1.7 Faktor yang mempengaruhi aktivitas bermain
Ada lima faktor yang mempengaruhi aktivitas bermain pada anak Supartini,2004:
1.7.1 Tahap perkembanagan anak
Aktivitas bermain yang dapat dilakukan anak, yaitu sesuai dengan tahapan pertumbuhan dan perkembangan anak. Permainan anak
usia bayi tidak lagi efektif untuk pertumbuhan dan perkembangan anak usia sekolah. Oleh karena itu orang tua maupun perawat harus
mengetahui dan memberikan jenis permainan yang sesuai dengan tahapan pertumbuhan dan perkembangan anak.
1.7.2 Status kesehatan anak
Untuk melakukan aktivitas bermain diperlukan energi. Pada saat kondisi anak sedang menurun atau atau anak terkena sakit bahkan
dirawat dirumah sakit, orang tua harus jeli memilihkan permainan yang dapat dilakukan anak sesuai dengan prinsip bermain pada
anak yang sedang dirawat di rumah sakit. 1.7.3
Jenis kelamin anak Dalam melaksanakan aktivitas bermain tidak membedakan jenis
kelamin laki-laki atau perempuan. Semua alat permainan dapat digunakan untuk mengembangkan daya pikir, imajinasi,
kreativitas, dan kemampuan sosial anak.
Universitas Sumatera Utara
1.7.4 Lingkungan yang mendukung
Lingkungan rumah yang cukup luas untuk bermain memungkinkan anak mempunyai cukup ruang gerak untuk bermain, berjalan,
mondar-mandir, berlari, melompat, dan bermain dengan teman sekelompoknya.
1.7.5 Alat dan jenis permainan yang cocok
Orang tua harus bijaksana dalam memberikan alat permainan untuk anak. Pilih yang sesuai dengan tahapan tumbuh kembang anak.
Alat permainan yang harus didorong, ditarik dan dimanipulasi akan mengajarkan anak untuk dapat mengembangkan kemampuan
koordinasi alat gerak. Permaian membantu anak untuk meningkatkan kemampuan dalam mengenal norma dan aturan serta
interaksi sosial dengan orang lain.
1.8 Permainan untuk anak usia sekolah
Ditinjau dari kelompok usia anak, jenis permainan dapat dibagi menjadi permainan untuk bayi, todller, prasekolah, sekolah, dan anak usia remaja
Supartini, 2004. Kemampuan sosial anak usia sekolah semakin meningkat. Mereka lebih
mampu bekerja sama dengan teman sepermainannya. Sering sekali pergaulan dengan teman menjadi tempat belajar mengenai norma baik atau buruk.
Permainan pada anak usia sekolah tidak hanya bermanfaat untuk meningkatkan keterampilan fisik ataupun intelektual, tetapi juga dapat
Universitas Sumatera Utara
mengembangkan sensitivitasnya untuk terlibat dalam kelompok dan bekerja sama dengan sesamanya. Sisi lain manfaat bermain bagi anak usia sekolah
adalah mengembangkan kemampuannya untuk bersaing secara sehat, bagaimana anak dapat menerima kelebihan orang lain melalui permainan yang
ditunjukkannya. Karakteristik permainan anak usia sekolah dibedakan menurut jenis
kelaminnya. Anak laki-laki lebih tepat jika diberikan mainan jenis mekanik yang akan menstimulasi kemampuan kreativitasnya dalam berkreasi sebagai
seorang laki-laki. Anak perempuan lebih tepat diberikan permainan yang dapat menstimulasi untuk mengembangkan perasaan, pemikiran, dan
sikapnya menjalankan peran sebagai seorang perempuan.
1.9 Prinsip permainan di rumah sakit