Pengetahuan knowledge Sikap attitude

maupun dari dalam dirinya Depkes RI, 1997. Perilaku manusia merupakan hasil dari segala macam pengalaman serta interaksi manusia dengan lingkungannya yang terwujud dalam bentuk pengetahuan, sikap dan tindakan Sarwono, 1993. Menurut Notoatmodjo 2005 yang mengutip pendapat Benyamin Bloom 1908 membagi perilaku seseorang kedalam tiga domain, ranah atau wilayah yakni pengetahuan cognitive domain, sikap affective domain dan tindakan psychomotor domain.

2.4.1. Pengetahuan knowledge

Pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indera yang dimilikinya mata, hidung, telinga dan sebagainya. Dengan sendirinya, pada waktu penginderaan sampai menghasilkan pengetahuan tersebut sangat dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek. Sebagian besar pengetahuan seseorang diperoleh melalui indera pendengaran telinga dan indera penglihatan mata. Perilaku baru atau adopsi perilaku yang didasari pengetahuan, kesadaran dan sikap positif akan bersifat langgeng long lasting. Sedangkan perilaku yang tidak didasari pengetahuan dan kesadaran tidak akan berlangsung lama Notoatmodjo, 2005. Pengetahuan seseorang terhadap obyek mempunyai intensitas dan tingkat yang berbeda-beda, yang secara garis besar dapat dibagi dalam enam tingkatan pengetahuan menurut Notoatmodjo 2005, yaitu: 1. Tahu know diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat Universitas Sumatera Utara kembali sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Tahu know merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. 2. Memahami comprehension diartikan sebagai kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar. 3. Aplikasi application diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada atau kondisi sebenarnya. 4. Analisis analysis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi yang telah dipelajari dalam komponen-komponen yang berkaitan satu sama lain. 5. Sintesis synthesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada. 6. Evaluasi evaluasi, berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan penilaian terhadap suatu materi atau objek.

2.4.2. Sikap attitude

Sikap adalah respons tertutup seseorang terhadap stimulus atau objek tertentu yang sudah melibatkan faktor pendapat dan emosi yang bersangkutan senang-tidak senang, setuju-tidak setuju, baik-tidak baik, dan sebagainya. Menurut Notoatmodjo 2005 yang mengutip pendapat Campbell 1950 sikap adalah suatu sindroma atau kumpulan gejala dalam merespon stimulus atau objek, sehingga sikap itu melibatkan pikiran, perasaan, perhatian dan gejala kejiwaan yang lain. Universitas Sumatera Utara Menurut Azwar 2007 yang mengutip pendapat Allen, dkk 1980 mendefinisikan sikap sebagai suatu pola perilaku, tendensi atau kesiapan antisipatif, predisposisi untuk menyesuaikan diri dalam situasi sosial, atau secara sederhana, sikap adalah respons terhadap stimuli sosial yang telah terkondisikan. Sikap, menurut Setiana 2005 yang mengutip pendapat Widayatun 1999 adalah kesiapan seseorang untuk bertindak atau berperilaku tertentu. Sikap juga dapat diartikan sebagai suatu keadaan mental dan saraf dari kesiapan yang diatur melalui pengalaman yang memberi pengaruh dinamika atau terarah terhadap respon individu pada semua obyek dan situasi yang berkaitan dengannya. Komponen sikap adalah pengetahuan, perasaan-perasaan dan kecenderungan untuk bertindak. Menurut Notoatmodjo 2005, sikap terdiri dari berbagai tingkatan, yaitu: 1. Menerima receiving, diartikan bahwa orang subjek mau dan memperhatikan stimulus yang diberikan objek. 2. Merespon responding, merupakan indikasi dari sikap dalam bentuk memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan, dan menyelesaikan tugas yang diberikan. Hal ini menunjukkan bahwa orang menerima ide tersebut. 3. Menghargai valuing, merupakan indikasi dari sikap dalam bentuk mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan sesuatu masalah. 4. Bertanggung jawab responsible atas segala sesuatu yang telah dipilih dengan segala resiko merupakan sikap yang paling tinggi. Universitas Sumatera Utara

2.4.3. Tindakan atau Praktik practice

Dokumen yang terkait

Efektivitas Metode Ceramah Terhadap Pengetahuan Dan Sikap Keluarga Dalam Penanganan Tuberkulosis Paru Di Wilayah Kerja Puskesmas Guguk Panjang Kota Bukittinggi

1 63 105

Determinan Tindakan Perawat Dalam Membuang Limbah Medis Padat Di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Kota Medan Tahun 2008

4 76 193

Efektivitas Metode Ceramah Dan Diskusi Kelompok Terhadap Pengetahuan Dan Sikap Tentang Kesehatan Reproduksi Pada Remaja Di Yayasan Pendidikan Harapan Mekar Medan

4 77 154

Pengaruh Metode Ceramah dan Metode Diskusi terhadap Pengetahuan dan Sikap Ibu Hamil tentang Pencegahan Makrosomia di Puskesmas Siabu Kabupaten Mandailing Natal Tahun 2016

0 0 17

Pengaruh Metode Ceramah dan Metode Diskusi Terhadap Peningkatan Pengetahuan dan Sikap Siswi Tentang Dismenorea di SMA Swasta Raksana Medan Tahun 2016

0 0 19

Pengaruh Metode Ceramah dan Metode Diskusi Terhadap Peningkatan Pengetahuan dan Sikap Siswi Tentang Dismenorea di SMA Swasta Raksana Medan Tahun 2016

0 0 2

Pengaruh Metode Ceramah dan Metode Diskusi Terhadap Peningkatan Pengetahuan dan Sikap Siswi Tentang Dismenorea di SMA Swasta Raksana Medan Tahun 2016

0 0 9

Pengaruh Metode Ceramah dan Metode Diskusi Terhadap Peningkatan Pengetahuan dan Sikap Siswi Tentang Dismenorea di SMA Swasta Raksana Medan Tahun 2016

0 2 39

Pengaruh Metode Ceramah dan Metode Diskusi Terhadap Peningkatan Pengetahuan dan Sikap Siswi Tentang Dismenorea di SMA Swasta Raksana Medan Tahun 2016

0 1 4

HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN KETERSEDIAAN FASILITAS DENGAN PERILAKU PERAWAT DALAM MEMBUANG LIMBAH MEDIS PADAT DI RS BHAKTI WIRA TAMTAMA SEMARANG TAHUN 2015

1 2 55