(43)
b. Tergantung pada jumlah parameter yang diestimasi. Pedomannya adalah 5- 10 kali jumlah parameter yang diestimasi.
c. Tergantung pada jumlah indikator yang digunakan dalam seluruh variabel laten.
Jumlah sampel adalah jumlah indikator dikali 5-10. Bila terdapat 20 indikator, besarnya sampel adalah 100-200. Sedangkan jenis pengambilan sampel didasari oleh analisis SEM bahwa besarnya sampel yaitu 5-10 kali parameter yang diestimasi. Pada penelitian ini sebanyak 10 parameter yang diperoleh dari indicator-indikator penelitian yang diestimasi, sehingga besarnya sampel yang harus diperoleh adalah 100 responden yang didapati dari 9 indikator x 10 parameter = 90 responden dibulatkan menjadi 109 responden.
3.3 Teknik Pengumpulan Data 3.3.1 Jenis data
Untuk menganalisa data yang baik, maka diperlukan data yang valid agar dapat mendukung tingkat kebenarannya. Dalam penelitian ini digunakan dua jenis data, yaitu:
a. Data Primer
(44)
kuesioner kepada pelanggan PT. Mega Persada Mandiri Sidoarjo b. Data Sekunder.
Data yang diperoleh dari catatan-catatan, dokumen, atau arsip pada bagian pemasaran atau umum. Data sekunder bersumber dari pustaka, buku-buku dan literatur, internet serta dokumentasi data perusahaan yang berkaitan dengan permasalahan yaitu perusahaan Astra honda motor.
3.3.2 Sumber data
Beberapa sumber data yang dimanfaatkan oleh peneliti antara lain: a. Deler sepeda motor PT. Mega Persada Mandiri Sidoarjo, untuk
mengetahui data penjualan sepeda motor Honda Vario.
b. Beberapa pelanggan sepeda motor PT. Mega Persada Mandiri Sidoarjo, sebagai responden.
c. Buku-buku, literatur-literatur dan data dari internet yang mendukung penelitian.
3.3.3 Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan beberapa cara berikut:
(45)
Yaitu pengumpulan data bahan-bahan keterangan dilakukan dengan melakukan tanya jawab secara langsung dengan para pelanggan Honda Vario di PT. Mega Persada Mandiri Sidoarjo.
b. Kuesioner
Yaitu pengumpulan data dilakukan dengan cara menyebarkan kuesioner kepada calon responden yang ingin membeli sepeda motor Honda Vario di PT. Mega Persada Mandiri Sidoarjo
3.4 Teknik Analisis dan Pengujian Hipotesis 3.4.1 Teknik Analisis
Model yang digunakan untuk menganalisis data dalam penelitian ini adalah Structural Equation Model (SEM). SEM adalah sekumpulan teknik-teknik statistikal yang memungkinkan pengujian sebuah rangkaian hubungan yang relatif “rumit” secara simultan. Hubungan yang rumit itu dapat dibangun antara satu atau beberapa variabel dependen dengan satu atau beberapa variabel independen. Masing-masing variabel dependen dan independen dapat berbentuk factor (konstruk) yang dibangun dari beberapa variabel indikator. Metode ini bukan ditujukan untuk menghasilkan teori melainkan “menginformasikan” teori. Analisis SEM pada penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh karakteristik bintang iklan terhadap minat beli Honda Vario. Model pengukuran factor perluasan merek, rekomendasi, dan harga premium menggunakan Confirmatory Factor Analysis. Penaksiran pengaruh
(46)
masing-masing variabel bebas karakteristik bintang iklan terhadap variabel terikatnya minat beli menggunakan koefisien jalur. Langkah-langkah dalam analisis SEM model pengukuran dengan contoh factor kepercayaan dilakukan sebagai berikut :
X.1.1= X1 Visibility = er_1 X1.2= X2 Visibility = er_2
Bila persamaan diatas dinyatakan dengan sebuah pengukuran model diuji undimensionanyal melalui Confirmatory Fatctor Analysis, maka model pengukuran dengan contoh factor jaminan akan nampak sebagai berikut:
Gambar 2 : Contoh model pengukuran faktor Keterangan :
X1.1 = Pertanyaan tentang sejauh mana bintang iklan dikenal
X1.2 = Pertanyaan tentang sejauh mana bintang iklan mampu menarik perhatian er_j = error term X1j
Demikian juga faktor lain seperti Credibility, Attraction, dan minat beli.
3.4.2 Asumsi Model (Structural Equation Modelling)
a. Uji Normalitas Sebaran dan Linieritas
1. Normalitas dapat diuji dengan melihat gambar histogram data atau dapat diuji dengan metode-metode statistic.
Visibility X1
X1.1
X1.2
er 1
(47)
2. Menggunakan Critical Ratio yang diperoleh dengan membagi koefisien samprl dengan standard errornya dan Skweness value yang biasanya disajikan dalam statistic deskriptif dimana nilai statistic untuk menguji normalitas itu disebut sebagai Z-value. Pada tingkat signifikan 1% jika nilai Z lebih besar dari nilai kritis, maka dapat diduga bahwa distribusi data adalah tidak normal.
3. Normal Probability Plot (SPSS 10.1).
4. Linieritas dengan mengamati scatterplots dari data yaitu dengan memilih pasangan data dan dilihat pola penyebarannya untuk menduga ada tidaknya linieritas.
b. Evaluasi atas Outlier
1. Mengamati nilai Z-score : ketentuannya diantara ± 3.0 non outlier.
2. Multivariate Outlier diuij dengan criteria jarak Mahalonobis pada tingkat ρ < 0.001. Jarak diuji dengan Chi-Square (X²) pada df sebesar jumlah variabel bebasnya. Ketentuan : bila Mahalonobis > dari nilai X² adalah multivariate outlier.Outlier adalah observasi atau data yang memiliki karakteristik unik yang terlihat sangat berbeda jauh dari observasi-observasi lainnya dan muncul dalam bentuk nilai ekstrim untuk sebuah variabel tunggal atau variabel kombinasi (Hair, 1998).
