4.2.2 Pengujian Kointegrasi 1.
Pengujian Cointegrating Regression Durbin Watson
Pengujian ini relatif sederhana, di mana hanya membandingkan nilai Durbin Watson statistik yang diperoleh dari hasil estimasi model penelitian dengan nilai
Durbin Watson tabel. Adapun hasil pengujiannya adalah sebagai berikut:
Tabel 4.8. Hasil Pengujian Cointegrating Regression Durbin Watson
Nilai DW-Stat Nilai DW-Tabel Keputusan
1,784 0,511 á = 1
Karena DW
stat
DW
tabel
, maka terdapat kointegrasi
0,386 á = 5 0,322 á = 10
Sumber: Data diolah. Dari tabel di atas diperoleh bahwa nilai DW
stat
1,784 DW
tabel
0,511, sehingga kita dapat menolak hipotesis yang menyatakan bahwa nilai residual
persamaan tidak stasioner. Dengan demikian, persamaan tersebut telah stasioner dan terdapat kointegrasi antar variabel.
2. Pengujian Augmented Engle-Granger
Merupakan pengembangan dari pengujian Cointegrating Regression Durbin Watson yang diperkenalkan oleh Engle dan Granger. Adapun hasil pengujiannya
adalah sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.9. Hasil Pengujian Augmented Engle-Granger
Nilai ADF Critical Value
Nilai PP Critical Value
-6,045 1
-2,692 -5,869
1 -3,831
5 -1,960
5 -3,029
10 -1,607
10 -2,655
Sumber: Data diolah. Dari tabel di atas dapat dipastikan berdasarkan pengujian Augmented Engle-
Granger bahwa antara variabel penelitian terdapat kointegrasi. Hal ini ditunjukkan
oleh nilai uji ADF dan Phillip-Perron yang signifikan pada á = 1. 4.2.3 Hasil Estimasi
Setelah diperoleh hasil pengujian stasioneritas dari masing-masing variabel yang menunjukkan 4 variabel dari 5 variabel penelitian telah stasioner dan hasil
pengujian kointegrasi yang menunjukkan adanya sifat kointegrasi dari masing-masing variabel, maka variabel-variabel penelitian telah dapat dilakukan estimasi dengan
menggunakan metode Error Correction Mecanism ECM. Adapun hasil estimasi menggunakan metode Error Correction Mecanism
ECM dengan program Eviews 6 untuk data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.10. Hasil Estimasi Error Correction Mecanism ECM
DK = 28,607 + 0,015 DP + 7,142 DKK – 0,270 DS – 0,455 DI – 1,576 µ
t-1
0,128 5,818 -0,529 -0,050 -5,209 R² = 0,9033
F-statistic = 24,292 DW-Stat = 1,7839
Prob F-statistic = 0,0000
Sumber: Data diolah.
Catatan: Angka dalam kurung adalah nilai t-statistik
Signifikan pada á 1 Signifikan pada á 5
Signifikan pada á 10 Dari persamaan Error Correction Mecanism ECM di atas dapat
dipresentasikan sebagai berikut: 1. Nilai variabel Error Corection Term ECT yang dilambangkan dengan µ
t-1
signifikan pada á = 1. Hal ini menunjukkan bahwa variabel-variabel bebas akan menuju keseimbangan untuk jangka panjang. Kemudian variabel ECT
bernilai -1,576 menunjukkan bahwa kecepatan penyesuaian speed adjusment konsumsi masyarakat Kabupaten Langkat menuju ke kondisi keseimbangan
adalah 157,6 per tahun. 2. Seluruh variabel bebas memiliki tanda koefisien yang sesuai dengan hipotesis
dan teori yang telah penulis jabarkan pada pembahasan sebelumnya. Berdasarkan nilai t-statistik dan tanda signifikansinya diperoleh bahwa hanya
variabel perubahan kredit konsumsi yang signifikan terhadap variabel
Universitas Sumatera Utara
perubahan konsumsi. Hal ini menunjukkan bahwa perubahan kredit konsumsi memberikan dampak terhadap perubahan konsumsi pada jangka pendek saja.
