Polistiren Validasi metode analisis kandungan spesifik residu total monomer stiren pada kemasan polistiren busa dengan simulan panga
dipolimerisasi biasanya dengan menggunakan peroksida sebagai oksidator diaduk hingga campuran reaksi terkonsentrasi menjadi polimer akibat adanya
proses pencampuran yang efisien dan perpindahan panas yang baik. Umumnya, larutan tersebut mengandung sekitar 30 polimer dengan kekentalan yang sesuai
untuk diolah lebih lanjut Dolbery 2000.
Polystyrene PS adalah polimer serbaguna yang digunakan dalam beragam aplikasi baik dalam polistiren busa polystyrene foamexpanded polystyrene-EPS
dan polistiren tahan benturtekanan high impact polystyrene-HIPS. Jenis polistiren lain yaitu General purpose polystyrene GPS mempunyai karakteristik
jelas clear dan keras yang digunakan dalam kemasan, laboratory ware, dan elektronik. Sifat fisik dan properti pengolahan yang sangat baik ini membuat
polistiren cocok untuk banyak aplikasi daripada plastik lainnya Meenakshi et al. 2002.
Styrofoam adalah nama dagang yang diberikan untuk jenis expanded
polystyrene EPS yang digunakan dalam bentuk busa untuk kemasan serta isolasi
di berbagai bidang industri di dunia Kan dan Demirboga 2009. EPS banyak digunakan di pasaran, dicetak menjadi lembaran untuk thermoforming ke nampan
trays untuk kemasan ikan, daging dan keju, rak telur, tempat makanan dan
cangkir. Keduanya baik lembaran busa maupun kotak tempat makanan dibentuk secara ekstensif digunakan pangan siap saji di restoran karena mereka ringan,
kaku dan memiliki kemampuan isolasi termal yang sangat baik.
Tabel 2.2 Tipe pangan
a
Tipe Bahan pangan dan pangan olahan
I Tidak bersifat asam pH 5,0, produk - produk mengandung air, dapat
mengandung garam atau gula atau keduanya. II
Bersifat asam, produk - produk mengandung air, dapat mengandung garam atau gula atau keduanya, termasuk mengandung emulsi minyak dalam air
dengan kandungan lemak rendah atau tinggi. III
Produk mengandung air, asam atau tidak asam, mengandung minyak atau lemak bebas, dapat mengandung garam termasuk mengandung emulsi air
dalam minyak dnegan kandungan lemak rendah atau tinggi. IV
Produk susu dan turunannya : A. Emulsi air dalam minyak, kandungan lemak rendah atau tinggi
B. Emulsi minyak dalam air, kandungan lemak rendah atau tinggi V
Lemak dan minyak mengandung sedikit air VI
Minuman : A. Mengandung sampai 8 alkohol
B. Non- alkohol C. Mengandung lebih dari 8 alkohol
VII Produk roti selain yang disebut pada tipe pangan VIII dan IX tabel :
A. Roti lembab dengan permukaan mengandung minyak atau lemak bebas B. Roti lembab dengan permukaan tanpa mengandung minyak atau lemak
bebas VIII
Padat kering dengan permukaan tanpa mengandung minyak atau lemak bebas.
IX Padat kering dengan permukaan mengandung minyak atau lemak bebas
a
Sumber : Badan POM 2011 dan FDA 2009
Polistiren digunakan antara lain untuk mengemas makanan dengan rentang suhu yang bervariasi dan kemungkinan monomer stiren yang terdapat dalam
polistiren tersebut dapat bermigrasi ke dalam pangan dan selanjutnya masuk ke dalam tubuh. Migrasi monomer stiren selain dipengaruhi oleh suhu, juga
dipengaruhi oleh lama kontak dan tipe pangan. Semakin tinggi suhu dan semakin lama kontak serta makin besar kadar lemak, maka akan semakin besar pula
migrasinya. Selain itu, minuman yang mengandung alkohol ataupun bersifat asam juga dapat meningkatkan laju migrasi Centre for Food Safety 2009
. Bahaya dari stiren terhadap kesehatan antara lain:
a. Berdasarkan International Agency for Research on Cancer IARC 1994, stiren diklasifikasikan menjadi kelompok 2B yaitu senyawa yang diduga dapat
menyebabkan kanker pada manusia, kanker limpatik dan hematopoiesis. Penelitian lebih lanjut dapat menginduksi kanker melalui efek genotoksisitas
pada semua jenis kanker, efek sitotoksik pada metabolit di paru tikus, dan immunosuppression
pada kanker lymphohematopoietic Department of Health and Human Services
2011; b. Berpotensi melemahkan aktivitas estrogen, yang dapat mengganggu jalur
diferensiasi seks gonad pada hewan spesies hewan spesies Rana rugosa Ohtani et al. 2001;
c. Penelitian lebih lanjut dapat meningkatkan nekrosis sel mononuklear tali pusat manusia Diodovichet al. 2009 dan paparan stiren pada dosis tinggi juga
dapat menyebabkan efek genotoksik, efek DNA tersebut tergantung pada tingkat paparan dari sel target, aktivasi metabolisme oksida dari stiren dan
efisiensi detoksifikasinya Speit dan Henderson 2005;
d. Pemberian stiren trimer pada tikus yang sedang hamil dapat menyebabkan aktivitas estrogenik, sehingga mengakibatkan terhambatnya pertumbuhan
organ genital pada keturunan tikus jantan Ohyama et al. 2007, stiren trimer juga dapat meningkatkan hormon tiroid Yanagiba et al. 2008.