(48)
Deteksi dengan mengamati determinant matriks covarians. Dengan ketentuan apabila determinant sample matrix mendekati angka 0 (kecil), maka terjadi multikolinieriti dari singularitas (Tabachnick dan Fidell, 1998).
a. Uji Validitas dan Reliabilitas
Dimensi yang diukur melalui indicator-indikator dalam daftar pertanyaan perlu dilihat reliabilitasnya dan validitas, dalam hal ini dijelaskan sebagai berikut:
1) Uji Validitas
Validitas menyangkut tingkat akurasi yang dicapai oleh sebuah indicator dalam menilai sesuatu atau akuratnya pengukuran atas apa yang seharusnya diukur. Karena indicator multidimensi, maka uji validitas dari setiap latent variable/ construct akan diuji dengan melihat loading factor dari hubungan antara setiap observed variable dan latent variabel. 2) Uji Realibilitas
Adalah ukuran mengenai konsistensi internal dari indikator-indikator sebuah konstruk yang menunjukkan derajat sampai dimana masing-masing indikator itu mengindikasikan sebuah konstruk yang umum. Sedangkan reliabilitas diuji dengan construct reliability dan variance extracted. Construct reliability dan Variance extracted dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
(49)
Construct reliability = [ ∑ Standardize Loading]²
[ ∑ Standardize Loading]² + ∑εj ]
Variance Extracted = ∑ Standardize Loading²
∑ Standardize Loading² + εj
Sementara εj dapat dihitung dengan formula εj = 1 – [Stabdardize Loading]. Secara umum, nilai construct reliability yang dapat diterima adalah ≥ 0,7 dan variance extracted ≥ 0,5 (Hair et al,1998). Standardize Loading dapat diperoleh dari output AMOS 4,01, dengan melihat nilai estimasi setiap construct standardize regression weights terhadap setiap butir sebagai indikatornya.
3.4.3 Pengujian Hipotesis dan Hubungan Kausal
Pengaruh langsung (koefisien jalur) diamati dari bobot regresi terstandar, dengan pengujian signifikan pembanding nilai CR (Critical Ratio) atau ρ (probability) yang sama dengan nilai t hitung. Apabila t hitung lebih besar dari pada t tabel berarti signifikan.
3.4.4 Pengujian model dengan One-Step Approach
One-Step Approach to Structural Equation Modeling (SEM) digunakan untuk menguji model yang diajukan pada gambar 3.2. One-Step Approach digunakan untuk mengatasi masalah sampel data yang kecil jika
(50)
dibandingkan dengan jumlah butir instrumentasi yang digunakan (Hartline & Ferrell, 1996) dan keakuratan realibilitas indicator-indikator terbaik dapat dicapai dalam One-Step Approach ini. One-Step Approach bertujuan untuk menghindari interaksi antara model pengukuran dan model structural pada Two-Step Approach (Hair et al, 1998). Sampel data dalam penelitian ini berjumlah 120, dan jumlah butir instrumentasi penelitian berjumlah 12 butir pertanyaan.
Yang dilakukan dalam One-Step Approach to SEM adalah estimasi terhadap measurement model dan estimasi terhadap structural model (Anderson dan Gerbing, 1998). Cara yang dilakukan dalam menganalisis SEM dengan One-Step Approach adalah sebagai berikut:
1. Menjumlahkan skala butir-butir setiap konstruk menjadi indikator summed-scale bagi setiap kontrak. Jika terdapat skala berbeda setiap indikator tersebut distandardisasi [Z-scores] dengan mean = 0, deviasi standar = 1, yang bertujuan adalah untuk mengeliminasi pengaruh-pengaruh skala yang berbeda-beda tersebut (Hair et at, 1998).
2. Menetapkan error [ε] dan lamda [λ] terms, error terms dapat dihitung dengan rumus 0,1 kali σ² dan lamda terms dengan rumus 0,95 kali σ (Anderson dan Gerbing, 1998). Perhitungan construct reliability [α] telah dijelaskan pada bagian sebelumnya dan dviasi standar [σ] dapat dihitung dengan bantuan program aplikasi statistik SPSS. Setelah error [ε] dan lamda [λ] terms diketahui skor-skor tersebut dimasukkan sebagai parameter fix pada analisis model pengukuran SEM.
(51)
3.4.5 Evaluasi Model
Hair et al, 1998 menjelaskan bahwa pola “confirmatiry” menunjukan prosedur yang dirancang untuk mengevaluasi utilitas hipotesis-hipotesis dengan pengujian fit antara model teoritis menggambarkan “good fit” dengan kata, maka model dianggap sebagai yang diperkuat. Sebaliknya suatu model toeritis tidak diperkuat jika teori tersebut mempunyai suatu “poor fit” dengan data. Amos dapat menguji apakah model “good fit” atau “poor fit”. Jadi “good fit” model yang diuji sangat penting dalam penggunaan structural equation modeling.
Pengujian terhadap model yang dikembangkan dengan berbagai criteria Goodness of Fit, yakni Chi-square, probability, RMSEA, GFI, TLI, AGFI, CMIN/DF. Apabila model awal tidak good fit dengan data maka model dikembangkan dengan pendekatan Two-Step Approach to SEM.
Tabel 3. Goodness of Fit Indices
Godness of Fit Index Keterangan Cut-Off Value
X²- Chi-square Menguji apakah covariance populasi yang di estimas sama dengan covariance sample (apakah model sesuai dengan
Diharapkan kecil 1 s.d 5 atau paling baik diantara 1dan 2
(52)
data)
Probality Uji signifikan terhadap perbedaan matriks covariance dta dan matriks covariance yang diestimasi
Minimum 0,1 atau 0,2 atau ≥ 0,05
RMSEA Mengkompensasi kelemahan Chi-Square pada sampel besar
≤ 0,08 GFI Menghitung proporsi tertimbang
varians dalam matriks sampel yang dijelaskan oleh matriks covarians populasi yang diestimasi (analog) dengan R² dalam regresi berganda
≥ 0,90
AGFI GFI yang disesuaikan terhadap DF
≥ 0.90 CMIN / DF Kesesuaian antara data dan model ≤ 2,00
TLI Pembandingan antara model yang diuji terhadap baseline model
≥ 0,95 CFI Uji kelayakan model yang tidak
ensitive terhadap besarnya sampel dan kerumitan model
≥ 0,94 Sumber: Hair et al (1998)
Keterangan:
1. X² CHI SQUARE STATISTIK
Alat uji paling fundamental untuk mengukur overall fit adalah likehood ratio chi-square ini bersifat sangat sensitive terhadap besarnya sampel yang digunakan. Karenanya bila jumlah sampel cukup besar (lebih dari 200). Statistik chi-square ini harus didampingi oleh alat uji lain. Model yang diuji akan dipandang baik atau memuaskan bila nilai chi-squarenya rendah. Semakin kecil X² semakin baik model itu. Karena tujuan analisis adalah mengembangkan dan menguji sebuah model yang sesuai dengan data atau yang fit terhadap data, maka yang dibutuhkan justru sebuah nilai X² yang kecil dan signifikan.
