Uji Validitas Instrumen Uji Coba Penelitian

70 mengukur validitas dan reliabilitas dari angket tersebut digunakan uji validitas dan reliabilitas.

1. Uji Validitas Instrumen

Menurut Suharsimi Arikunto 2010: 213 menyatakan bahwa validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan instrumen. Suatu instrumen yang valid dan sahih mempunyai validitas tinggi sebaliknya instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah. Selain itu, Menurut Sugiyono 2010: 173, “instrumen yang valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mendapatkan data yang valid. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Suharsimi Arikunto 2010: 145 mengemukakan terdapat dua macam validitas yaitu validitas isi dan validitas logis dan validitas empiris. Validitas logis dibagi menjadi dua yaitu validitas konstruk dan validitas isi. Validitas dalam penelitian ini diuji dengan menggunakan teknik pengujian validitas logis, karena proses penyusunan instrumen ini mengikuti langkah-langkah penyusunan instrumen, yakni memecah variabel menjadi sub variabel dan indikator kemudian baru memuaskan butir-butir pertanyaannya, peneliti bertindak secara hati-hati, dan setelah itu peneliti mengkonsultasikan kisi-kisi instruman kepada ahli expert judgement. Berdasarkan expert judgement yang dilakukan oleh Sugiyanto, M.Pd, yaitu dosen jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan UNY yang memiliki keahlian dalam bidang BK Sosial menyatakan terdapat beberapa item yang harus diperbaiki yaitu nomor 1, 6, 7, 8, karena kurang relevan dengan kisi-kisi serta 71 nomer 14, 18, 19, 20, 21, 22, 26, 36 dan 45 karena kalimatnya susah dipahami oleh siswa SMP. 2. Uji Reliabilitas Instrumen Suharsimi Arikunto 2010: 221 berpendapat bahwa, reliabilitas menunjuk pada suatu pengertian bahwa instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Saifudin Azwar 2006: 83, menyatakan bahwa reliabilitas dinyatakan oleh koefisien reliabilitas yang angkanya berkisar antara 0 sampai 1.00. Semakin tinggi reliabilitas mendekati 1.00 berarti semakin tinggi reliabilitasnya. Sebaliknya koefisien yang semakin rendah mendekati angka 0 berarti semakin rendah reliabilitasnya. Uji realibilitas dilakukan dengan menggunakan teknik konsistensi internal karena pengujian instrumen dilakukan sekali saja. untuk menguji reliabilitas instrumen, peneliti menggunakan rumus Alpha Cronboach karena skor butirnya bukan 1 atau 0, tetapi berupa skala bertingkat ratting scale. Sedangkan rumus Alpha Cronbach dalam Suharsimi Arikunto 2002 : 171 :                     2 2 11 1 1 t b k k r Keterangan : = Realibilitas Instrumen k = Banyaknya butir pertanyaan item   2 b = Jumlah variabel butir  2 t = Variabel total 72 Uji reliabilitas pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan bantuan program SPSS for Windows Seri 16.0. Sugiyono 2010: 257 memberikan pedoman interpretasi koefisien korelasi dari reliabilitas instrumen yang telah diketahui validitasnya. Interpretasinya tersebut yaitu: Tabel 4 Interpretasi Koefisien Korelasi Interval Koefisian r hitung Interpretasi 0,80 - 1,000 Reliabilitas sangat kuat 0,60 – 0,799 Reliabilitas kuat 0,49 – 0,5999 Reliabilitas sedang 0,20 – 0,399 Reliabilitas rendah 0,00 – 0, 199 Reliabilitas sangat rendah Setelah diuji reliabilitas menggunakan SPSS 16.0 diperoleh koefisien Alpha Cronboach sebagai berikut Reliability Statistic Cronbach’s Alpha N of Item .740 47 Dari hasil reliabilitas diatas, dapat diketahui bahwa reliabilitas skala yang telah diujicobakan kepada 33 responden menunjukkan angka 0,740 yanng masuk dalam reliabilitas kuat dan siap untuk digunakan sebagai instrumen penelitian.

H. Teknik Analisis Data