C. Nilai Personal Sebagai Standar Etika
Ada beberapa Nilai Personal sebagai standar etika : 1.
Nilai Values sendiri pada dasarnya merupakan pandangan ideal yang mempengaruhi cara pandang, cara berfikir dan perilaku dari seseorang.
2. Nilai Personal atau Personal Values pada dasarnya merupakan cara
pandang, cara pikir, dan keyakinan yang dipegang oleh seseorang sehubungan dengan segala kegiatan yang dilakukannya.
3. Nilai Personal terdiri dari nilai terminal dan nilai instrumental. Nilai
terminal pada dasarnya merupakan pandangan dan cara berfikir seseorang yang terwujud melalui perilakunya, yang didorong oleh motif
dirinya dalam meraih sesuatu. Nilai instrumental adalah pandangan dan cara berfikir seseorang yang berlaku untuk segala keadaan dan diterima
oleh semua pihak sebagai sesuatu yang memang harus diperhatikan dan dijalankan.
Upaya perwujudan dan peningkatan etika manajemen : a.
Pelatihan Etika b.
Advokasi Eika c.
Kode Etik d.
Keterlibatan Publik dalam Etika Manajemen Perusahaan
Universitas Sumatera Utara
Model Penilaian Etika dapat dilihat pada Gambar 3.2 dibawah ini :
Sumber: Griffin, 2002
Gambar 3.2 Model Penilaian Etika
D. Faktor yang Menentukan Tindakan Beretika dan Tidak Beretika
Bagaimana seseorang bertindak secara beretika saat berhadapan dengan sebuah dilema etika dipengarugi oleh beberpa hal: tingkatan perkembangan
moralnya dan berbagai variabel lain yang cukup mempengaruhinya, termasuk karakteteristik individu, variabel struktural, dan budaya organisasi. Orang yang
buruk moralnya bisa melakukan lebih sedikit pelanggaran bila mereka dibatasi oleh peraturan, hukum, deskripsi pekerjaan, atau norma struktural yang tidak
Pengumpulan Data mengenai tindakan atau kegiatan yang dilakukan Apakah tindakan atau kegiatan yang dilakukan memenuhi 4 kriteria dalam etika :
1. Manfaat: Apakah tindakan tersebut memberikan manfaat dan kepuasan bagi semua pihak ?
2. Pemenuhan Hak: Apakah tindakan yang dilakukan menjamin terpenuhinya dan terpeliharanya hak-hak dari semua pihak ?
3. Keadilan: Apakah tindakan yang dilakukan adil bagi semua pihak?
4. Pemeliharaan : Apakah tindakan yang dilakukan konsisten dengan tanggung
jawab pemeliharaan dalam berbagai hal ?
Tidak dalam seluruh kriteria
Tidak dalam satu atau
beberapa kriteria Ya, dalam seluruh
kriteria
1. Apakah ada faktor yang menyebabkan kriteria tidak terpenuhi sehingga dapat dimaklumi ?
2. Apakah kriteria yang terpenuhi lebih penting dibandingkan kriteria lain ? 3. Apakah ada faktor diluar kemampuan organisasi yang menyebabkan
sebagian kriteria tidak terpenuhi ? Tidak
ya Tidak Etis
Etis Data
Gathering
analys
is
Penilaia
n
Universitas Sumatera Utara
mengizinkan tindakan tersebut. Sebaliknya, individu yang baik moralnya juga dapat rusak oleh struktur dan budaya organisasi yang memperbolehkan atau
mendorong orang untuk tidak beretika. 1.
Tingkatan Perkembangan Moral Riset membenarkan adanya tiga level perkembangan moral,
masing- masing mempuyai dua tingkatan. Pada setiap tingkatan tersebut, penilaian moral seseorang semakin tidak tergantung kepada pengaruh dari
luar dan lebih terinternalisasi. Pada level pertama, level prakonvensional, pilihan seseorang
antara benar dan salah didasarkan pada konsekuensi personal dari sumber luar, seperti hukuman fisik, hadiah atau pertukaran kebutuhan. Pada level
kedua, level konvensional keputusan etika bergantung pada penjagaan standar yang diharapkan dan memenuhi ekspektasi dari orang lain. Pada
level principal, individu mendefinisikan nilai moral terpisah dari otoritas kelompok tempat mereka bergabung atau masyarakat umum.