X² bersifat sangat sensitive terhadap besarnya sampel yaitu terhadap sampel yang teralalu kecil maupun yang terlalu besar. Penggunaan
(53)
chi-square hanya sesuai bila ukuran sampel antara 100-200, bila ukuran luar tentang itu, uji signifikan akan menjadi kurang reliable oleh karena itu pengujian ini perlu dilengkapi dengan uji yang lain.
2. RMSEA-THE ROOT MEAN SQUARE ERROR OF APPROXIMATION RMSEA adalah sebuah indeks yang dapat digunakan mengkompensasi chi-square statistik dalam sampel yang besar. Nilai RMSEA menunjukkan goodness-of-fit yang dapat diharapkan bila mode diestimasi alam populasi. Nilai RMSEA yang lebih kecil atau sama dengan 0,08 merupakan indeks untuk dapat diterimanya degress of freedom.
3. GFI = GOODNESS of FIT INDEKS
GFI adalah analog dari R dalam regresi berganda. Indeks kesesuaian ini akan menghitung proporsi terimbang dari varians dalam matriks covariance sampel yang dijelaskan oleh covariance matriks populasi yang terestimasi. GFI adalah sebuah ukuran non-statistika yang mempunyai rentang nilai antara 0 (poor fit) sampai dengan 1,0 (perfect fit). Nilai yang tinggi dalam indeks ini menunjukkan sebuah “better fit”.
4. AGFI = ADJUST GOODNESS of FIT INDEX
AGFI = GFI/df tingkat penerimaan yang direkomendasikan adalah bila AGFI mempunyai nilai yang sama dengan atau lebih besar dari 0,09. GFI maupun AGFI adalah kriteria yang memperhitungkan proporsi tertimbang
(54)
dari varians dalam sebuah matriks covariance sampel. Nilai sebesar 0,95 dapat diinterpretasikan sebagai tingkatan yang baik (good overall model fit) sedangkan besarnya nilai antara 0,09-0,95 menunjukkan tingkatan cukup (adequate fit).
5. CMIN / DF
Sebagai salah satu indikator untuk mengukur tingkat fitnya sebuah model. Dalam hal ini CMIN/DF tidak lain adalah statistik chi-square, X² dibagi Df-nya sehingga disebut X² relative. Nilai X² relative ≤ 2,0 atau bahkan ≤ 3,0 adalah indikasi dari acceptable fit antara model dan data. Nilai X² relative yang tinggi menandakan adanya perbedaan yang signifikan antara matriks covariance yang diobservasikan dan diestimasi.
6. TLI = TUCKER LEWIS INDEX
TLI adalah sebuah model yang diuji terhadap sebuah baseline model. Nilai yang direkomendasikan sebagai acuan untuk diterimanya sebuah model adalah penerimaan ≥ 0,95 dan nilai yang sangat mendekati 1 menunjukkan A Very Good Fit.
7. CFI = COMPERATIF FIT INDEX
Besaran indeks ini adalah pada rentang nilai sebesar 0-1, dimana semakin mendekati 1, mengidentifikasikan tingkat fit yang paling tinggi (A Very Good Fit). Nilai yang direkomendasikan adalah CFI > 0,95. Keunggulan dari indeks ini besarnya tidak dipengaruhi oleh ukuran sampel karena itu sangat baik untuk mengukur tingkat penerimaan sebuah model. Indeks CFI adalah identik dengan Relatif Non Indeks (RNI).
(55)
3.1 Definisi Operasional Variabel dan Pengukuran Variabel 3.1.1 Definisi Operasional Variabel
Variabel beserta definisi operasional yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
A. Endorser (X)
Endorser merupakan publik figur yang digunakan sebagai bintang iklan suatu produk, Menurut Mehta (1990) ada beberapa dimensi yang mempengaruhi karakteristik publik figur sebagai endorser
1. Visibility (X1)
Merupakan tingkat kepopuleran seorang publik figur serta sejauh mana seorang bintang iklan dikenal dan bisa menimbulkan ketertarikan publik sebagai calon konsumen, meliputi beberapa indikator yaitu:
X1.1 = Sejauh mana Agnes monica dikenal oleh masyarakat.
X1.2 = Sejauh mana Agnes monica dapat menimbulkan ketertarikan.
2. Credibility (X2)
Merupakan sifat yang dimiliki seorang publik figur yang dapat menimbulkan kepercayaan orang lain terhadap terhadap
(56)
X2.2 = Sejauh mana Agnes monica dapat dipercaya dalam menyampaikan
pesan iklan. 3. Attraction (X3)
Merupakan sifat seorang bintang iklan yang dapat menimbulkan rasa ketertarikan terhadap dirinya meliputi beberapa indikator yaitu:
X3.1 = Sejauh mana kepribadiaan Agnes monica dapat menimbulkan
Ketertarikan.
X3.2 = Sejauh mana Agnes monica juga menggunakan produk yang di
Iklankannya. B. Minat Beli (Y)
Minat beli adalah pikiran seseorang yang mengandung niat untuk membeli produk tertentu . Ferdinand (2006 : 204 ) menyebutkan bahwa indikator dari minat beli adalah:
Y1 = Intensitas pencarian informasi
Dimana seseorang selalu mencari informasi mengenai suatu produk yang diinginkan dan dibutuhkan.
(57)
Y3 = Keinginan preferensial
Merupakan dimana seseorang yang berminat membeli suatu produk dimana seseorang tersebut bersedia mengabaikan produk merek lain.
3.1.2 Pengukuran Variabel
Skala yang digunakan adalah skala interval, yaitu skala jenjang selisih sematik (sematic differential scale) analisis ini dilakukan dengan meminta responden untuk menyatakan pendapat tentang serangkaian pertanyaan yang berkaitan dengan obyek yang diteliti dalam bentuk nilai yang berada dalam rentang dua sisi.
Dalam penelitian setiap pertanyaan masing – masing di ukur dalam 7 skala dan ujung-ujung ditetapkan dengan kata sifat yang tidak secara kontras berlawanan. Ketujuh skala yang dipakai dalam penelitian ini mengikuti pola sebagai berikut.
1 7
(58)
membenarkan pernyataan yang diberikan.
