32
tersebut dari tahun 2008, 2009, dan 2010 tanpa putus-putus telah beraktivitas dalam kelompok SPP selama tiga tahun. Jumlah pemanfaat yang memenuhi
kriteria adalah sebanyak 50 orang.
C. Pengumpulan Data
Dalam menganalisis dan membahas masalah pada kajian ini membutuhkan data yang terdiri dari dua sumber data, yaitu:
1. Data sekunder, merupakan data pendukung yang diperoleh melalui studi
kepustakaan dan data organisasi, antara lain jurnal penelitian, buletin, tesis, buku, Petunjuk Teknis Operasional PTO PNPM-MPd, laporan-laporan hasil
kegiatan program, serta data kegiatan SPP reguler dan perguliran dana SPP. 2.
Data primer, merupakan data utama yang diperoleh langsung dari lapangan. Untuk mendapatkan data tersebut menggunakan kuesioner, dengan teknik
pengumpulan data sebagai berikut. a.
Wawancara terstruktur Wawancara terstruktur ini dilakukan untuk mendapatkan data primer
langsung dari pelaku usaha mikro anggota kelompok SPP, yakni kepada 50 responden terpilih dan empat orang pelaku program yang terdiri dari satu
orang fasilitator kecamatan, satu orang pendamping lokal, dan dua orang pengurus UPK.
b. Observasi
Teknik ini digunakan untuk melakukan pencatatan secara teliti dan sistematis terhadap obyek kajian yang langsung diamati di lapangan guna
melengkapi teknik wawancara.
D. Pengolahan dan Analisis Data
Analisis adalah proses menyusun data agar dapat ditafsirkan. Menyusun data berarti menggolongkannya dalam pola, tema atau kategori. Tanpa kategori
data akan terjadi chaos. Interpretasi artinya memberikan makna kepada analisis,
menjelaskan pola atau kategori, mencari hubungan antar berbagai konsep. Interpretasi menggambarkan perspektif atau pandangan peneliti, bukan kebenaran.
Kebenaran hasil penelitian masih harus dinilai orang lain dan diuji dalam berbagai
33
situasi lain. Hasil interpretasi juga bukan generalisasi dalam arti kuantitatif, karena gejala sosial terlampau banyak variabelnya dan terlampau terikat oleh
konteks dimana penelitian dilakukan sehingga sukar digeneralisasi. Generalisasi di sini lebih bersifat hipotesis kerja yang senantiasa harus diuji kebenarannya
dalam situasi lain. Sesungguhnya analisis dapat dibagi menjadi dua macam: kualitatif dan kuantitatif. Apabila data yang dikumpulkan oleh si peneliti hanya
sedikit, bersifat monografis atau berwujud kasus-kasus sehingga tidak dapat disusun ke dalam suatu struktur klasifikatoris, maka analisisnya pastilah analisis
yang kualitatif Priadana dan Muis, 2009. Riset dengan metode studi kasus menghendaki suatu kajian yang rinci,
mendalam, menyeluruh atas obyek tertentu, termasuk lingkungannya. Periset, bersama-sama dengan pengambil keputusan manajemen misalnya di dalam
organisasi, harus berusaha menemukan hubungan faktor-faktor yang dominan atas permasalahan risetnya. Selain itu, periset dapat saja menemukan hubungan-
hubungan yang tadinya tidak direncanakan atau terpikirkan. Keunggulan metode studi kasus antara lain adalah bahwa hasilnya dapat mendukung studi-studi yang
lebih besar di kemudian hari, dapat memberikan hipotesis-hipotesis untuk riset lanjutan. Namun, di samping keunggulan tersebut, metode ini sebenarnya
memiliki kelemahan, misalnya bahwa kajiannya menjadi relatif kurang luas, sulit digeneralisasikan dengan keadaan yang berlaku umum, dan cenderung subyektif
karena obyek riset dapat mempengaruhi prosedur riset yang musti dilakukan Umar, 2002.
1. Analisis Statistik Deskriptif
Statistika deskriptif adalah metode statistika yang digunakan untuk menggambarkan atau mendeskripsikan data yang telah dikumpulkan menjadi
sebuah informasi Suharyadi dan Purwanto, 2008. Sugiyono 2004, menambahkan bahwa statistik deskriptif mendeskripsikan atau menggambarkan
data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi. Walpole 1993,
memberikan contoh statistika deskriptif yang sering muncul adalah tabel, diagram, grafik, dan besaran-besaran lain di majalah dan koran-koran. Dengan
34
Statistika deskriptif, kumpulan data yang diperoleh disajikan dengan ringkas dan rapi serta dapat memberikan informasi inti dari kumpulan data yang ada.
