SPP dan Unit Pengelola Kegiatan

12 Jika usulan non-SPP dari musyawarah khusus perempuan sama dengan usulan musyawarah desa campuran, maka kaum perempuan dapat mengajukan usulan pengganti, sehingga jumlah usulan kegiatan dari musyawarah desa perencanaan tetap tiga. Maksimal nilai satu usulan kegiatan yang dapat didanai BLM PNPM-MPd adalah sebesar 350 juta rupiah. Ketiga usulan kegiatan melibatkan perempuan untuk mendorong keterlibatan perempuan sebagai pelaksanaan prinsip keseteraan dan keadilan gender.

B. SPP dan Unit Pengelola Kegiatan

UPK adalah pengelola dana bergulir yang berasal dari program dengan mekanisme sesuai dengan ketentuan Badan Kerjasama Antar Desa BKAD atau Musyawarah Antar Desa MAD yang mengacu pada tujuan dan prinsip program. Dana bergulir merupakan seluruh dana program dan bersifat pinjaman dari UPK yang digunakan oleh masyarakat untuk mendanai kegiatan ekonomi masyarakat yang disalurkan melalui kelompok-kelompok masyarakat. Sasaran jenis kelompok dalam kegiatan dana bergulir adalah: 1 . Kelompok Simpan Pinjam KSP: adalah kelompok yang mempunyai kegiatan pengelolaan simpanan dan pinjaman dengan prioritas kelompok yang mempunyai anggota RTM; 2 . Kelompok Usaha Bersama KUB: adalah kelompok yang mempunyai kegiatan usaha yang dikelola secara bersama oleh anggota kelompok, dengan prioritas kelompok yang mempunyai anggota RTM; 3 . Kelompok Aneka Usaha: adalah kelompok yang anggotanya RTM yang mempunyai usaha yang dikelola secara individu oleh anggota. Pengurus UPK haruslah merupakan masyarakat yang telah dipilih dan terlibat secara langsung bertanggung jawab dalam pelaksanaan operasional sehari- hari. Paling tidak pengurus UPK satu orang. Struktur organisasi dan kebutuhan jumlah pengurus dapat disesuaikan dengan kebutuhan cakupan wilayah tugas dan kebutuhan beban tugas. Dalam pengelolaan dana bergulir, UPK didukung oleh lembaga pendukung paling tidak oleh Tim Verifikasi dan Badan Pengawas – UPK BP-UPK dengan ketentuan kelembagaan dan operasional diatur dalam ADART BKAD. Pendanaan operasional bersifat pendanaan dukungan tugas, bukan bersifat insentif yang tetap setiap bulan. UPK setiap tahun anggaran diwajibkan menyampaikan rencana kerja dan pertanggungjawaban kepada BKAD atau MAD. 13 Dalam rencana kerja UPK, wajib disampaikan Perencanaan Keuangan termasuk perencanaan pendapatan dan biaya TK PNPM-MPd, 2008b. UPK merupakan lembaga pengelola kegiatan dan keuangan yang berbasis di setiap kecamatan lokasi program. UPK dikelola oleh masyarakat lokal, yang dipilih secara langsung melalui forum MAD di tingkat kecamatan. Pengelolastaf UPK bekerja secara volunteer dan berperan dalam pengelolaan pembinaan kelompok simpan pinjam di wilayahnya. Berdasarkan evaluasi pada 2007, sebanyak 88 UPK di lokasi program termasuk dalam kategori potensial: 1 . memiliki kualitas pinjaman terhadap tunggakan yang baik; 2 produktif dan dapat mengelola dana jasa pinjaman dengan baik; 3 memiliki administrasi yang baik. UPK memiliki pengalaman mengelola dana program dalam jumlah relatif besar. Pada 2008 misalnya, setiap UPK mengelola dan menyalurkan dana BLM yang besarnya antara 1-3 miliar rupiah. UPK juga memiliki pengalaman mengelola dan menyalurkan pinjaman untuk kegiatan kelompok usaha mikro di perdesaan. Selama 1998-2008, UPK di seluruh tanah air telah mengelola dan menyalurkan block grant sebesar 1,8 triliun rupiah ke lebih dari 189.990 kelompok, dimana 100.567 di antaranya adalah kelompok SPP. Hingga Desember 2008, UPK di seluruh lokasi memiliki surplus ditahan mencapai 183 miliar rupiah dengan laba operasional lebih dari 151 miliar rupiah dan total surplus mencapai 335 miliar rupiah. Meski masih membutuhkan peningkatan kapasitas, unit ini telah mampu mengelola dan membina anggota kelompok. Salah satu buktinya, sejumlah anggota kelompok memperoleh penghargaan tingkat