3.2 Teknik penentuan sampel a. Populasi
Populasi adalah sekumpulan orang atau objek dan individu maupun kelompok yang memiliki ciri / karakteristik yang sama. Yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah pelanggan PT. Mega Persada Mandiri Sidoarjo yang menggunakan sepeda motor Honda Vario.
b. Sampel
Sampel adalah bagian dari keseluruhan populasi yang menjadi obyek sesungguhnya dari suatu penelitian. Dalam penelitian ini teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling yaitu sampel yang dipilih berdasarkan atas ciri-ciri atau karakteristik yang sudah ditetapkan untuk mencapai tujuan atau maksud tertentu. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah pelanggan PT. Mega Persada Mandiri Sidoarjo dimana pelanggan tersebut adalah orang yang membeli sepeda motor Honda Vario.
(59)
Pedomannya adalah 5- 10 kali jumlah parameter yang diestimasi.
c. Tergantung pada jumlah indikator yang digunakan dalam seluruh variabel laten.
Jumlah sampel adalah jumlah indikator dikali 5-10. Bila terdapat 20 indikator, besarnya sampel adalah 100-200. Sedangkan jenis pengambilan sampel didasari oleh analisis SEM bahwa besarnya sampel yaitu 5-10 kali parameter yang diestimasi. Pada penelitian ini sebanyak 10 parameter yang diperoleh dari indicator-indikator penelitian yang diestimasi, sehingga besarnya sampel yang harus diperoleh adalah 100 responden yang didapati dari 9 indikator x 10 parameter = 90 responden dibulatkan menjadi 110 responden.
3.2.1 Jenis data
Untuk menganalisa data yang baik, maka diperlukan data yang valid agar dapat mendukung tingkat kebenarannya. Dalam penelitian ini digunakan dua jenis data, yaitu:
a. Data Primer
(60)
arsip pada bagian pemasaran atau umum. Data sekunder bersumber dari pustaka, buku-buku dan literatur, internet serta dokumentasi data perusahaan yang berkaitan dengan permasalahan yaitu perusahaan Astra honda motor.
3.2.2 Sumber data
Beberapa sumber data yang dimanfaatkan oleh peneliti antara lain: a. Deler sepeda motor PT. Mega Persada Mandiri Sidoarjo, untuk
mengetahui data
penjualan sepeda motor Honda Vario.
b. Beberapa pelanggan sepeda motor PT. Mega Persada Mandiri Sidoarjo, sebagai
responden
c. Buku-buku, literatur-literatur dan data dari internet yang mendukung penelitian.
3.2.3 Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan beberapa cara berikut:
(61)
Honda Vario di PT. Mega Persada Mandiri Sidoarjo. b. Kuesioner
Yaitu pengumpulan data dilakukan dengan cara menyebarkan kuesioner kepada pelanggan Honda Vario di PT. Mega Persada Mandiri Sidoarjo.
3.3 Teknik Analisis dan Pengujian Hipotesis 3.3.1 Teknik Analisis
Model yang digunakan untuk menganalisis data dalam penelitian ini adalah Structural Equation Model (SEM). SEM adalah sekumpulan teknik-teknik statistikal yang memungkinkan pengujian sebuah rangkaian hubungan yang relatif “rumit” secara simultan. Hubungan yang rumit itu dapat dibangun antara satu atau beberapa variabel dependen dengan satu atau beberapa variabel independen. Masing-masing variabel dependen dan independen dapat berbentuk factor (konstruk) yang dibangun dari beberapa variabel indikator. Metode ini bukan ditujukan untuk menghasilkan teori melainkan “menginformasikan” teori. Analisis SEM pada penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh karakteristik bintang iklan terhadap minat beli Honda Vario. Model pengukuran factor perluasan merek, rekomendasi, dan harga premium
(62)
dalam analisis SEM model pengukuran dengan contoh factor kepercayaan dilakukan sebagai berikut :
X.1.1= X1 Visibility = er_1 X1.2= X2 Visibility = er_2
Bila persamaan diatas dinyatakan dengan sebuah pengukuran model diuji undimensionanyal melalui Confirmatory Fatctor Analysis, maka model pengukuran dengan contoh factor jaminan akan nampak sebagai berikut:
Gambar 2 : Contoh model pengukuran faktor Keterangan :
X1.1 = Pertanyaan tentang sejauh mana bintang iklan dikenal
X1.2 = Pertanyaan tentang sejauh mana bintang iklan mampu menarik perhatian er_j = error term X1j
Demikian juga faktor lain seperti Credibility, Attraction, dan minat beli. Visibility
X1
X1.1
X1.2
er 1
(63)
atau dapat diuji dengan metode-metode statistic.
2. Menggunakan Critical Ratio yang diperoleh dengan membagi koefisien samprl dengan standard errornya dan Skweness value yang biasanya disajikan dalam statistic deskriptif dimana nilai statistic untuk menguji normalitas itu disebut sebagai Z-value. Pada tingkat signifikan 1% jika nilai Z lebih besar dari nilai kritis, maka dapat diduga bahwa distribusi data adalah tidak normal.
3. Normal Probability Plot (SPSS 10.1).
4. Linieritas dengan mengamati scatterplots dari data yaitu dengan memilih pasangan data dan dilihat pola penyebarannya untuk menduga ada tidaknya linieritas.
b. Evaluasi atas Outlier
1. Mengamati nilai Z-score : ketentuannya diantara ± 3.0 non outlier.
2. Multivariate Outlier diuij dengan criteria jarak Mahalonobis pada tingkat ρ < 0.001. Jarak diuji dengan Chi-Square (X²) pada df sebesar jumlah variabel bebasnya. Ketentuan : bila Mahalonobis > dari nilai X² adalah multivariate outlier.Outlier adalah observasi atau data yang memiliki karakteristik unik
(64)
c. Deteksi Multicollinierity dan Singularity
Deteksi dengan mengamati determinant matriks covarians. Dengan ketentuan apabila determinant sample matrix mendekati angka 0 (kecil), maka terjadi multikolinieriti dari singularitas (Tabachnick dan Fidell, 1998).
