17
BAB III PEMBAHASAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat dan Waktu Penelitian adalah : bagian Pengendalian PT PLN Persero Unit Induk Pembangunan Jaringan Sumatera-1, dilaksankan mulai
tanggal 03 Maret 2014 sampai dengan 04 April 2014.
B. Pengertian Etika
Menurut para ahli, etika tidak lain adalah aturan prilaku, adat kebiasaan manusia dalam pergaulan antara sesamanya dan menegaskan mana yang benar
dan mana yang buruk. Etika adalah pandangan , keyakinan dan nilai akan sesuatu yang baik dan
buruk, benar dan salah Griffin, 2004: 100. Dalam Kamus Besar Indonesia, etika adalah ilmu pengetahuan tentang
asas-asal akhlak. Etika dibedakan dalam tiga pengertian pokok, yaitu ilmu tentang apa yang baik dan kewajiban moral, kumpulan asas atau nilai yang berkenaan
dengan akhlak, dan nilai mengenai benar dan salah yang dianut suatu golongan atau masyarakat.
Etika adalah hal yang sulit dijelaskan dengan cara yang pasti. Dalam konteks umum, etika ethics adalah kode prinsip dan nilai moral yang
berhubungan dengan benar dan salah. Etika adalah penentu standar-standar dari mana yang baik atau yang buruk dalam tindakan keputusan. Sebuah permasalahan
etika biasanya muncul dalam situasi ketika tindakan seseorang atau sebuah organisasi mungkin akan membahayakan atau menguntungkan orang lain.
Namun permasalahan etis terkadang bisa sangat kompleks. Orang-orang di organisasi secara luas mungkin menganut pandangan-pandangan yang beragam
tentang tindakan etis yang paling sesuai dan tidak sesuai dalam setuasi tertentu. Ada 3 tiga wilayah dari Tindakan Manusia, yang dapat dilihat pada Gambar 3.1
dibawah ini
Universitas Sumatera Utara
Tinggi Jumlah Kontrol Eksplisit
Rendah
Sumber : Richard L. Daft, 2002
Gambar 3.1 Tiga Wilayah dari Tindakan Manusia
Etika dapat dipahami dengan lebih jelas ketika dibandingkan dengan perilaku yang ditentukan oleh hukum dan pilihan bebas. Gambar 3.1
menunjukkan bahwa prilaku manusia dibagi ke dalam tiga kategori. Yang pertama adalah hukum dan diselenggarakan di pengadilan. Dalam area ini, pihak pembuat
undang- undang menentukan peraturan- peraturan yang harus dipatuhi semua orang dan perusahaan dengan cara tertentu, seperti mendapatkan surat surat izin
mengemudi atau membayar pajak perusahaan. Bidang dari pilihan bebas berada diujung seberang timbangan dan berhubungan dengan prilaku yang tidak bisa
tersentuh hukum dan kebebasannya sangatlah dinikmati oleh individu atau organisasi.
Diantara wilayah- wilayah ini, terdapat area etika. Wilayah ini tidak memiliki hukum yang sfesifik, tetapi terdapat standar-standar tingkah laku
berdasarkan prinsip dan nilai yang dipegang tentang tingkah laku moral yang menuntun seorang individu atau sebuah perusahaan.
Banyak perusahaan dan individu bermasalah dengan pandangan yang disederhanakan bahwa pilihan-pilihan dibangun baik oleh hukum atau pilihan
bebas. Pandangan ini membuat orang- orang mempuyai atau asumsi yang salah bahwa jika suatu hal tidak illegal, maka hal itu pasti tidak melanggar etika, seakan
wilayah ketiga tidaklah ada. Pilihan yang lebih baik adalah mengenali wilayah etika dan menerima nilai- nilai moral sebagai daya yang kuat untuk kebaikan yang
dapat mengatur prilaku baik di dalam maupun di luar organisasi.
Wilayah Hukum Yang Ada Standar Hukum
Wilayah Etika Standar Sosial
Wilayah Pilihan Bebas Standar Pribadi
Universitas Sumatera Utara
C. Nilai Personal Sebagai Standar Etika