2. Karakteristik Individual
Dari karakteristik individual- nilai dan kepribadian memainkan peran dalam menetukan apakah seseorang berprilaku sesuai etika. Setiap
orang menjadi anggota sebuah organisasi dengan sejumlah nilai pribadi yang relatif tetap, yang mempersentasikan keyakinan dasar tentang apa
yang benar dan apa yang salah. 3.
Variabel Struktural Desain struktural organisasi dapat mempengaruhi prilaku etis
karyawan. Struktural tersebut dapat meminimalkan ambiguitas dan ketidakpastian dengan aturan regulasi formal dan terus meningkatkan
karyawan tentang etika yang lebih mendorong prilaku etis. Variabel struktural lain yang mempengaruhi pilihan etika meliputi tujuan, system
penilaian kinerja, dan prosedur alokasi penghargaan. 4.
Budaya Organisasi Isi dan kekuatan budaya organisasi mempengaruhi perilaku etis.
Bahwa budaya organisasi terdiri dari nilai- nilai organisasional yang dibagi
Universitas Sumatera Utara
bersama. Nilai- nilai ini mencerminkan tujuan organisasi dan apa yang diyakininya, dan nilai-nilai ini menciptakan lingkungan yang
mempengaruhi perilaku karyawan secara etis dan tidak etis.
E. Etika Manajemen Dalam Kantor
Dalam dunia kerja etika sangat penting, karena menjadi kunci dan panduan profesionalisme kerja, jadi sebelum bicara professional atau tidak, yang namanya
etika harus terlebih dulu dipahami. Tanpa etika, tak akan ada yang namanya profesionalisme.
Etika dalam kantor memberikan petunjuk kepada pegawai sebagai pedoman dalam bertindak dan memperlakukan siapa saja dengan cara yang baik
dan sikap yang pantas. Sebagai seorang pegawai, sering kali kita berhubungan dengan banyak orang. Baik itu rekan kerja , atasan atupun dengan orang yang
jabatannya dibawah kita. Ada beberapa hal yang tidak boleh kita lakukan di kantor yang semestinya perlu
kita hindari : 1.
Membentuk klik kumpulan; golongan yang membela kepentingan mereka sendiri.
2. Tidak masuk kantor dengan alasan “sakit” padahal hanya ingin
bermalas-malas saja dirumah. 3.
Bergegas-gegas pulang pada waktu tutup kantor sedangkan datang terlambat.
4. Sering memakai telepon kantor untuk urusan pribadi.
5. Pulang sebelum waktunya.
6. Tempat kerja selalu dimanfaatkan untuk mengobrol.
7. Bersikap menjilat ke atasan dan mendepak ke bawah.
8. Selalu menunda-nunda pekerjaan yang seharusnya segera dapat
diselesaikan. 9.
Boros memakai alat- alat. 10.
Segan merawat mesin-mesin atau alat-alat kantor yang dipercayakan.
Universitas Sumatera Utara
11. Melakukan hal-hal yang tidak termasuk tugas kantor, seperti mengisi
teka-teki silang, menulis surat pribadi, bertamu kebagian lain tanpa suatu urusan.
12. Bersikap acuh tak acuh terhadap publik .
Di kantor berlaku beberapa yang disebut “hirarki’’, yaitu mulai dari pejabat-pejabat yang memiliki tingkatan pangkat kedudukannya, pegawai yang
telah memiliki masa kerja yang cukup lama, merekalah yang mendaptkan penghormatan istimewa terlebih dahulu. Rasa hormat harus ditujukan kepada para
pimpinan atau para sesepuh, kemudian rekan kerja, relasi, tamu, maupun bawahan. Dibawah ini ada beberapa petunjuk yang mungkin dapat dimanfaatkan :
1. Tutur Sapa
Kebiasaan dalam tutur sapa di kantor yakni penggunaan sapaan“Bapak’’, atau“Saudara”. Di kantor asing tentunya menggunakan sapaan“Tuan’’.
Terhadap bawahan digunakan sapaan “Saudara” atau nama kecil pegawai. Ini sudah lazim dimana saja. Terhadap sesama rekan, anda melihat bagaimana
kebiasaan di kantor itu. 2.
Selama Jam Kerja Selama jam kerja tidak boleh berhias di belakang meja tulis. Duduk diatas
meja tulis, mengobrol dengan rekan-rekan, merokok atau makan selama jam kerja.
