BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2. Konsep Bermain
1.1 Defenisi bermain
Bermain merupakan suatu aktivitas dimana anak dapat melakukan atau mempraktekkan keterampilan, memberikan ekspresi terhadap pemikiran,
menjadi kreatif, mempersiapkan diri untuk berperan, dan berperilaku dewasa Hidayat, 2005.
Bermain merupakan kegiatan yang dilakukan secara sukarela untuk memperoleh kesenangan atau kepuasan. Bermain merupakan cerminan
kemampuan fisik, intelektual, emosional, dan sosial. Bermain merupakan media yang baik untuk belajar karena dengan bermain anak-anak akan
berkata-kata berkomunikasi, belajar menyesuaikan diri dengan lingkungan, mengenal waktu, jarak, serta suara Wong, 2008.
1.2 Tujuan bermain
Menurut Wong 2008, tujuan bermain bagi anak usia sekolah yaitu: 1.2.1
Untuk melanjutkan pertumbuhan dan perkembangan yang normal. Pada saat sakit anak mengalami gangguan dalam pertumbuhan dan
perkembangannya. 1.2.2
Mengekspresikan perasaan, keinginan, dan fantasi, serta ide- idenya. Pada saat sakit dan dirawat di rumah sakit, anak mengalami
berbagai perasaan yang sangat tidak menyenangkan.
Universitas Sumatera Utara
1.2.3 Mengembangkan kreativitas dan kemampuan memecahkan
masalah. Permainan akan menstimulasi daya pikir, imajinasi, dan fantasinya untuk menciptakan sesuatu seperti yang ada dalam
pikirannya. 1.2.4
Dapat beradaptasi secara efektif terhadap stres karena sakit dan dirawat di rumah sakit.
1.3 Fungsi bermain
Menurut Wong 2008 Fungsi bermain bagi anak usia sekolah yaitu: 1.3.1
Perkembangan sensorik-motorik Dalam hal ini permainan akan membantu perkembangan gerak
halus dan pergerakan kasar anak dengan cara memainkan suatu obyek yang sekiranya anak merasa senang. Misalnya: orang tua
memainkan pensil didepan anak, pada tahap awal anak akan melirik benda yang ada didepannya, kalau dia tertarik dia akan
berespon dan berusaha untuk meraih atau mengambil pensil dari genggaman orangtuanya.
1.3.2 Perkembangan intelektual
Melalui eksplorasi dan manipulasi, anak-anak belajar mengenali warna, bentuk, ukuran, tekstur dan fungsi objek-objek. Mereka
mempelajari fungsi angka-angka dan cara menggunakannya; mereka belajar menghubungkan kata dengan benda; dan mereka
mengembangkan pemahman tentang konsep yang abstrak dan
Universitas Sumatera Utara
hubungan spesial tentang naik, turun, bawah dan atas. Kesediaan materi permainan dan kualitas keterlibatan orang tua adalah dua
variabel terpenting yang terkait dengan perkembangan kognitif. 1.3.3
Kreatifitas Mengembangkan kreatifitas anak dalam bermain sendiri atau
secara bersama. Berikan anak balok yang banyak dan biarkan dia menyusun balok - balok itu untuk dibuat bentuk apa saja sesuai
dengan keinginan anak, kemudian tanyakan pada anak benda apa yang telah ia buat itu.
1.3.4 Perkembangan sosial
Belajar berinteraksi dengan orang lain, mempelajari peran dalam kelompok. kumpulkan 3-5 anak yang usianya sebaya, kemudian
biarkan anak untuk membentuk kelompok sendiri dan menjalani perannya sendiri-sendiri, orang tua memantau dari kejauhan.
1.3.5 Kesadaran diri Self awareness
Dengan bermain anak sadar akan kemampuannya sendiri, kelemahannya dan tingkah laku terhadap orangf lain. Jika anak tadi
berperan sebagai seorang pemimpin dan dia merasa tidak mampu memimpin, maka dengan senang hati dia akan memberikan peran
pemimpin tadi pada teman yang lainnya.
Universitas Sumatera Utara
1.3.6 Perkembangan moral
Dapat diperoleh dari orang tua, orang lain yang ada disekitar anak. Untuk itu tugas orangtua untuk mengajari anak agar mempunyai
moral yang baik. 1.3.7
Komunikasi Bermain merupakan alat komunikasi terutama pada anak yang
masih belum dapat menyatakan perasaannya secara verbal. Misalnya: anak menggambar dua anak kecil perempuan mungkin
dia ingin punya adik perempuan, anak melempar sendokgarpu saat makan mungkin dia tidak suka sama lauk pauknya.
1.4 Klasifikasi permainan