d. Uji Validitas dan Reliabilitas
Dimensi yang diukur melalui indicator-indikator dalam daftar pertanyaan perlu dilihat reliabilitasnya dan validitas, dalam hal ini dijelaskan sebagai berikut:
1) Uji Validitas
Validitas menyangkut tingkat akurasi yang dicapai oleh sebuah indicator dalam menilai sesuatu atau akuratnya pengukuran atas apa yang seharusnya diukur. Karena indicator multidimensi, maka uji validitas dari setiap latent variable/ construct akan diuji dengan melihat loading factor dari hubungan antara setiap observed variable dan latent variabel. 2) Uji Realibilitas
Adalah ukuran mengenai konsistensi internal dari indikator-indikator sebuah konstruk yang menunjukkan derajat sampai dimana masing-masing indikator itu mengindikasikan
(65)
menggunakan rumus sebagai berikut :
Construct reliability = [ ∑ Standardize Loading]²
[ ∑ Standardize Loading]² + ∑ εj ]
Variance Extracted = ∑ Standardize Loading² ∑ Standardize Loading² + εj
Sementara εj dapat dihitung dengan formula εj = 1 – [Stabdardize Loading]. Secara umum, nilai construct reliability yang dapat diterima adalah ≥ 0,7 dan variance extracted ≥ 0,5 (Hair et al,1998). Standardize Loading dapat diperoleh dari output AMOS 4,01, dengan melihat nilai estimasi setiap construct standardize regression weights terhadap setiap butir sebagai indikatornya.
3.3.3 Pengujian Hipotesis dan Hubungan Kausal
Pengaruh langsung (koefisien jalur) diamati dari bobot regresi terstandar, dengan pengujian signifikan pembanding nilai CR (Critical Ratio) atau ρ (probability) yang sama dengan nilai t hitung. Apabila t hitung lebih besar dari pada t tabel berarti signifikan.
(66)
Approach digunakan untuk mengatasi masalah sampel data yang kecil jika dibandingkan dengan jumlah butir instrumentasi yang digunakan (Hartline & Ferrell, 1996) dan keakuratan realibilitas indicator-indikator terbaik dapat dicapai dalam One-Step Approach ini. One-Step Approach bertujuan untuk menghindari interaksi antara model pengukuran dan model structural pada Two-Step Approach (Hair et al, 1998). Sampel data dalam penelitian ini berjumlah 120, dan jumlah butir instrumentasi penelitian berjumlah 12 butir pertanyaan.
Yang dilakukan dalam One-Step Approach to SEM adalah estimasi terhadap measurement model dan estimasi terhadap structural model (Anderson dan Gerbing, 1998). Cara yang dilakukan dalam menganalisis SEM dengan One-Step Approach adalah sebagai berikut:
1. Menjumlahkan skala butir-butir setiap konstruk menjadi indikator summed-scale bagi setiap kontrak. Jika terdapat skala berbeda setiap indikator tersebut distandardisasi [Z-scores] dengan mean = 0, deviasi standar = 1, yang bertujuan adalah untuk mengeliminasi pengaruh-pengaruh skala yang berbeda-beda tersebut (Hair et at, 1998).
2. Menetapkan error [ε] dan lamda [λ] terms, error terms dapat dihitung dengan rumus 0,1 kali σ² dan lamda terms dengan rumus 0,95 kali σ (Anderson dan Gerbing, 1998). Perhitungan construct reliability [α]
(67)
sebagai parameter fix pada analisis model pengukuran SEM.
3.3.5 Evaluasi Model
Hair et al, 1998 menjelaskan bahwa pola “confirmatiry” menunjukan prosedur yang dirancang untuk mengevaluasi utilitas hipotesis-hipotesis dengan pengujian fit antara model teoritis menggambarkan “good fit” dengan kata, maka model dianggap sebagai yang diperkuat. Sebaliknya suatu model toeritis tidak diperkuat jika teori tersebut mempunyai suatu “poor fit” dengan data. Amos dapat menguji apakah model “good fit” atau “poor fit”. Jadi “good fit” model yang diuji sangat penting dalam penggunaan structural equation modeling.
Pengujian terhadap model yang dikembangkan dengan berbagai criteria Goodness of Fit, yakni Chi-square, probability, RMSEA, GFI, TLI, AGFI, CMIN/DF. Apabila model awal tidak good fit dengan data maka model dikembangkan dengan pendekatan Two-Step Approach to SEM.
(68)
(apakah model sesuai dengan data)
Probality Uji signifikan terhadap perbedaan matriks covariance dta dan matriks covariance yang diestimasi
Minimum 0,1 atau 0,2 atau
≥ 0,05
RMSEA Mengkompensasi kelemahan Chi-Square pada sampel besar
≤ 0,08
GFI Menghitung proporsi tertimbang varians dalam matriks sampel yang dijelaskan oleh matriks covarians populasi yang diestimasi (analog) dengan R² dalam regresi berganda
≥ 0,90
AGFI GFI yang disesuaikan terhadap DF
≥ 0.90
CMIN / DF Kesesuaian antara data dan model ≤ 2,00 TLI Pembandingan antara model yang
diuji terhadap baseline model
≥ 0,95
CFI Uji kelayakan model yang tidak ensitive terhadap besarnya sampel dan kerumitan model
≥ 0,94
Sumber: Hair et al (1998) Keterangan:
1. X² CHI SQUARE STATISTIK
Alat uji paling fundamental untuk mengukur overall fit adalah likehood ratio chi-square ini bersifat sangat sensitive terhadap besarnya sampel yang digunakan. Karenanya bila jumlah sampel cukup besar (lebih dari 200). Statistik chi-square ini harus didampingi oleh alat uji lain. Model yang diuji akan dipandang baik atau memuaskan bila nilai chi-squarenya rendah. Semakin kecil X² semakin baik model itu. Karena tujuan analisis adalah mengembangkan dan menguji sebuah model yang sesuai dengan
(69)
sampel yang teralalu kecil maupun yang terlalu besar. Penggunaan chi-square hanya sesuai bila ukuran sampel antara 100-200, bila ukuran luar tentang itu, uji signifikan akan menjadi kurang reliable oleh karena itu pengujian ini perlu dilengkapi dengan uji yang lain.
2. RMSEA-THE ROOT MEAN SQUARE ERROR OF APPROXIMATION RMSEA adalah sebuah indeks yang dapat digunakan mengkompensasi chi-square statistik dalam sampel yang besar. Nilai RMSEA menunjukkan goodness-of-fit yang dapat diharapkan bila mode diestimasi alam populasi. Nilai RMSEA yang lebih kecil atau sama dengan 0,08 merupakan indeks untuk dapat diterimanya degress of freedom.
