43 Biaya pengelolaan persampahan diusahakan diperoleh dari masyarakat
80 dan Pemerintah Daerah 20 yang digunakan untuk pelayanan umum antara lain: penyapuan jalan, pembersihan saluran dan tempat-tempat umum.
Sedangkan dana pengelolaan persampahan suatu kota besarnya disyaratkan minimal ± 10 dari APBD. Besarnya retribusi sampah didasarkan pada biaya
operasional pengelolaan sampah Dit.Jendral Tata Perkotaan dan Tata perdesaan, Dep.Kimpraswil, 2003.Di Indonesia, besar retribusi yang dapat ditarik dari
masyarakat setiap rumah tangga besarnya ± 0,5 dan maksimum 1 dari penghasilan per rumah tangga per bulan. Dit. Jendral Tata Perkotaan dan Tata
perdesaan, Dep.Kimpraswill, 2003
2.7. Ukuran-Ukuran Yang Dipakai Dalam Pengelolaan Sampah
2.7.1. Ukuran berat
Ukuran berat yang sering dipakai adalah a. Tonhari untuk jumlah produksi sampah dari suatu daerah.
b. Kgoranghari atau groranghari untuk produksi sampah per orang atau per kapita.
Ukuran ini baik digunakan oleh karena hasil-hasil yang didapat dari jumlah produksi sampah dengan memakai ukuran berat, dapat dibandingkan antara hasil
satu daerah dengan daerah lain, atau hasil-hasil dari suatu kotanegara yang satu dapat dibandingkan dengan kota atau negara lain. Hanya kekurangannya yaitu
membutuhkan alat timbangan yang memerlukan suatu modal. Jadi intuk suatu daerahkota yang sedang berkembang kadang-kadang kebutuhan alat ini
merupakan suatu hambatan dalam pengelolaan sampah padat Haryoto, 1986.
Universitas Sumatera Utara
44
2.7.2. Ukuran berat jeniskepadatan
Ukuran ini dapat dipakai bila pemakaian ukuran berat belum dapat terpenuhi. Untuk itu memang diperlukan suatu penelitian dulu dengan memakai
alat timbangan untuk mengetahui berat sampah untuk volume sampah tertentu.
Dari hasil ini akan didapat berat jeniskepadatan dari sampah tersebut. Walaupun demikian ukuran ini dipengaruhi juga oleh :
a. Jenis-jenis sampah dan komposisinya. b. Cara pengisian alat ukur volume apakah dipadatkan atau tidak.
Ukuran ini bila hendak membandingkan hasil produksi sampah suatu daerah dengan daerah lain agak susah oleh karena dipengaruhi oleh jenis dan
komposisi sampah masing-masing daerah yang akan dibandingkan, serta dipengaruhi juga oleh cara pengisian container. Bila hendak membandingkan
hasil-hasil produksi dengan ukuran ini maka kedua faktor-faktor yang mempengaruhi ukuran tersebut hendaknya dikontrol atau disamakan Haryoto,
1986.
2.7.3. Ukuran volume
Ukuran ini sering digunakan terutama untuk negara-negara berkembang dimana masih adanya kesulitan dalam biaya untuk pengadaan alat timbangan
maka dipakailah ukuran volume. Ukuran volume ini dapat m
3
hari atau 1oranghari. Dalam pelaksanaan sehari-hari, sering alat ukuran volume
diterapkan langsung pada alat-alat pengumpul atau pengangkut sampah, misalnya bak penampungan sampah: 60 liter atau volume gerobak 2 m
3
dan volume truk 12 m
2
. Dengan demikian maka dengan mengetahui jumlah rate angkutan maka jumlah volume produksi sampah dapat diketahui. Hanya alat atau satuan ukur
Universitas Sumatera Utara
45 volume ini sulit dibandingkan antara satu daerahkota dengan daerahkota lain.
Hal ini dikarenakan faktor-faktor sebagai berikut : 1.
Komposisi jenis sampah suatu daerah dengan daerah lain berbeda. 2.
Cara pengisian alat ukuralat-alat penampung dan pengangkut sampah apakah dengan pemadatan atau tidak.
Jadi bila hendak membandingkan hasil produksi sampah suatu daerah dengan daerah lainnya hendaknya hati-hati, terutama melihat satuan yang dipakai
serta cara-cara pengukuran yang dilakukan Haryoto, 1986.
2.8. Sistem Perencanaan Pengelolaan Persampahan