Informasi yang dapat diperoleh dari statistika deskriptif ini antara lain ukuran pemusatan data, ukuran penyebaran data, serta kecenderungan suatu gugus
data Siagian dan Sugiarto, 2002. Data yang telah diperoleh dalam kajian ini, baik primer maupun sekunder diolah secara statistik deskriptif dengan pendekatan
kuantitatif dalam bentuk frekuensi, persentase, rataan skor, dan tabulasi silang. Kajian strategi disusun dengan tahapan analisis menggunakan matriks
Internal Factor Evaluation IFE, External Factor Evaluation EFE, Internal-External
IE, Strengths, Weaknesses, Opportunities, Threats SWOT, dan Quantitative Strategic Planning Matrix QSPM sebagai alat untuk mengevaluasi kinerja
pemberdayaan dalam memisahkan masalah-masalah utama yang dihadapi UPK melalui analisis internal dan eksternal.
2. Analisis SWOT Kasus Unit Bisnis
Analisis kasus secara keseluruhan bisa dirumuskan sebagai berikut: memahami situasi dan informasi yang ada, memahami permasalahan yang terjadi,
menciptakan berbagai alternatif dan memberikan berbagai alternatif pemecahan masalah, evaluasi pilihan alternatif dan pilih alternatif yang terbaik. Cara yang
bisa digunakan untuk memahami masalah yang ada antara lain harus mengetahui tujuan organisasi, deskripsi mengenai bisnis produk, harga, keahlian manajemen,
kondisi persaingan, dan pesaing di bisnis yang sama, deskripsi mengenai organisasi, dan evaluasi secara keseluruhan kekuatan, kelemahan, peluang dan
ancaman. Selain itu, misi, strategi, tujuan serta semua permasalahan yang dihadapi perusahaan juga dievaluasi. Kadang-kadang masalah yang dihadapi
dalam membuat analisis adalah strategi telah berubah, manajemen sangat lemah, struktur organisasi sudah tidak sesuai, perencanaan yang sangat tidak efektif, dan
sebagainya. Isu yang berkaitan dengan semua permasalahan di atas perlu dirumuskan mengingat setiap saat lingkungan berubah. Dengan demikian,
pengenalan terhadap pasar baru dan peluang pemasaran diperlukan. Selain itu, pemahaman mengenai perubahan internal perusahaan, seperti perubahan
teknologi, perubahan produk, dan perubahan struktur biaya, juga diperlukan. Tahap akhir analisis kasus adalah memformulasikan keputusan yang diambil.
35
Keputusannya didasarkan atas justifikasi yang dibuat secara kualitatif maupun kuantitatif, terstruktur maupun tidak terstruktur, dan dengan menggunakan model
yang tercanggih maupun tradisional Rangkuti, 2010. Penilaian internal ditujukan untuk mengukur sejauh mana kekuatan dan
kelemahan yang dimiliki oleh UPK. Langkah yang ringkas dalam melakukan penilaian internal adalah menggunakan matriks IFE, sedangkan untuk
mengevaluasi faktor-faktor eksternal UPKperusahaan yang menyangkut persoalan ekonomi, sosial, budaya, demografi, lingkungan, politik, pemerintahan,
hukum, teknologi dan persaingan di pasar industri, dimana perusahaan berada digunakan matriks EFE Umar, 2005.
1. Matriks IFE
Matriks IFE digunakan untuk mengetahui faktor-faktor internal perusahaan berkaitan dengan kekuatan dan kelemahan yang dianggap penting. Data dan
informasi aspek internal perusahaan dapat digali dari beberapa datainformasi fungsional perusahaan, misalnya dari aspek manajemen, keuangan, SDM,
pemasaran, sistem informasi dan produkoperasi. Tabel 2. Matriks IFE
Faktor strategis internal Bobot a
Rating b Skor a x b
A. Kekuatan
1. …
n. Jumlah A
B. Kelemahan
1. …
n. Jumlah B
Total A + B 2.
Matriks EFE Matriks EFE digunakan untuk mengevaluasi faktor-faktor eksternal
perusahaan berkaitan dengan peluang dan ancaman eksternal yang dianggap penting. Data eksternal dikumpulkan untuk menganalisis hal-hal menyangkut
persoalan ekonomi, sosial, budaya, demografi, lingkungan, politik, pemerintah, hukum, teknologi dan persaingan di pasar industri, dimana perusahaan berada,
36
beserta data eksternal relevan lainnya. Hal ini penting karena faktor-faktor eksternal berpengaruh secara langsung maupun tidak langsung terhadap
perusahaan. Tabel 3. Matriks EFE
Faktor strategis eksternal Bobot a
Rating b Skor a x b
A. Peluang
1. …
n. Jumlah A
B. Ancaman
1. …
n. Jumlah B
Total A + B 3.
