3.3.3.2 Linieritas Linearity Kurva liniearitas metode diperoleh dari analisis larutan baku kerja stiren
dengan perlakuan sama seperti larutan uji yaitu perendaman waterbath pada 49
o
C selama 15 menit. Larutan baku kerja stiren dibuat dengan 6 konsentrasi baku kerja stiren yang berbeda yaitu 5 konsentrasi sesuai dengan konsentrasi untuk
kurva linieritas unjuk kerja instrumen 1 µgmL, 2 µgmL, 5 µgmL, 10 µgmL, 20 µgmL dan 1 konsentrasi di bawah hasil pengukuran sampel pada tahap
orientasi prosedur uji yaitu 0.50 µgmL. Dalam baku kerja tersebut masing- masing mengandung baku internal dengan konsentrasi 5 µgmL. Kurva linieritas
metode dibuat dengan memplotkan rasio area stiren dan baku internalnya sebagai sumbu y terhadap konsentrasi stiren sebagai sumbu x, sehingga diperoleh
persamaan linier y = ax + b. Persyaratan linieritas untuk metode analisis adalah mempunyai R
2
0.990 atau r 0.995 AOAC 2012. 3.3.3.3 Presisi Precision
Penentuan presisi metode dilakukan dengan melakukan analisis kadar stiren pada larutan uji sebanyak 7 tujuh ulangan dan analisis dengan GC-FID masing-
masing dilakukan 2 kali. Konsentrasi stiren dalam sampel ditentukan dari kurva linieritas metode kemudian ditentukan nilai rata-rata konsentrasinya dan nilai
RSD-nya. Persyaratan presisi metode adalah mempunyai nilai RSD sampel 23 x RSD Horwitz.
3.3.3.4 Akurasi Accuracy Penentuan akurasi metode ditentukan dari pengujian seperti untuk
penentuan presisi, namun selain larutan juga ditambahkan larutan baku stiren 250 µL dari baku stiren induk kemudian ditambahkan heptana hingga 50 mL.
Pembuatan larutan tersebut dilakukan 7 tujuh ulangan, dan analisis dengan GC- FID sebanyak 2 dua kali. Konsentrasi stiren dihitung dengan menggunakan
kurva linieritas stiren metode. Perbandingan nilai konsentrasi stiren yang terukur setelah dikurangi dengan konsentrasi dalam sampel dengan konsentrasi baku
stiren yang ditambahkan merupakan recovery, dengan rumus sebagai berikut :
Persyaratan recovery berdasarkan AOAC 2012 pada konsentrasi sekitar 100 µgg adalah 85–110 .
3.3.4.5 LOD dan LOQ Diperoleh dari kurva linearitas validasi metode uji, dengan prinsip
perhitungan seperti pada penentuan LOD dan LOQ alat.
Recovery = Konsentrasi hasil pengukuran - konsentrasi sampel Konsentrasi baku standar yang ditambahkan
x 100
4 HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Unjuk Kerja Instrumen GC-FID
Unjuk kerja instrumen GC-FID dilakukan sebelum pengukuran konsentrasi stiren, untuk memastikan bahwa instrumen GC-FID dapat digunakan dengan
memberikan hasil kromatogram yang baik dan sesuai dengan tujuan analisis. Unjuk kerja instrumen yang dilakukan terdiri dari penentuan linieritas, presisi dan
LOD LOQ. Sebelum melakukan linieritas, maka terlebih dahulu mengetahui profil kromatogram dari pelarut heptana, baku stiren dari beberapa konsentrasi
dan baku internal. Profil kromatogram dari pelarut yaitu heptana penting untuk mengetahui puncak yang ada dalam pelarut heptana atau cemarannya sebelum
penambahan baku stiren dan baku internal. Profil kromatogram baku stiren dan baku internal untuk mengetahui dan memastikan ketepatan waktu retensi dari
puncak yang dihasilkan. Berdasarkan kromatogram yang dihasilkan, waktu retensi Rt dari baku stiren sekitar menit ke 7 dan waktu retensi Rt dari baku
internal 1,2,4,5- tetrametilbenzena menit ke 10.
Dalam penentuan linieritas dilakukan dengan membuat baku kerja beberapa konsentrasi yang diperoleh dari baku induk stiren dan penambahan baku internal
dengan konsentrasi tetap. Perhitungan konsentrasi baku induk stiren, baku internal dan baku kerja seperti pada Lampiran 1. Hasil profil kromatogram baku
kerja linieritas instrumen seperti pada Lampiran 2, sedangkan hasil pengukuran luas area baku kerja dan baku internal seperti pada Lampiran 3. Kemudian
dihitung persamaan regresi kurvanya dengan menplotkan antara rata-rata rasio luas area stiren dan baku internal sumbu Y dan konsentrasi baku kerja sumbu
X seperti pada Tabel 4.1. Hasil perhitungan statistik kurva memberikan niai R
2
= 0.999 dengan persamaan linieritas y= 0.206x - 0.001. Nilai R
2
= 0.999 memenuhi syarat kriteria linieritas instrumen. Kurva linieritas seperti pada Gambar 4.1.
Tabel 4.1 Konsentrasi baku kerja dan rasio area stiren dan baku internal pada uji linieritas unjuk kerja instrumen GC-FID
Baku kerja Konsentrasi
Baku kerja µgmL
Sumbu X Rasio area
Sumbu Y
Baku kerja 1 1.00
0.21 Baku kerja 2
2.01 0.39
Baku kerja 3 5.02
1.05 Baku kerja 4
10.04 2.08
Baku kerja 5 20.08
4.13
Gambar 4.1 Kurva linieritas instrumen GC-FID untuk pengukuran larutan standar stiren dengan baku internal 1,2,4,5- tetrametilbenzena pada unjuk
kerja instrumen
Berdasarkan Tabel 4.2 tersebut nilai RSD waktu retensi dan luas area dari stiren adalah 0.01 dan 0.61 , sedangkan baku internal 0.01 dan 0.45 . Nilai
RSD waktu retensi dan area stiren dan baku internal tersebut memenuhi persyaratan presisi instrumen sebesar 2.0 menurut JECFA 2006
Tabel 4.2 Nilai presisi RSD hasil unjuk kerja instrumen dari stiren dan baku internal
Pengulangan Stiren
Baku internal Waktu
retensi Rt Luas area
Waktu retensi
Rt Luas area
1 7.01
13039 10.00
12607 2
7.01 12936
10.00 12615
3 7.01
12917 10.00
12702 4
7.01 12978
10.00 12601
5 7.01
12796 10.00
12640 6
7.01 12875
10.00 12651
7 7.01
12975 10.00
12758 Rata-rata
SD RSD
7.01 0.00
0.01 12931
78.86 0.61
10.00 0.00
0.01 12654
57.28 0.45
Limit of Detection LOD dan Limit of Quantification LOQ dari instrumen
ditentukan untuk mengetahui batas minimal yang dapat terdeteksi maupun yang terkuantisasi pada instrumen GC-FID dalam kondisi yang sudah ditentukan.
Penentuan LOD dan LOQ pada penelitian ini adalah mencari rasio signal terhadap noise
SN dari kromatogram baku kerja yang digunakan pada saat menentukan