3. GFI = GOODNESS of FIT INDEKS
GFI adalah analog dari R dalam regresi berganda. Indeks kesesuaian ini akan menghitung proporsi terimbang dari varians dalam matriks covariance sampel yang dijelaskan oleh covariance matriks populasi yang terestimasi. GFI adalah sebuah ukuran non-statistika yang mempunyai rentang nilai antara 0 (poor fit) sampai dengan 1,0 (perfect fit). Nilai yang tinggi dalam indeks ini menunjukkan sebuah “better fit”.
(70)
maupun AGFI adalah kriteria yang memperhitungkan proporsi tertimbang dari varians dalam sebuah matriks covariance sampel. Nilai sebesar 0,95 dapat diinterpretasikan sebagai tingkatan yang baik (good overall model fit) sedangkan besarnya nilai antara 0,09-0,95 menunjukkan tingkatan cukup (adequate fit).
5. CMIN / DF
Sebagai salah satu indikator untuk mengukur tingkat fitnya sebuah model. Dalam hal ini CMIN/DF tidak lain adalah statistik chi-square, X² dibagi Df-nya sehingga disebut X² relative. Nilai X² relative ≤ 2,0 atau bahkan ≤ 3,0 adalah indikasi dari acceptable fit antara model dan data. Nilai X² relative yang tinggi menandakan adanya perbedaan yang signifikan antara matriks covariance yang diobservasikan dan diestimasi.
6. TLI = TUCKER LEWIS INDEX
TLI adalah sebuah model yang diuji terhadap sebuah baseline model. Nilai yang direkomendasikan sebagai acuan untuk diterimanya sebuah model adalah penerimaan ≥ 0,95 dan nilai yang sangat mendekati 1 menunjukkan A Very Good Fit.
7. CFI = COMPERATIF FIT INDEX
Besaran indeks ini adalah pada rentang nilai sebesar 0-1, dimana semakin mendekati 1, mengidentifikasikan tingkat fit yang paling tinggi (A Very
(71)
(72)
43 4.1. Deskripsi Obyek Penelitian
4.1.1. Gambaran Umum Sepeda Motor Honda
Sepeda motor Honda merupakan salah satu merek sepeda motor yang paling diminati di Indonesia. Selain irit bahan bakar, ternyata sangat terbukti keawetan dan kehandalan produk sepeda motor asal Jepang ini. Dan yang lebih menguntungkan lagi, harga jual kembali sepeda motor honda sangat tinggi. Maka tidak heran apabila penjualan sepeda motor Honda selalu menduduki peringkat atas dan selalu mengungguli merek-merek pesaing lainnya.
PT. Astra Honda Motor merupakan perusahaan yang menaungi keberadaan dari sepeda motor Honda, dan merupakan perusahaan manufakturing sepeda motor pertama dan terbesar di Indonesia. Pada awal berdirinya nama yang digunakan adalah PT. Federal Motor, tepatnya pada tangga 11 Juli 1971, jumlah karyawan mencapai sekitar 8000 orang, dan pada saat itu mampu memproduksi 1,5 juta unit pertahunnya. Pada saat itu kepemilikan saham mayoritas dimiliki oleh PT. Astra Internasional Tbk. Baru pada tahun 2000 setelah merger dengan beberapa anak perusahaan dan adanya perubahan komposisi kepemilikan saham, yaitu 50% untuk PT. Astra Internasional Tbk dan 50% untuk Honda Motor Co. Japan, nama
(73)
perusahaan berubah menjadi PT. Astra Honda Motor, yang resmi digunakan sejak awal 2001.
Pada awal terbentuknya perusahaan, keseluruhan komponen masih didatangkan dari Jepang dalam bentuk terurai atau CKD (Completely Knock Down). Baru pada 1974 seiring dengan ketentuan pemerintah untuk melakukan program lokalisasi komponen, secara bertahap komponen mulai dibuat di dalam negeri. Jumlah produksi mengalami peningkatan secara bertahap, mulai dari total produksi yang sekitar 1500 unit selama tahun 1971, meningkat menjadi 30 ribu unit pada tahun berikutnya, sampai 30 tahun kemudian (tahun 2002) dimana produksi mampu mencapai 150 ribu unit per-bulan. Begitu pula dengan jenis komponen yang diproduksi secara lokal, dimana kandungannya selalu meningkat dari tahun ke tahun. Saat ini kandungan lokal untuk tipe bebek sudah mencapai 92%, berarti hanya tinggal 8% komponen lagi yang perlu diimpor dari luar, dimana jumlah inipun hanya yang berkaitan dengan bagian engine (mesin) saja. Diluar itu seluruhnya sudah di dalam produksi di dalam negeri.
Jumlah akumulasi produksi PT. Astra Honda Motor tercatat pada tanggal 26 Mei 2003 mencapai lebih dari 10 juta unit sejak didirikan pada tahun 1971. Dengan pangsa pasar lebih dari 50%, PT. Astra Honda motor tetap berupaya selalu konsisten menghasilkan produk-produk berkualitas dan terjangkau oleh konsumen sepeda motor di Indonesia.
(74)
Visi dan Misi
PT. Astra Honda Motor, perusahaan yang menjalankan fungsi produksi, penjualan, pelayanan purna jual yang lengkap dan terpercaya untuk kepuasan pelanggan memiliki visi dan misi :
Visi PT. Astra Honda Motor :
Kami senantiasa berusaha untuk mencapai yang terbaik dalam industri sepeda motor di Indonesia, untuk memberi manfaat bagi masyarakat luas, dalam menyediakan alat transportasi yang berkualitas tinggi, sesuai dengan kebutuhan konsumen, dengan harga yang terjangkau, serta didukung oleh fasilitas manufaktur terpadu, teknologi mutakhir, jaringan pemeliharaan, suku cadang dan manajemen kelas dunia.
Misi PT. Astra Honda Motor :
Kami bertekad untuk menyediakan sepeda motor yang berkualitas tinggi dan handal sebagai sarana transportasi bagi masyarakat yang sesuai kebutuhan konsumen, pada tingkat harga terjangkau.
4.2. Deskripsi Hasil Penelitian
4.2.1. Gambaran Umum Subyek Penelitian
Responden dalam penelitian ini adalah konsumen yang pernah menyaksikan iklan produk Honda Vario di televisi dan berniat membeli sepeda motor Honda Vario di PT Mega Persada Sidoarjo.