3. Menerima Tamu
Terhadap tamu- tamu urusan bisnisdinas kita harus bersikap ramah, sopan, penuh perhatian seperti layaknya nyonya atau tuan rumah. Anda tak
perlu memperkenalkan diri, apalagi mengobrol. Diperlukan kepribadian yang “kuat” dan “teguh” dalam melayani tamu.
4. Bicara Melalui Telepon
Dalam percakapan berhadapan muka, orang dapat melewatkan begitu saja kata-kata yang kurang terasa atau tidak jelas diucapkan. Tetapi melaui telepon,
gerak-gerik, sopan santun serta muka tidaklah tampak, hanya suara yang terdengar. Oleh sebab itu kita harus sanggup mengucapkan tiap-tiap kata dan
Universitas Sumatera Utara
kalimat dengan nada yang jelas dan terang. Lawan bicara di telepon, jauh lebih menghargai suara yang mudah ditangkap dari pada senyum simpul yang tidak
keliatan. Banyak hal yang harus kita cermati, kita tahu bahwa di kantor banyak
sekali peraturan dan prosedur yang mengatur perilaku dan sikap pegawai selama bekerja. Agar kita disenangi dan disegani di kantor, perlu kiranya kita
mengetahui etika yang berlaku di kantor. 1.
Pahami dan Hormati Budaya Kantor Dengan memenuhi budaya kantor atau corporate culture, mulai
dari sikap kerja, cara berbusana yang biasa berlaku di perusahaan, kemudian mengikuti aturan mainnnya serta menghormati perilaku
perusahaan, membuat kita tidak merasa asing dengan kebiasaan yang berlaku di perusahaan tersebut.
2. Hormati Senior
Kita tahu bahwa di kantor berlaku system “hirarki”, ada senior atau junior. Pada umunya senior berperan penting, karena selain sudah
berpengalaman ia juga bisa membantu dan mendidik juniornya, pelajari sikap dan prilaku senior, usahakan selalu menyesuaikan diri di setiap
kegiatan. Meskipun kita merasa lebih mampu, jangan sepelekan para senior, bagaimanapun pasti ada hal-hal yang biasa kita serap dan pelajari
dari para senior. 3.
Jangan Terlalu Want to Know ingin tahu Sikap ingin tahu memang perlu, terutama yang berkaitan dengan
pekerjaan. Namun jika keingintahuan tersebut berkaitan dengan masalah dan urusan pribadi orang lain, haruslah kita hindari. Buatlah batasan yang
jelas antara hubungan pribadi dan profesionalisme. Persahabatan didalam suatu kantor akan membantu suasana dan kondisi kerja yang harmonis.
Menurut peraturan yang umum berlaku, bahwa bisnis dan kesenangan tidak bisa dicampur-adukkan.
Universitas Sumatera Utara
4. Hormati Pendapat Rekan kerja
Kenali perbedaan pendapat seorang rekan kerja dan jangan memaksakan kehendak kepada orang lain. Hormatilah setiap perbedaan
yang ada, yang penting perbedaan tersebut tidak mengganggu stabilitas dan hubungan kita dengan rekan kerja.
5. Penuhi Tugas dan Tanggung Jawab
Dalam melaksanakan tugas, jangan sekalipun melimpahkan tugas kepada orang lain selama kita sanggup menyelesaikannya. Setiap pegawai
memiliki tugas, tanggung jawab dan job deskripsi masing-masing. Apabila kita ingin mendelegasikan tugas karena suatu hal, pastikan bahwa
pendelegasian tersebut tidak mengganggu pekerjaan yang bersangkutan. 6.
Sopan Dengan Semua Rekan Kerja Bersikap sopan bukan terhadap atasan dan orang-orang penting
saja. Menjaga kesopan juga perlu terhadap rekan kerja maupun kepada bawahan, hal ini penting demi kelancaran pekerjaan. Kita harus biasa
menghargai dan menghormati keberadaan setiap personil kantor dimanapun.
7. Tidak Aji Mumpung
Pegawai seringkali memanfaatkan keberadannya di kantor, misalnya dengan memanfaatkan peralatan kantor seenaknya sendiri atau
menyalahgunakan jabatan untuk kepentingan pribadi. Kita perlu menyadari bahwa apa yang diberikan oleh perusahaan hanya untuk kepentingan
perusahaan saja.
F. Pengertian Lingkungan Kerja