Hal ini juga didukung oleh pengujian stasioneritas terhadap variabel bebas tersebut yang tidak stasioner pada tingkat first diference maupun level.
3. Sedangkan variabel bebas lainnya yaitu variabel perubahan PDRB harga berlaku, perubahan tabungan masyarakat dan perubahan suku bunga kredit
berdasarkan nilai t-statistik yang menunjukkan ketidaksignifikanan. Kondisi ini menunjukkan bahwa ketiga variabel bebas tersebut akan memberikan
dampak terhadap perubahan konsumsi pada jangka panjang. Hal ini juga didukung oleh pengujian stasioneritas terhadap ketiga variabel bebas tersebut
yang stasioner pada tingkat first diference. 4. Dengan koefisien determinan sebesar 0,9033, menunjukkan bahwa seluruh
variabel bebas mampu menjelaskan perubahan-perubahan yang terjadi terhadap variabel terikat sebesar 90,33. Sedangkan sisanya sebesar 9,67
dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan ke dalam persamaan penelitian.
5. Dengan nilai F statistik sebesar 24,292 dan signifikan pada á = 1 menunjukkan bahwa seluruh variabel bebas secara bersama-sama mampu
menjelaskan perubahan yang terjadi pada variabel terikat penelitian.
Universitas Sumatera Utara
4.2.4 Interpretasi Model 1.
Pengaruh Perubahan PDRB Harga Berlaku terhadap Perubahan Konsumsi Masyarakat
Adapun koefisien regresi untuk perubahan PDRB harga berlaku adalah
sebesar 0,015. Walaupun memiliki koefisien terkecil dibandingkan variabel lainnya, tetapi secara teknik Error Corection Mecanism ECM PDRB merupakan variabel
yang paling cepat memberikan pengaruh terhadap konsumsi masyarakat Kabupaten Langkat untuk jangka panjang. Dengan tanda yang positif maka variabel perubahan
PDRB harga berlaku telah sesuai dengan hipotesis penelitian dan tidak signifikan mempengaruhi perubahan konsumsi masyarakat untuk jangka pendek. Di mana jika
PDRB harga berlaku mengalami peningkatan maka akan dibarengi dengan bertambahnya konsumsi masyarakat di Kabupaten Langkat. Dengan kata lain, jika
PDRB harga berlaku mengalami peningkatan sebesar 1 milyar rupiah akan menyebabkan konsumsi masyarakat meningkat sebesar 15 juta rupiah.
Hal ini disebabkan karena kuatnya dorongan permintaan baik yang berasal dari dalam maupun luar negeri, sektor industri pengolahan, sektor perdagangan dan
sektor pengangkutan menjadi motor pertumbuhan dengan sumbangan terhadap pertumbuhan PDRB harga berlaku. Pada kondisi jangka panjang, ketika pertumbuhan
ekonomi suatu daerah mengalami peningkatan maka hal tersebut berdampak pada kenaikan pendapatan regional yang pada akhirnya mempengaruhi masyarakat dalam
mengambil keputusan untuk berkonsumsi. Pendapatan regional semakin meningkat maka semakin besar pengeluaran konsumsi masyarakat dan sebaliknya.
Universitas Sumatera Utara
Kondisi ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Keynes dan Dusenberry yang menyebutkan bahwa pendapatan merupakan determinan konsumsi
yang paling penting dan paling mempengaruhi konsumsi suatu wilayah dalam jangka panjang. Di mana peningkatan pendapatan tidak akan langsung mendorong terjadinya
peningkatan konsumsi, melainkan secara perlahan-lahan akan naik dari waktu ke waktu seiring peningkatan pendapatan yang terjadi. Di lain pihak, PDRB merupakan
agregat keseluruhan pendapatan dari komponen perekonomian di suatu wilayah yang dihitung pada akhir periode, sehingga peningkatan PDRB baru akan dirasakan
dampaknya terhadap konsumsi pada saat PDRB tersebut diumumkan ke masyarakat.
2. Pengaruh Perubahan Kredit Konsumsi terhadap Perubahan Konsumsi