19
Berdasarkan pernyataan di atas, maka dapat disimpulkan beberapa tujuan pengembangan kepariwsataan di Indonesia, yaitu:
1. Meningkatkan pendapatan bagi negara devisa pada umumnya, perluasan kesempatan berusaha serta lapangan kerja, dan mendorong kegiatan-kegiatan
industri penunjang dan industri sampingan lainnya. 2. Memperkenalkan dan mendayagunakan keindahan alam dan kebudayaan
Indonesia. 3. Meningkatkan rasa persaudaraan dan persahabatan nasional maupun
internasional. Tujuan di atas jelas terlihat bahwa industri pariwisata dikembangkan di
Indonesia dalam rangka mendatangkan dan meningkatkan devisa negara state revenue. Jadi, segala sesuatu yang berhubungan dengan kegiatan kepariwisataan
dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan devisa negara.
2.3. Pengertian Pariwisata
Membina dan meningkatkan kesadaran masyarakat di bidang kepariwisataan, dibutuhkan penyebarluasan berbagai pengertian terkait dengan istilah-istilah yang
sering digunakan dalam dunia kepariwisataan. Hal tersebut sangat penting sebagai sarana untuk menambah wawasan. Segala yang berhubungan dengan pariwisata
adalah: pengertian mengenai pariwisata dan apa saja yang dibutuhkan oleh para wisatawan. Hal ini sangat penting demi perkembangan pariwisata nasional, karena
Universitas Sumatera Utara
20
masyarakat bersinggungan dengan dunia pariwisata sekaligus mendapat pelajaran, baik secara langsung maupun tidak langsung.
2.3.1. Ilmu Pariwisata
Terdapat pengertian-pengertian mengenai pariwisata yang menitikberatkan kepada kegiatan berwisata dengan tujuan untuk bersenang-senang. Tetapi konsep
dalam ilmu pariwisata seharusnya didasari atas moral sehingga tercipta suatu tata krama yang baik selama melakukan perjalanan ke suatu negara wilayah. Pernyataan
ini didukung oleh pengertian pariwisata berikut: Secara etimologi, pariwisata berasal dari Bahasa Sansekerta yaitu kata Pari
yang berarti halus maksudnya mempunyai tata krama tinggi dan wisata yang berarti kunjungan atau perjalanan untuk melihat, mendengar, menikmati dan
mempelajari sesuatu. Jadi pariwisata berarti menyuguhkan suatu kunjungan secara bertata krama dan berbudi. Syafie, 2009:15.
Menurut uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa ilmu pariwisata adalah ilmu yang mempelajari bagaimana suatu negara baik pemerintahnya menyuguhkan
segala keperluan tamu-tamu mereka yang akan datang berkunjung melihat keindahan pemandangan alam, atau sejarah bangsa dan menikmati seni budaya bangsa tersebut
secara bertata krama dan halus berbudi dalam arti agamis.
2.3.2. Industri Pariwisata Menurut Para Ahli
Industri Pariwisata adalah salah satu jenis industri baru yang mampu mempercepat pertumbuhan ekonomi dan penyediaan lapangan kerja, peningkatan
penghasilan, standar hidup serta menstimulasi sektor-sektor produktif lainnya. Selain itu, sebagai sektor yang kompleks, pariwisata juga merealisasi industri-industri
pendukung seperti cinderamata, akomodasi dan transportasi.
Universitas Sumatera Utara
21
Ada beberapa pengertian industri pariwisata menurut para ahli sebagai pendukung pengertian di atas, antara lain : Pernyataan Yoeti, mengatakan bahwa
industri pariwisata merupakan gabungan dari keseluruhan perusahaan-perusahaan yang menghasilkan produk baik berupa barang maupun jasa yang diperuntukkan bagi
wisatawan selama melakukan perjalanannya. Industri Pariwisata adalah kumpulan dari macam-macam perusahaan yang
secara bersama-sama menghasilkan produk barang dan jasa goods and services yang dibutuhkan para wisatawan pada khususnya dan traveler pada
umumnya selama dalam melakukan perjalanannya. Yoeti 1982: 140. Kusudianto 1996: 11, juga mengemukakan pendapatanya tentang pengertian
Industri Pariwisata yang merupakan suatu susunan kegiatan dalam organisasi pemerintahan maupun swasta yang berfungsi untuk memasarkan hasil produk wisata
bagi wisatawan. Pernyataan tersebut didukung oleh teori : Industri Pariwisata yang merupakan suatu susunan organisasi, baik pemerintah
maupun swasta yang terkait dalam pengembangan, produksi dan pemasaran produk suatu layanan yang memenuhi kebutuhan dari orang yang sedang bepergian .