nasional Citi Micro-enterpreneurship Award CMA dari UKM Center, Universitas Indonesia Ditjen PMD Kemdagri, 2008. Perkembangan pembiayaan mikro kegiatan simpan pinjam kelompok perempuan per Desember 2009 menunjukkan angka yang tinggi, secara nasional tingkat realisasi pengembalian pinjaman sebesar 94 dari target pengembalian kumulatif pokok Rp 2.935.935.141.520 dan bunga Rp 480.424.494.718 dengan realisasi pengembaliannya bisa mencapai pokok sebesar Rp 2.768.312.228.834 dan bunga Rp 459.050.897.233. Untuk Provinsi Kalimantan Barat, tingkat realisasi pengembalian pinjaman sebesar 91, yaitu dari target pengembalian kumulatif pokok Rp 49.791.665.668 dan bunga Rp 7.692.612.167 dengan realisasi 14 pengembaliannya bisa mencapai pokok sebesar Rp 45.233.492.639 dan bunga Rp . 7.152.779.122 KM Nasional PNPM-MPd, 2009. Dengan tingginya tingkat pengembalian pinjaman kelompok tersebut, maka potensi untuk pengembangannya akan selalu terbuka lebar. UPK mempunyai kewajiban untuk terus mendorong kelompok dalam pemanfaatan dana program, sedangkan fasilitator kecamatan juga berkewajiban untuk memfasilitasi kelompok dalam mengembangkan usaha yang dijalankan untuk mencapai tujuan program yaitu kemandirian ekonomi dan peningkatan kesejahteraan masyarakat miskin. Kegiatan fasilitasi pengembangan kegiatan kelompok memegang peranan penting dalam PNPM-MPd. Fasilitasi pengembangan kegiatanusaha kelompok adalah upaya yang dapat membantu pengembangan kegiatan kelompok berdasarkan pada jenis kelompok. Fasilitasi pengembangan kegiatan kelompok berdasarkan pada jenis kelompok yaitu KSP sebagai pengelola pinjaman executing dan KUB. Kelompok yang ada di wilayah binaan UPK Kecamatan Semparuk sampai tahun 2011 ini semuanya masih kelompok penyalur pinjaman channeling, tetapi sudah memiliki dua kelompok cikal bakal menjadi kelompok pengelola pinjaman. Kelompok executing ini tidak diberikan secara langsung karena harus memenuhi berbagai kriteria yang harus dipenuhi. Kegiatan fasilitasi dapat dilakukan sebagai berikut TK PNPM-MPd, 2008b: 1. Kelompok Simpan Pinjam a. Penguatan organisasi dengan fasilitasi pembuatan ADART, fasilitasi pembuatan SOP, dan sebagainya. b. Penguatan pengelolaan keuangan dengan fasilitasi penguatan administrasi dan pelaporan keuangan, fasilitasi peningkatan permodalan dengan pengembangan jaringan, fasilitasi peningkatan simpanan anggota, dan sebagainya. c. Penguatan pengelolaan pinjaman dengan fasilitasi pembuatan aturan dan mekanisme penyaluran pinjaman, fasilitasi penentuan persyaratan pinjaman, fasilitasi pengelolaan pinjaman bermasalah, dan sebagainya. 2. Kelompok Usaha Bersama 15 a. Penguatan organisasimanajemen dengan melakukan fasilitasi peningkatan kapasitas pengurus dan anggota kelompok dalam wadah kelompok ataupun manajemen. b. Penguatan pengelolaan usaha: 1 Aspek pemasaran yang mencakup kualitas produk, jaringan distribusi, strategi promosi, persaingan harga jual dan sebagainya. 2 Produksioperasi yang mencakup masalah supply bahan baku, proses produksi sistem, kapasitas sarana dan kapasitas sumber daya manusia dan sebagainya. 3 Pengelolaan keuangan: i berupa administrasi dan pelaporan keuangan dan ii peningkatan permodalan yang mencakup permodalan untuk pengembangan saranaprasarana maupun modal kerja. 3. \ Pengembangan Jaringan Fasilitasi pengembangan jaringan diarahkan pada pengembangan kegiatan atau usaha kelompok dengan penekanan pada penyediaan informasi-informasi kepada kelompok yang mendukung kegiatanusaha yang mencakup informasi: a. Bantuan teknis misalnya: lembaga-lembaga pelatihan, instansi terkait penyedia pelatihan, lembaga swadaya masyarakat. b. Permodalan misalnya: bank, lembaga keuangan, program-program bantuan. c. Usaha misalnya: penyediaan bahan baku, jaringan pemasaran, diversifikasi usaha.

C. Usaha Mikro Kecil dan Menengah dalam Hubungannya dengan SPP