Kondisi ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Keynes dan Dusenberry yang menyebutkan bahwa pendapatan merupakan determinan konsumsi
yang paling penting dan paling mempengaruhi konsumsi suatu wilayah dalam jangka panjang. Di mana peningkatan pendapatan tidak akan langsung mendorong terjadinya
peningkatan konsumsi, melainkan secara perlahan-lahan akan naik dari waktu ke waktu seiring peningkatan pendapatan yang terjadi. Di lain pihak, PDRB merupakan
agregat keseluruhan pendapatan dari komponen perekonomian di suatu wilayah yang dihitung pada akhir periode, sehingga peningkatan PDRB baru akan dirasakan
dampaknya terhadap konsumsi pada saat PDRB tersebut diumumkan ke masyarakat.
2. Pengaruh Perubahan Kredit Konsumsi terhadap Perubahan Konsumsi
Masyarakat Adapun koefisien regresi untuk perubahan kredit konsumsi adalah sebesar
7,142. Dengan tanda yang positif maka variabel perubahan kredit konsumsi telah sesuai dengan hipotesis penelitian dan signifikan mempengaruhi perubahan konsumsi
masyarakat untuk jangka pendek. Di mana jika kredit konsumsi mengalami peningkatan maka akan dibarengi dengan bertambahnya konsumsi masyarakat
di Kabupaten Langkat. Dengan kata lain, jika kredit konsumsi mengalami peningkatan sebesar 1 milyar rupiah akan menyebabkan konsumsi masyarakat
meningkat sebesar 7,142 milyar rupiah. Kredit yang diberikan oleh sektor perbankan sangat erat hubungannya dengan pengeluaran konsumsi yang dilakukan rumah
tangga. Adanya kredit menyebabkan rumah tangga dapat membeli barang pada waktu sekarang dan pembayarannya dilakukan di kemudian hari, tetapi ini tidak berarti
Universitas Sumatera Utara
bahwa adanya fasilitas kredit menyebabkan rumah tangga akan melakukan konsumsi yang lebih banyak, karena apa yang mereka beli sekarang harus dibayar dengan
penghasilan yang akan datang. Koefisien kredit konsumsi merupakan koefisien variabel penelitian yang
paling besar dibandingkan variabel lainnnya, hal ini menunjukkan bahwa konsumsi masyarakat Kabupaten Langkat sangat dipengaruhi oleh kemudahan penyaluran
kredit yang dilakukan perbankan terutama berbagai jenis kredit konsumsi. Hal ini disebabkan karena setiap kredit yang diperoleh akan segera dimanfaatkan dan
digunakan oleh masyarakat pada saat itu juga. Dengan demikian, konsumsi masyarakat akan meningkat secara otomatis ketika kredit konsumsi diperoleh
masyarakat dari perbankan maupun pihak lainnya. Selain itu, kredit merupakan solusi instan selain meminjam kepada rentenir yang memiliki bunga setinggi langit
dibandingkan meminjam kredit perbankan terhadap kesulitan dana yang bisa saja melanda seseorang.
Teori hipotesis siklus hidup oleh Franco Modigliani menerangkan bahwa pola pengeluaran konsumsi masyarakat mendasarkan kepada kenyataan bahwa pola
penerimaan dan pola pengeluaran konsumsi seseorang pada umumnya dipengaruhi oleh masa dalam siklus hidupnya. Karena orang cenderung menerima penghasilan
pendapatan yang rendah pada usia muda sehingga akan mencoba mendapatkan pendapatan tambahan melalui berbagai pinjaman untuk dapat memenuhi
konsumsinya, tinggi pada usia menengah yang akan meningkatkan kecenderungan menabung dan membayar berbagai pinjaman pada periode sebelumnya dan kembali
Universitas Sumatera Utara
rendah pada usia tua. Dengan demikian, berbagai pinjamanhredit yang diperoleh akan langsung digunakan dan langsung dirasakan manfaatnya terhadap peningkatan
berbagai konsumsi masyarakat dalam jangka pendek.
3. Pengaruh Perubahan Tabungan Masyarakat terhadap Perubahan