17 : Sering memelihara hubungan baik dengan sesama umat ciptaan Tuhan
Yang Maha Esa. 18
: Kadang-kadang memelihara hubungan baik dengan sesama umat ciptaan Tuhan Yang Maha Esa.
34. : Jarang memelihara hubungan baik dengan sesama umat ciptaan Tuhan
Yang Maha Esa. y.
Petunjuk penilaian
: Petunjuk penyekoran
: Skor akhir menggunakan skala 1 sampai 4
Perhitungan skor akhir menggunakan rumus : �
� ℎ
� �� � � � 4 =
� ℎ�
Sesuai Permendikbud No. 104 Tahun 2014 pasal 7 ayat 3, peserta didik memperoleh nilai adalah :
1 3,85 - 4,00 dengan huruf A
2 3,51 - 3,84 dengan huruf A-
3 c. 3,18 - 3,50 dengan huruf B+
4 2,85 - 3,17 dengan huruf B
5 2,51 - 2,84 dengan huruf B-
6 2,18 - 2,50 dengan huruf C+
7 1,85 - 2,17 dengan huruf C
8 1,51 - 1,84 dengan huruf C-
9 1,18 - 1,50 dengan huruf D+ dan
10 1,00 - 1,17 dengan huruf D.
Keterangan: Sangat Baik SB, Baik B, Cukup C, dan Kurang K.
12. Lembar Penilaian Afektif
q. Teknik penilaian
: Observasi r.
Bentuk instrumen : Lembar observasi
No Nama Peserta didik
Observasi Keaktifan
Tanggung jawab
Kerjasama
1 2
3 31.
32. 33.
34. 35.
s. Instrumen Penilaian
: No
Aspek penilaian
Skor Kriteria
1. Kerjasama
3 Peserta didik bekerjasama secara aktif dalam
diskusi kelompok 2
Peserta didik kurang aktif dalam diskusi kelompok
1 Peserta didik tidak aktif dalam bekerjasama
2. Keaktifan
3 Peserta didikselalu aktif bertanya dan
menyampaikan pendapat 2
Peserta didik kurang aktif dalam bertanya dan menyampaikan pendapat
1 Peserta didik tidak pernah bertanya dan
menyampaikan pendapat 3.
Kemampuan menjawab
3 Peserta didik mampu menjawab pertanyaan
dengan benar disertai alas an yang sesuai 2
Peserta didik mampu menjawab pertanyaan benar namun tidak disertai alas an yang sesuai
1 Peserta didik menjawab pertanyaan dengan
kurang benar 4.
Kemampuan berkomunikasi
3 Peserta didik mampu menyampaikan presentasi
dengan sangat baik dan lancar 2
Peserta didik mampu menyampaikan presentasi
dengan baik namun kurang begitu lancar 1
Peserta didik menyampaikan presentasi kurang baik
t. Petunjuk Penilaian:
� � = �� �
�� � �
�
13. Kompetensi Pengetahuan
m. Teknik Penilaian
: Tes Tertulis n.
bentuk Instrumen : Soal Esay
o. Kisi-kisi
:
No. Indikator
Jumlah Butir Intrumen
Nomor Butir Soal
7. Mengidentifikasi pemanfaatan
keanekaragaman hayati yang telah dilakukan oleh Indonesia. C4
1 1
8. Menganalisis pengaruh
pemanfaatan keanekaragaman hayati di Indonesia. C4
1 2
9. Mengidentifikasi upaya pelestarian
keanekaragaman hayati yang telah dilakukan di Indonesia. C4
1 3
Jumlah 3
p. Soal
1 Baca cuplikan berita dibawah ini
TEMPO.CO , Jakarta
– World Wildlife Fund Indonesia mencatat satwa laut Indonesia masih terancam karena masih maraknya alat tangkap ikan jenis
trawl , atau pukat harimau. Penggunaan pukat harimau ini disebut dapat
merusak habitat ikan. “Dan merusak anakan ikan yang sedang berkembang,” kata Abdullah Habibi,
Manajer Perbaikan Perikanan Tangkap dan Budidaya WWF-Indonesia, dalam surat elektronik yang diterima Tempo, Senin, 2 Februari 2015.
Pada 1980, Indonesia menjadi salah satu negara yang mendorong pengelolaan sumber daya laut berkelanjutan. Saat itu, pemerintah
menerbitkan Keputusan Presiden Nomor 39 Tahun 1980 tentang Penghapusan Jaring Pukat Harimau di Perairan Jawa, Sumatera dan Bali.
Tujuannya, untuk menjaga kesehatan habitat serta produktivitas tangkap nelayan.
Sayangnya, dalam laporan WWF- Indonesia berjudul “Kajian Alat Tangkap
Pukat di Indonesia”, tercatat alat tangkap trawl masih marak digunakan dalam dua dekade terakhir. Malah, tulis Habibi, jenisnya makin beragam.
Berdasarkan cuplikan berita diatas bagaimanakah solusi yang tepat untuk mengurangi penggunaan pukat harimau di kalangan nelayan ?
2 Berdasarkan cuplikan berita diatas bagaimanakah pengaruh yang
ditimbulkan dari pemakaian pukat harimau di laut Indonesia ? 3
Bagaimanakah cara yang tepat untuk pelestarian keanekaragaman hayati di laut untuk mengurangi dampak penggunaan pukat harimau di
Indonesia q.
Jawaban 1
Diberikannya sosialisasi kepada para nelayan bahwa penggunaan pukat harimau sangat merusak ekosistem laut. Sosialisasi sangat
berperan penting dalam hal ini, yaitu untuk menyadarkan nelayan untuk berhenti menggunakan pukat harimau. Apabila sosialisasi tidak
berhasil maka diberikan sanksi yang tegas kepada para nelayan yang melakukan tindakan tersebut.
2 Penggunaan pukat harimau sangat merugikan laut indonesia terutama
ekosistem lautnya: 1.
Rusaknya terumbu karang bawah laut untuk tempat tinggal hewan laut.
2. Hewan laut yang langka akan tertangkap.
3. Semua hewan laut akan tertangkap dari ukuran besar sampai kecil,
sehinggan kelestarian atau untuk kelangsungan hidup akan terganggu.
4. Ekosistem laut rusak.