(75)
4.2.2. Keadaan Responden
1. Deskripsi Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
Berdasarkan hasil penyebaran kuesioner kepada 109 orang responden diperoleh gambaran responden berdasar usia adalah sebagai berikut:
Tabel 4.1. Karakteristik Responden Berdasar Usia
Sumber : Hasil penyebaran kuesioner (diolah peneliti)
Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa sebagian besar responden dalam penelitian ini adalah mereka yang berusia antara 26 sampai 35 tahun yaitu sebanyak 64 orang atau sebesar 69% sisa responden berusia lebih antara 17 – 25 tahun sebanyak 25 orang atau sebesar 17 % dan responden berusia antara 36 sampai 49 tahun sebanyak 20 orang atau sebesar 14 %.
2. Deskripsi Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Berdasarkan hasil penyebaran kuesioner kepada 109 orang responden diperoleh gambaran responden berdasar jenis kelamin adalah sebagai berikut:
No Usia Jumlah Prosentase (%) 1 17-25 Tahun 25 17% 2 26-35 Tahun 64 69% 3 36-49 Tahun 20 14%
4 ≥ 50 Tahun - -
(76)
Tabel 4.2. Karakteristik Responden Berdasar Jenis Kelamin No Jenis
Kelamin Jumlah Prosentase (%)
1 Pria 34 37%
2 Wanita 75 63%
Total 109 100%
Sumber : Hasil penyebaran kuesioner (diolah peneliti)
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa sebagian besar responden dalam penelitian ini adalah berjenis kelamin pria yaitu sebanyak 34 orang atau sebesar 37%, sedangkan yang berjenis kelamin pria sebanyak 75 orang atau sebesar 63 %.
3. Deskripsi Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan
Berdasarkan hasil penyebaran kuesioner kepada 109 orang responden diperoleh gambaran responden berdasarkan Pekerjaan responden adalah sebagai berikut:
Tabel 4.3. Karakteristik Responden Berdasar Pekerjaan
Sumber : Hasil penyebaran kuesioner (diolah peneliti)
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa sebagian besar responden dalam penelitian ini bekerja sebagai pegawai negri berjumlah 40 orang atau sebesar 43%, yang berstatus sebagai mahasiswa sebanyak 38 orang atau 30%, dan responden yang bekerja sebagai wiraswasta sebanyak 15 orang atau sebesar 13%. Selain itu
No Pekerjaan Jumlah Prosentase (%) 1 Pegawai Negri 40 43%
2 Mahasiswa 38 30%
3 Wiraswasta 15 13%
4 Pegawai Swasta 14 12%
5 Lain-lain 2 2%
(77)
juga terdapat responden yang bekerja sebagai pegawai swasta sejumlah 14 orang atau sebanyak 12% serta yang memiliki pekerjaan selain yang disebutkan diatas terdapat sebanyak 2 orang responden atau sebesar 2%.
4. Deskripsi Karakteristik Responden Berdasarkan Frekuensi melihat iklan Honda Vario
Dari 109 responden yang menjawab kuesioner yang telah diberikan dapat diketahui jumlah responden berdasarkan frekuensi responden yang pernah melihat iklan Honda Vario.
Tabel 4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Frekuensi melihat iklan Honda Vario
No Frekuensi Melihat Jumlah Prosentase (%) Iklan Honda Vario
1 Pernah 109 100%
2 Tidak - -
Total 110 100%
Sumber : Hasil penyebaran kuesioner (diolah peneliti)
Dari tabel 4.5 dapat diketahui bahwa semua responden (100%) pernah melihat iklan Honda Vario.
4.2.2. Deskripsi Variabel Visibility
Visibility Adalah tingkat kepopuleran seseorang yaitu sejauh mana
seorang model iklan dikenal oleh publik dan dapat menimbulkan ketertarikan publik sebagai calon konsumen untuk memperhatikan iklan tersebut.tingkat
(78)
kepopuleran seorang bintang idola akan sangant mudah diingat dalam benak konsumen untuk menumbuhkan brand awareness.
Berdasarkan hasil penyebaran kuesioner yang dilakukan kepada para responden yang berjumlah 109 orang, diperoleh jawaban dan dapat dijabarkan sebagai berikut :
Tabel 4.5. Hasil Jawaban Responden untuk Pertanyaan Visibility
No Pertanyaan Skor Jawaban ∑
1 2 3 4 5 6 7
1 Agnes Monica yang membintangi iklan Honda 0 0 0 23 61 20 5 109 Vario dikenal baik oleh para konsumen
Prosentase % 0% 0% 0% 25% 51% 21% 3% 100%
2
Iklan Honda Vario Yang dibintangi oleh Agnes
0 0 1 30 59 13 6 109
Monica mampu menarik perhatian
Prosentase % 0% 0% 0% 28% 62% 6% 4 % 100%
Sumber : Hasil penyebaran kuesioner (diolah peneliti) Berdasarkan tabel di atas diketahui sebagai berikut :
1. Indikator pertama dari visibility, yaitu Dikenal, mendapat respon terbanyak pada skor 5 dengan jumlah responden sebanyak 61 responden atau 51%, kemudian terbanyak kedua terdapat pada skor 4 dengan jumlah responden 23 atau 25 %. terbanyak ketiga pada skor 6 dengan jumlah 20 responden atau 21 %. Dan ter banyak keempat skor 7 dengan jumlah responden sejumlah 5 responden atau 3% Artinya, sebagian besar responden menjawab setuju yaitu sebanyak 86 responden atau 75%, kemudian yang menjawab mendekati setuju sebanyak 23 responden atau sebanyak 25%.
(1)
65
Tabel 4.15. Hasil Uji Kausalitas
Ustd Std
Prob.