Matriks IE Gabungan kedua matriks IFE dan EFE menghasilkan matriks Internal-
External IE yang berisikan sembilan macam sel yang memperlihatkan kombinasi total nilai terboboti dari matriks-matriks IFE dan EFE. Tujuan
penggunaan matriks ini adalah untuk memperoleh strategi pengembangan yang lebih rinci. Diagram tersebut dapat mengidentifikasikan sembilan sel strategi
perusahaanUPK. Menurut David 2009, kesembilan sel itu dapat dikelompokkan menjadi tiga strategi utama, yaitu.
a. Growth Strategy merupakan pertumbuhan dan membangun perusahaan itu
sendiri sel I, II dan IV. Strategi yang cocok adalah strategi intensif penetrasi pasar, pengembangan pasar dan pengembangan produk dan integrasi.
b. Stability Strategy adalah strategi yang diterapkan tanpa mengubah arah
menjaga dan mempertahankan strategi yang sudah ditetapkan sel III, V dan VII. Strategi yang cocok adalah penetrasi pasar dan pengembangan produk.
c. Retrenchment Strategy adalah usaha memperkecil penciutan atau
mengurangi usaha yang dilakukan perusahaandivestasi sel VI, VIII dan IX.
37
Skor Total IFE Kuat
Sedang Lemah
4,0 3,0
2,0 1,0
I Growth
II Growth
III Stability
IV Growth
V Stability
VI Retrenchment
VII Stability
VIII Retrenchment
IX Retrenchment
Gambar 2. Matriks IE 4.
Matriks SWOT Menurut Hubeis dan Najib 2008, matriks SWOT adalah alat untuk
mencocokkan faktor-faktor
penting yang
akan membantu
manager mengembangkan empat tipe strategi, yaitu SO, WO, ST dan WT.
a. Strategi SO Strengths-Opportunities atau kekuatan-peluang adalah strategi
yang digunakan perusahaan dengan memanfaatkan atau mengoptimalkan kekuatan yang dimiliki untuk memanfaatkan berbagai peluang yang ada.
b. Strategi WO Weaknesses-Opportunities atau Kelemahan-Peluang adalah
strategi yang digunakan perusahaan yang seoptimal mungkin meminimalisir kelemahan yang ada untuk memanfaatkan berbagai peluang.
c. Strategi ST Strengths-Threats atau Kekuatan-Ancaman adalah strategi
memanfaatkan mengoptimalkan kekuatan guna meminimalisir ancaman. d.
Strategi WT Weaknesses-Threats atau Kelemahan-Ancaman adalah strategi untuk mengurangi kelemahan guna meminimalisir ancaman yang ada.
Faktor Internal Faktor
Eksternal
STRENGTHS-S Daftar 5-10 faktor-faktor
kekuatan internal WEAKNESSES-W
Daftar 5-10 faktor-faktor kelemahan internal
OPPORTUNITIES-O Daftar 5-10 faktor
peluang eksternal STRATEGI S-O
Strategi yang menggunakan kekuatan untuk
memanfaatkan peluang STRATEGI W
—O Strategi meminimalkan
kelemahan untuk memanfaatkan peluang
THREATS-T Daftar 5-10 faktor
ancaman eksternal STRATEGI S-T
Strategi yang menggunakan kekuatan untuk mengatasi
ancaman STRATEGI W-T
Strategi yang meminimalkan kelemahan
dan menghindari ancaman
Sumber: Rangkuti, 2010
Gambar 3. Matriks SWOT
3,0 Tinggi
Sedang Rendah
Skor Total EFE
2,0 1,0
38
5. Tahap Keputusan
Tahap terakhir dari perumusan strategi adalah pengambilan keputusan. Alat yang digunakan pada tahap ini adalah matriks perencanaan strategis kuantitatif
Quantitative Strategic Planning MatrixQSPM. Untuk mengembangkan QSPM berdasarkan David 2009, langkah-langkahnya adalah: 1 mendaftarkan peluang
atau ancaman eksternal dan kekuatan atau kelemahan internal perusahaan pada kolom kiri QSPM; 2 memberikan bobot untuk setiap faktor eksternal dan
internal. Bobot yang sama dengan yang dipakai dalam matriks IFE dan EFE; 3 memeriksa tahap kedua pemaduan matriks dan mengidentifikasi strategi
alternatif yang dapat dipertimbangkan untuk diimplementasikan; 4 menetapkan nilai daya tarik
Attractive ScoreAS yang menunjukkan daya tarik relatif setiap strategi dalam alternatif set tertentu; 5 menghitung total nilai daya tarik dengan
mengalikan bobot dengan nilai daya tarik; 6 menghitung jumlah total nilai daya tarik. Jumlah ini mengungkapkan strategi mana yang paling menarik dalam setiap
strategi. Semakin tinggi nilai menunjukkan strategi tersebut semakin menarik, serta begitu juga sebaliknya. Berikut ini tabel QSPM.
Tabel 4. Matriks QSP
Faktor-faktor kunci Bobot
Alternatif strategi Strategi 1
Strategi 2 AS
TAS AS
TAS Peluang
Ancaman Kekuatan
Kelemahan
Jumlah total nilai daya tarik Keterangan: AS = nilai daya tarik, TAS = total nilai daya tarik
Nilai daya tarik 1 = tidak menarik tidak mempengaruhi, 2 = agak mempengaruhi, 3 = cukup mempengaruhi, 4 = sangat mempengaruhi
39
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN