Karakteristik Morfologi dari Bambu Setelah Pra-perlakuan

dibandingkan struktur fase monoklinik, sehingga memperbaiki ketercernaan selulosa Wada dan Okano 2001. Setelah bambu diiradiasi selama 12.5 menit 330 W, struktur monoklinik bertransformasi menjadi struktur triklinik. Pada peningkatan daya, transformasi struktur kristal selulosa alomorf cenderung meningkat dan lebih kerasnya kondisi pra-perlakuan selulosa monoklinik menjadi produk akhir. Hal ini didukung oleh penelitian sebelumnya Sassi et al. 2000 berkaitan dengan perlakuan panas dan kecenderungan pertambahan waktu Hayashi et al.1998a,b. Tabel 3.3 Struktur kristal selulosa alomorf dan ukuran kristal pada bambu setelah pra-perlakuan gelombang mikro Ukuran kristal selulosa bambu bervariasi pada bidang kisi 101, 10- 1 dan 002. Ukuran kristal terbesar pada bidang kisi 002 6.19 nm ditemukan setelah iradiasi selama 12.5 menit 550 dan 770 W dan 10 menit 550 W. Dibandingkan dengan ukuran kristal setelah pra-perlakuan biologis pada bambu, nilai ini lebih tinggi Tabel 2.7. Selain itu, ukuran kristal serat batang rami, jerami gandum dan kapas yang dilaporkan dalam studi sebelumnya Gumuskaya dan Usta 2002, Gumuskaya et al. 2003 lebih rendah dari data dalam penelitian ini. Panjang daerah kristalin digambarkan oleh ukuran kristalin pada bidang kisi 040. Secara umum peningkatan daya dan waktu iradiasi gelombang mikro memiliki pengaruh yang hampir sama terhadap panjang daerah kristalin.

3.3.5 Pola Degradasi

Pola degradasi bambu selama pra-perlakuan gelombang mikro pada berbagai kondisi daya dan waktu iradiasi ditentukan dengan analisis FTIR Tabel 3.4 dan Gambar 3.4. Perubahan relatif dalam intensitas puncak Pra-perlakuan Gelombang mikro Ukuran kristal nm Struktur kristal alomorf Daya W Iradiasi menit D 101 D 10-1 D 002 D 040 d 101 d 10-1 z 5.46 8.71 5.59 16.52 0.5824 0.5349 -45.47 I β 330 5 10.10 - 5.85 14.93 0.6019 0.5507 -26.66 I β 7.5 5.84 7.97 5.70 21.53 0.5876 0.5342 -35.97 I β 10 13.35 - 5.77 20.44 0.6118 0.5413 -1.46 I β 12.5 4.80 4.80 5.68 40.89 0.6345 0.5562 23.47 Iα 550 5 17.79 6.46 5.32 20.44 0.6195 0.5400 12.65 Iα 7.5 5.35 - 5.74 25.06 0.5576 0.5342 -86.92 I β 10 9.83 - 6.19 16.88 0.6135 0.5323 9.52 Iα 12.5 13.35 - 6.19 12.15 0.6102 0.5407 -3.71 I β 770 5 9.01 5.86 5.92 26.76 0.6077 0.5224 8.59 Iα 7.5 16,24 - 5.70 30.34 0.6291 0.5439 25.37 Iα 10 19.66 4.83 5.74 26.76 0.6399 0.5558 33.02 Iα 12.5 5.94 8.72 6.19 26.78 0.5653 0.5199 -60.88 I β lignin pada bilangan gelombang 1512 cm -1 gugus aromatik skeletal dalam lignin terhadap puncak karbohidrat yaitu pada bilangan gelombang 1736 C=O dalam xylan, 1373 deformasi C-H dalam selulosa dan hemiselulosa, 1165 vibrasi C-O-C dalam selulosa dan hemiselulosa, 897 cm -1 deformasi C-H atau regangan C-O- C pada ikatan β glikosida sebagai karakteristik selulosa dihitung dari tinggi puncak dan luas daerahnya Pandey dan Pitman 2003. Gambar 3.4 Spektra FTIR pada bambu setelah pra-perlakuan gelombang mikro pada 1 1736 cm -1 , 2 1512 cm -1 , 3 1373 cm -1 , 4 1165 cm -1 ,5 897 cm -1 . 330 W 770 W 550 W