Pengelolaan Usaha HASIL DAN PEMBAHASAN

57

C. Pengelolaan Usaha

1. Kondisi fasilitasi pengelolaan usaha Usaha anggota pemanfaat dana SPP dikelola sama seperti ketika belum bergabung dengan kelompok SPP. Dalam pengelolaan usahanya, belum ada fasilitasi program untuk pengembangan jaringan terutama pemberian informasi mengenai bantuan teknis misalnya lembaga-lembaga pelatihan, LSM, permodalan, maupun usaha 100. Tidak ada bantuan dalam penguatan pengelolaan usaha melalui pemasaran produk, baik mengenai kualitas, jaringan distribusi, strategi promosi, persaingan harga jual dan sebagainya 100. Masih belum ada bantuan dalam penguatan pengelolaan usaha produksi, yang mencakup masalah supply bahan baku, proses produksi sistem, kapasitas sarana, dan kapasitas sumber daya manusia dan sebagainya 100. Tabel 11 berikut menampilkan kondisi fasilitasi pengelolaan usaha anggota pemanfaat dana SPP. Tabel 11. Kondisi fasilitasi pengelolaan usaha No Keterangan Ya Tidak 1 Pengembangan jaringan, terutama pemberian informasi mengenai bantuan teknis 0,00 100,00 2 Penguatan pengelolaan usaha melalui pemasaran 0,00 100,00 3 Penguatan pengelolaan usaha produksi 0,00 100,00 4 Penguatan pengelolaan keuangan, berupa administrasi dan pelaporan keuangan 100,00 0,00 Dari Tabel 11 di atas, terlihat bahwa fasilitasi bagi anggota kelompok belum menyentuh sisi manajemen usaha pemanfaat dana SPP. Keterbatasan fasilitator kecamatan dalam kemampuan untuk penguatan pengelolaan usaha anggota harus diatasi. Jika tidak kredibel, maka program bisa melakukan kerjasama dengan lembaga lain seperti bekerjasama dengan perguruan tinggi yang memiliki tenaga akademis bidang agribisnis, teknologi industri pertanian, atau manajemen. 2. Pengelola usaha Program PNPM-MPd mengedepankan prinsip kesetaraan dan keadilan gender dengan meningkatkan partisipasi seluruh masyarakat, khususnya masyarakat miskin atau kelompok perempuan. Pelibatan perempuan dilakukan dalam pengambilan keputusan perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan pelestarian pembangunan. Dalam pengelolaan usaha anggota kelompok SPP juga 58 mustinya memperhatikan prinsip di atas. Dilihat dari usaha yang responden kelola, ternyata usaha mereka mayoritas dikelola oleh perempuan, baik murni maupun dibantu laki-laki. Pengelolaan usaha mereka bisa dilihat pada Tabel 12. Tabel 12. Pengelola usaha anggota No Keterangan Jumlah orang Persentase 1 Dikelola perempuan secara murni 25 50,00 2 Dikelola perempuan secara dominan 10 20,00 3 Dikelola laki-laki secara dominan 10 20,00 4 Dikelola laki-laki secara murni 5 10,00 Jumlah 50 100,00 Dilihat dari Tabel 12, tampak bahwa peran perempuan dalam pengelolaan usaha sudah mendominasi, baik itu secara murni maupun dengan bantuan pihak laki-laki dalam menjalankan usaha. Hal ini berdampak positif pada kesetaraan gender. Peran laki-laki dalam menjalankan usaha menunjukkan peran perempuan dalam pengelolaan usaha belum sepenuhnya terwujud, apalagi jika dilihat dari sisi analisis gender yang lebih spesifik, mungkin akan terlihat bahwa pembinaan kelompok perempuan belum membantu perempuan dalam perbaikan kualitas hidup dan kesetaraan dan keadilan gender. Positifnya pengelolaan dana oleh perempuan karena jika perempuan yang mengelola usaha, maka keuntungan yang bisa dihasilkan lebih baik bisa dua kali lebih besar daripada jika dikelola oleh laki-laki. Selain itu, pengelolaan oleh perempuan berdampak positif pada pemanfaatan keuntungan yang didapat untuk meningkatkan konsumsi keluarga terutama pemenuhan gizi keluarga, pendidikan anak-anak dan pengaturan keuangan lain yang lebih terarah. Hal ini disebabkan tanggung jawab perempuan pada peran domestiknya yang lebih tinggi. 3. Perempuan pengusaha kecil Perempuan pemanfaat dana SPP sebagian 22 tergolong pengusaha kecil karena omset usahanya mencapai 25 juta rupiah perbulan atau lebih. Usaha mereka bergerak di jasa kredit barang, penggilingan padi, warung sekaligus kios bensin, agen jeruk, pandai besi dan angkutan sekaligus dagang udang galah. Secara rinci usaha mereka tertera pada Tabel 13. Dari Tabel 13 terlihat bahwa mayoritas dari jumlah pinjaman 33,80 dan jumlah usahanya 27,27 merupakan jasa kredit barang. Jenis usaha jasa kredit 59 barang, penggilingan padi dan warung sekaligus kios bensin yang langsung dikelola oleh perempuan murni dan dominasi, yaitu enam orang 54,54 sesuai dengan amanah PNPM-MPd sebagai upaya pemberdayaan perempuan. Meskipun belum maksimal, dalam usaha kecil juga dikelola oleh perempuan secara dominan, baik pengambilan keputusan maupun pelaksana teknis. Tabel 13. Usaha anggota yang tergolong usaha kecil No Usaha yang dijalankan Jumlah orang Jumlah pinjaman juta rupiah Persentase pengusaha Persentase pinjaman 1 Jasa kredit barang 3 72 27,27 33,80 2 Penggilingan padi 2 70 18,18 32,86 3 Warung+kios bensin 2 15 18,18 7,05 4 Agen jeruk 2 18 18,18 8,45 5 Pandai besi 1 18 9,09 8,45 6 Angkutan+dagang udang 1 20 9,09 9,39 Jumlah 11 213 100,00 100,00 Usaha yang dikelola langsung secara dominan oleh perempuan masih terletak pada area domestik, seperti jasa kredit barang dan warung dan kios bensin begitu juga usaha-usaha mikro. Jasa kredit barang dan warung atau kios bensin bisa dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan tugas domestik seorang istri, seperti memasak, menata perabot rumah tangga, dan menjaga anak-anak sambil menjaga warung atau kios bensin. Kondisi ini juga memperlihatkan bahwa laki- laki sebagai pencari nafkah utama dan perempuan sebagai pencari nafkah tambahan. Padahal jika dilihat dari kontribusi, perempuan memberikan andil yang besar dalam keluarga.

D. Kendala dan Saran Anggota SPP