6
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan permasalahan yang hendak diteliti dalam penelitian ini adalah:
1. Apakah GCG yang diproksikan pada Kepemilikan Institusional dan Komisaris Independen, Kinerja Keuangan yang diproksikan pada ROA
dan ROE, CSR, dan Ukuran Perusahaan berpengaruh secara parsial terhadap Nilai Perusahaan?
2. Apakah GCG yang diproksikan pada Kepemilikan Institusional dan Komisaris Independen, Kinerja Keuangan yang diproksikan pada ROA
dan ROE, CSR, dan Ukuran Perusahaan berpengaruh secara simultan terhadap Nilai Perusahaan?
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah GCG yang di wakili oleh Kepemilikan Institusional dan Komisaris Independen, Kinerja
Keuangan yang di wakili dengan ROA dan ROE, CSR, dan Ukuran Perusahaan berpengaruh secara parsial maupun secara simultan pada nilai
perusahaan perbankan Bursa Efek Indonesia BEI pada periode 2009- 2011.
1.3.2 Manfaat Penelitian
1. Bagi Investor pemegang saham, sebagai salah satu pertimbangan untuk melakukan investasi di sebuah perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
7
2. Bagi peneliti selanjutnya, sebagai referensi untuk penyempurnaan penelitian selanjutnya yang bersifat sejenis, serta memberikan wawasan
yang luas tentang corporate governance.
Universitas Sumatera Utara
8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Nilai Perusahaan
Tujuan utama perusahaan adalah untuk meningkatkan nilai perusahaan melalui peningkatan kemakmuran pemilik atau para pemegang
saham. Nilai perusahaan terkait dengan pengelolaan bisnis, kebijakan, kondisi lingkungan kerja, dan etika bisnis. Menurut Nurlela dan Islahuddin
2008, “nilai perusahaan didefinisikan sebagai nilai pasar, karena dapat memberikan kemakmuran pemegang saham secara maksimum apabila harga
saham perusahaan meningkat. Semakin tinggi harga saham, maka makin tinggi kemakmuran pemegang saham”.
Samuel 2000 dalam Nurlela dan Islahuddin 2008 menjelaskan bahwa enterprise value EV atau dikenal juga sebagai firm value nilai
perusahaan merupakan “konsep penting bagi investor, karena merupakan indikator bagi pasar menilai perusahaan secara keseluruhan”. Sedangkan
Wahyudi dan Pawestri 2006 menyebutkan bahwa nilai perusahaan merupakan “harga yang bersedia dibayar oleh calon pembeli andai
perusahaan tersebut dijual”. Ada tiga alasan mengapa nilai dari setiap bisnis akan dimaksimalkan
jika bisnis diorganisasikan sebagai suatu perseroan terbatas, yaitu antara lain Brigham dan Houston, 2006 : 16:
Universitas Sumatera Utara
9
1. Kewajiban terbatas mengurangi risiko yang ditanggung oleh para investor, dan, jika semua hal yang lainnya konstan, semakin rendah risiko
perusahaan, maka semakin tinggi nilainya. 2. Nilai perusahaan akan tergantung pada peluang pertumbuhannya, yang
selanjutnya akan bergantung pada kemampuan perusahaan untuk menarik modal. Karena perseroan terbatas dapat menarik modal secara lebih
mudah daripada bisnis-bisnis yang tidak terinkorporasi, maka dapat dengan lebih baik mengambil keuntungan dari peluang-peluang
pertumbuhan. 3. Nilai dari suatu aset juga bergantung pada likuiditasnya, yang artinya
kemudahan untuk menjual aset dan mengubahnya menjadi uang tunai pada suatu “nilai pasar yang wajar”. Karena investasi pada saham dari
perseroan terbatas adalah jauh lebih likuid daripada investasi yang serupa di suatu kepemilikan perseorangan atau persekutuan, maka hal ini juga
meningkatkan nilai dari suatu perseroan terbatas. Dari tiga alasan tersebut dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor diatas
dapat mempengaruhi nilai perusahaan. Harga saham yang tinggi membuat nilai perusahaan juga tinggi. Nilai perusahaan yang tinggi menjadi
keinginan semua pemilik perusahaan sebab dengan nilai perusahaan yang tinggi menunjukkan bahwa tingkat kemakmuran pemegang saham juga
tinggi. Dengan nilai perusahaan yang tinggi akan membuat pasar percaya bahwa prospek perusahaan di masa depan akan bagus Brigham dan
Houston, 2006.
Universitas Sumatera Utara
10
Secara umum banyak metode dan teknik yang telah dikembangkan dalam penilaian perusahaan, diantaranya Suharli, 2006 adalah :
“apendekatan laba antara lain metode rasio tingkat laba atau price earning ratio; bpendekatan arus kas antara lain metode diskonto arus kas;
cpendekatan dividen antara lain metode pertumbuhan dividen; dpendekatan aktiva antara lain metode penilaian aktiva; ependekatan harga
saham; fpendekatan economic value added EVA”.
Menurut Weston dan Copeland 2008:244 pengukuran nilai perusahaan dapat dilakukan dengan menggunakan rasio-rasio penilaian atau
rasio pasar. Rasio penilaian merupakan ukuran kinerja yang paling menyeluruh untuk suatu perusahaan, rasio penilaian tersebut terdiri dari :
1. Price to Book Value PBV yaitu perbandingan antara harga saham dengan nilai buku saham.
2. Market to Book Ratio MBR yaitu perbandingan antara harga pasar saham dengan nilai buku saham.
3. Market to Book Assets Ratio yaitu ekpektasi pasar tentang nilai dari peluang investasi dan pertumbuhan perusahaan yaitu perbandingan antara
nilai pasar aset dengan nilai buku aset. 4. Market Value of Equity MVE yaitu nilai pasar ekuitas perusahaan
menurut penilaian para pelaku pasar. Nilai pasar ekuitas adalah jumlah ekuitas saham beredar dikali dengan harga per lembar ekuitas.
5. Enterprise value EV yaitu nilai kapitalisasi market yang dihitung sebagai nilai kapitalisasi pasar ditambah total kewajiban ditambah
Universitas Sumatera Utara
11
minority interest dan saham preferen dikurangi total kas dan ekuivalen kas.
6. Price Earnings Ratio PER yaitu harga yang bersedia dibayar oleh pembeli apabila perusahaan itu dijual. PER dapat dirumuskan sebagai
PER = Price per Share Earnings per Share. 7. Tobin’s Q yaitu nilai pasar dari suatu perusahaan dengan membandingkan
nilai pasar suatu perusahaan yang terdaftar di pasar keuangan dengan nilai penggantian aset asset replacement value perusahaan.
Indikator rasio yang dipakai untuk mengukur nilai perusahaan dalam penelitian ini adalah Tobin’s Q. Rasio ini dikembangkan oleh Profesor
James Tobin 1976. Rasio ini merupakan konsep yang berharga karena menunjukkan estimasi keuangan pasar saat ini tentang nilai hasil
pengembalian dari setiap dolar investasi inkremental. Rasio ini juga dipakai untuk mendapatkan perkiraan yang akurat untuk nilai pasar dari aset
perusahaan dengan menambahkan nilai-nilai efek yang telah dikeluarkan perusahaan. Darmawati 2004 mengatakan bahwa “rasio ini memberikan
informasi yang baik, karena memasukkan unsur hutang, modal saham perusahaan, dan seluruh aset perusahaan karena rasio ini menjelaskan
bahwa nilai perusahaan yang baik dapat dilihat dari sisi pemegang saham ataupun kreditor”. Jadi semakin besar nilai Tobin’s Q menunjukkan bahwa
perusahaan memiliki prospek pertumbuhan yang baik. Hal ini dapat terjadi karena “semakin besar nilai pasar asset perusahaan dibandingkan dengan
nilai buku asset perusahaan maka semakin besar kerelaan investor untuk
Universitas Sumatera Utara
12
mengeluarkan pengorbanan yang lebih untuk memiliki perusahaan tersebut” Permanasari, 2010.
2.2 Good Corporate Governance GCG