Teori di atas juga didukung oleh pernyataan yang dikemukakan Damardjati, bahwa industri pariwisata merupakan kegiatan yang dilakukan untuk menghasilkan produk
wisata yang akan digunakan wisatawan baik secara langsung maupun tidak langsung. Teori tersebut adalah:
Damardjati, mendefinisikan Industri pariwisata adalah rangkuman dari berbagai macam yang secara bersama-sama menghasilakan produk-produk jasa-jasa
layanan-layanan atau services, yang nantinya baik secara langsung maupun tidak langsung akan dibutuhkan oleh wisatawan selama perlawatannya. dalam Yoeti,
1982: 141.
Universitas Sumatera Utara
22
Selanjutnya, menurut pendapat Hunzieker dari Bern University dalam Yoeti, 1982: 141, diambil kesimpulan bahwa setiap hasil produksi baik berupa barang maupun
jasa merupakan kegiatan bisnis yang diperuntukkan bagi wisatawan. Pernyataan tersebut terdapat dalam teori:
Tourism enterprises are all business entities which by combining various means of production, provide goods and services of a specially
tourist nature . Artinya: Industri pariwisata merupakan seluruh kegiatan bisnis yang menggabungkan
berbagai macam hasil produksi berupa barang dan jasa, khususnya bagi para wisatawan
Pernyataan L. J. Lickorish dan A. C. Kershaw British Travel Association, merangkum beberapa pendapat di atas yang mengelompokkan industri pariwisata ke
dalam tiga bagian secara jelas. Pernyataan tersebut adalah: Tourist enterprises are all those traders together satisfy the need of travelers .
a. Primary enterprises, cater to need for transportation, accommodation and good and travel preparation Travel Agent, Tour Operator, etc.
b. Secondary enterprises, tourism enterprises provide souvenir and other tourist supplies, entertainment and activities, insurances, banking services, etc.
c. Also include in this group are supplier to primary tourist enterprises, public utilities and enterprise engaged in tourism promotion, advertising agencies
and consulting services to other tourist enterprises Artinya: Industri pariwisata adalah keseluruhan para penjual produk wisata yang
bersama-sama memberikan kepuasan kepada wisatawan. a. Industri pokok, melayani dalam hal transportasi, penginapan dan makanan
serta persiapan perjalanan Travel Agent, Tour Operator, dan lain-lain. b. Industri tambahan, industri pariwisata yang menyediakan souvenir serta
kebutuhan lainnya, hiburan, asuransi, pelayanan bank, dan lainnya. d. Juga termasuk dalam kelompok penyedia pada industri pokok pariwisata,
keperluan masyarakat, dan industri yang menangani promosi pariwisata, agen periklanan, dan konsultan jasa pelayanan pada industri pariwisata lainnya.
dalam Yoeti, 1982: 143. Beberapa pendapat para ahli tersebut hampir memiliki kesamaan dalam
Universitas Sumatera Utara
23
Pandangan mengenai pengertian pariwisata, sehingga dapat disimpulkan bahwa Industri Pariwisata adalah suatu industri yang berusaha mengembangkan
kualitas dari produk pariwisata goods and service baik dari segi transportasi, akomodasi, hingga urusan cenderamata yang dapat memuaskan para wisatawan
selama melakukan perjalanan. Jadi, kepuasan wisatawan sangat tergantung kepada kualitas produk dan jasa yang dijual.
2.3.3. Wisatawan
Seseorang atau sekelompok orang yang melakukan suatu perjalanan wisata disebut dengan wisatawan tourist, jika lama tinggalnya sekurang-kurangnya 24 jam
di daerah atau negara yang dikunjungi. Apabila mereka tinggal di daerah atau negara yang dikunjungi dengan waktu kurang dari 24 jam maka mereka disebut pelancong
excurtionist. Batasan-batasan wisatawan secara umum yaitu: Pengunjung visitors, yaitu setiap orang yang datang ke suatu daerah atau tempat
tinggal lain dan biasanya dengan maksud apapun kecuali untuk melakukan pekerjaan yang menerima upah. Jadi ada dua kategori mengenai sebutan pengunjung, yaitu:
Wisatawan tourist dan Pelancong excurtionist. Wisatawan adalah pengunjung yang tinggal sementara, sekurang-kurangnya 24
jam di suatu negara. Wisatawan dengan maksud perjalanan wisata dapat digolongkan menjadi Pesiar leasure, yang melakukan perjalanan untuk keperluan rekreasi,
liburan, kesehatan, studi, keagamaan dan olahraga. Selain itu ada juga wisatawan yang bepergian karena alasan hubungan dagang, sanak saudara, konferensi, misi, dan
sebagainya.
Universitas Sumatera Utara
24
Pelancong excurtionist adalah pengunjung sementara yang tinggal di suatu negara yang dikunjungi dalam waktu kurang dari 24 jam. Suwantoro, 1997: 4.
2.4. Berbagai Macam Bentuk Wisata