Pengaruh Perubahan Suku Bunga terhadap Perubahan Konsumsi

konsumsi yang tinggi akan menggerus ketersediaan tabungan untuk dapat mengimbangi tingkat konsumsi yang tinggi dengan pendapatan yang menurun sesuai dengan kondisi siklus hidup manusia. Dengan demikian tabungan akan mempengaruhi konsumsi pada jangka panjang dikarena pendapatan yang tidak digunakan untuk konsumsi terkumpul dalam periode yang panjang. Tabungan merupakan sisa dari kelebihan pendapatan yang tidak dipergunakan untuk konsumsi, di mana tabungan lebih diperuntukkan sebagai tindakan berjaga-jaga terhadap suatu kondisi tertentu di masa yang akan datang. Oleh karena itu, tabungan masyarakat secara jangka pendek tidak memberikan pengaruh terhadap konsumsi masyarakat dan akan memberikan pengaruh terhadap konsumsi masyarakat secara jangka panjang.

4. Pengaruh Perubahan Suku Bunga terhadap Perubahan Konsumsi

Masyarakat Adapun koefisien regresi untuk perubahan suku bunga adalah sebesar -0,455. Dengan tanda yang negatif maka variabel perubahan suku bunga telah sesuai dengan hipotesis penelitian dan tidak signifikan mempengaruhi perubahan konsumsi masyarakat untuk jangka pendek. Di mana jika suku bunga mengalami peningkatan maka akan dibarengi dengan berkurangnya konsumsi masyarakat di Kabupaten Langkat. Dengan kata lain, jika suku bunga mengalami peningkatan sebesar 1 persen akan menyebabkan konsumsi masyarakat berkurang sebesar 455 juta rupiah. Di dalam teorinya, Keynes menyatakan bahwa pengaruh jangka pendek dari tingkat bunga terhadap pengeluaran individu dari pendapatannya bersifat sekunder Universitas Sumatera Utara dan relatif tidak penting. Menurut John J. Arena menemukan bahwa tidak ada hubungan antara konsumsi agregat dan keuntungan kapital suku bunga karena sebagian saham dipegang oleh orang-orang yang berpendapatan tinggi dan konsumsi mereka tidak terpengaruh oleh perubahan perubahan jangka pendek dalam harga surat berharga tersebut. Kemudian Milton Friedman juga menyatakan bahwa suku bunga akan memberikan pengaruh terhadap konsumsi untuk jangka panjang, dikarena pendapatan periode berikutnya sangat terkait dengan tingkat suku bunga dari berbagai tabungan dan investasi yang dimiliki. Di mana di Indonesia sebagian masyarakatnya masih hidup di bawah garis kemiskinan yang pendapatannya rendah. Pendapatan yang diterima masyarakat sebagian besar digunakan untuk berkonsumsi sehari-hari dan sisanya ditabung. Pada umumnya masyarakat menabung secara tradisional dan sebagian kecil yang pendapatannya besar menyimpan uangnya di bank untuk mendapat kompensasi bunga. Jadi berapapun tingkat suku bunga tidak berpengaruh terhadap konsumsi masyarakat. Suku bunga merupakan salah satu fungsi dari konsumsi, di mana tingkat suku bunga akan memberikan pengaruh yang negatif terhadap tingkat konsumsi. Hal ini dapat diilustrasikan sebagai berikut, bunga bank yang tinggi akan mengurangi tingkat konsumsi yang tinggi karena orang lebih tertarik menabung di bank dengan bunga tetap tabungan atau deposito yang tinggi dibanding dengan membelanjakan banyak uang. Universitas Sumatera Utara

4.2.5 Pengujian Asumsi Klasik 1.

Pengujian Normalitas Asumsi dalam regresi adalah nilai rata-rata dari faktor pengganggu adalah nol. Untuk menguji apakah normal atau tidaknya faktor pengganggu, maka perlu dilakukan uji normalitas dengan menggunakan Jarque-Bera Test dengan asumsi sebagai berikut: H = 0 data berdistribusi normal H 1 ≠ 0 data tidak berdistribusi normal Dengan dasar penolakan H jika nilai probabilitas pengujian Jarque-Bera nilai á. Adapun hasil uji normalitas penelitian ini adalah sebagai berikut: Tabel 4.11. Hasil Pengujian Normalitas Standart Deviasi Skewness Kurtosis Jarque-Bera Probability 165,757 0,014 1,834 1,078 0,583 Sumber: Data diolah. Dari tabel di atas diperoleh bahwa nilai probabilitas Jarque-Bera 0,583 nilai á = 5 0,050, sehingga kita harus menerima hipotesis nul H . Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data penelitian telah berdistribusi normal.

2. Pengujian Linieritas