Faktor ï Faktor Estimate Estimate
Purchase_Intention ï Endoser_Characteristic 0,311 0,716 0,002
Batas Signifikansi ≤ 0,10
Sumber: Lampiran
Dilihat dari tingkat Probabilitas arah hubungan kausal, maka hipotesis yang menyatakan bahwa :
Faktor Brand Association berpengaruh positif terhadap Faktor Customer Response, dapat diterima [Prob. Kausalnya 0,002 ≤ 0,10 [signifikan [positif]. 4.3.8. Analisis Unidimensi First Order
Tabel 4.16 Unidimensi First Order
Regression Weights Ustd Std
Estimate Estimate Prob. X11 <-- Visibility 1,000 0,838 0,000 X12 <-- Visibility 0,739 0,583 0,002 X21 <-- Credibility 1,000 0,579 0,000 X22 <-- Credibility 1,198 0,696 0,000 X31 <-- Attraction 1,000 0,396 0,000 X32 <-- Attraction 0,775 0,252 0,066 Y1 <-- Purchase_Intention 1,000 0,496 0,000 Y2 <-- Purchase_Intention 0,265 0,138 0,343 Y3 <-- Purchase_Intention 0,664 0,318 0,075 Sumber: Lampiran
(2)
66
Tabel 4.17. Unidimensi Second Order
Regression Weights Ustd Std
Estimate Estimate Prob. Visibility <-- Endoser_Characteristic 0,364 0,574 0,000 Credibility <-- Endoser_Characteristic 0,441 0,987 0,000 Attraction <-- Endoser_Characteristic 0,322 0,977 0,001 Sumber: Lampiran
Tabel 4. 18. Ringkasan Hasil Pengujian Hipotesis
Hipotesis Pengujian Hasil pengujian
Hipotesis Penerimaan H1 Karakteristik Bintang iklan Minat Beli Berpengaruh
positif
Diterima / positif significant
4.4. Pembahasan
Dari hasil jawaban responden yang didapat melalui pertanyaan- pertanyaan yang diberikan peneliti dalam kuesioner yang diberikan pada responden, konstruk yang memiliki indikator yang cukup ekstrim / menonjol adalah Credibility terhadap minat beli dengan nilai Standar Estimatenya sebesar 0,987.
Credibility adalah karakteristik endorser yang mampu menimbulkan ketertarikan terhadap suatu iklan sehingga mampu meningkatkan efektifitas iklan Honda Vario tersebut. Dimana Agnes Monica sebagai endoser mampu menarik perhatian konsumen terhadap
(3)
67
iklan Honda Vario yang diharapkan mampu meningkatkan minat beli terhadap Honda Vario.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa variabel karakteristik endorser berpengaruh positif singnifikan terhadap variabel minat beli dengan Probabilitas kausalnya ≤ 0,10.
Hasil dari penelitian ini telah menunjukkan bahwa untuk meningkatkan minat beli produk Honda Vario dibutuhkan karakteristik endorser yang berkualitas, karena semakin berkualitasnya bintang iklan yang digunakan untuk mendukung iklan Honda Vario maka konsumen akan tertarik terhadap produk yang diiklankan sehingga mampu meningkatkan minat beli konsumen.
Hal ini juga sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Shimp (2003:460) bahwa bila celebrity endorser yang disukai dan dihormati oleh khalayak maka diharapkan mamapu mempengaruhi sikap dan prilaku para konsumen
Mehta (1990) mengemukakan bahwa selebrity mempunyai kekuatan yang dijadikan sebagai alat untuk membujuk, merayu dan mempengaruhi konsumen sasaran, namun harus disesuaikan dengan katagori produk sehingga konsumen merasa tertarik untuk membeli produk yang diiklankan, Hal ini serupa dengan pendapat Ohainan (1991) yang mengemukakan bahwa hanya selebrity yang dipersepsikan dengan keahlian dibidangnya, yang secara signifikan mempengaruhi responden untuk membeli suatu produk.
(4)
68 BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengujian dengan menggunakan analisis SEM untuk menguji pengaruh Karakteristik Celebrity Endorser terhadap Minat Beli Konsumen maka dapat diambil kesimpulan bahwa variabel Karakteristik Celebrity Endorser berpengaruh positif terhadap Minat Beli dapat diterima. Jadi semakin baik bintang iklan yang digunakan akan semakin mempengaruhi minat beli calon konsumen.
5.2. Saran
Sebagai implikasi dari hasil penelitian ini dapat dikemukakan beberapa saran yang dapat dipertimbangkan atau dimanfaatkan sebagai bahan dalam pengambilan keputusan, antara lain sebagai berikut :
1. Untuk kedepannya sepeda motor Honda khususnya Vario harus tetap menggunakan
Bintang iklan yang berkualitas sehingga dapat meningkatkan minat beli konsumen.
2. Untuk pemilihan bintang iklan sebaiknya perusahaan lebih selektif karena bintang
iklan merupakan elemen penting dalam sebuah iklan,bintang iklan yang ditunjuk harus memiliki karakteristik yang baik (Visibility, Credibility, Attraction) karena nantinya diharapkan dapat menimbulkan persepsi yang baik pada calon konsumen sehingga dapat mempengaruhi prilaku konsumen.
(5)
DAFTAR PUSTAKA
1. Anderson, J.C. and D.W. Gerbing, 1988. Structural Equation Modeling in Practice : A Review and Recommended Two-Step Approach, Psycological Bulletin. 103 (3) : 411-23.
2. Bentler, P.M. and C.P. Chou, 1987. Practical Issue in Structural Modeling, Sociological Methods and Research.16 (1) : 78-117
3. Engel, Blackwel dan minrard, 1994, Perilaku konsumen, Jilid 1,binarupa, aksara, Jakarta.
4. Ferdinand, augusty, 2002, Structural Equation Modeling Dalam Penelitian Manajemen, Penerbit BP Undip, Semarang.
5. Hair, J.F. et. al. [1998], Multivariate Data Analysis, Fifth Edition, Prentice-Hall International, Inc., New Jersey.
6. Hartline, Michael D. and O.C. Ferrell [1996], “The Management of Customer-Contact Service Employees : An Empirical Investigation”, Journal of Marketing. 60 (4) : 52-70.
7. Ohainan, R, 1991. The Impact of Celebrity Spokesperson’s perceived Image On Consumers Intention to Purchase. Jurnal of Advertising Research, Februar-march
8. Purwanto, BM, 2003. Does Gender Moderate the Effect of Role Stress on
Salesperson's Internal States and Performance ? An Application of Multigroup
Structural Equation Modeling [MSEM], Jurnal Manajemen, Akuntansi dan Ekonomi
Pembangunan, Buletin Ekonomi FE UPN "Veteran" Yogyakarta. 6 (8) : 1-20.
9. Rosister, J, & L Percy,1998. Advertising and Promotion Management. Mc. Graw-Hill Inc
(6)
10. Redenbach, A, 2002. A Multiple Product Endorser can be A Credible Source. WWW.Yahoo.com.
11. Shimp, Terence, A, 2000, Periklanan Dan Promosi, Edisi Kelima, Jilid 1, Erlangga, Jakarta.
12. Swasta dan Irawan, 1993, Manajemen Pemasaran Modern, Liberty, Yogyakarta, SWA, Januari 2007.
13. Tabachnick B.G. and Fidel, L.S., 1996, Using Multivariate Statistics, Third Edition, Harper Collins College Publisher, New York.