berbeda. Pentingnya anggota tubuh tertentu, bahaya pengobatan, dan makna kematian Wong,2008. Kekhawatiran utama anak usia
sekolah pada saat hospitalisasi adalah ketakutan mereka akan perkataan bahwa ada sesuatu yang salah dalam tubuh mereka Hart
dan Bossert,1994 dalam, Wong,2008.
4.3 Reaksi anak terhadap hospitalisasi
Reaksi anak bersifat individual dan sangat bergantung pada tahapan usia perkembangan anak, pengalaman sebelumnya terhadap sakit, sistem
pendukung yang tersedia, dan kemampuan koping yang dimilikinya. Reaksi anak yang terjadi karen sakit, kecemasan karena perpisahan, kehilangan atau
luka tubuh dan rasa nyeri. Masa sekolah 6-12 tahun, kehilangan kontrol berdampak pada perubahan peran dalam keluarga, anak kehilangan kelompok
sosialnya, perasaan takut mati, dan adanya kelemahan fisik. Reaksi terhadap luka atau nyeri akan ditunjukkan dengan ekspresi baik verbal maupun
nonverbal karena anak sudah mampu untuk mengkomunikasikannya Deslidel, Hasan, Hevrialni, Sartika, 2011.
4.4 Dampak hospitalisasi pada anak
Anak akan merasa cemas, takut, sedih, dan perasaan tidak nyaman saat dirawat Supartini, 2004. Anak yang cemas akan mengalami kelelahan karena
menangis, tidak mau berinteraksi dengan perawat, rewel, menolak makan
Universitas Sumatera Utara
sehingga memperlambat proses penyembuhan, menurunnya semangat untuk sembuh dan tidak kooperatif terhadap perawatan Sari Sulisno, 2012.
Perawatan anak di rumah sakit memaksa anak untuk berpisah dengan lingkungan yang dicintainya, yaitu keluarga dan terutama kelompok sosialnya.
Anak menjadi jauh dari temannya membuat anak merasa sendiri. Anak akan merasakan kecemasan akibat perpisahan yang terjadi.
Kehilangan kontrol berdampak pada perubahan peran keluarga, ketidakmampuan fisik, dan takut akan kematian Wong, 2008. Anak merasa
terlantar, cedera permanen, kehilangan penerimaan teman, kurangnya produktivitas, dan ketidakmampuan menghadapi stres Wong, 2008.
Anak usia sekolah juga akan bereaksi terhadap cedera tubuh atau nyeri. Anak usia sekolah sudah mampu mengontrol perilakunya jika merasa nyeri.
Reaksi diekspresikan secara verbal maupun nonverbal. Reaksi verbal pada anak saat nyeri dengan mengkomunikasikan letak, intensitas, dan deskripsi
terhadap nyeri. Pada anak usia sekolah, ekspresi secara nonverbal saat nyeri dengan memegang sesuatu dengan erat, mengepalkan tangan, mengatupkan
gigi, menendang dan mencoba melarikan diri Sari Sulisno, 2012.
4.5 Manfaat hospitalisasi