Jenis Lingkungan Kerja Penerapan Etika Manajemen dan Lingkungan Kerja Pada Bagian Pengendalian PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan Jaringan Sumatera-1

Unsur- Unsur Lingkungan Kerja yang Diukur dari Sarana dan Prasarana dengan Indikatornya adalah : 1. Perlengkapan kerja 2. Hubungan komunikasi 3. Sistem administrasi 4. Kebisingan 5. Kerjasama Dampak terhadap lingkungan kerja yang aman dan nyaman : 1. Bagi para pegawai sendiri dapat menciptakan suasana kerja yang harmonis. 2. Tingkat kekeluargaan yang tinggi. 3. Menjadikan pekerjaan bukan suatu beban tetapi suatu kesenangan dan kewajiban. 4. Membuat hati betah jika berada di lingkungan kerja yang baik sehingga dapat merasakan kenyamanan. 5. Lingkungan kerja yang baik dapat mempengaruhi semangat kerja pegawai dalam melaksanakan pekerjaannya. Dampak lingkungan kerja yang tidak nyaman, antara lain: 1. Para pegawai sering merasa gelisah dalam melaksanakan pekerjaan. 2. Adanya rasa was-was dalam lingkungan kerja baik dari faktor internal atau eksternal. 3. Tidak dapat menciptakan kerja sama yang baik antar sesama pegawai. 4. Kurang peduli terhadap hal yang terjadi di lingkungan sekitar instansi. 5. Lingkungan kerja yang tidak nyaman dapat menurunkan semangat kerja pegawai sehingga secara otomatis akan menurunkan produktivitas kinerja instansi.

G. Jenis Lingkungan Kerja

Secara garis besar, jenis lingkungan kerja terbagi menjadi 2 dua yakni: a lingkungan kerja fisik dan b lingkungan kerja non fisik. Universitas Sumatera Utara a. Lingkungan kerja fisik lingkungan kerja fisik yaitu mencakup semua keadaan berbentuk fisik yang terdapat di sekitar tempat kerja dimana dapat mempengaruhi karyawan baik secara langsung maupun tidak langsung. Lingkungan kerja fisik sendiri dapat dibagi dalam dua kategori yakni: 1. lingkungan yang langsung berhubungan dengan karyawan Seperti: pusat kerja, kursi, meja dan sebagainya. 2. Lingkungan perantara atau lingkungan umum dapat juga disebut lingkungan kerja yang mempengaruhi kondisi manusia, misalnya :temperature, kelembapan, sirkulasi udara, pencayahan, kebisingan, getaran mekanis, bau tidak sedap, warna, dan lain-lain. b. Lingkungan kerja Non Fisik lingkungan kerja non fisik adalah semua keadaan yang terjadi yang berkaitan dengan hubungan kerja, baik dengan atasan maupun dengan sesama rekan kerja, ataupun dengan bawahan. Untuk membangun hubungan kerja yang baik, diperlukan: a. Pengaturan waktu b. Tahu posisi diri c. Adanya kecocokan d. Menjaga keharmonisan e. Pengendalian desakan dalam diri f. Memahami dampak kata-kata atau tindakan pada diri orang lain. g. Jangan mengatur orang lain sampai anda mampu mengatur diri sendiri. h. Bersikap bijak dan bijaksana. Hal ini menunjukkan bahwa untuk membangunan hubungan kerja yang baik diperlukan pengendalian emosional yang baik di tempat kerja. Robbins 2002: 80 menyatakan bahwa “faktor-faktor yang mempengaruhi lingkungan kerja fisik adalah: suhu, kebisingan, penerangan, dan suhu udara. Suhu adalah variabel dimana terdapat perbedaan individual yang besar. Banyak hasil penelitian memberikan indikasi perbuatan salah atau perbuatan curang seperti tindak pidana korupsi terjadi dalam suatu organisasi Universitas Sumatera Utara karena kurangnya kepedulian positif karyawan terhadap perbuatan salah tersebut bahkan dipandang sudah hal yang biasa atau pura-pura tidak mengetahuinya. Kepedulian positif dari lingkungan kerja sangat diperlukan dalam membangun suatu etika perilaku dan kultur oganisasi yang kuat. Rendahnya kepedulian dan rendahnya moral akan menyuburkan tindakan kecurangan yang pada akhirnya akan merusak bahkan dapat menghancurkan organisasi. Faktor-faktor ketidak pedulian tersebut antara lain disebabkan oleh : a. Top manajemen kurang peduli tentang hukuman dan penghargaan b. Umpan balik yang negatif yang dirasakan oleh pegawai yang bermoral atau bermental baik dan penempatan kerja yang tidak adil atau tidak berbasis kinerja dan tidak sesuai dengan kemampuan pegawai. c. Berkembangnya rasa ketidak pedulian akan organisasi. d. Pimpinan lebih bersifat otoriter dan kurang menghargai partisipasi karyawan. e. Rendahnya loyalitas dan rasa memiliki organisasi. f. Anggaran yang tidak rasional dan adanya pemaksaan pencapaian target yang tidak rasional tersebut. g. Kurangnya pelatihan pegawai dan kurangnya kesempatan promosi. h. Tidak jelasnya pertanggungjawaban organisasi. i. Kurangnya komunikasi dan metode kerja organisasi yang tidak jelas. Bagian Personalia suatu organisasi hendaknya membantu dalam menciptakan instrumen yang mengarahkan kepada adanya kultur organisasi dan lingkungan kerja yang mendukung. Berikut ini hal-hal yang dapat membantu terwujudnya lingkungan kerja yang positif dalam mengurangi resiko kecurangan yaitu : a. Memperkenalkan reward system yang berkaitan dengan pencapaian tujuan dan hasil. b. Memiliki kesempatan yang sama bagi seluruh karyawan. c. Adanya tim orientik, kerjasama dalam mengambil suatu keputusan. d. Program kompensasi administarasi yang professional. Universitas Sumatera Utara e. Program pelatihan yang profesional dan proritas dalam pembinaan karir.

H. Faktor Lingkungan Kerja