1.5 Karakteristik sosial permainan
Menurut Wong 2008, karakteristik sosial permainan terdiri dari: 1.5.1
Bermain soliter atau mandiri Merupakan bermain yang dilakukan secara sendiri hanya terpusat
pada permainannya sendiri tanpa memperdulikan orang lain. Sifatnya adalah aktif akan tetapi bentuk stimulasi kurang, karena
dilakukan sendiri dalam perkembangan mental pada anak, kemudian dapat membantu untuk menciptakan kemandirian pada
anak. 1.5.2
Bermain pararel Bermain secara sendiri tetapi ditengah-tengah anak lain yang
sedang bermain akan tetapi tidak ikut dengan kegiatan orang lain. Sifat dalam bermain ini adalah anak aktif secara sendiri tetapi
masih dalam satu kelompok, dengan harapan kemampuan anak dalam menyelesaikan tugas mandiri dalam kelompok tersebut
terlatih dengan baik. 1.5.3
Bermain asosiatif Merupakan bermain secara bersama dengan tidak mengikat sebuah
aturan yang ada, semuanya bermain tanpa memperdulikan teman yang lain dalam sebuah aturan. Bermain ini akan menumbuhkan
kreativitas anak karena stimulasi dari anak lain ada, akan tetapi belum dilatih dalam mengikuti peraturan dalam kelompok.
Universitas Sumatera Utara
1.5.4 Bermain kooperatif
Merupakan bermain secara bersama dengan adanya aturan yang jelas sehingga adanya perasaan dalam kebersaman sehingga
terbentuk hubungan pemimpin dan pengikut. Sifat dari bermain ini adalah aktif, anak akan selalu menumbuhkan kreativitasnya dan
melatih anak pada peraturan kelompok sehingga anak dituntut selalu mengikuti peraturan.
1.6 Alat permainan edukatif
Alat permainan edukatif merupakan alat permainan yang dapat memberikan fungsi permainan secara optimal dalam perkembangan anak.
Dimana melalui alat permainan ini anak selalu dapat mengembangkan kemampuan fisiknya, bahasa, kemampuan kognitifnya, dan adaptasi sosialnya.
Dalam mencapai fungsi perkembangan secara optimal, maka alat permainan ini harus aman, ukurannya sesuai dengan usia anak, modelnya jelas, menarik
sederhana, dan tidak mudah rusak. Contoh jenis permainan yang dapat mengembangkan secara edukatif seperti: permainan sepeda roda tiga, mainan
yang ditarik dan didorong jenis ini mempunyai pendidikan dalam pertumbuhan fisik atau motorik kasar, kemudian pensil, bola, balok, lilin.
Jenis alat ini dapat digunakan dalam mengembangkan kemampuan motorik halus. Alat permainan buku bergambar, buku cerita, puzzle, boneka, pensil
warna, radio dan, lain-lain, ini dapat digunakan untuk mengembangkan kemampuan kognitif atau kecerdasan anak Hidayat,2005.
Universitas Sumatera Utara
1.7 Faktor yang mempengaruhi aktivitas bermain