Tabel 2.3 Prosedur pengujian dan simulan pangan
a
No Kondisi Penggunaan
Tipe Pangan Pelarut Simulan Pangan
Air Heptana
Alkohol 8 Alkohol 50
suhu dan waktu suhu dan waktu
suhu dan waktu suhu dan
waktu A
Sterilisasi panas suhu tinggi 100° C
I, IV-B, VII-B 121°C, 2 jam
- -
- III, IV-A, VII-
A 121°C, 2 jam
66°C, 2 jam -
- B
Sterilisasi pada titik didih air
II 100°C, 30
menit -
- -
III, VII-A 100°C, 30
menit 49°C, 30 menit
- -
C Pengisian panas atau
pasteurisasi diatas 66°C II, IV-B, VII-B
Diisi pada suhu didih,
didinginkan hingga 38°C
- -
-
III, IV-A, VII- A
Diisi pada suhu didih,
didinginkan hingga 38°C
49°C, 15 menit -
-
V, IX -
49°C, 15 menit -
-
Tabel 2.3 Prosedur pengujian dan simulan pangan
a
lanjutan
No Kondisi Penggunaan
Tipe Pangan Pelarut Simulan Pangan
Air Heptana
Alkohol 8 Alkohol 50
suhu dan waktu suhu dan waktu
suhu dan waktu suhu dan
waktu
D Pengisian panas atau
pasteurisasi dibawah 66°C
II,IV-B,VI-B, VII-B
66°C, 2 jam -
- -
III,IV-A, VII 66°C, 2 jam
38°C, 30 menit -
- V, IX
- 38°C, 30 menit
- -
VI-A -
- 66°C, 2 jam
VI-C -
- -
66°C, 2 jam E
Pengisian suhu ruangan dan disimpan tanpa
perlakuan suhu dalam wadah
I,II,IV-B,VI-B, VII-B
49°C, 24 jam -
- -
III, IV-A, VII- A
49°C, 24 jam 21°C, 30 menit
- -
V, IX -
21°C, 30 menit -
- VI-A
- -
49°C, 24 jam VI-C
49°C, 24 jam
F Penyimpanan dingin,
tanpa perlakuan suhu dalam wadah
III, IV-A, VII- A
21°C, 48 jam 21°C, 30 menit
- -
I,II,IV-B,VI-B, VII-B
21°C, 48 jam -
- -
VI-A -
- 21°C, 48 jam
VI-C -
- -
21°C, 48 jam
G Penyimpanan beku,
tanpa perlakuan suhu dalam wadah
I,II,IV-B,VI-B, VII-B
21°C, 24 jam -
- -
III, VII-A 21°C, 24 jam
21°C, 30 menit -
- H
Penyimpanan beku, siap disajikan untuk
dipanaskan kembali dalam wadah pada
waktu digunakan: I,II,IV-B,VI-
B, VII-B 100°C, 30
menit -
- -
1. Mengandung air, atau emulsi minyak dalam
air dari kadar lemak tinggi atau rendah
I,II,IV-B 100°C, 30
menit -
- -
2. Mengandung air, mengandung kadar
minyak atau lemak bebas tinggi atau rendah
III, IV-A, VII- A, IX
100°C, 30 menit
49°C, 30 menit -
a
Sumber : Badan POM 2011 dan FDA 2009